Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Matematika dan Aplikasi

deCartesiaN

ISSN:2302-4224
deCartesiaN
J o u r n a l h o m e p a g e: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/decartesian

Penerapan Bilangan Kompleks untuk Menyelesaikan


Soal-Soal Geometri Datar
Dwi Tristianto1, Lilik Linawati1, Bambang Susanto1*
1Program Studi Matematika–Fakultas Sains dan Matematika–UKSW, Jln. Diponegoro N0. 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
*Corresponding author: bambang.susanto@staff.uksw.edu

ABSTRAK INFO ARTIKEL


Soal-soal geometri datar pada umumnya diselesaikan dengan definisi, aksioma dan Diterima : 18 Desember2017
teorema-teorema yang ada. Tetapi, soal-soal geometri datar tertentu dapat Diterima setelah revisi : 11 Januari 2018
diselesaikan dengan konsep dan sifat bilangan kompleks, hal ini dikarenakan setiap
titik pada bidang dapat diwakili dengan sebuah bilangan kompleks, demikian pula Tersedia online : 31 Maret 2018
sebaliknya. Dalam makalah ini sifat-sifat bilangan kompleks diterapkan untuk
menyelesaikan beberapa soal geometri datar. Untuk itu, dipilih beberapa soal
geometri datar yang diselesaikan menggunakan pendekatan ini. Studi ini dilakukan Kata Kunci:
dengan cara mempelajari dan mensurvei teori-teori yang berkaitan dengan bilangan Bilangan Kompleks,
kompleks dan aplikasinya pada geometri datar. Soal-soal yang dipilih merupakan
soal yang diambil dari buku, catatan kuliah, karya ilmiah para ahli dibidangnya dan Dua Segmen Garis Saling Tegak Lurus,
soal Olimpiade Matematika tingkat SMA. Soal-soal yang dikaji berkaitan dengan Dua Segmen Garis Sejajar,
dua segmen garis sejajar (parallel), syarat tiga titik segaris (collinear), dua segmen Geometri Datar,
garis saling tegak lurus (perpendicullar) dan syarat empat titik membentuk suatu
segiempat talibusur (concyclic). Hasil dari penelitian ini adalah pembuktian dua Syarat Empat Titik Membentuk Segiempat
sifat istimewa dari jajar genjang, penentuan hasil pencerminan suatu titik terhadap Talibusur,
garis tertentu, penentuan letak titik tinggi dari suatu segitiga jika diketahui ketiga Syarat Tiga Titik Segaris.
titik sudutnya dan dua tipe soal terakhir yang dibahas adalah soal OSAMO 2015 no.
2 dan OSN SMA 2009 tentang pembuktian dua segmen garis tegak lurus dan 4 titik
tertentu membentuk suatu segiempat talibusur.

1. PENDAHULUAN syarat dua segmen garis sejajar 1), syarat tiga titik A, B,
Soal-soal geometri datar pada umumnya dapat C segaris 2), bagaimana menentukan titik tengah dari
diselesaikan menggunakan definisi, aksioma dan sebuah segmen garis 3), bagaimana menentukan
teorema-teorema yang ada. Menurut Chandra [7] soal- diagonal-diagonal belah ketupat saling tegak lurus 4)
soal geometri datar dapat juga diselesaikan dan syarat empat titik terletak pada satu lingkaran
menggunakan pendekatan geometri analitik. menggunakan cross-ratio. Sedangkan, pada artikel
Pendekatan ini memang dapat membantu pada kondisi penelitian Shaw [1] penggunaan bilangan kompleks
yang tepat, namun memiliki beberapa masalah. digunakan untuk penyelesaian soal tentang garis yang
Menurut Chen [5] beberapa masalah itu diantaranya menghubungkan titik tengah sisi segitiga membagi
adalah: 1) untuk menentukan titik di bidang segitiga itu menjadi 4 segitiga yang sama luasnya dan
membutuhkan dua variabel, 2) persamaan yang segitiga yang terbentuk adalah segitiga sama sisi 1) dan
terbentuk pada soal tentang geometri transformasi di syarat cukup suatu segi empat merupakan jajar genjang
bidang pada umumnya rumit sehingga sulit adalah diagonal-diagonalnya saling memotong sama
diselesaikan. Untungnya, masalah-masalah tersebut panjang 2). Beberapa aplikasi sederhana penerapan
dapat ditangani dengan menggunakan bilangan bilangan kompleks dapat memberikan solusi terbaik
kompleks. dalam menyelesaikan soal-soal geometri datar.
Representasi bilangan kompleks sebagai titik-titik Tujuan penelitian ini, diterapkan konsep dan sifat
di bidang datar secara alami mengarah pada interaksi bilangan kompleks untuk menyelesaikan permasalahan
dua arah antara geometri dan bilangan. Dalam artikel geometri datar. Untuk itu, diambil beberapa soal
penelitian Shastri [3] bilangan kompleks digunakan geometri datar yang akan diselesaikan. Soal-soal
untuk penyelesaian soal-soal geometri di bidang yaitu: geometri yang diselesaikan berasal dari beberapa
Dwi Tristianto, Lilik Linawati, Bambang Susanto
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14

