Bab 2
Bab 2
id
BAB 2
LANDASAN TEORI
Beberapa penelitian terdahulu baik skripsi dan tesis yang relevan dengan
penelitian ini yang terdapat pada Tabel 2.1 dibawah ini:
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Sistem Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pengertian SMK3
Klasifikasi Kecelakaan
Tujuan SMK3
Kerja
Manfaat SMK3
Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja
Dalam kegiatan industri proyek konstruksi terdapat sifat-sifat khusus yang tidak
ditemui pada industri lain, yaitu :
a. Kegiatan industri konstruksi terdiri dari bermacam-macam kegiatan dengan
jumlah banyak dan rawan kecelakaan.
b. Jenis-jenis kegiatannya sendiri tidak standar, sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor luar, seperti : kondisi lokasi bangunan, cuaca, bentuk desain, metode
pelaksanaan, dan lain-lain.
c. Perkembangan tekhnologi yang selalu diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
memberikan andil risiko tersendiri.
d. Tingginya turn over tenaga kerja juga menjadi masalah tersendiri, karena
selalu menghadapi orang-orang baru yang terkadang masih belum terlatih.
e. Banyaknya pihak yang terkait dalam proses konstruksi, yang memerlukan
pengaturan serta koordinasi yang kuat.
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident)
atau nyaris celaka (near-miss). Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang
(1991:22 dan 139) menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk
mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan
kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang
mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya.
Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang berarti terbebasnya seseorang
dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental
dan juga sehat secara sosial. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan social kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”. Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi
Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi
kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan adalah konsep positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat
bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja
dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisen, dan produktif (Permenaker No.05/MEN/1996).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
Pendekatan Organisasi
Pendekatan
SMK3 yang Pendekatan Rekayasa Teknis
Efektif
Pendekatan Individual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
a. Komitmen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
Kebijakan ini harus melewati proses konsultasi dengan pekerja atau wakil pekerja
dan disebarluaskan kepada seluruh pekerja. Kebijakan ini juga harus bersifat
dinamis artinya sering ditinjau ulang agar sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Perencanaan
Perencanaan yang dibuat oleh perusahaan harus efektif dengan memuat sasaran
yang jelas sebagai program dari kebijakan K3 tempat kerja dan indikator kinerja
serta harus dapat menjawab kebijakan K3. Hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan adalah identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
serta. hasil tinjauan awal terhadap K3.
Dalam perencanaan ini secara lebih rinci terbagi menjadi beberapa hal :
1. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dari
kegiatan produk barang dan jasa
2. Pemenuhan akan peraturan perundangan dan persyaratan lainya dan setelan itu
mendiseminasikan kepada seluruh tenaga kerja.
3. Menetapkan tujuan dan sasaran dari kebijakan K3 yang harus dapat diukur,
menggunakan satuan/indicator pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka
waktu pencapaian.
4. Menggunakan indikator kinerja sebagai penilaian kinerja K3 sekaligus rnenjadi
informasi keberhasilan pencapaian SMK3
5. Menetapkan sistem pertanggung jawaban dan sarana untuk pencapaian
kebijakan K3.
c. Implementasi
Setelah membuat komitmen dan perencanaan maka kini tiba pada tahap penting
yaitu penerapan SMK3. Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan pada tahap ini
adalah :
1. Adanya jaminan kemampuan.
2. Kegiatan pendukung.
3. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
Untuk menjaga tingkat kepercayaan terhadap data yang akan diperoleh maka
beberapa proses harus dilakukan seperti kalibrasi alat, pengujian peralatan dan
contoh piranti lunak dan perangkat keras.
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Inspeksi K3) adalah suatu aktivitas
untuk menemukan masalah-masalah atau potensi bahaya dan menilai resikonya
sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-benar terjadi.
