Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KERJA PRAKTIKUM ILMU BIOMEDIK DASAR

“FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN”

Dosen pengampu :
Ns. Ilfa khairina, M.Kep

Disusun Oleh :
Fakhira Rahmi 2111313OO5
A2 kelompok E

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021/2022
A. Otot pernafasan
Otot Inspirasi
 Sternocleidomastoid
 Scalenes
 External intercostals
 Parasternal intercostals
 Diafragma
Otot Ekspirasi
 Interal intercostals
 External abdominal oblique
 Internal abdominal oblique
 Transversus abdominus
 Rectus abdominis

B. Peredaran dalam paru


1. Sirkulasi pulmonal
Membawa gas hasil pertukaran antara darah kapiler dan udara alveoli
(ventrikel kanan)- arteri pulmonalis- kapiler- vena pulmoalis- ventrikel kiri)

2. Sirkulasi bronkial (bagian dari sirkulasi sistemik)


Menyediakan nutrient bagi jaringan paru
(aorta- arteri interkostalis- arteri bronkialis- kapiler- vena bronkialis- vena
azygos- atrium kanan)
Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik merupakan sirkulasi darah yang mencakup seluruh tubuh.
Sirkulasi ini berlangsung ketika darah bersih yang mengandung oksigen mengisi
serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis setelah melepaskan karbon dioksida
di paru-paru.
Darah yang sudah berada di serambi kiri, kemudian diteruskan ke bilik kiri
jantung untuk disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta).
Darah yang dipompa melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling
ujung di seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan berbagai zat ke sel-sel tubuh,
darah akan kembali menuju serambi kanan jantung untuk mengalami proses
pembersihan darah.

3. Sirkulasi coroner
Darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otot-otot jantung akan dialirkan
melalui pembuluh arteri koroner. Ketika pembuluh darah jantung tersumbat
(aterosklerosis), aliran darah di jantung akan mengalami gangguan. Hal ini bisa
membuat otot-otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga fungsinya
terganggu. Kondisi ini lama-kelamaan bisa menyebabkan terjadinya serangan
jantung.

C. Unit fungsional paru


Tempat terjadinya pertukaran gas , mengandung alveolus
 Bronkiolus respiratorius, mengandung beberapa alveoli pada dinding
 Ductus alveolaris, seluruh dindingnya mengandung alveolus
 Sakus alveolaris, kantung alveolus

D. Respirasi
1. Respirasi luar
Pertukaran gas antara paru-paru dan darah
2. Respirasi dalam
Pertukaran gas antara darah dengan jaringan

Tahap respirasi
1. Ventilasi
 Udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru karena selisih tekanan yang
terdapat antara atmosfer dan alveolus oleh kerja mekanik otot-otot
 Dipengaruhi oleh : patensi jalan nafas, posisi tubuh, volume paru, dead space,
shunting
 Pertukaran gas akan berkurang pada : obstruksive, retriktive dan combined
ventilation disorserd

Tekanan pada ventilasi


a. Tekanan atmosfer (760mmHg)
Tekanan yang dihasilkan oleh gas-gas di sekitar kita
b. Tekanan inraalveolar/intrapulmonal (760mmHg)
c. Tekanan intrapleural (756mmHg)
d. Tekanan transmural
Dorongan organ bertekanan tinggi ke organ bertekanan rendah
 Gradien tekanan atmosfer terhadap tekanan intrapleural menekan dinding dada
 Gradien tekanan intrapleural terhadap tekanan intrapleura meregangkanan
jaringan paru.

2. Difusi
 Peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang tinggi konsentrasi
molekulnya ke daerah yang konsentrari molekulnya ke daerah yang konsentrasi
molekulnya lebih rendah
 Perpindahan O2 dari alveoli ke pembuluh darah dari perpindahan CO 2 dari
pembuluh darah ke dalam alveoli
 Merupakan peristiwa pasif yang tidak membutuhkan energi ekstra
 Difusi CO2 lebih cepat dari O2 karena CO2 lebih muda larut.
3. Perfusi
 Sirkulasi/Aliran darah paru yang bertanggungjawab membawa CO2 ke alveoli dan
sebaliknya membawa O2 dari alveoli ke jantung
 Gangguan perkusi :
a. Pulmonary Embolism
b. Sumbatan pada mikrosirkulasi paru karena agregasi platelet dan granulosit :
septikemia, peritonitis
c. Extra Pulmonary : reduce CO pada gagal jantung atau pada kondisi syok