sumber seperti soal olimpiade matematika, catatan 5. Syarat cukup titik A, B, C, dan D membentuk
kuliah dan soal-soal dari karya para ahli. segiempat talibusur adalah
𝑐−𝑎

𝑑−𝑎
merupakan
𝑐−𝑏 𝑑−𝑏
bilangan real. Di sini a, b, c dan d adalah bilangan-
2. METODE PENELITIAN
bilangan kompleks yang bersesuaian dengan titik A,
2.1 Studi Literatur
B, C dan D.
Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari dan
6. Misalkan titik A terletak diluar lingkaran satuan S,
mensurvei teori-teori yang berkaitan dengan bilangan
AE dan AF adalah dua garis singgung pada
kompleks dan aplikasinya pada geometri datar.
lingkaran tersebut yang ditarik dari titik A sebagai
mana terlihat pada Gambar. 1.
2.2 Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam menyusun makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Studi awal tentang geometri datar selanjutnya
bilangan kompleks.
2. Kemudian dipelajari fakta-fakta tentang sifat-sifat
bilangan kompleks yang dapat dipakai untuk
Gambar. 1. Sepasang garis singgung yang ditarik dari titik A
menyelesaikan soal-soal geometri datar.
3. Studi dilakukan dengan cara mempelajari buku, maka berlaku
catatan kuliah dan karya ilmiah dengan topik 2
𝑎=
terkait. 𝑒+𝑓
4. Kemudian dari studi tersebut semua bahan Bukti fakta ini bisa dilihat di [4].
dirangkum sebagai satu kesatuan yang utuh.
3.2 Penerapan Bilangan Kompleks untuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
3.1 Sifat-sifat Bilangan Kompleks Berikut ini disajikan soal-soal tentang geometri
Setiap bilangan kompleks mewakili sebuah titik di datar yang dapat diselesaikan dengan bilangan
bidang demikian pula sebaliknya. Dalam pembahasan kompleks. Dipilih beberapa soal yang mewakili soal
selanjutnya, notasi huruf besar digunakan untuk yang behubungan dengan kesejajaran, ketegaklurusan,
mewakili titik di bidang yang bersesuaian dengan kesegarisan dan segiempat talibusur. Soal-soal yang
bilangan kompleks dan huruf kecil untuk bilangan dipilih dianggap dalam penyelesaian dengan konsep
kompleks yang bersesuaian, misalkan a adalah bilangan dan sifat bilangan kompleks lebih mudah dibandingkan
kompleks yang sesuai dengan titik A di bidang. Secara menggunakan hukum-hukum geometri Euclid.
khusus, titik pusat O bersesuaian dengan bilangan Soal 1 : Soal ini merupakan contoh soal yang diambil
kompleks nol [5]. dalam artikel Geometric Aplication of Complex
Selanjutnya, akan dikemukakan beberapa sifat Number hal. 5 [1].
bilangan kompleks yang akan digunakan untuk Misalkan ABCD adalah jajar genjang dan E, F, G, H
pembahasan selanjutnya [4]: adalah titik tengah dari masing-masing garis AB, BC,
1. Setiap bilangan kompleks z dapat dikaitkan dengan CD, DA. Tunjukkan bahwa 𝐸𝐺 ∥ 𝐵𝐶 dan 𝐹𝐻 ∥ 𝐶𝐷 dan
vektor posisi OZ di bidang kompleks dengan titik EFGH adalah jajar genjang.
pangkal di O dan titik ujung di Z. Dengan perkataan
lain setiap bilangan kompleks dapat dipikirkan
sebagai suatu vektor. Ini berarti penjumlahan dua
bilangan kompleks itu sama persis dengan
penjumlahan dua vektor dibidang.
2. Misalkan 𝑧1 = 𝑥1 + 𝑖𝑦1 dan 𝑧2 = 𝑥2 + 𝑖𝑦2 dua
bilangan kompleks yang tidak segaris maupun tidak
sejajar yang memiliki sifat 𝑥𝑧1 + 𝑦𝑧2 = 0 dengan x
Gambar. 1. ABCD adalah jajar genjang dengan E, F, G, H adalah
dan y adalah dua bilangan real, maka pastilah 𝑥 = 0
titik-titik tengah setiap sisinya.
dan 𝑦 = 0.
3. Syarat cukup dua garis tegak lurus 𝐴𝐵 ⊥ 𝐶𝐷 adalah Penyelesaian:
𝑑−𝑐 Perhatikan Gambar. 2. Misalkan a, b, c dan d bertutut-
merupakan bilangan imajiner murni. Di sini a,
𝑏−𝑎 turut adalah bilangan kompleks yang bersesuaian
b, c dan d adalah bilangan-bilangan kompleks yang dengan titik-titik A, B, C, dan D. Menggunakan sifat 1,
bersesuaian dengan titik A, B, C dan D. 1
bilangan kompleks (𝑎 + 𝑏) mewakili titik tengah E
4. Syarat cukup agar ketiga titik A, B, dan C segaris 2
1
𝑐−𝑎 ̅̅̅̅̅̅̅
𝑐−𝑎 sedangkan bilangan kompleks (𝑐 + 𝑑) mewakili titik
adalah = ( ) merupakan bilangan imajiner 2
𝑐−𝑏 𝑐−𝑏 1
murni. Di sini a, b, dan c adalah bilangan-bilangan tengah G. Jadi, 𝐸𝐺 = (𝑐 + 𝑑 − 𝑎 − 𝑏).
2
kompleks yang bersesuaian dengan titik A, B, dan C.

