Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI

KULTUR JARINGAN

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Muhammad Rifqi Fakhri

Kelas XI IPA 1
SMAN 1 Sanggau
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas berkah dan hidayah Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kultur Jaringan” ini tanpa hambatan. Makalah ini
dibuat sebagai bahan pembelajaran tentang kultur jaringan dan sebagai bentuk pemenuhan
tugas untuk mata pelajaran Biologi.

Tidak lupa ucapan rasa terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini. Sehingga
pembuatan makalah ini bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan suatu
apapun. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis
dalam menganalisis perkembangan kognitif.

Harapan kami semoga makalah yang sederhana ini bisa memberikan pembelajaran
dan pengetahuan bagi pembaca khususnya mengenai kultur jaringan, tidak lupa saya selaku
penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini demi perbaikan penulis
dalam menulis makalah selanjutnya.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................3
A. Dasar
Teori.............................................................................................................................3
B.Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan
Penulis........................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Pengertian Kultur
Jaringan.....................................................................................................4
B. Tujuan Kultur
Jaringan...........................................................................................................5
C. Tahap-Tahap Kultur
Jaringan.................................................................................................6
D. Kelebihan dan Kekurangan Kultur
Jaringan...........................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................10
2

BAB I
PENDAHULUIAN
A. DASAR TEORI
Salah satu dampak dalam peningkatan ekspor komoditi pertanian adalah kebutuhan
bibit yang semakin meningkat. Bibit dari suatu varietas unggul yang dihasilkan jumlahnya
sangat terbatas, sedangkan bibit tanaman yang dibutuhkan jumlahnya sangat banyak.
Penyediaan bibit yang berkualitas baik merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang. Salah satu teknologi
harapan yang banyak dibicarakan dan telah terbukti memberikan keberhasilan adalah melalui
teknik kultur jaringan.
Melalui kultur jaringan tanaman dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan
karena faktor perbanyakannya yang tinggi. Bibit dari varietas unggul yang jumlahnya sangat
sedikit dapat segera dikembangkan melalui kultur jaringan. Pada tanaman perbanyakan
melalui kultur jaringan, bila berhasil dapat lebih menguntungkan karena sifatnya akan sama
dengan induknya (seragam) dan dalam waktu yang singkat bibit dapat diproduksi dalam
jumlah banyak dan bebas penyakit.
Kultur jaringan adalah metode perbanyakan vegetatif dengan menumbuhkan sel,
organ atau bagian tanaman dalam media buatan secara steril dengan lingkungan yang
terkendali.Tanaman bisa melakukan kultur jaringan jika memiliki sifat totipotensi, yaitu
kemampuan sel untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari kultur jaringan ?
2. Apa tujuan dari kultur jaringan ?
3. Apa tahap-tahap kultur jaringan ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari kultur jaringan ?

C. TUJUAN PENULIS
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “ Kultur Jaringan “ ini diantaranya
yaitu mengetahui pengertian dari kultur jaringan, tujuan dari kultur jaringan, dan tahap-tahap
kultur jaringan, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kultur jaringan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KULTUR JARINGAN


Kultur jaringan merupakan terjemahan dari Tissue culture. Tissue dalam bahasa
Indonesia adalah jaringan yaitu sekelompok sel yang yang mempunyai fungsi dan bentuk
yang sama, culture diterjemahkan sebagai kultur atau pembudidayaan. Sehingga kultur
jaringan diartikan sebagai budidaya jaringan/sel tanaman menjadi tanaman utuh yang
kecil yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
Street (1977) mengemukakan terminologi, plant tissue culture is generally used for
the aseptic culture of cells, tissues, organs, and their components under defined physical
and condition in vitro. Atau, Kultur Jaringan adala kultur aseptik dari sel, jaringan, organ,
atau bagian lain yang kompeten untuk dikulturkan dalam komposisi kimia tertentu dan
keadaan lingkungan terkendali. Thorpe (1990) melanjutkan defenisi tersebut, plant
culture/tissue culture,also referred to as in vitro, aseptik, or sterile culture is an
important tool in both basic and applied studies as well as in commercial application.
Artinya, kultur jaringan dapat didefenisikan sebagai metode untuk mengisolasi bagian
tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ dan
menumbuhkannya dalam media yang tepat dan kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Salah satu
teknik bioteknologi yang sering digunakan adalah kultur sel dan jaringan. Menurut
Suryowinoto (1991) kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture,
weefsel cultuus, atau gewebe kultur. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah
sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Kultur jaringan digunakan sebagai istilah umum yang juga meliputi kultur organ
ataupun kultur sel. Istilah kultur sel digunakan untuk berbagai kultur yang berasal dari
sel-sel yang terdispersi yang diambil dari jaringan asalnya, dari kultur primer, atau dari
cell line atau cell strain secara enzimatik, mekanik, atau disagregasi kimiawi. Terminologi
kultur histotypic akan diterapkan untuk jenis kultur jaringan yang menggabungkan
kembali sel-sel yang telah terdispersi sedemikian rupa untuk membentuk kultur jaringan.
Kultur sel dan jaringan dapat digunakan pada hewan dan tumbuhan. Kultur jaringan
hewan merupakan suatu teknik untuk mempertahankan kehidupan sel di luar tubuh
organisme. Lingkungan sel dibuat sedimikian rupa, sehingga menyerupai lingkungan asal
dari sel yang bersangkutan. Sel yang dipelihara bisa berupa sel tunggal (kultur sel), sel di
dalam jaringan (kultur jaringan), maupun sel di dalam organ (kultur organ) (Listyorini,
2001).