E. Elastisitas paru
 Elastisitas paru berkaitan dengan dua konsep, yaitu compliance paru dan elastic
recoil
 Compliance, kemudahan jaringan paru untuk diregangkan (kembang)
Daya elastic recoil
Seberapa mudah paru Kembali ke bentuk semula setelah diregangkan (kempis)
hal ini diakibatkan jaringan elastin paru dan tegangan permukaan alveolus daya
kohesi molekul air.
Surfaktan
Fosfolipid yang disekresi oleh sel alveolar tipe II yang menurunkan tegangan
permukaan alveol sehingga mencegah alveol kolaps

F. Transport Oksigen dalam darah


Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan melalui dua jalan :
1. Secara fisik larut dalam plasma (3%)
2. Secara kimia berkaitan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (HbO 2)
(97%). Ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini besifat reversible

G. Transport Karbondioksida dalam darah


Transport CO2 dari jarringan keparu-paru melalui tiga cara sbb:
1. Secara fisik larut dalam plasma (10%)
2. Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah (20%)
3. Ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%) karbon dioksida berikatan dengan
air

H. Pusat pengaturan pernapasan


 Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh :
- Korteks serebri, pusat pengaturan pernapasan volunter
- Medulla oblongata, pusat pengaturan pernapasan involunter
- Pons, pusat pengaturan pernapasan involunter
 Pusat pengaturan pernapasan secara involunter di medulla oblongata dan pons,
terdapat tiga daerah :
- Daerah ritmis (inspiratorik dan ekspiratorik)
- Daerah pneumotaksik, menonaktifkan dan menghilangkan impuls daerah
inspiratorik
- Daerah apneustic, mengaktifkan daerah inspiratorik

I. Mekanisme Kimia
 Banyak factor yang mempengaruhi laju dan kedalaman pernapasan yang sudag
diset oleh pusat pernapasan, yaitu :
- Perubahan kadar oksigen , karbondioksida, dan ion hydrogen dalam darah arteri
dan cairan serebrospinal
- Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan menimbulkan respon dari
sensor yang disebut kemoreseptor
- Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan
kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan carotid pada sistem arteri

Kemoreseptor sentral
- Neuron yang terletak dipermukaan sentral lateral medulla batang otak
- Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri dan cairan serebrospinal
merangsang peningkatan frekuensi dan kedalaman respirasi
- Penurunan oksigen hanya sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sental
Kemoreseptor perifer
- Terletak di badan aorta dan carotid pada sistem arteri
- Kemoreseptor ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida dan hydrogen dalam darah artri.

J. Mekanisme non-kimia
- Sistem limbik dan hipotalamus , rangsang nyeri dan emosi
- Proprioseptor di otot, tendo dan sendi yang berspon terhadap Gerakan tubuh
seperti olahraga akan meningkatkan ventilasi
- Baroreseptor di sinus karotikus, arkus aorta dan antrium menyebabkan tekanan
darah meningkat, frekuensi denyut jantung menurun, ventilasi menurun dan
vasodilatasi
- Jika suhu meningkat maka ventilasi meningkat
- Hormon epinefrin meningat/rangsang simpatis menyebabkan ventilasi berubah
- Iritasi mukosa sel pernapasan : reflesk bersin, pola napas berubah
- Refleks hering-breuer akan diaktifkan regangan reseptor yang terletak dalam
alveoli, yaitu Ketika paru berdistensi, inspirasi mengalami hambatan sehingga
paru tidak mengalami overdistensi pada aktivitas berat

K. Pola pernapasan
- Eupnea, pernapasan normal dimana frekuensi pernapasan 12-18 kali per menit,
kedalaman dan iramanya teratur
- Takipnea, peningkatan frekuensi pernapasan
- Bradypnea, penurunan frekuensi pernapasan
- Hyperpnea, peningkatan kedalaman pernapasan
- Hiperventilasi, peningkatan baik dalam frekuensi maupun kedalaman dengan
PCO2 rendah
- Kussmaul, hiperventilasi yang ditandai peningkatan frekuensi dan kedalaman,
yang berkaitan dangan diabetic asidosis berat atau yang bersumber dari ginjal
- Cheyne-stokes, perubahan episode apnea (hilangnya pernapasan) dan periode
napas dalam. Paling sering berkaitan dengan gagal jantung dan kerusakan pada
pusat pernapasan (akibat trauma atau tumor)