2
Penerapan Bilangan Kompleks untuk Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14

Diketahui ABCD adalah jajar genjang, maka 𝑏 − 𝑎 = 𝑐 −


𝑑 dan 𝑑 − 𝑎 = 𝑐 − 𝑏. Sehingga
1 1 1
𝐸𝐺 = (𝑐 + 𝑑 − 𝑎 − 𝑏) = (𝑑 − 𝑎 + 𝑐 − 𝑏) = (𝑐 − 𝑏 +
2 2 2
𝑐 − 𝑏) = 𝑐 − 𝑏 = 𝐵𝐶.
Jadi, EG dan BC sejajar dan sama panjang. Selanjutnya,
analog dengan cara di atas diperoleh
1 1 1
𝐻𝐹 = (𝑏 + 𝑐 − 𝑎 − 𝑑) = (𝑏 − 𝑎 + 𝑐 − 𝑑) = (𝑐 − 𝑑 +
2 2 2
𝑐 − 𝑑) = 𝑐 − 𝑑 = 𝐷𝐶.
Jadi, HF dan DC sejajar dan sama panjang.
1
Perhatikan segiempat EFGH. 𝐸𝐹 = (𝑐 − 𝑎) dan 𝐺𝐻 = Gambar. 4. Z adalah hasil pencerminan titik C terhadap garis AB.
2
1
(𝑐 − 𝑎). Oleh karena itu, EF dan GH sejajar dan sama Penyelesaian:
2
panjang, sehingga EFGH adalah jajar genjang. Perhatikan Gambar. 4. Misalkan a, b, c dan z bertutut-
Q. E. D. turut adalah bilangan kompleks yang bersesuaian
dengan titik-titik A, B, C dan Z. Misalkan pula M adalah
Soal 2: Soal ini merupakan soal no. 1.8 buku M. R. titik tengah dari ZC. Jadi,
Spigel, [6] Complex Variables hal. 24. Buktikan bahwa 𝑧+𝑐
𝑚=
kedua diagonal dalam jajar genjang saling potong 2
memotong ditengah-tengah. Karena Z adalah hasil pencerminan dari C terhadap
garis AB, maka M pasti terletak pada garis AB. Sehingga
menurut sifat 3 diperoleh
𝑚 − 𝑏 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑚−𝑏
=( ).
𝑎−𝑏 𝑎−𝑏
Karena
𝑧+𝑐
𝑚= ,
2
maka
𝑧 + 𝑐 − 2𝑏 𝑧̅ + 𝑐̅ − 2𝑏̅
= .
2(𝑎 − 𝑏) 2(𝑎̅ − 𝑏̅)
Demikian pula karena ZC tegak lurus terhadap garis
Gambar. 3. Kedua diagonal dalam jajar genjang saling potong- AB
memotong ditengah-tengah. 𝑧−𝑐 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑧−𝑐 𝑐̅ − 𝑧̅
