Anda di halaman 1dari 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT PENGETAHUAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INTENSI PENGGUNAAN KOSMETIK TRADISIONAL DI KALANGAN
MAHASISWI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :
Brain Gerald Hukom
NIM : 118114085

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT PENGETAHUAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INTENSI PENGGUNAAN KOSMETIK TRADISIONAL DI KALANGAN
MAHASISWI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :
Brain Gerald Hukom
NIM : 118114085

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan ini dipersembahkan untuk :


1. Orang tua serta keluargaku.
2. Teman-teman dan kalangan akademis.
3. Orang yang ingin menambah pengetahuan.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Tiada kata lain yang mampu penulis panjatkan kecuali puji syukur kepada Bapa
di Surga. Sebab karena kemurahan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini belum sempurna, namun penulis berharap skripsi
ini mampu memberi kontribusi bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam keseluruhan proses pembuatan skripsi, penulis banyak mendapat
dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
penulis menghaturkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Kedua orang tua penulis , Zakarias Frans Mores Hukom dan Barbara Elena
Nanlessy dengan segala pengorbanan, doa restu dan nasihat yang tak akan
pernah penulis lupakan. Serta kakak dan adik penulis yang juga
menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Aris Widayati, M.Si,, Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing yang telah membimbing
dan memotivasi penulis hingga skripsi ini selesai.
3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani M.Sc., Apt.
selaku dosen penguji, terimakasih atas masukannya sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik..
4. Teman-teman yang menjadi sumber inspirasi dan semangat yang tak pernah
berakhir.
5. GabeN selaku CEO dari Valve Group.
6. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini dan tidak dapat
disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang dibuat jauh dari sempurna
karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………... iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………..……….... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA …………………………………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. vii
PRAKATA ………………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ... ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….... xi
ABSTRAK…………………………………………………………………. ... xii
ABSTRACT…………………………………………………………………. xii
PENDAHULUAN ………………………………………………… ……....... 1
METODE PENELITIAN …………………………………………………. … 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………. ….. … 6
KESIMPULAN…………………………………………………………….. … 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 18
LAMPIRAN………………………………………………………………....... 21
BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………... 36

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Responden …………………………………………......... 6

Tabel II. Pola Penggunaan Kosmetik Tradisional ……………………….............. 8

Tabel III. Pengetahuan Responden mengenai kosmetik …………………............... 9

Tabel IV. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Kosmetik Tradisional ... ….. 11

Tabel V. Tingkat Attitude Penggunaan Kosmeti Tradisional ……………… . 12

Tabel VI. Tingkat Subjective Norm penggunaan Kosmetik Tradisional……........... 12

Tabel VII. Tingkat Perceived Behavioral Control Penggunaan Kosmetik Tradisional. 13

Tabel VIII. Tingkat Intensi Penggunaan Kosmetik Tradisional ……………………... 14

Tabel IX. Hasil Uji Regresi Logistik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi….. 15

Penggunaan Kosmetik Tradisional Responden

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance …………………………………………… 21

Lampiran 2. Surat izin penelitian ……………………………………….. 22

Lampiran 3. Informed Consent ………………………………………….. 23

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian ……………………………………….. 24

Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………. 31

Lampiran 6. Hasil Data Penelitian ……………………………………… 33

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan penting untuk sebagian besar wanita
dan semakin berkembangnya waktu, penggunaan produk kosmetik cenderung terus
meningkat. Sementara itu tingkat pengetahuan masyarakat masih belum memadai.
Penelitian ini bertujuan memberi gambaran tingkat pengetahuan dan faktor yang
mempengaruhi intensi penggunaan kosmetik tradisional di kalangan mahasiswi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan cross
sectional. Responden adalah mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.
Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner yang digunakan untuk mengukur
tingkat pengetahuan responden tentang kosmetik tradisional dan faktor yang
mempengaruhi intensi penggunaan kosmetik tradisional di kalangan mahasiswi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengacu pada kerangka
Theory Planned Behavior (Attitude, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control).
Analisis data menggunakan analisis regresi logistik dengan bantuan program
pengolah data.
Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 80% responden memiliki tingkat
pengetahuan yang baik. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, faktor-faktor yang
secara signifikan mempengaruhi intensi penggunaan kosmetik tradisional adalah
attitude dan subjective norm (p<0,05).

Kata kunci : kosmetik tradisional, pengetahuan, attitude, subjective norm, perceived


behavioral control, intensi

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Cosmetics is one of the important needs for most women and the growing time,
the use of cosmetic products continues to increase. Meanwhile, the level of
community knowledge is still inadequate. This research allows to illustrate the level
of knowledge and factors influencing the use of traditional cosmetics among female
students of the Faculty of Pharmacy, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This was an analytic observational study with cross sectional design. Respondent
is female student of Faculty of Pharmacy, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
Sample determination was done by purposive sampling method. The research
instrument used to measure the level of respondents knowledge about traditional
cosmetics and factors that influencing the traditional use among female students of
the Faculty of Pharmacy, Sanata Dharma University, Yogyakarta on the tab of
Theory of Behavior of Planned Attitude (Attitude, Subjective Norm, Role of
Behavior). Data analysis using logistic regression analysis with the help of data
processing program.
Based on research results, 80% of respondents have a good level of knowledge.
Based on the results of logistic regression analysis, the factors significantly affect
traditional habits and subjective behavior (p <0.05).