2.1 Pengertian Pernafasan


Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di
dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbondioksida ke lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu :
2.1.1 Respirasi Luar
Merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Dalam
mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1) Respirasi / Pernapasan Dada
a. Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
b. Tulang rusuk terangkat ke ata
c. Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2) Respirasi / Pernapasan Perut
a. Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
b. Diafragma datar
c. Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam
keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi
berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus
selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan
disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
2.1.2 Respirasi Dalam

Merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.


Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan
19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40
milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang positif dan udara
mengalir meninggalkan paru. kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak
200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan
bantuan darah. Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung


oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap
air.Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernapas terjadi pelepasan energy. Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru

2.2 Mekanisme Pernafasan

2.2.1. Inspirasi
Paru dan dinding dada merupakan struktur yang elastis. Pada keadaan
normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan di antara paru dan dinding dada
(ruang intrapleura).15 Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi
akan meningkatkan volume intratoraks. Tekanan intrapleura di bagian basis paru
akan turun dari sekitar -2,5 mmHg (relatif terhadap tekanan atmosfer) pada awal
inspirasi, menjadi -6 mmHg. Jaringan paru akan semakin teregang. Tekanan di
dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif dan udara akan mengalir ke
dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada
kembali ke kedudukan ekspirasi sampai tercapai keseimbangan kembali antara
daya recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di saluran udara menjadi
lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru.

2.2.2 Ekspirasi
Ekspirasi selama pernapasan tenang merupakan proses pasif yang tidak
memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume intratoraks. Namun, pada
awal ekspirasi, sedikit kontraksi otot inspirasi masih terjadi. Kontraksi ini
bertujuan untuk meredam daya recoil paru dan memperlambat ekspirasi.15, 16
Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun menjadi -30 mmHg sehingga
pengembangan jaringan paru menjadi lebih besar. Bila ventilasi meningkat,
derajat pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan oleh kontraksi aktif otot
ekspirasi yang menurunkan volume intratoraks.

2.3 Volume dan kapasitas paru paru


Volume paru dan kapasitas paru merupakan gambaran fungsi ventilasi
sistem pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan kapasitas fungsi
paru dapat diketahui besarnya kapasitas ventilasi maupun ada tidaknya kelainan
fungsi paru.
2.3.1 Volume Paru
Empat macam volume paru tersebut jika semuanya dijumlahkan, sama
dengan volume maksimal paru yang mengembang atau disebut juga total lung
capacity, dan arti dari masing-masing volume tersebut adalah sebagai berikut :
1) Volume tidal merupakan jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap kali
inspirasi atau ekspirasi pada setiap pernapasan normal. Nilai rerata pada kondisi
istirahat = 500 ml.
2) Volume cadangan inspirasi merupakan jumlah udara yang masih dapat masuk ke
dalam paru pada inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa dan diatas volume
tidal, digunakan pada saat aktivitas fisik. Volume cadangan inspirasi dicapai
dengan kontraksi maksimal diafragma, musculus intercostalis eksternus dan otot
inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 ml.
3) Volume cadangan ekspirasi merupakan jumlah udara yang dapat ikeluarkan
secara aktif dari dalam paru melalui kontraksi otot ekspirasi secara maksimal,
setelah ekspirasi biasa. Nilai rerata = 1000 ml.
4) Volume residual merupakan udara yang masih tertinggal di dalam paru setelah
ekspirasi maksimal. Volume ini tidak dapat diukur secara langsung menggunakan
spirometri. Namun, volume ini dapat diukur secara tidak langsung melalui teknik
pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah gas tertentu yang tida k
berbahaya seperti helium. Nilai rerata = 1200 ml.