= −( )= .
𝑎−𝑏 𝑎−𝑏 𝑎̅ − 𝑏̅
Penyelesaian: Selanjutnya, diperoleh
Perhatikan Gambar. 3. Misalkan OABC adalah jajar
𝑧 + 𝑐 − 2𝑏 𝑧̅ + 𝑐̅ − 2𝑏̅
genjang dengan diagonal berpotongan di P. Misalkan = (1)
2(𝑎 − 𝑏) 2(𝑎̅ − 𝑏̅)
pula 𝑂𝐴 = 𝑧1 dan 𝑂𝐶 = 𝑧2. Jadi, 𝑂𝐵 = 𝑧1 + 𝑧2. Karena
dan
𝑧1 + 𝐴𝐶 = 𝑧2, 𝐴𝐶 = 𝑧2 − 𝑧1, maka 𝐴𝑃 = 𝑚(𝑧2 − 𝑧1 )
𝑧 − 𝑐 𝑐̅ − 𝑧̅
dengan 0 ≤ 𝑚. Dengan cara yang sama diperoleh 𝑂𝑃 = = (2)
𝑎 − 𝑏 𝑎̅ − 𝑏̅
𝑛(𝑧1 + 𝑧2 ) dengan 0 ≤ 𝑛 ≤ 1. Selanjutnya, akan Kedua persamaan (1) dan (2) dapat dipikirkan sebagai
ditunjukkan 𝑚 = 𝑛 = 1/2. Tetapi 𝑂𝐴 + 𝐴𝑃 = 𝑂𝑃 sistem persamaan dalam z dan 𝑧̅. Sistem persamaan z
merupakan bilangan imajiner murni, sehingga 𝑧1 + dan 𝑧̅ dapat disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
𝑚(𝑧2 − 𝑧1 ) = 𝑛(𝑧1 + 𝑧2 ) atau (1 − 𝑚 − 𝑛)𝑧1 + (𝑚 − 𝑃𝑧 + 𝑄𝑧̅ = 𝑅
𝑛)𝑧2 = 0. Dengan demikian menurut sifat 2 diperoleh 𝑈𝑧 + 𝑉𝑧̅
(1 − 𝑚 − 𝑛) = 0 dan 𝑚 − 𝑛 = 0. Ini berarti 𝑚 = 1/2, =𝑊 (3)
𝑛 = 1/2. Jadi, terbukti P adalah titik tengah dari dengan
diagonal tersebut. 𝑃 = 𝑎̅ − 𝑏̅ = 𝑈
Q. E. D. 𝑄 = 𝑎−𝑏
𝑉 = −(𝑎 − 𝑏) = 𝑏 − 𝑎
Soal 3 [5]: Diberikan tiga titik A, B dan C yang tak
𝑅 = 𝑎𝑐̅ − 𝑏𝑐̅ + 𝑎̅𝑐 − 𝑏̅ 𝑐
segaris, seperti Gambar. 4. Misalkan Z adalah
𝑊 = 𝑎𝑐̅ − 𝑏𝑐̅ − 2𝑎𝑏̅ − 𝑎̅𝑐 + 2𝑎̅𝑏 + 𝑏̅𝑐 (4)
pencerminan dari C pada garis AB. Maka z dapat
Apabila sistem persamaan (3) dan (4) diselesaikan
dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
untuk sistem persamaan untuk z diperoleh
𝑎𝑐̅ + 𝑏𝑎̅ − 𝑎𝑏̅ − 𝑏𝑐̅
𝑧= 𝑅 𝑄
𝑎̅ − 𝑏̅ | | 𝑅𝑉 − 𝑄𝑊 𝑎𝑐̅ + 𝑏𝑎̅ − 𝑎𝑏̅ − 𝑏𝑐̅(2𝑏 − 2𝑎)
𝑧= 𝑊 𝑉 = =
𝑃 𝑄 𝑃𝑉 − 𝑄𝑈 (𝑎̅ − 𝑏̅)(2𝑏 − 2𝑎)
| |
𝑈 𝑉