4
B. TUJUAN KULTUR JARINGAN

a. Pengadaan Bibit
Penyediaan bibit yang berkualitas baik merupakan salah satu faktor yang
menentukankeberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa
mendatang.Pengadaan bibit pada suatu tanaman yang akan dieksploitasi secara besar-
besaran dalam waktu yang akancepat akan sulit dicapai dengan perbanyakan melalui
teknik konvensional. Pengadaanbibitmembantumemperbanyak tanaman
(menyediakan bibit), khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara
generatif.Keunggulan bibit hasil kultur jaringan, antara lain

b. Menyediakan bibit bebas virus/penyakit


Banyak virus yang tak menampakkan gejalanya, namun bersifat laten, dan akan
dapat mengurangi vigor, kualitas dan kuantitas produksi. Virus dalam tanaman induk
merupakanmasalah untuk perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura secara
konvensional. Morrel &Martin (1952) menemukan bahwa pada daerah meristem
Martin (1952) menemukan bahwa pada daerah meristem apikal, ternyata kandungan
virusnya paling rendah bahkan tidak ada.
c. Membantu program pemuliaan tanaman
Dengan kultur jaringan dapat membantu program pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan tanaman yang lebih baik melalui : Keragaman Somaklonal, Kultur
Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Fusiprotoplas, Transformasi Gen
/Rekayasa Genetika Tanaman dll.
d. Membantu proses konservasi dan preservasi plasma
Dilakukan dengan konservasi in vivo dalam bentuk penyimpanan biji dan
tanaman hidup (Kebun Raya), preservasi in vivo dengan cara menyimpan biji.
Penyimpanan secara kultur jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
pertumbuhan minimal (minimal growth) dan kriopreservasi.Untuk biji ortodoks dalam
ruang dengan temperatur dan kelembaban yang terkendali. Masalahnya pada biji
rekalsitran (apalagi yang ukuran bijinya besar); perlu secara kultur karingan, yaitu sel-
sel kompeten (mampu beregenerasi) disimpan dalam temperatur rendah dan
dibekukan dalam cairan nitrogen (Kriopreservasi)
e. Memproduksi senyawa kimia untuk farmasi, industri makan dan industri
kosmetik
Sel-sel tanaman yang dapat memproduksi senyawa tertentu, ditumbuhkan dalam
bioreaktor besar. Misalnya untuk produksi senyawa antibiotik dari suatu jenis fungi.
Senyawa hasil tersebut bisa didapatkan dari hasil sintesis lengkap; juga dapat
merupakan hasil transformasi oleh enzim dalam sel tanaman. Misalnya pewarna
merah untuk lipstik dari tanaman, yang disebut dengan biolips.

5
C. TAHAP-TAHAP KULTUR JARINGAN

1. Pembuatan Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakandengan kultur jaringan.
Komposisi media yangdigunakan tergantung dengan jenis tanaman yang
akandiperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri darigaram mineral, vitamin,
dan hormon. Selain itu,diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, danlain-
lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yangditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupunjumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringanyang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkanpada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media
yangdigunakan juga harus disterilkan dengan caramemanaskannya dengan autoklaf.
Ada dua penggolongan media tumbuh:
a) Metode Padat (Solid Method)
Metode pada dilakukan dengan tujuan mendapatkan kalus dan kemudian dengan
medium diferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar dan tunas sehingga
kalus dapat tumbuh menjadi planlet. Media padat adalah media yang mengandung
semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian dipadatkan
dengan menambahkan zat pemadat. Zat pemadat tersebut dapat berupa agar-agar
batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng yang yang memang khusus
digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan. Media yang terlalu padat akan
mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk menembus ke dalam media.
Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan.
Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam. Eksplan yang
tenggelam tidak akan dapat tumbuh menjadi kalus, karena tempat area kalus yaitu
pada irisan (jaringan yang luka) tertutup oleh medium. Metode padat dapat digunakan
untuk metode kloning, untuk menumbuhkan protoplas stelah diisolasikan, untuk
menumbuhkan planlet dari protokormus stelah dipindahkan dari suspensi sel, dan
untuk menumbuhkan planlet dari prtoplas yang sudah difusikan (digabungkan).
b) Metode Cair (Liquid Method)
Penggunaan metode cair ini kurang praktis dibandingkan dengan metode
padat, karena untuk menumbuhkan kalus langsung dari ekspaln sangat sulit sehingga
keberhasilannya sangat kecil dan hana tanaman-tanaman tertentu yang dapat
berhasil.Oleh karena itu, penggunaan media cair lebih ditekankan untuk suspensi sel,
yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocorm like bodies).Dari protokormus ini nantinya
dapat tumbuh menjadi planlet apabila dipindahkan kedalam media padat yang sesuai.
Pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media padat, karena kita tidak perlu
memanaskannya untuk melarutkan agar-agar.Media cair juga tidak memerlukan zat
pemadat sehingga keadaannya tetap berupa larutan nutrein.