Keywords: traditional cosmetics, knowledge, attitude, subjective norm, behavior


perception, intention

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia. Produk-Produk kosmetik
tersebut dipakai secara berulang setiap hari, sehingga diperlukan persyaratan
aman untuk dipakai. Kosmetik berasal dari kata kosmetikos (Yunani) yang berarti
“keterampilan menghias, mengatur” (Tranggono, 2007). Bahan yang dipakai
dalam usaha mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang
terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami
tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan
(Wasitaatmadja, 1997).
Dewasa ini terdapat ribuan kosmetik yang dipasarkan. Kosmetik tersebut
adalah produk pabrik kosmetik di dalam dan luar negeri yang jumlah produknya
telah mencapai angka ribuan. Data terakhir menunjukkan lebih dari 300 pabrik
kosmetik terdaftar secara resmi di Indonesia, dan diperkirakan ada sejumlah dua
kali lipat pabrik kosmetik yang tidak terdaftar secara resmi yang berupa usaha
rumahan atau salon kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Survei lingkup nasional terkait kelayakan kosmetik menyatakan dari 7.776
sampel kosmetik terdapat 27 (1,25%) sampel yang tidak memenuhi syarat mutu
(TMS). Selain itu pabrik produksi kosmetik yang berjumlah 115 unit terdapat 97
(79,13%) menggunakan bahan merkuri (Hg) sebagai bahan dari pembuatan
kosmetik. Menurut penelitian Livia tahun 2011, akibat dari penggunaan merkuri
dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan dampak negatf pada kesehatan
manusia. Penggunaan bahan merkuri dalam kosmetik dapat membahayakan
kesehatan dan dilarang penggunaannya sebagaimana tercantum dalam peraturan
Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/PER/V/1998 (PERMENKES,1998).
Pemilihan produk kosmetik pada saat ini bisa dilakukan di toko maupun
secara online. Sebelum membeli produk kecantikan sikap masyarakat cenderung
hanya memperhatikan manfaat, cara pakai, waktu kadaluarsa, kesesuaian jenis
produk yang dibeli, dan penggunaannya. Dampak dari sikap tersebut akan
memotivasi seseorang untuk berperilaku memilih serta menggunakan kosmetik

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanpa memperhatikan komposisi bahan dengan kandungan merkuri (Tringani,


2011).
Munculnya sebuah tren menggunakan bahan herbal (green cosmetic)
meningkatkan adanya kesadaran konsumen akan penggunaan produk yang ramah
lingkungan (environment friendly). Kosmetik yang menggunakan bahan dasar
alami semakin banyak diproduksi. Hal ini mendorong produsen kosmetik untuk
lebih kreatif dalam menciptakan produk kosmetik yang ramah lingkungan
(Weddy, 2016).
Di Indonesia produk kosmetik yang ramah lingkungan mungkin masih asing
di masyarakat awam. Dalam peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan
Makanan, bagian Direktorat penilaian Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan
Kosmetik terdapat divisi seksi penilaian Kosmetik Tradisional (BPOM RI,
2001). Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Kosmetik Tradisional diharapakan
lebih ramah lingkungan. Kosmetik Tradisional adalah kosmetik alamiah atau
kosmetik asli yang dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau
yang telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar kita
(Tranggono dkk, 2007).
Perempuan cenderung menggunakan kosmetik yang menjadi gaya hidupnya.
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mempunyai jumlah
mahasiswa perempuan yang relatif banyak. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan dan faktor yang mempengaruhi intensi
penggunaan kosmetik tradisional di kalangan mahasiswi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah observasional analitik karena penelitian ini


dilakukan untuk mengamati suatu fenomena yang terjadi di masyarakat.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi potong lintang
(cross sectional) yaitu penelitian yang dilakukan pada satu titik waktu, artinya
penelitian terhadap subjek dilakukan satu kali saja dalam jangka waktu tertentu
tanpa adanya tindak lanjut (Notoadmodjo, 2010).
Subjek penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Kriteria inklusi sampel yang akan direkrut sebagai
responden adalah mahasiswi Fakultas Farmasi yang sudah melewati tahun
pertama perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan bersedia
berpatisipasi dalam mengisi informed consent dengan lengkap serta
mengembalikan kuesioner. Pengamblian data dilakukan pada bulan Juni – Juli
2017. Penentuan sampel dilakukan dengan metode non random sampling yaitu
setiap individu tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih menjadi
sampel dalam penelitian melainkan dipilih dengan mempertimbangkan tujuan
yang telah ditentukan peneliti (Sugiyono, 2010).
Variabel penelitian ini terdiri dari attitude, subjective norm dan perceived
behavioral control sebagai variabel bebas dan intensi sebagai variabel terikat.
Attitude dalam penelitian ini adalah persepsi responden mengenai konsekuensi
menggunakan kosmetik tradisional serta evaluasi mengenai konsekuensi
tersebut. Subjective norm dalam penelitian ini adalah persepsi responden
terhadap pihak-pihak yang dianggap berperan terhadap responden untuk
menggunakan kosmetik tradisional. Perceived behavioral control dalam
penelitian ini adalah persepsi responden terhadap kemampuannya (sulit atau
mudah) untuk menggunakan kosmetik tradisional. Intensi dalam penelitian ini

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah tindakan dari responden apakah ada niat untuk menggunakan kosmetik
tradisional atau tidak.
Penelitian yang dilakukan telah mendapat izin dari Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Prosedur yang digunakan dalam
penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta dengan nomor
416/C.16/FK2017.
Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Sugiyono, 2006).

Dimana : n = Ukuran Sampel


N = Ukuran populasi (385 mahasiswi)
e = Taraf kesalahan (error) sebesar 0.05 (5%).
Hasil perhitungan sampel adalah sebesar 196 responden, dengan
perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

~ 196

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kuesioner


Theory Planned Behavior yang terdiri dari 7 bagian yaitu screening, profil
responden, pengetahuan, attitude, subjective norm, perceived behavioral control
dan intensi. Pertanyaan pada bagian screening dan profil responden diberikan
pilihan jawaban yang bersifat multiple choice. Pada aspek pengetahuan,
responden memilih salah satu jawaban dari pernyataan yang dibuat sesuai
dengan apa yang responden ketahui. Pilihan jawaban yang disediakan adalah ya;
tidak; dan tidak tahu. Pada aspek attitude, subjective norm dan perceived

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

behavioral control menggunakan pilihan jawaban skala Likert (Sangat Tidak


Setuju, Tidak Setuju, Setuju dan Sangat Setuju). Pada aspek intensi
menggunakan skala kontinyu 0 sampai 6.
Pada penelitian ini validasi instumen dilakukan melalui dua tahap berupa
uji validitas konten dan uji pemahaman bahasa yang selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan metode professional judgement. Uji
pemahaman bahasa dilakukan pada 5 responden dan uji reliabilitas dilakukan
kepada 30 responden yang memiliki karakteristik yang mirip dengan subjek
penelitian, yaitu mahasisiwi Fakultas Farmasi yang datanya sudah dicatat dan
tidak dimasukkan ke dalam subjek penelitian. Uji reliabilitas dinyatakan dengan
melihat nilai Cronbach Alpha (α). Dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha
> 0,60 (Budiman dan Riyanto, 2013). Hasil uji reliabilitas pada kuesioner
penelitian ini didapat nilai Cronbach Alpha (α) 0,775.