3
Dwi Tristianto, Lilik Linawati, Bambang Susanto
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14

𝑎𝑐̅ + 𝑏𝑎̅ − 𝑎𝑏̅ − 𝑏𝑐̅


=
𝑎̅ − 𝑏̅
Q. E. D.
Soal 4 :
Diketahui a, b, dan c adalah bilangan kompleks yang
terletak pada lingkaran satuan di bidang kompleks dan
h adalah bilangan kompleks ℎ = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐. Jika A, B, C
dan H berturut turut adalah titik-titik pada bidang yang
bersesuaian dengan bilangan kompleks a, b, c dan h,
maka buktikan bahwa titik H merupakan titik potong
dari garis tinggi segitiga ABC [5].
Gambar. 6. Ilustrasi latar belakang soal USAMO 2015 No. 2.

Jika X bergerak sepanjang segmen garis PQ, maka


tunjukkan bahwa M bergerak sepanjang lingkaran.
Penyelesaian:
Perhatikan Gambar. 7.

Gambar. 5. Titik H merupakan titik potong garis tinggi segitiga


ABC.

Penyelesaian:
Perhatikan Gambar. 5. Untuk membuktikan H adalah Gambar. 7. a, b, m, o, p, q, s, t dan x bertutut-turut adalah bilangan
titik tinggi segitiga ABC, ditunjukkan 𝐻𝐴 ⊥ 𝐵𝐶. Jadi, kompleks yang bersesuaian dengan titik-titik A, B, M, O, P, Q, S, T
menurut sifat 3 akan ditunjukkan bahwa bilangan 𝑘 = dan X.
ℎ−𝑎
adalah bilangan imajiner murni. Misalkan a, b, s, t dan x bertutut-turut adalah bilangan
𝑏−𝑐
Perhatikan bahwa kompleks yang bersesuaian dengan titik-titik A, B, S, T
(𝑎 + 𝑏 + 𝑐) − 𝑎 𝑏 + 𝑐 dan X. Tanpa mengurangi keumumannya dimisalkan 𝜔
𝑘= = . merupakan lingkaran satuan dan O sebagai titik pusat
𝑏−𝑐 𝑏−𝑐
Dengan demikian lingkaran tersebut, maka ∠𝑃 = ∠𝑄 = 90°.
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑏+𝑐 𝑏̅ + 𝑐̅ 1/𝑏 + 1/𝑐 𝑐 + 𝑏 𝑏+𝑐 Karena AB merupakan diameter dari 𝜔, maka 𝑎 = 1 dan
𝑘̅ = ( )= = = =−
𝑏−𝑐 𝑏̅ − 𝑐̅ 1/𝑏 − 1/𝑐 𝑐 − 𝑏 𝑏−𝑐 𝑏 = −1. Selanjutnya, perhatikan bahwa APBQ adalah
= −𝑘. layang-layang. Jadi, 𝑃𝑄 ⊥ 𝐴𝐵. Tetapi AB berimpit
Oleh karena itu, terbukti k adalah bilangan imajiner dengan sumbu real, sehingga semua titik pada segmen
murni, sehingga 𝐻𝐴 ⊥ 𝐵𝐶. Analog di atas 𝐻𝐶 ⊥ 𝐴𝐵. garis PQ tegak lurus terhadap sumbu real. Ini berarti