2.3.2 Kapasitas Paru


Kapasitas paru merupakan jumlah oksigen yang dapat dimasukkan ke dalam
paru seseorang secara maksimal. Jumlah oksigen yang dapat dimasukkan ke
dalam paru akan ditentukan oleh kemampuan compliance sistem pernapasan.
Semakin baik kerja sistem pernapasan berarti volume oksigen yang diperoleh
semakin banyak.
1) Kapasitas vital yaitu jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru
dalam satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal. Kapasitas vital
mencerminkan perubahan volume maksimal yang dapat terjadi di paru. Kapasitas
vital merupakan hasil penjumlahan volume tidal dengan volume cadangan
inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Nilai rerata = 4500 ml.
2) Kapasitas inspirasi yaitu volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir
ekspirasi biasa.Kapasitas inspirasi merupakan penjumlahan volume tidal dengan
volume cadangan inspirasi. Nilai rerata = 3500 ml.
3) Kapasitas residual fungsional yaitu jumlah udara di paru pada akhir ekspirasi
pasif normal.Kapasitas residual fungsional merupakan penjumlahan dari volume
cadangan ekspirasi dengan volume residual. Nilai rerata = 2200 ml.
4) Kapasitas total paru yaitu jumlah udara dalam paru sesudah inspirasi maksimal.
Kapasitas total paru merupakan penjumlahan dari keseluruhan empat volume
paru atau penjumalahan dari kapasitas vital dengan volume residual. Nilai rerata
= 5700 ml.

2.4 Ventilasi Paru-Paru


2.4.1 Proses Ventilasi Paru
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu :
1. Menarik napas (inspirasi)
2. Menghembus napas (ekspirasi)

Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi. Secara bergantian,


teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang
terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat
pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata)
Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa reflex napas juga di bawahpengaruh korteks serebri.
Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam
darah dan kekurangan oksigen dalam darah
2.4.2 Faktor Fisik / Mekanika Ventilasi
1. Varians Tekanan Udara
Udara mengalir dari region yang tekanan tinggi ke region tekanan lebih
rendah. Selama inspirasi, gerakan diafragma dan otot-otot pernapasan lain
memperbesar rongga toraks, sehingga memperbesar tekanan dalam toraks sampai
tingkat di bawah tekanan atmosfer, sehingga udara tertarikmelalui trakea dan
bronkus ke alveoli Selama ekspirasi, diafragma rileks, paru-paru mengempis,
tekanan alveolar melebihi tekanan atmosfer, sehingga udara mengalir dari paru-
paru ke atmosfer.
2. Resistensi Jalan Udara
Resistensi adalah hambatan jalan udara karena bentuk dari saluran napas
atau hambatan.Resistensi ditentukan oleh diameter atau kelebaran bronkial, yang
akan mempengaruhi resistensi jalan udara dan kecepatan aliran udara. Faktor
yang dapat mengubah diameter bronkial termasuk kontraksi otot polos bronkial
yaitu asma, penebalan mukosa bronkus spt bronkitis kronis, obstruksi jalan napas
spt lendir, tumor, benda asing.
3. Compliance
Elastisitas paru pada saat mengembang di saat inspirasi. Semakin
menurun compliance paru, semakin kecil tidal volume yang dapat ditampung.
Pada keadaan normal, setiap Pinsp 1 cmH2O paru-paru dapat mengembang 130-
200 ml. Jadi untuk memenuhi TV normal 500 ml hanya diperlukan tekanan 3-4
cmH2O. Faktor yang menentukan compliance paru adalah tahanan permukaan
alveoli (normalnya rendah dengan adanya surfaktan) dan jaringan ikat, misal
kolagen dan elastin paru.
Compliance akan meningkat ketika paru-paru kehilangan daya
elastisitasnya dan toraks terlalu tertekan (misal emfisema). Compliance akan
turun pada saat paru-paru kaku (spt pneumotoraks, efusi pleura, ARDS), sehingga
akan butuh banyak energi untuk mencapai ventilasi normal. Pada edema pulmo,
compliance paru menurun karena alveolus terisi cairan sehingga menghambat
alveolus untuk mengembang.