Pengolahan Data

Analisis pengetahuan, attitude, subjective norm dan perceived behavioral


control dilakukan dengan cara skoring. Untuk aspek pengetahuan apabila
jawaban responden benar diberi skor 2, jika jawaban salah ataupun tidak tahu
akan diberi skor 1. Analisis aspek attitude, subjective norm dan perceived
behavioral control dilakukan dengan cara skoring untuk skala Likert. Pada
pernyataan positif (favorable), jika responden menjawab dengan sangat setuju
diberi skor 2, setuju diberi skor 1, tidak setuju diberi skor -1 dan sangat tidak
setuju diberi skor -2. Pada pernyataan negative (unfavorable), jika responden
menjawab sangat setuju diberi skor -2, setuju diberi skor -1, tidak setuju diberi
skor 1 dan sangat tidak setuju diberi skor 2. Kuesioner yang digunakan mengacu
pada Theory Planned Behavior, sehingga untuk perhitungan setiap aitem pada
bagian attitude, subjective norm dan perceived behavior dilakukan secara
berpasangan untuk masing-masing pertanyaannya sebagai konfirmasi. Untuk
pernyataan utama diberikan skor 2 jika responden menjawab sangat setuju,

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

setuju diberi skor 1, tidak setuju diberi skor -1, sangat tidak setuju diberi skor -2.
Sedangkan untuk pernyataan konfirmasi, sangat setuju diberi skor 4, setuju
diberi skor 3,tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
Selanjutnya menjumlahkan skor dari tiap responden dan mengkategorikan
tingkat pengetahuan, attitude, subjective norm dan perceived behavioral control
responden.
Kategori tingkat pengetahuan, aspek attitude, subjective norm dan perceived
behavioral control dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu baik jika nilainya ≥ 80
dan kurang jika ≤ 80. Nilai 80 merupakan median dari data yang digunakan dan
menjadi standar karena data tidak terdistribusi normal. Analisis data
menggunakan teknik statistik regresi logistik. Skala kontinyu variabel terikat
pada analisis ini diubah menjadi kategorik, dimana skala 1 sampai 6
menunjukkan adanya intensi mahasiswi untuk menggunakan kosmetik
tradisional dan diberi skor 1, sedangkan skala 0 menunjukkan tidak ada intensi
diberi skor 0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden dan Pola Penggunaan Kosmetik Tradisional

Responden pada penelitian ini sebanyak 196 mahasiswi Fakultas Farmasi


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penelitian ini, karakteristik
responden yang akan dibahas meliputi usia, semester studi dan uang saku per
bulan yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 1. Karakteristik Responden


No Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%)
(n = 196)
1. Usia
18-26 tahun 196 100

2. Semester
84 43
4 96 49
6 10 5
8 6 3
>8
3. Uang saku perbulan
Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 130 67
Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000 34 17
Rp 2.00.001 – Rp 3.000.000 26 13
> Rp 3.000.000 6 3

1. Usia
Dari hasil penelitian didapatkan rentang usia yang beragam dari 18-26 tahun
(lihat Tabel 1). Usia produktif menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011 adalah sekelompok penduduk yang
berusia 15-44 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan semua responden berada
pada rentang usia produktif. Adanya perbedaan usia akan menyebabkan
perbedaan selera dalam membeli atau mengonsumsi suatu produk (Sumarwan,
2002)
Menurut Wawan dan Dewi (2011), salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah usia. Semakin cukup usia seseorang, maka kemampuan
berpikir akan lebih matang dan lebih dipercaya, sehingga akan berhubungan
dengan hal-hal yang diketahui responden terhadap penggunaan kosmetik
tradisional. Usia akan berpengaruh terhadap perilaku kosmetik tradisional
terkait dengan pengalaman seseorang terhadap pemilihan penggunaan kosmetik
tradisional.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Semester studi
Pada penelitian ini subjek penelitian yang ditetapkan sebagai kriteria inklusi
adalah mahasiswi Fakultas Farmasi yang sudah melewati tahun pertama
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dapat dilihat pada Tabel
1 bahwa responden dari semester 6 (49%) adalah kelompok dengan tingkat
jumlah responden terbesar yaitu 96 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat semester studi akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara
berfikir, cara pandang dan persepsi. Disamping itu, beberapa mahasiswi dari
Fakultas Farmasi ada yang sudah mengikuti kuliah tentang bahan alam dan
sintesis, dan juga dimungkinkan terdapat mahasiswi yang mengikuti materi
kuliah tentang kosmetik ( Tafsia, 2017). Dengan adanya mahasiswi yang sudah
mengikuti materi kuliah tentang kosmetik dimungkinkan berpengaruh terhadap
seberapa besar tingkat pengetahuan mahasiwi tentang kosmetik secara umum
dan kosmetik tradisional.

3. Uang saku per bulan


Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 1), sebanyak 67% (130 responden)
mendapat uang saku per bulan antara Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000.
Menurut penelitian Primianty (2008), perbedaan jumlah uang saku yang dimiliki
remaja putri dapat mempengaruhi perilaku remaja putri terhadap citra perempuan
cantik dalam iklan kosmetik di media elektronik. Hal ini berpengaruh terhadap
perilaku mahasiswi dalam memilih produk-produk kosmetik yang ingin
digunakannya, termasuk juga dalam pembelian kosmetik tradisional.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Pola Penggunaan Kosmetik Tradisional


Tabel 2. Pola Penggunaan Kosmetik Tradisional

No Pola Penggunaan Jumlah Persentase (%)


(N= 196)
1. Pernah menggunakan produk 147 75
kosmetik tradisional
2. Saat ini menggunakan kosmetik 69 35
tradisional
3. Frekuensi pemakaian
Setiap hari 102 52
Satu minggu sekali 29 15
Dua minggu sekali 10 5
Satu bulan sekali 6 3
4. Frekuensi pembelian
1 bulan sekali 61 31
2 bulan sekali 18 9
3 bulan sekali 45 23
4 bulan sekali 23 12
5. Biaya pengeluaran membeli
kosmetik
< Rp 100.000 118 60
Rp 100.001-Rp 300.000 23 12
Rp 300.001-Rp 500.000 - -
> Rp 500.000 6 3
6. Jenis kosmetik tradisional
Skin care 102 52
Decorative 4 2
Hygiene 10 5
Lebih dari satu 31 16
7. Bentuk kosmetik
Lotion 39 20
Riasan 49 25
Parfum/Deodorant - -
Lebih dari satu 59 30
8. Merek kosmetik
Wardah 59 30
Mustika Ratu 35 18
Marta Tilaar 47 24
Lainnya ( Sariayu dan Purbasari) 6 3