Jadi, dapat disimpulkan bahwa 𝐻𝐵 ⊥ 𝐶𝐴 dan 𝐻𝐶 ⊥ 𝐴𝐵. semua titik pada segmen garis PQ memiliki bagian real
Sehingga, H adalah titik potong dari garis tinggi segitiga yang sama. Oleh karena itu, 𝑅𝑒(𝑥) konstan.
𝐴𝐵𝐶, terbukti. Karena A, X, dan S segaris. Maka menurut sifat 4:
Q. E. D. 𝑥 − 𝑡 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑥−1 𝑥̅ − 1
=( )= (5)
𝑠−1 𝑠−1 1⁄𝑠 − 1
Soal 5 : Soal berikut ini adalah soal no. 2 dari soal Sedangkan XT tegak lurus terhadap AB, maka menurut
Olimpiade Matematika USAMO 2015 [5]. sifat 2:
Pada Gambar. 6. Terlihat segiempat APBQ terletak pada 𝑥̅ −
1
𝑥−𝑡 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑥−𝑡 𝑡
lingkaran 𝜔 dengan ∠𝑃 = ∠𝑄 = 90° dan 𝐴𝑃 = 𝐴𝑄 < 𝐵𝑃. = −( )=− (6)
𝑠−1 𝑠−1 1⁄𝑠 − 1
X adalah sembarang titik pada segmen garis PQ dan S
Apabila kedua persamaan (5) dan (6) diselesaikan
adalah titik potong garis AX dengan lingkaran 𝜔. Titik
untuk x dan 𝑥̅ , akan diperoleh
T terletak pada busur AQB pada lingkaran 𝜔 sehingga 1 𝑠
XT tegak lurus AX dan M adalah titik tengah segmen 𝑥 = (1 + 𝑠 + 𝑡 − )
2 𝑡
garis ST. dan

4
Penerapan Bilangan Kompleks untuk Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14

1 1 1 𝑠𝑡 sumbu realnya berimpit dengan garis bagi sudut A


𝑥̅ = (1 + + − ).
2 𝑠 𝑡 𝑠 sebagaimana terlihat pada Gambar. 9.

Perhatikan bahwa
𝑥 + 𝑥̅
𝑅𝑒(𝑥) =
2
1 1 1 𝑠 𝑡
= (2 + 𝑠 + 𝑡 + + − − ).
4 𝑠 𝑡 𝑡 𝑠
Karena titik Z terletak terletak pada lingkaran satuan 𝜔,
1
maka 𝑧 = , sehingga
2
𝑠+𝑡−1 2
|𝑚 − 𝑧|2 = | |
2
𝑠 + 𝑡 − 1 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑠+𝑡−1
=( )( )
2 2
1 1 1
= (𝑠 + 𝑡 − 1) ( + − 1)
4 𝑠 𝑡 Gambar. 9. Titik I merupakan pusat koordinat dan garis bagi ∠𝑨
1 1 1 𝑠 𝑡 merupakan sumbu real.
= (3 − 2 − 𝑡 − − + + )
4 𝑠 𝑡 𝑡 𝑠
5 Jadi, persamaan garis bagi ∠𝐴 adalah 𝑧 − 𝑧̅ = 0. Karena
= − 𝑅𝑒(𝑥). EF tegak lurus AI dan E terletak pada lingkaran satuan,
4
1
Terbukti bahwa M terletak pada lingkaran dengan maka 𝑓 = 𝑒̅ = atau 𝑒𝑓 = 1.
𝑒