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
2. Audit SMK3.
Audit ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari penerapan SMK3 di tempat
commitdalam
kerja. Hal yang perlu diperhatikan to user audit adalah : sistematik dan
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
a) Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya potensial dalam
sistem di kegiatan operasi perusahaan.
b) Memastikan bahwa pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan telah dilaksanakan sesuai ketentuan pemerintah, standar teknis
yang telah ditentukan, standar keselamatan dan kesehatan kerja yang
berlaku dan kebijakan yang ditentukan oleh manajemen perusahaan.
c) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial sebelum timbul
gangguan atau kerugian terhadap tenaga kerja, harta, lingkungan maupun
gangguan operasi serta rencana tanggap terhadap keadaan darurat sehingga
mutu pelaksanaan K3 dapat meningkat.
Merupakan hasil temuan dari audit dan terus dan harus .disetujui oleh pihak
manajemen dan dijamin pelaksanaan secara sistematik dan efektif.
Secara teknis secara nasional parameter yang terdapat pada Permenaker 05/1996
adalah bahwa parameter tersebut telah mencakup ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku di wilayah hukum Indonesia secara minimum
requirement.
Salah satu kegiatan lain dalam pengukuran kinerja SMK3L yaitu, inspeksi dimana
mengandung pengertian yaitu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
memeriksa kelengkapan secara teknis dari suatu tempat atau plant. Sedangkan
inspeksi K3 yaitu merupakan pengujian secara detail dari suatu obyek seperti
tempat kerja yang khusus, departemen atau bagian, unit, mesin, instalasi ataupun
proses. Hal tersebut bertujuan memastikan bahwa setiap potensi bahaya
diidentifikasikan secara tepat dan untuk mengetahui prioritas tindakan yang
diambil. Ada beberapa tipe yang didasarkan atas periode pelaksanaan yang
terdapat pada Tabel 2.2 dibawah ini:
d. Usia peralatan: semakin lama usia dari suatu peralatan semakin sering
dilakukan inspeksi.
e. Persyaratan hukum: hasil perundingan dengan departemen yang sesuai. Setelah
dijelaskan pengertian audit dan inspeksi di atas, dimana keduanya merupakan
kegiatan pengukuran dan pemeriksaan. Kegiatan tersebut berbeda, baik dalam
pendekatannya maupun metode penerapannya meskipun masing-masing
kegiatan dimaksudkan untuk memperlihatkan kelemahan yang berpotensi
menimbulkan bahaya, kerusakan harta ataupun kecelakaan. Untuk itu kita perlu
mengetahui perbedaannya agar lebih jelas dalam pengertian maupun
penafsirannya. Hal tersebut dapat kita lihat dalam Tabel 2.3 berikut ini:
Inspeksi K3 harus dilakukan lebih sering dibandingkan audit SMK3 (safety audit),
karena bersifat mencari identifikasi terhadap bahaya, maka potensi bahaya dapat
diketahui lebih awal sehingga tindakan dapat diambil segera. Sedangkan untuk
audit membutuhkan persiapan-persiapanyang cukup lama yang meliputi
keseluruhan aspek yang ada di area / plan sehingga audit dtekukan tahunan atau
paling banyak 2 kali dalam setahun dan idealnya jika dilakukan setahun sekali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
Colling pada buku Industrial Safety (1990) telah mencatat teori-teori kecelakaan
sebagai berikut :
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu
kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh
secara bersamaan.
Dengan penjelasannya ini, Teori Domino Heinrich menjadi teori ilmiah pertama
yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan tidak lagi dianggap
sebagai sekedar nasib sial atau karena peristiwa kebetulan.
Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja diuraikan oleh Thompkin
(1982) yang disebut dengan teori Domino (domino sequence theory) memberikan
gambaran di dalam teori domino Henirich yang intinya adalah
4. Kesalahan manusia
disebabkan oleh
lingkungan atau
diperoleh dari
kebiasaan
Beliau merupakan salah satu orang Amerika yang mengatakan bahwa dalam
penerapan teori Heinrich terdapat kesalahan prinsipil. Orang terpaku pada
pengambilan salah satu domino yang seolah-olah menanggulangi penyebab utama
kecelakaan, yakni kondisi atau perbuatan tak aman. Tetapi mereka lupa untuk
commit to user
menelusuri sumber mengakibatkan kecelakaan. F.E.B Peterson mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Penyebab Langsung
III. Gejala (praktek d ibawah standar)
Peristiwa
IV. Kontak (kondisi di bawah standar)
Gangguan
V. Kerugian (tubuh maupun harta benda)
Penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh beberapa hal berikut ini :
Bahaya kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh manusia itu sendiri, antara
lain karena kurangnya pengertian mengenai K3, kurang disiplin, kondisi mental,
dll. Unsur-unsur tersebut menurut buku”Management Losses” Bab II tentang ”The
causes and Effects of Loss’ antara lain :
4) Salah pengertian
Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak
dengan bahaya. Penyebab Immediate causes ini meliputi faktor unsafe action dan
unsafe condition:
1. Unsafe Action (tindakan tidak aman) yaitu suatu tindakan yang salah dalam
bekerja tidak menurut SOP yang telah ditentukan (human error) misalnya
dalam mengoperasian mesin, peralatan, dll. Tindakan yang tidak aman berarti
melaksanakan sebuah tugas di bawah standar dari kondisi yang aman.
2. Unsafe condition (kondisi tidak aman) yaitu kondisi yang tidak aman akan
menyebabbkan kecelakan misalnya mesin, peralatan, bahan, proses pekerjaan,
metode kerja, sifat pekerjaan, lingkungan (fisik, biologik, kimia). Kondisi yang
tidak aman didefinisikan sebagai kondisi fisik apapun, jika tidak diperbaiki
kemungkinan akan mengarah kepada kecelakaan. Untuk meningkatkan
keselamatan pada tempat kerja, kondisi seperti itu harus dideteksi sebelum
kecelakaan terjadi. Selama masih kurangnya pelatihan, kurangnya peralatan
yang tepat, dan tidak amannya rangkaian peristiwa, bekerja di bawah kondisi
yang tidak layak menambah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan.
Sikap-sikap pekerja yang tidak memenuhi syarat pada umumnya adalah sebagai
berikut:
a. Tidak mau memakai alat pelindung yang disediakan dengan alasan akan
commit to user
memperlambat (mobilitas) pekerjaan yang dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Bahwa teknik pencegahan kecelakaan harus didekati dua aspek, yakni : Aspek
perangkat keras (peralatan , perlengkapan,mesin, letak dsb) dan Aspek perangkat
lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak resmi
mengenai misalnya syarat- syarat keselamatan sesuai instruksi peralatan
industri dan Alat Pelindung Diri (APD).
c. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhnya ketentuan-ketentuan
perundangan yang diwajibkan.
d. Penelitian bersifat teknik ,misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya,pagar
pengaman,pengujian APD , pencegahan ledakan peralatan lainnya.
e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor lingkungan
dan teknologi dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan.
f. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajibanyang
mengakibatkan kecelakaan.
g. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang
terjadi, banyaknya, mengenai siapa, saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-
sebabnya.
h. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik,
sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.
i. Latihan-latihan, latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja baru,
dalam keselamatan kerja.
j. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain
untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
k. Asuransi, yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan
misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika
tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.
l. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, merupakan ukuran utama efektif
tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah kecelakaan-
kecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan
sangat tergantung pada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua
pihak yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala
pengukuran. Suatu pernyataan/ pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban,
di mana masing-masing : sangat setuju diberi angka 4, setuju diberi angka 3,
kurang setuju diberi angka 2, dan tidak setuju diberi angka 1.
b. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah
commit
penelitian merupakan data yang valid to user
dengan alat ukur menggunakan kuesioner.
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
Uji validitas akan dilakukan dengan metode Pearson atau metode Product
Momen, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor
totalnya. Uji validitas ini menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows.
Adapun rumus metode Pearson Product Moment yaitu:
N å xy - (å x )(å y )
rxy =
[(å x 2 2
)(
- (å x ) N å y 2 - (å y )
2
)] (1)
Dimana:
rxy : korelasi Product Moment
c. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
kuesioner menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows.