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa hanya 75% (147 responden) yang
saat ini menggunakan kosmetik tradisional. Sebanyak 52% (102 responden)
menggunakan kosmetik tradisional setiap harinya. Sebanyak 31% (61
responden) menyatakan membeli kosmetik tradisional setiap 1 bulan sekali.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Harga produk kosmetik tradisional yang digunakan oleh responden


beragam. Sebagian besar responden 60% (118 responden) menyatakan bahwa
produk kosmetik tradisional yang dibeli memiliki harga kurang dari Rp 100.000.
Untuk jenis kosmetik tradisional yang digunakan oleh responden dikelompokkan
menjadi skin care, decorative dan hygiene, sebanyak 52% (102 responden)
menggunakan jenis kosmetik tradisional skin care.
Sebanyak 30% (59 responden) menggunakan bentuk kosmetik lebih dari
satu. Merek produk kosmetik tradisional sudah banyak yang bermunculan,
sebanyak 30% (59 responden) menggunakan produk kosmetik tradisional
bermerek Wardah.

5. Pengetahuan Tentang Kosmetik dan Kosmetik Tradisional


Tabel 3. Pengetahuan responden mengenai kosmetik, N = 196
No. Pernyataan Persentase jawaban (%)
(N=196)
Benar Salah
1. Kosmetik adalah kumpulan bahan atau campuran untuk 94 (184) 6 (12)
perawatan tubuh bagian luar.
2. Minyak telon merupakan salah satu contoh sediaan 60 (118) 40 (78)
kosmetik
3. Kosmetik tradisional adalah kosmetik yang bahan 96 (188) 4 (8)
bakunya berasal dari bahan alam dan digunakan secara
turun-temurun.
4. Salah satu kelebihan kosmetik tradisional dibanding 65 (127) 34 (69)
kosmetik dengan bahan sintetik yaitu memiliki efek
samping yang lebih ringan.
5. Bengkoang sebagai bahan kosmetik tradisional 40 (78) 60 (118)
berfungsi untuk mengurangi kulit berminyak
Keterangan : Jawaban benar dan salah sudah sesuai kunci jawaban.

Terdapat 5 pernyataan pengetahuan mengenai kosmetik (Tabel 3) yang dibahas


sebagai berikut.

1. Definisi kosmetik
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 94% responden (184 responden)
menjawab benar pada pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dapat mendefinisikan kosmetik sesuai dengan

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan definisi kosmetik yang tercantum dalam Peraturan Kepala BPOM RI


Nomor 19 tahun 2015. Dalam Peraturan BPOM RI Nomor 19 tahun 2015,
kosmetika didefinisikan sebagai sediaan yang digunakan untuk pemakaian
luar tubuh yang ditujukan untuk memperbaiki atau melindungi atau
memelihara penampilan (BPOM, 2015).
2. Bentuk dan jenis sediaan kosmetik
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10689 tahun 2011, tidak
mencantumkan minyak telon ke dalam bentuk dan jenis sediaan kosmetik.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (64%)
menjawab benar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tahu
tentang bentuk dan jenis sediaan kosmetik.
3. Definisi kosmetik tradisional
Tranggono (1992) mengungkapkan bahwa “Kosmetik Tradisional
adalah kosmetik alamiah atau kosmetika asli yang dapat dibuat sendiri
langsung dari bahan-bahan segar atau yang telah dikeringkan, buah-buahan
dan tanam-tanaman disekitar kita dengan cara tradisional yang diwariskan
turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang kita “(Retno, 1992:30). Dari
hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (96%) menjawab
benar. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tahu apa yang
dimaksud dengan kosmetik tradisional.

4. Kelebihan kosmetik tradisional dibanding kosmetik berbahan sintetik

Joshi (2015) menyatakan bahwa salah satu keuntungan menggunakan


kosmetik yang berbahan alami adalah “aman untuk digunakan, karena terbuat
dari bahan alam, orang tidak perlu khawatir terkenal ruam kulit atau
mengalami gatal pada kulit”. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa
sebagian besar responden (65%) menjawab benar. Hal ini menunjukkan

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebagian besar responden tahu tentang kelebihan kosmetik tradisional


dibanding kosmetik berbahan sintetik.

5. Bahan Kosmetik Tradisional


Menurut Dike (2011), sifat bengkoang yang memilik banyak
kandungan air yang bervitamin dan mengandung antioksidan sehingga sering
digunakan oleh industri kosmetik dalam pembuatan krim pemutih atau
penghalus wajah. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar
responden (60%) menjawab salah yang menunjukkan bahwa sebagian besar
responden tidak tahu tentang fungsi dari bengkoang sebagai bahan kosmetik
tradisional.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa sebagian besar


responden, yaitu sebanyak 80% (157 responden) memiliki tingkat
pengetahuan yang baik dan sebanyak 20% (39 responden) memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang.
Tabel 4. Tingkat pengetahuan responden terhadap kosmetik tradisional

Skor Kategori Jumlah Persentase (%)


Pengetahuan (N = 196)

<80 Kurang 39 20

>80 Baik 157 80

Total 196 100

Gambaran attitude, subjective norm dan perceived behavioral control penggunaan


kosmetik tradisional
1. Attitude

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5 . Tingkat attitude penggunaan kosmetik tradisional

Tingkat Attitude
Jumlah (N = 196) Persen (%)
Rendah (<14) 88 45
Tinggi ( 108 55
Total 196 100

Menurut Assael (2001) attitude didefinisikan kecenderungan yang dipelajari


untuk memberikan respon kepada obyek secara konsisten baik dalam rasa suka
maupun tidak suka. Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa 55% (108 responden)
dari total responden cenderung mempunyai sikap positif terhadap penggunaan
kosmetik tradisional, yang artinya sebagian besar responden memiliki niat yang
besar menggunakan kosmetik tradisional. Sedangkan 45% (88 responden) dari
total responden mempunyai sikap negatif, yang artinya memiliki niat yang kecil
untuk menggunakan kosmetik tradisional.

