1. Berikut adalah lembaga-lembaga Negara yang menangani kasus tentang pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga Negara beserta tugas dan wewenangnya:
Komisi Nasional Hak Asasi insan atau KOMNAS HAM, memiliki tugas dan kewenangan:
Pemantau dan pelapor wacana pelanggaran HAM berbasis gender serta kondisi pemenuhan
hak perempuan korban.
– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal
28B ayat 1).
– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
(pasal 28I ayat 1).
– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat
(2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.
Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
4. contoh-contoh upaya pemerintah dalam penanganan kasus pelanggaran hak dan kewajiban di
Indonesia.
6. Kekuasaan Kehakiman yang merdeka dalam ketentuan ini mengandung pengertian bahwa
kekuasaan kehakiman bebas dari segala campur tangan pihak kekuasaan ekstra yudisial, kecuali
dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Peradilan Umum
Peradilan umum menangani perkara pidana dan perdata secara umum. Badan pengadilan yang
menjalankannnya adalah Pengadilan Negeri sebagai pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan
Tinggi sebagai pengadilan tingkat bandingnya.
Terdapat 6 pengadilan khusus di lingkungan peradilan umum:
a.Pengadilan Anak, merupakan pengadilan yang melakukan proses peradilan atas perkara yang
dilakukan oleh pada anak berumur 12-17 tahun yang diduga melakukan suatu tindak pidana.
b.Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, merupakan pengadilan yang melakukan proses peradilan
atas perkara tindak pidana korupsi, dimana pekara yang diperkarakan adalah pekara yang
tuntutannya diajukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
c.Pengadilan Perikanan, merupakan pengadilan yang melakukan proses peradilan yang
berhubungan dengan tindak pidana di bidang perikanan.
d.Pengadilan HAM, merupakan pengadilan yang melakukan proses peradilan yang berkaitan
dengan pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.
e.Pengadilan Niaga, merupakan pengadilan yang melakukan proses peradilan atas perkara pailit
dan penundaan kewajibann pembayaran utang, kekayaan intelektual, dan likuidasi.
f.Pengadilan Hubungan Industrial, merupakan pengadilan yang melakukan proses peradilan atas
perkara perselisihan hubungan industrial meliputi hak, kepentingan, PHK, dan perselisihan antar
serikat pekerja/serikat buruh dalam satup perusahaan.
Peradilan Agama
Peradilan agama ini adalah peradilan yang khusus menangani perkara perdata tertentu bagi
masyarakat beragama Islam.
Peradilan ini khusus menangani perkara gugatan terhadap pejabat administrasi negara akibat
penetapan tertulis yang dibuatnya merugikan seseorang atau badan hukum tertentu.
Peradilan Militer
Peradilan militer hanya menangani perkara pidana dan sengketa tata usaha bagi kalangan militer.
Badan yang menjalankan terdiri dari Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi dan Pengadilan
Militer Utama.
Peradilan Konstitusi
Menangani pengujian kesesuaian isi undang-undang dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan
kewenangan lain yang diatur dalam UUD 1945. Dasar hukum peradilan ini adalah berdasarkan
UUD 1945 dan UU No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi jo. UU No.8 Tahun 2011 jo. UU
No.4 Tahun 2014.
10. (ALINEA 1) Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
(ALINEA 2) Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
(ALINEA 3) Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaannya.
(ALINEA 4) Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
11. Nasionalisme : suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan
kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari
internal maupun eksternal
Patriotisme : sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara
Separatisme : suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau
kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama
lain (atau suatu negara lain).
Radikalisme : sebuah kelompok atau gerakan politik yang kendur dengan tujuan mencapai
kemerdekaan atau pembaruan electoral yang mencakup mereka yang berusaha mencapai
republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan
dengan perkembangan liberalisme.
Terorisme : perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman yang menimbulkan teror atau
rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban massal atau kerusakan dengan motif
ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Salah satu bentuk terorisme adalah aksi peledakan
bom.
Anarkisme : filsafat politik yang menganjurkan masyarakat tanpa negara atau sering didefinisikan
sebagai lembaga sukarela yang mengatur diri sendiri. Tapi beberapa penulis telah mendefinisikan
sebagai lembaga yang lebih spesifik berdasarkan asosiasi bebas non-hierarkis.
3. Meski tanpa pengaduan korban akan tetap diambil tindakan oleh pengadilan.
4. Pihak yang dirugikan cukup melapor kepada yang berwajib (polisi) dan akan menjadi saksi.
5. Penggugat adalah penuntut umum. Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan
antara orang satu dengan orang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.
13. Pelanggaran hak adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelainan yg secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yg berlaku.
Pengingkaran kewajiban adalah kewajiban yang telah diberi kepada seseorang tetapi orang
tersebut tidak menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya.
Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang atau suatu kelompok masyarakat
kepada aturan-aturan atau hukum yang berlaku.Kesadaran hukum sangat diperlukan oleh suatu
masyarakat.