6
2. Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan/inokulum dari bagian tanaman yang
akandikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untukkegiatan kultur
jaringan
adalah tunas.Inokulum dapat diambil dari potongan yangberasal dari kecambah atau
jaringan tanaman dewasa yang mengandung jaringan meristem.
3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatandalam kultur jaringan harus dilakukan
ditempatyang steril, yaitu di laminar flowdan menggunakan alat-alat yang jugasteril.
Sterilisasi juga dilakukan terhadapperalatan, yaitu menggunakan etanol
yangdisemprotkan secara merata padaperalatan yang digunakan. Teknisi
yangmelakukan kultur jaringan juga harus steril.
4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatanmemperbanyak calon tanaman denganmenanam
eksplan padamedia. Kegiatanini dilakukan di laminar flow untukmenghindari adanya
kontaminasi yangmenyebabkan gagalnya pertumbuhaneksplan. Tabung reaksi yang
telahditanami ekplan diletakkan pada rak-rakdan ditempatkan di tempat yang
sterildengan suhu kamar.
5. Pengakaran
Fase dimana eksplan akanmenunjukkan adanya pertumbuhan akar yangmenandai
bahwaproses kultur jaringan yangdilakukan mulai berjalan denganbaik. Pengamatan
dilakukansetiap hari untukmelihat pertumbuhan dan perkembangan akarserta untuk
melihat adanya kontaminasi olehbakteri ataupun jamur. Eksplan yangterkontaminasi
akan menunjukkan gejala sepertiberwarna putih atau biru (disebabkan jamur)atau
busuk (disebabkan bakteri).
6. Aklimatisasi
Kegiatan memindahkaneksplan keluar dari ruangan aseptic ke kultur potatau
bedeng. Pemindahan dilakukan secarahati-hati dan bertahap, yaitu
denganmemberikan sungkup. Sungkup digunakanuntuk melindungi bibit dari udara
luar danserangan hamapenyakit karena bibit hasil kulturjaringan sangat rentan
terhadap serangan hamapenyakit dan udara luar. Setelah bibit mampuberadaptasi
dengan lingkungan barunya makasecara bertahap sungkup dilepaskan
danpemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yangsama dengan pemeliharaan bibit
generatif.

7
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KULTUR JARINGAN
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan mempunyai kelebihan antara lain seperti
berikut.
a. Kultur jaringan merupakan suatu cara menghasilkan jumlah bibit tanaman yang
banyak dalam waktu singkat.
b. Kultur jaringan Tidak memerlukan tempat yang luas.
c. Kultur jaringan Tidak tergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan
sepanjang tahun.
d. Bibit yang dihasilkan Kultur jaringan lebih sehat.
e. Kultur jaringan Memungkinkan dilakukannya manipulasi genetik.

Selain mempunyai kelebihan, kultur jaringan ternyata juga mempunyai kekurangan,


seperti berikut.
a. Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam
laboratorium dan menggunakan bahan kimia.
b. Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus.
c. Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman
hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada
di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi.
d. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur
jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada dasarnya, kultur jaringan merupakan suatu tehnik membiakkan sel atau
jaringan ke dalam media kultur, sehingga tumbuh, membelah, dan menghasilkan
tumbuhan baru dengan cepat dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media
buatan secara aseptic yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan
beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan
adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman
menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Dalam kultur jaringan
digunakan eksplan, yaitu sel atau irisan jaringan tanaman yang akan menjadi benih
tanaman yang baru nanti setelah di kultur jaringan. Faktor eksplan yang perlu
diperhatikan adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks
(jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah pucuk
muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther,
embrio, dll.

B. SARAN
Pelaksanaan kultur jaringan di Indonesia belum cukup banyak dilakukan. Saya
menyarankan kepada pemerintah, sebaiknya pemerintah ikut memperhatikan masalah
mengenai pertanian terutama dalam metode kultur jaringan yang seharusnya dapat
menghasilkan keberhasilan yang besar.

DAFTAR PUSTAKA
http://ifamyumyu.blogspot.com/2015/03/makalah-kultur-jaringan.html#!/tcmbck
http://ditaafrida98.blogspot.com/2015/09/makalah-kultur-jaringan-pada-
tumbuhan.html
http://oktariasukmayani.blogspot.com/2013/11/makalah-kultur-jaringan.html
http://kumpulan-tugas-sekolahku.blogspot.com/2015/09/contoh-makalah-kultur-
jaringan-tumbuhan.html
10

Anda mungkin juga menyukai