2. Subjective norm
Tabel 6. Tingkat subjective norm penggunaan kosmetik tradisional
Tingkat Subjective norm
Jumlah (N = 196) Persen (%)
Rendah (< 2) 53 27
Tinggi ( 143 73
Total 196 100

Subjective norm menunjukkan keyakinan individu atas ada tidaknya


dukungan dari figur-figur sosial jika ia melakukan suatu perilaku. (Fishbein &
Ajzen, 1975). Figur-figur sosial yang penting bisa saja termasuk di dalamnya
orang tua, teman dekat, suami atau istri, rekan kerja dan media cetak (Wijaya,
2007). Berdasarkan data pada Tabel 6, aspek subjective norm menunjukkan
bahwa 73% (143 responden) dari total responden mempunyai subjective norm
dengan kategori tinggi, yang berarti figur-figur sosial di lingkungannya

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berpengaruh terhadap intensi mahasiswi untuk menggunakan kosmetik


tradisional, sedangkan 27% (53 responden) dengan kategori rendah.

3. Perceived behavioral control

Tabel 7. Tingkat perceived behavioral control penggunaan kosmetik tradisional

Tingkat Perceived behavioral control


Jumlah (N = 196) Persen (%)
Rendah (< 4) 90 46
Tinggi ( 106 54
Total 196 100

Perceived behavioral control adalah persepsi mengenai kemudahan atau


kesulitan dalam melakukan perilaku dan asumsi yang dibuat individu untuk
mencerminkan pengalaman masa lalu sebagai antisipasi dalam mengahadapi
rintangan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih
didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif
benar (Ajzen, 2005)
Berdasarkan Tabel 7, 54% (106 responden) dari total responden mempunyai
perceived behavioral control (kontrol perilaku) dengan kategori tinggi dan 46%
(90 responden) dengan kategori rendah, yang berarti faktor internal seperti
pengalaman menggunakan kosmetik tradisional dan faktor eksternal seperti trend
masyarakat ataupun ketersediaan tempat untuk produk kosmetik berpengaruh
terhadap aspek ini. Aspek perceived behavioral control dipengaruhi oleh 2
faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
individu tersebut seperti keterampilan, kemauan, informasi, pengalaman dan
lain-lain. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan yang ada di
sekeliling individu tersebut. (Dewi, 2016)

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Intensi penggunaan kosmetik tradisional

Intensi Responden
80

70
Intensi Responden
60

50 Keterangan :
40 1 dan 2 = intensi
responden rendah
30
3 dan 4 = intensi
20
responden sedang
10
5 dan 6 = intensi
0 responden tinggi
1 2 3 4 5 6

Skala kontinyu pada aspek intensi penggunaan kosmetik tradisional dibagi


menjadi beberapa tingkat, yaitu jika skala menunjukkan angka 0 artinya
responden tidak mempunyai kehendak untuk menggunakan kosmetik tradisional,
jika skala menunjukkan angka 1-2 artinya responden mempunyai sedikit
kehendak untuk menggunakan kosmetik tradisional, jika skala menunjukkan
angka 3-4 artinya responden mempunyai kehendak yang cukup kuat untuk
menggunakan kosmetik tradisional, sedangkan jika skala menunjukkan angka 5-
6 artinya responden mempunyai kehendak yang kuat untuk menggunakan
kosmetik tradisional. Dari hasil anallisis daftar dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki intensi yang tinggi terhadap penggunaan kosmetik
tradisional. Analisis data menggunakan teknik regresi logistik, sehingga skala
kontinyu intensi penggunaan kosmetik tradisional diubah menjadi skala
kategorik (Sartika, 2010).

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 8. Tingkat intensi penggunaan kosmetik tradisional


Tingkat Intensi
Jumlah (N = 196) Persen (%)
Ada (1-6) 147 75
Tidak ada (= 0 49 25
Total 196 100

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar responden


mempunyai niat untuk menggunakan kosmetik tradisional yaitu 75 % (147
responden) dari total responden, sedangkan 25% (49 responden) tidak ada niat
untuk menggunakan kosmetik tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar mahasiswi (75%) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma memiliki
intensi untuk menggunakan kosmetik tradisional yang kemungkinan dipengaruhi
oleh aspek attitude, subjective norm dan perceived behavioral control (Ajzen,
2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi penggunaan kosmetik


tradisional

Tabel 9. Hasil uji regresi logistik faktor-faktor yang mempengaruhi


intensi penggunaan kosmetik tradisional responden

Perceived
Persen Subjective
Uji Sig. Attitude behavioral
(%) norm
control
Omnibus 0.024 - - - -
Hosmer Lemeshow 0.171 - - - -
Classification plot - 88 - - -
Wald - - 0.035 0.048 0.065

Pada analisis regresi logistik dilakukan 4 tahap uji. Pertama, dilakukan uji
Omnibus untuk melihat adakah pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hasil menunjukkan nilai signifikansi 0.024 (< 0.05), artinya paling
sedikit terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh nyata (nilai koefisien

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak sama dengan nol) terhadap intensi mahasiswi terhadap penggunaan


kosmetik tradisional. Sehingga dapat dilanjutkan untuk tahap uji selanjutnya.

Uji Hosmer Lemeshow dilakukan untuk melihat apakah model regresi logistik
yang digunakan mampu menjelaskan data atau tidak. Hasil analisis menunjukkan
nilai signifikansi 0.171 ( > 0.05) , yang berarti model regresi logistik mampu
menjelaskan data yang ada. Selanjutnya dilakukan uji Classification plot untuk
menebak dengan benar data yang terkait. Hasil menunjukkan bahwa model
regresi logistik yang digunakan mampu menebak dengan benar 88% kondisi yang
terjadi.
Uji terakhir adalah Uji Wald yang dilakukan untuk melihat faktor-faktor
variabel bebas (attitude, subjective norm dan perceived behavioral control) apa
saja yang mempengaruhi variabel terikat penelitian (intensi). Berdasarkan hasil
dapat dilihat bahwa attitude dan subjective norm yang signifikan mempengaruhi
intensi karena nilai Sig. attitude 0.035 < α = 0,05 dan nilai Sig. subjective norm
0,048 < α = 0,05. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ardianti (2008) yang menyatakan bahwa variabel sikap terhadap perilaku
pembelian kosmetik hijau dan variabel norma subyektif berpengaruh secara
nyata terhadap minat pembelian produk kosmetik hijau secara searah pada taraf
nyata lima persen. Sedangkan perceived behavioral control tidak signifikan,
karena nilai sig.=0.065 > α = 0,05, dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan
95% variabel perceived behavioral control tidak signifikan mempengaruhi
variabel intensi. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Carolyn (2013) yang
menyatakan bahwa perceived behavioral control tidak memiliki pengaruh
terhadap minat beli produk perawatan diri berbahan organik.
Dari pengolahan data dengan teknik analisis regresi logistik didapatkan hasil
variabel attitude dengan signifikansi sebesar 0,035 (< p-value = 0,05) dan
subjective norm dengan signifikansi sebesar 0,048 (< p-value = 0,05) . Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel attitude dan