2.5 Pengaturan Pernafasan


Jaringan kerja neuron yang mengatur mekanisme bernafas pada manusia
disebut sebagai pusat pengaturan pernafasan. Pusat pengaturan pernafasan
terletak pada dua tempat dalam otak manusia, yaitu pada pons dan medulla
oblongata (sering disebut medulla saja). Medulla mengatur ritme bernafas
sedangkan pons akan mengatur tempo bernafas. Pusat pengaturan pernafasan
manusia; pons dan medulla oblongata.
Bagaimana Nafas Diatur?
 Mekanisme pertukaran CO₂ dan O₂
 Medulla menggunakan pH dari cairan di sekitar jaringan tubuh sebagai
indikator kandungan CO₂ dalam darah
 CO₂ dalam darah akan berdifusi ke cairan serebrospinal dimana CO₂
akan bereaksi dengan air sehingga akan terbentuk asam karbonat (H₂CO3)
 Asam karbonat akan berdisasosiasi menjadi ion bikarbonat (HCO3) dan ion
hidrogen (H+)
 Reaksi difusi CO₂ dari darah ke cairan tubuh; CO₂ + H₂O = H₂CO3 HCO3
+ H+ Peningkatan aktivitas metabolik meningkatkan konsentrasi CO₂
dalam darah sehingga membuat medulla memerintahkan tubuh untuk
bernafas dalam dan atau meningkatkan ritme pernafasan.
 Mekanisme ini akan tetap dipertahankan hingga kadar pH darah kembali
normal.

Bagaimana dengan kadar O₂ yang rendah?


 Kadar O₂ yang rendah hanya memiliki efek yang kecil ke pusat
pengaturan pernafasan
 Akan tetapi kadar O₂ yang amat rendah memicu sensor di aorta dan arteri
karotid mengirim sinyal ke pusat pengaturan pernafasan sehingga membuat
tubuh bernafas dalam dan meningkatkan ritme bernafas.
2.5.1 Mekanisme Inhalasi & Ekhalasi
1. Pernafasan Dada.
 Inhalasi: Terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk
terangkat dan volume rongga dada membesar serta tekanan udara menurun.
 Ekhalasi: Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa menurun, volume kecil, tekanan
membesar.
2. Pernafasan Perut
 Inhalasi: Terjadi karena kontraksi /relaksasi otot diafragma (datar dan
melengkung)
 Datar: volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang tekanan mengecil
(inhalasi). Melengkung: volume rongga dada mengecil, paru paru mengecil,
tekanan besar/ekshalasi.

2.5.2 Volume statis paru-paru


1) Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali
bernafas pada saat istirahat.
2) Volume tidal normal bagi 350-400 ml.
3) Volume residu (RV) - jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah
menghembuskan nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Nilai normalnya
adalah 1200 ml.
4) Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara
maksimal. VC=VT + IRV + ERV (seharusnya 80 % TLC) Besarnya adalah 4800
ml.
5) Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat
dimasukkan ke dlm paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC = VT + IRV +
ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml.
6) Kapasitas residu fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-paru
setelah ekspirasi volume tidal normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400
ml.
7) Kapasitas inspirasi (IC) = jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi setelah
ekspirasi normal. IC-VT+IRV. Nilai normalnya sekitar 3600 ml.
8) Volume cadangan inspirasi (IRV) = jumlah udara yang dapat diinspirasi secara
paksa sesudah inspirasi volume tidal normal
9) Volume cadangan ekspirasi (ERV) - jumlah udara yang dapat diekspirasi secara
paksa sesudah ekspirasi volume tidal normal.