Adapun formula yang digunakan adalah :
∑
⃰ƅƅ 1 (2)
ƅ
Dimana :
⃰ƅƅ = reliabilitas kuesioner
k = banyaknya butir pertanyaan
∑ = jumlah variansi butir
= variansi total
korelasi kita belum menentukan dengan pasti variabel independent dan dependent
nya.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran
data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,2001).
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Merupakan suatu keadaan dimana telah terjadi korelasi yang sangat kuat antar
masing-masing variabel bebas. Akibat yang muncul jika sebuah model regresi
memiliki kasus multikolineritas adalah kesalahan standar estimasi akan cenderung
meningkat dengan bertambahnya variabel bebas yang masuk pada model.
Sehingga signifikansi yang digunakan akan menolak hipotesis nol akan semakin
besar. Akibatnya model regresi yang diperoleh tidak sahih (valid) untuk menaksir
variabel independen. Salah satu cara termudah untuk melihat adanya kasus
multikolineritas ini adalah dengan melihat nilai variance inflating factor (VIF).
Apabila nilai VIF suatu model kurang dari angka 10 maka model tersebut
dinyatakan bebas dari kasus multikolineritas (Gujarati, 1995:78).
c. Uji Heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Merupakan korelasi yang terjadi antara residual pada pengamatan satu dengan
pengamatan lain pada model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi. Pertama, Uji Durbin-Watson (DW Test). Keputusan ada tidaknya
autokorelasi adalah:
commit
1. Bila nilai DW berada di antara to user dengan 4 - dU maka koefisien
dU sampai
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
e. Uji Linieritas
Pengujian linearitas ini perlu dilakukan, untuk mengetahui model yang dibuktikan
merupakan model linear atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan
curve estimation, yaitu gambaran hubungan linier antara variabel X dengan
variabel Y. Jika nilai sig f < 0,05, maka variabel X tersebut memiliki hubungan
linier dengan Y.
Analisis regresi berganda yaitu suatu analisis untuk melihat sejauh mana pengaruh
variabel faktor keselamatan dan kesehatan kerja terhadap penyebab kecelakaan
kerja. Analisis regresi berganda menggunakan rumus persamaan yaitu :
Dimana:
e = Eror
komputer SPSS 17.0 for windows untuk menghasilkan nilai koefisien determinasi
yang lebih akurat.
Analisis ini untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (x) terhadap
variabel terikat (y) dalam bentuk prosentase (%).
b1 å x1 y + b2 å x 2 y + bk å x k y
R2 =
åy 2
(4)
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
b1, b2, bk = koefisien variabel x
y = variabel terikat
x1, x2, xk = variabel bebas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Faktor Material
(X2) Tingkat
Kecelakaan Kerja
Faktor Alat (Y)
(X3)
Faktor Pekerja
(X4)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
2.11.8. Hipotesis
b. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Material (X2)
yang berperan dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Bank Mandiri Solo.
c. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Alat (X3) yang
berperan dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Bank Mandiri Solo.
d. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Pekerja (X4)
yang berperan dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Bank Mandiri Solo.
Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data.
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang
terdapat dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu
masalah. Sebelum mengolah data, diperlukan pengelompokkan data terlebih
dahulu agar dapat menghasilkan penelitian dengan hasil yang baik.
Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses pengolahan
data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk kegunaan lebih
lanjut. Berikut sedikit gambaran tentang cara kerja komputer dengan program
SPSS 17.0 for windows dalam mengolah data.
Data hasil penelitian atau data yang akan diproses dimasukkan lewat menu data
editor yang secara otomatis muncul di layar komputer. Hasil pengolahan data
muncul di layar windows yang lain dari SPSS yaitu viewer, output SPSS bisa
berupa :
b. Tabel
Pengerjaan (pivoting tabel, penambahan, pengurangan, dan lainnya) yang
Berhubungan dengan output data yang berbentuk tabel dilakukan lewat menu
Pivot table editor
commit to user