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

subjective norm terhadap intensi penggunaan kosmetik tradisional di kalangan


mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Hasil analisis di atas
menunjukkan bahwa semakin tinggi attitude dan subjective norm seseorang,
maka semakin tinggi pula intensi seseorang untuk menggunakan kosmetik
tradisional.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma


memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai kosmetik tradisional, yaitu
sebanyak 80% (157 responden) dan sebanyak 20% (39 responden) memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh siginifikan terhadap intensi penggunaan
kosmetik tradisional di kalangan mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma adalah attitude dengan nilai signifikansi 0,035 (p-value =
0,05) dan subjective norm dengan nilai signifikansi 0,048 (p-value = 0,05).
Sedangkan perceived behavioral control dengan nilai signifikansi 0,065 (p-
value = 0,05) tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi penggunaan
kosmetik tradisional

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA.
Aceng R. F., dan Rina N., 2012, Merawat Kulit dan Wajah, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 132.
Ajzen, I., 2005, Attitudes, Personality and Behavior Second Edition, Mc
Graw-Hill, England.
Assael, H., 2001, Consumer Behavior 6th Edition, New York:
ThomsonLearning.
Carolyn, G., 2013, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
(Purchase Intention) Konsumen Terhadap Produk Perawatan Diri
Berbahan Organik, FE-UI, Jakarta.
Ardianti, N., 2008, Analisis Perilaku Konsumen Kota Bogor Terhadap
Produk Kosmetik Hijau, Departemen Ilmu Ekonomi dan Manajemen,
IPB, Bogor.
Dike, 2011, Manfaat Bengkoang Mencegah Diabetes dan Kanker,
http://id.shvoong.com diakses pada tanggal 23 Maret 2018.
Djajadisastra, 2009, Teknologi Kosmetik , Departemen Farmasi FMIPA UI,
Tangerang.
Fishbein, M., & Ajzen, I. , 1975, Belief, Attitude, Intention, and Behavior :
An Introduction to Theory and Research, MA : Addison-Wesley.
Fitriani, S., 2011, Promosi Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 124-
140.
Iswari, T., R., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik ,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Joshi L.S., Pawar H.A., 2015, Herbal Cosmetics and Cormeceuticals : An
Overview, Natural Product Chemistry & Research (3):170.
Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011,
Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No.HK.03.1.23.12.11.10689 Tentang Bentuk dan Jenis Sediaan
Kosmetika Tertentu Yang Dapat Diproduksi Oleh Industri Kosmetika
Yang Memiliki Izin Produksi Golongan B, BPOM RI, Jakarta.

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keputusan Menteri Kesehatan RI, 1991, Nomor


140/MENKES/PER/III/1991 Tentang Wajib Daftar Alat Kesehatan,
Kosmetikan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Maria, U., C.A., 2013, Analisis Personality dan Lifestyle Terhadap Socially
Responsible Consumption, Universitas Pendidikan Indonesia,
repository.upi.edu.
Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta, hal. 94-100.
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka
Cipta, Jakarta.
Primianty, D., 2008, Hubungan Antara Persepsi Remaja Putri Terhadap
Citra Perempuan Cantik Dalam Iklan Kosmetik di Televisi dengan
Penggunaan Produk Kosmetik oleh Remaja Putri,
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1712 diakses tanggal 25
Januari 2018.
Sartika, E., 2010, Pengolahan Data Berskala Ordinal, UP MKU Politeknik
Negeri Bandung.
Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan : Beberapa Konsep Beserta
Aplikasinya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 1-3.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung.
Sumarwan, U. ,2002. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Tafsia, C.L., 2017, Survei Pendapat Tentang Penggunaan Kosmetik
Tradisional Di Kalangan Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tranggono, R., dkk., 1992, Kiat Apik Menjadi Sehat dan Cantik : Petunjuk
Praktis Perawatan Kulit dan Penggunaan Kosmetika bagi Kaum
Muda, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tranggono, R., dkk., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik ,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Waltz, dkk., 2010, Measurementin Nursing and Health Research, Springer
Publishing Company, New York, pp. 165-168.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wawan, A. dan Dewi, 2011,Teori dan Pengukuran : Pengetahuan, Sikap


dan Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta, hal. 34, 56.
Wasitaatmadja, S. M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Weddy, I., 2016, Penggunaan Kosmetik Ramah Lingkungan dalam
Mewujudkan Perilaku Kesadaran Lingkungan, Repository University
of Riau, Pekanbaru
Wijaya, T., 2007, Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi
Berwirausaha. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 117-127.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Ethical Clearance

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Surat izin penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata


Dharma Yogyakarta

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Informed Consent

INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia/Tanggal Lahir :
Alamat :
No. Telp/HP :
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul:
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Penggunaan Kosmetik
Tradisional di Kalangan Mahasiswi Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta”.
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian
ini dengan kondisi:
a. Secara sukarela bersedia mengikuti kegiatan dalam penelitian ini.
b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi
lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun.
Demikian pernyataan ini saya buat sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak
manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai bekal
pemahaman saya terkait dengan penggunaan kosmetik tradisional.
Yogyakarta,.......................
Yang memberi penjelasan Yang membuat pernyataan

(..........................................) (.........................................)

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Kuesioner penelitian

KUESIONER

A. Petunjuk Pengisian :

 Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama sebelum menjawab.

 Anda hanya dapat memberikan satu jawaban di setiap pertanyaan.

 Lingkarilah jawaban yang menurut anda paling tepat!