2.6 Pengaruh lingkungan terhadap pernapasan


Bahaya polusi udara terhadap paru-paru bukanlah sesuatu yang dapat
dianggap sepele. Paparan polusi udara yang berlebihan diketahui bisa
meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit pada paru-paru, mulai dari
infeksi saluran pernapasan, pneumonia, bronkitis, hingga kanker.
Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar yang
memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Tak hanya dapat
menimbulkan berbagai penyakit, paparan polusi udara berlebih juga diketahui
dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian dini.
Data dari WHO menyebutkan bahwa terdapat sekitar 7 juta orang di dunia
yang meninggal setiap tahunnya akibat paparan polusi udara, baik polusi udara
yang berasal dari luar ruangan maupun dalam ruangan.
Sementara itu, di Indonesia sendiri, angka kematian akibat polusi udara
diperkirakan mencapai lebih dari 60.000 kasus setiap tahunnya.Beberapa Jenis
Zat Berbahaya pada Polusi Udara
Berikut ini adalah beberapa jenis zat berbahaya yang terdapat di dalam
polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan tubuh:
1. Nitrogen dioksida
Nitrogen dioksida (NO2) merupakan salah satu jenis gas berbahaya yang
biasanya dihasilkan dari proses pembakaran, seperti pembakaran sampah,
kebakaran hutan atau kabut asap, dan mesin kendaraan bermotor atau pembangkit
listrik.
Paparan nitrogen dioksida dalam jangka panjang dapat menyebabkan
peradangan pada saluran pernapasan dan menurunkan fungsi paru-paru. Gas
beracun ini juga bisa meningkatkan risiko terjadinya bronkitis, baik pada orang
dewasa maupun anak-anak.
2. Unsur-unsur partikel
Komponen partikel di udara terdiri atas sulfat, nitrat, amonia, natrium
klorida, dan debu mineral. Paparan kombinasi unsur-unsur partikel tersebut dalam
jangka panjang, dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan,
kanker paru-paru, dan penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung dan
stroke.
3. Ozon
Lapisan ozon pada atmosfer memang memiliki peran penting sebagai
penangkal sinarultraviolet (UV) dari matahari. Namun, ozon yang berada
dipermukaan bumi merupakan salah satu gas berbahaya yang terkandung di
dalam polusi udara. Paparan ozon dalam waktu lama dapat menyebabkan sesak
napas, memicu kambuhnya asma dan emfisema, serta membuat paru- paru lebih
rentan terkena infeksi.
4. Sulfur dioksida
Sulfur dioksida (SO2) adalah polutan yang dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dan bensin, serta peleburan biji
mineral yang mengandung belerang.
Ketika terhirup, zat ini dapat menyebabkan peradangan pada saluran
pernapasan dan menyebabkan berbagai gejala, seperti batuk berdahak dan sesak
napas. Selain itu, orang yang sering menghirup sulfur dioksida berisiko lebih
tinggi terkena infeksi saluran pernapasan dan bronkitis, serta kambuhnya gejala
asma.
5. Benzena
Benzena adalah cairan kimia yang sangat mudah mengalami penguapan
sehingga dapat mencemari udara. Polusi udara yang mengandung benzena
biasanya ditemukan pada asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik, serta produk
sehari-hari, seperti lem dan detergen. Terpapar benzena dalam kadar yang tinggi
dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kanker paru-paru, anemia, dan bahkan
kematian.
6. Karbon monoksida
Karbon monoksida adalah gas yang dihasilkan dari proses pembakaran,
misalnya pembakaran batu bara, kayu, dan bahan bakar pada kendaraan. Ketika
seseorang terlalu banyak menghirup gas karbon monoksida (CO), kemampuan
darah untuk mengikat oksigen akan berkurang. Hal ini disebabkan gas CO lebih
mudah terikat dengan hemoglobin daripada oksigen. Akibatnya, tubuh akan
mengalami kekurangan oksigen atau hipoksia. Penurunan kadar oksigen yang
tidak segera diatasi bisa menimbulkan komplikasi berbahaya berupa rusaknya
jaringan atau organ tubuh dan kematian.
7. Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa gabungan antara hidrogen dan karbon.
Saat terhirup dalam jumlah banyak, gas hidrokarbon dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan, mulai dari batuk, sesak napas, pneumonia, gangguan
irama jantung, hingga hipertensi pulmonal.
Meski udara yang Anda hirup terlihat bersih, berbagai jenis zat berbahaya
mungkin saja masih terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, Anda perlu
melindungi diri dari paparan polusi udara penyebab kerusakan paru-paru dan
berbagai penyakit lainnya.
Untuk melindungi diri dari polusi udara, Anda bisa menggunakan masker
saat beraktivitas, menggunakan penyaring udara atau air purifier di rumah, dan
memelihara tanaman dalam rumah yang bisa membuat udara menjadi lebih bersih
dan segar. Tak hanya itu, kini penggunaan masker juga menjadi salah satu
protokol kesehatan yang wajib dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19.
Jika Anda sering terpapar polusi udara dan mengalami gejala tertentu,
seperti batuk-batuk, pilek, sesak napas, sakit kepala, dan batuk berdarah,
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan
mendapatkan penanganan yang tepat.

BUNYI NAPAS
BUNYI NAPAS ABNORMAL

Anda mungkin juga menyukai