Anda di halaman 1dari 6

Laporan Diskusi

“ Perlindungan dan Penegakkan hukum di Indonesia”

Oleh

Kelompok 1

Alfiando Erik Nora


Irvando Rinaldi
Novri Albert
Afifah Khairunnisa Erwin
Fakhira Rahmi
Muzilla Tussukhti
Osi Delvita
Syawalni Hermanida
Wardatul Husna

2020/2021
SMAN 1 SIJUNJUNG
Kasus : Makin meningkatnya kasus tindak pidana korupsi oleh para pejabat.

1) Bagaimana jalannya masalah ?

Para pejabat melakukan korupsi dengan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepetingan


pribadi seperti kebutuhan dan keinginannya. Penyalahgunaan yang dilakukan dengan memakai
uang Negara. Kurangnya tidak lanjut dari Negara sehingga angka tindakan korupsi meningkat
daripada pemberantasannya. Kesadaran dari setiap individu terutama pejabat yang memiliki
kesempatan lebih besar masih kurang, dan ini juga merupakan penyebab kasus tindakan korupsi
yang terus meninggkat.

2) Seberapa luas masalah tersebar pada bangsa dan negara?

Tindak pidana korupsi sudah tersebar luas pada wilayah bangsa dan Negara Indonesia.
Mulai dari pejabat yang duduk ditingkat pemerintahan yang rendah sampai pejabat yang duduk di
tingkat pemerintahan yang tinggi. Bahkan hampir seluruh pejabat melakukan penyalahgunaan
uang Negara tersebut walaupun tidak dengan jumlah yang besar.

3) Mengapa masalah harus ditangani pemerintah dan haruskah seseorang bertanggung jawab
memecahkan masalah?
Masalah tersebut harus ditangani pemerintah karena termasuk kepada kasus yang besar dan
dapat menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap Negara agar kasus tersebut tidak terulang
lagi dan kerugian Negara tidak bertambah. Masalah ini memang harus dipecahkan, namun bukan
tanggung jawab orang lain melainkan individu masing-masing.

4) Adakah kebijakan tentang masalah tersebut?

Berbagai kebijakan tersebut tertuang dalam berbagai peraturan perundang-undangan,


antara lain dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5) Adakah perbedaan pendapat, siapa organisasi yang berpihak
pada masalah ini?
Tidak ada perbedaan pendapat dalam permasalahan ini dan tidak ada organisasi yang
berpihak dalam kasus tindak pidana korupsi. Dalam kasus ini. Semua lembaga menentang perilaku
ini. Tidak ada lembaga yang berpihak pada kasus ini. Bahkan semua masyarakat pun menentang
perilaku ini.

6) Pada tingkat atau lembaga pemerintah apa yang bertanggung


jawab tentang masalah ini?

Untuk kasus ini yang menanganinya adalah Komisi pemberantasan korupsi ( KPK ).
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia adalah lembaga negara yang dibentuk dengan
tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana
korupsi. KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Dokumentasi diskusi kelompok

Anda mungkin juga menyukai