1. Saya pernah menggunakan produk kosmetik tradisional :

a. Iya

b. Tidak

(*) jika jawaban a. wajib mengisi pertanyaan nomor 4-9

2. Saat ini saya menggunakan kosmetik tradisional :

a. Iya

b. Tidak

Data Responden

1. Usia anda saat ini :

a. <18 tahun

b. 18-22 tahun

c. 22-26 tahun

d. 27-31 tahun

e. >31 tahun

2. Semester studi anda saat ini


a. 4
b. 6
c. 8
d. >8

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Uang saku anda per bulan :


a. Rp 1000.000 – 1.500.000
b. Rp 1.500.00 – 2.000.000
c. Rp 2.000.000 – 3.000.000
d. > Rp 3.000.000

4. Frekuensi pemakaian kosmetik tradisional:

a. Setiap hari

b. Satu minggu sekali

c. Dua minggu sekali

d. Satu bulan sekali

5. Frekuensi pembelian kosmetik tradisional:

a. 1 bulan sekali

b. 2 bulan sekali

c. 3 bulan sekali

d. 4 bulan sekali

6. Rata-rata pembelian perbulan yang anda keluarkan untuk pembelian produk


kosmetik tradisional :

a. <Rp100.000

b. Rp100.001 – Rp 300.000

c. Rp 300.001 – Rp 500.000

d. >Rp 500.000

7. Kosmetik tradisional yang digunakan :


a. Skin Care
b. Decorative
c. Hygiene
d. Lebih dari satu
8. Bentuk kosmetik yang digunakan :
a. Lotion
b. Riasan
c. Parfum / Deodorant
d. Lebih dari Satu
9. Nama brand kosmetik tradisional yang digunakan :

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Wardah
b. Mustika Rata
c. Marta Tilaar
d. Lainnya, ……

B. Petunjuk pengisian !

Isilah kuesioner dengan memberi tanda (√) pada kolom pilih sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

No. Pernyataan Tanggapan


Benar Salah Tidak Tahu
1. Kosmetik adalah kumpulan bahan atau
campuran untuk perawatan tubuh bagian
luar.
2. Minyak telon merupakan salah satu contoh
sediaan kosmetik
3. Kosmetik tradisional adalah kosmetik yang
bahan bakunya berasal dari bahan alam dan
digunakan secara turun-temurun.
4. Salah satu kelebihan kosmetik tradisional
dibanding kosmetik dengan bahan sintetik
yaitu memiliki efek samping yang lebih
ringan.
5. Bengkoang sebagai bahan kosmetik
tradisional berfungsi untuk mengurangi kulit
berminyak.

C. Petunjuk pengisian !
Pilihlah salah satu dari 4 (Empat) kemungkinan jawaban yang telah tersedia sesuai
dengan pendapat Anda yang dianggap paling tepat.
Berilah tanda centang (√) pada setiap jawaban yang dianggap tepat, dengan
ketentuan :
STS : bila Anda menjawab Sangat Tidak Setuju terhadap
pernyataan
TS : bila Anda menjawab Tidak Setuju terhadap pernyataan
S : bila Anda menjawab Setuju terhadap pernyataan
SS : bila Anda menjawab Sangat Setuju terhadap pernyataan

No. Pernyataan STS TS S SS


1. Menurut saya, menggunakan kosmetik tradisional lebih aman
dibandingkan dengan kosmetik berbahan sintetik.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Menurut saya, menggunakan kosmetik tradisional lebih


terjangkau harganya.
3. Menurut saya, menggunakan kosmetik tradisional dapat
diperoleh dengan dibuat sendiri dari bahan-bahan alami yang
ada di lingkungan kita.
4. Ketika saya menggunakan kosmetik, saya ingin kosmetik yang
saya gunakan aman.
5. Ketika saya menggunakan kosmetik, saya ingin kosmetik yang
saya gunakan terjangkau harganya.
6. Ketika saya menggunakan kosmetik, saya ingin kosmetik yang
saya gunakan dapat saya buat sendiri dari bahan-bahan alam
yang ada di sekitar saya.
7. Teman saya pernah mengajak untuk menggunakan kosmetik
tradisional.
8. Keluarga saya mendukung saya untuk menggunakan kosmetik
tradisional karena sudah digunakan turun temurun.
9. Media cetak / media elektronik memengaruhi saya untuk
menggunakan kosmetik tradisional.
10. Ketika menggunakan kosmetik, saya mengikuti ajakan dari
teman saya.
11. Ketika menggunakan kosmetik, saya mengikuti anjuran dari
anggota keluarga saya.
12. Ketika menggunakan kosmetik, saya mempertimbangkan
iklan atau informasi dari media cetak atau elektronik.

13. Menggunakan kosmetik tradisional akan lebih mudah


dilakukan jika pernah pengalaman sebelumnya.

14. Menggunakan kosmetik tradisional akan lebih mudah


dilakukan karena adanya trend gaya hidup back to nature
(kembali ke alam).
15. Menggunakan kosmetik tradisional akan lebih mudah
dilakukan karena tersedia di toko – toko terdekat.

16. Saya akan menggunakan kosmetik tradisional karena saya


mempunyai pengalaman penggunaan kosmetik tradisional
sebelumnya.
17 Saya akan menggunakan kosmetik tradisional karena adanya
trend gaya hidup back to nature (kembali ke alam).

18. Saya akan menggunakan kosmetik tradisional karena tersedia


di toko – toko terdekat.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Petunjuk Pengisian !
Berilah tanda centang (√) pada setiap jawaban yang dianggap tepat.

No Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6
1. Pada skala berapakah (dari 0 sampai 6) yang
menggambarkan besarnya niat saya untuk menggunakan
kosmetik tradisional (berbahan alam)

Keterangan:

0 : tidak sama sekali

2 : ada sedikit kehendak

4: punya kehendak yang cukup kuat

6: punya kehendak yang sangat kuat

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Hasil uji reliabilitas kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.775 35

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Item_1 88.3000 1269.459 -.644 .780

Item_2 87.9000 1252.714 -.187 .777

Item_3 87.6000 1239.697 .416 .774

Item_4 87.7333 1244.961 .082 .775

Item_5 88.2000 1252.579 -.104 .777

Item_6 88.1333 1201.775 .401 .768

Item_7 88.0667 1203.030 .372 .769

Item_8 88.8667 1212.326 .579 .769

Item_9 88.5667 1223.771 .246 .772

Item_10 87.8667 1201.085 .360 .769

Item_11 88.2333 1207.289 .381 .769

Item_12 87.7667 1247.151 -.002 .776

Item_13 88.2000 1247.614 -.019 .776

Item_14 87.7333 1245.099 .114 .775

Item_15 88.1000 1243.679 .092 .775

Item_16 88.4000 1243.490 .110 .775

Item_17 86.2000 1207.545 .460 .769

Item_18 86.1667 1207.799 .482 .768

Item_19 85.6333 1228.930 .311 .772

Item_20 88.3333 1246.989 -.012 .776

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Item_21 88.3667 1233.826 .195 .773

Item_22 88.8333 1206.213 .512 .768

Item_23 89.4000 1220.869 .282 .771

Item_24 89.5667 1190.461 .695 .765

Item_25 89.9333 1190.685 .633 .765

Item_26 86.9000 1222.369 .273 .772

Item_27 86.5667 1236.530 .104 .775

Item_28 86.3667 1203.275 .507 .768

Item_29 86.2000 1194.993 .614 .766

Item_30 85.9667 1214.516 .371 .770

Item_31 86.4667 1234.947 .161 .774

Item_32 89.4000 1209.007 .452 .769

Item_33 89.7333 1185.237 .731 .764

Item_34 89.8000 1192.303 .647 .765

Item_35 86.5000 1171.845 .502 .763

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Data pengetahuan, attitude, subjective norm, perceived


behavioral control dan intensi.

1. Pengetahuan

Statistics

TP.TOTAL

N Valid 80

Missing 0

Mean 8.0555

Median 8.0000

Mode 8.00

Std. Deviation 1.04215

Minimum 5.00

Maximum 10.00

Sum 684.00

TP.TOTAL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 5.00 2 1.3 1.3 1.3

7.00 25 12.5 12.5 13.8

8.00 71 36.3 36.3 50.0

9.00 56 28.8 28.8 78.8

10.00 42 21.3 21.3 100.0

Total 196 100.0 100.0

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Attitude

Statistics

X1.Total

N Valid 80

Missing 0

Mean 14.26

Median 14.00

Mode 8

Std. Deviation 9.062

Minimum -6

Maximum 30

Sum 1061

X1.Total

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid -6 2 1.3 1.3 1.3

-4 5 2.5 2.5 3.8

-3 5 2.5 2.5 6.3

0 5 2.5 2.5 8.8

2 12 6.3 6.3 15.0

3 5 2.5 2.5 17.5

4 8 3.8 3.8 21.3

8 29 15.0 15.0 36.3

10 12 6.3 6.3 42.5

12 15 7.5 7.5 50.0

14 7 3.8 3.8 53.8

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16 24 12.5 12.5 66.3

20 22 11.3 11.3 77.5

22 8 3.8 3.8 81.3

23 2 1.3 1.3 82.5

24 12 6.3 6.3 88.8

25 5 2.5 2.5 91.3

26 8 3.8 3.8 95.0

28 5 2.5 2.5 97.5

30 5 2.5 2.5 100.0

Total 196 100.0 100.0

3. Subjective norm

Statistics

X2.Total

N Valid 80

Missing 0

Mean 3.55

Median 2.00

Mode -6

Std. Deviation 9.548

Minimum -14

Maximum 30

Sum 124

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

X2.Total

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid -14 5 2.5 2.5 2.5

-11 10 5.0 5.0 7.5

-10 5 2.5 2.5 10.0

-8 17 8.8 8.8 18.8

-6 22 11.3 11.3 30.0

-5 10 5.0 5.0 35.0

-4 5 2.5 2.5 37.5

-2 13 6.3 6.3 43.8

-1 5 2.5 2.5 46.3

0 17 8.8 8.8 55.0

1 7 3.8 3.8 58.8

2 10 5.0 5.0 63.8

4 5 2.5 2.5 66.3

6 10 5.0 5.0 71.3

8 5 2.5 2.5 73.8

10 17 8.8 8.8 82.5

12 5 2.5 2.5 85.0

14 13 6.3 6.3 91.3

16 7 3.8 3.8 95.0

18 2 1.3 1.3 96.3

22 2 1.3 1.3 97.5

25 2 1.3 1.3 98.8

30 2 1.3 1.3 100.0

Total 196 100.0 100.0

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Perceived behavioral control

Statistics

X3.Total

N Valid 80

Missing 0

Mean 4.4000

Median 4.0000

Mode 12.00

Std. Deviation 10.06133

Minimum -16.00

Maximum 24.00

Sum 352.00

X3.Total

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid -16.00 5 2.5 2.5 2.5

-14.00 5 2.5 2.5 5.0

-12.00 5 2.5 2.5 7.5

-11.00 5 2.5 2.5 10.0

-10.00 10 5.0 5.0 15.0

-9.00 7 3.8 3.8 18.8

-6.00 7 3.8 3.8 22.5

-2.00 17 8.8 8.8 31.3

-1.00 2 1.3 1.3 32.5

.00 15 7.5 7.5 40.0

4.00 15 7.5 7.5 47.5

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6.00 2 1.3 1.3 48.8

9.00 5 2.5 2.5 51.3

10.00 20 10.0 10.0 61.3

12.00 44 22.5 22.5 83.8

13.00 10 5.0 5.0 88.8

16.00 10 5.0 5.0 93.8

18.00 5 2.5 2.5 96.3

19.00 5 2.5 2.5 98.8

24.00 2 1.3 1.3 100.0

Total 196 100.0 100.0

5. Intensi

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 9.477 3 .024

Block 9.477 3 .024

Model 9.477 3 .024

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 50.807 .112 .211

a. Estimation terminated at iteration number 6 because


parameter estimates changed by less than .001.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 50.807 .112 .211

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 11.585 8 .171

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


a
Step 1 X1.Total -.111 .053 4.423 1 .035 .895

X2.Total .112 .057 3.893 1 .048 1.119

X3.Total .014 .041 .112 1 .065 1.014

Constant 3.738 .996 14.091 1 .000 41.998

a. Variable(s) entered on step 1: X1.Total, X2.Total, X3.Total.

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Brain Gerald Hukom. Penulis


lahir di Kota Jakarta pada tanggal 11 Desember 1994
sebagai anak kedua dari 3 bersaudara, anak dari
pasangan Zakarias Frans Mores Hukom dan Barbara
Elena Nanlessy. Penulis telah menyelesaikan
pendidikan di SD Kanisius Karitas Yogyakarta (1999-
2005), SMP N 6 Yogyakarta (2005-2008), SMA N 4
Ambon (2008-2011). Kemudian pendidikan dilanjutkan di Fakultas
Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di
perguruan tinggi, penulis terlibat dalam beberapa kegiatan keorganisasian di
kampus, antara lain menjadi anggota divisi Perlengkapan Paingan Festival
(2013), divisi Perlengkapan Pharmacy Road to School (2013) dan divisi
Perlengkapan Pharmacy Performance (2013).

40

Anda mungkin juga menyukai