pusat Z dan jari-jari


5
√ − 𝑅𝑒(𝑥) Q. E. D. Selanjutnya, menggunakan sifat 6 diperoleh
4 2 2𝑑𝑓 2𝑑𝑒
𝑎= ,𝑏 = ,𝑐 = .
𝑒+𝑓 𝑑+𝑓 𝑑+𝑒
Soal 6 : Soal ini merupakan salah satu soal seleksi Mengunakan sifat 2 diperoleh
tingkat kabupaten/kota OSN 2009 bidang matematika 1 𝑑𝑒 𝑑𝑓
SMA [8]. Diberikan segitiga ABC lancip. Lingkaran 𝑚 = (𝑏 + 𝑐) = + .
2 𝑑+𝑒 𝑑+𝑓
dalam segitiga ABC dengan titik pusat I menyinggung Misalkan z sembarang titik yang terletak pada garis DE,
sisi-sisi BC, CA, dan AB berurut-turut di D, E, dan F. maka z segaris dengan garis DE. Oleh karena itu
Garis bagi sudut A memotong DE di K. berdasarkan sifat 4 persamaan garis DE adalah
a) Buktikan bahwa BK tegak lurus garis bagi sudut 𝑧 − 𝑑 𝑧̅ − 𝑑̅
BAC. =
𝑧 − 𝑒 𝑧̅ − 𝑒̅
b) Buktikan bahwa CL tegak lurus garis bagi sudut atau
BAC, dimana L adalah titik potong garis bagi sudut 𝑧̅ − 1/𝑑 𝑑𝑧̅ − 1
A dan garis DF. = (7)
𝑧̅ − 1/𝑒 𝑑
𝑑𝑧̅ −
c) Tunjukkan bahwa A1KML adalah segiempat 𝑒
talibusur, jika AA1 adalah garis tinggi dan M titik Bentuk persamaan tersebut dapat disederhakan
tengah BC. menjadi (𝑑 − 𝑒)𝑧 + (𝑑 − 𝑒)𝑒𝑑𝑧̅ = (𝑑 − 𝑒)(𝑑 + 𝑒) atau
Ilustrasi soal di atas diperlihatkan pada Gambar. 8. 𝑧 + 𝑑𝑒𝑧̅ = 𝑑 + 𝑒. Jadi, persamaan garis DE adalah 𝑧 +
𝑑𝑒𝑧̅ = 𝑑 + 𝑒. Dengan cara yang sama persamaan garis
DF adalah 𝑧 + 𝑑𝑓𝑧̅ = 𝑑 + 𝑓.
Misalkan z sembarang titik pada BC dan 𝐼𝐷 ⊥ 𝑍𝐷, maka
berdasarkan sifat 3 diperoleh
̅̅̅̅̅̅̅
𝑑−𝑖 𝑑−𝑖
=− .
𝑑−𝑧 𝑑−𝑧
Karena I adalah titik pusat koordinat dan titik D terletak
pada lingkaran satuan, maka diperoleh
̅
𝑑−0 𝑑−0
=−
𝑑̅ − 𝑧̅ 𝑧−𝑑
atau
1
Gambar. 8. OSN SMA 2009 BK tegak lurus AK, CL tegak lurus AL 𝑑 =− 𝑑 (8)
dan A1KML adalah segiempat talibusur. 1 𝑧−𝑑
− 𝑧̅
𝑑
Penyelesaian: Jika persamaan (8) disederhanakan akan diperoleh 𝑧 +
Tanpa mengurangi keumumannya lingkaran dalam 𝑑2 𝑧̅ = 𝑑 + 𝑑. Jadi, persamaan garis BC adalah 𝑑2 𝑧̅ =
segitiga ABC dipikirkan sebagai lingkaran satuan 2𝑑 − 𝑧.
dibidang kompleks dengan pusat koordinat di I dan Dengan cara serupa di atas, persamaan garis AA1
diperoleh dari:

5
Dwi Tristianto, Lilik Linawati, Bambang Susanto
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14

𝑧−𝑎 𝑧̅ − 𝑎̅ 𝑑𝑒 + 𝑑𝑓 − 𝑑2 + 1 𝑑 + 𝑒
=− 𝑎1 − 𝑘 − 𝑒 2 − 𝑑2
𝑏−𝑐 𝑏̅ − 𝑐̅ =
𝑒+𝑓 𝑑𝑒 + 1
=
atau 𝑚−𝑘 𝑑𝑒 𝑑𝑓 𝑑+𝑒 𝑒2 + 1
+ −
2 2 𝑑 + 𝑒 𝑑 + 𝑓 𝑑𝑒 + 1
𝑧− 𝑧̅ −
𝑒+𝑓 𝑒+𝑓 dan
=− (9)
2𝑑𝑓 2𝑑𝑒 2 2 𝑑𝑒 + 𝑑𝑓 − 𝑑2 + 1 𝑑 + 𝑓
− − −
𝑑+𝑓 𝑑+𝑒 𝑑+𝑓 𝑑+𝑒 𝑎1 − 𝑙 𝑒+𝑓 𝑑𝑓 + 1 1 − 𝑑2 𝑒 2
= = 2 .
Dengan menyederhanakan persamaan (9), maka 𝑚−𝑙 𝑑𝑒 𝑑𝑓 𝑑+𝑓 𝑒 +1
+ −
persamaan garis akhir dapat ditulis dalam bentuk 𝑑 + 𝑒 𝑑 + 𝑓 𝑑𝑓 + 1
𝑧(𝑒 + 𝑓) − 2 = 𝑑2 (𝑒 + 𝑓)𝑧̅ − 2𝑑2 . Sehingga
Selanjutnya, dengan memotongkan garis DE dan 𝑒 2 − 𝑑2 1 − 𝑑2 𝑒 2 𝑒 2 − 𝑑2
𝑌= 2 ∶ 2 = .
sumbu real AI diperoleh titik K yaitu 𝑒 +1 𝑒 +1 1 − 𝑑2 𝑒 2
𝑑+𝑒 Akibatnya
𝑘= 1 1
𝑑𝑒 + 1 2 − 𝑑2 𝑑2 − 𝑒 2
Demikian pula dengan memotongkan garis DF dan ̅
𝑌= 𝑒 = 2 2 = 𝑌.
1
sumbu real AI diperoleh titik L yaitu 1− 2 2 𝑑 𝑒 −1
𝑑 𝑒
𝑑+𝑓 Jadi, terbukti bahwa Y adalah real, maka terbukti
𝑙=
𝑑𝑓 + 1 A1KML adalah segi empat tali busur Q. E. D.
Sementara itu dengan memotongkan garis AA1 dan
garis BC diperoleh titik A1 yaitu dengan 4. KESIMPULAN
mensubtitusikan persamaan garis BC pada AA1. Oleh Dalam makalah ini telah dibahas bagaimana
karena itu, diperoleh persamaan garis A1 yaitu 𝑧(𝑒 + membuktikan dan menyelesaikan beberapa soal
𝑓)2 = 2𝑑(𝑒 + 𝑓) − 2𝑑2 + 2. Sehingga, hasil akhir geometri datar yang dapat diselesaikan dengan bantuan
persamaan garis A1 adalah bilangan kompleks. Dengan memasukkan rumus sifat-
𝑑𝑒 + 𝑑𝑓 − 𝑑2 + 1 sifat bilangan kompleks yang terkait ke soal geometri
𝑧=
𝑒+𝑓 datar dapat diselesaikan. Tipe-tipe soal yang
a) Untuk membuktikan 𝐵𝐾 ⊥ 𝐾𝐼 cukup ditunjukkan diselesaikan adalah pembuktian dua sifat istimewa dari
𝑋=
𝑏−𝑘
bernilai imajiner. jajar genjang, penentuan hasil pencerminan suatu titik
𝑖−𝑘
terhadap garis tertentu dan penentuan letak titik tinggi
2𝑑𝑓 𝑑+𝑒
𝑏 − 𝑘 𝑑 + 𝑓 − 𝑑𝑒 + 1 𝑒 − 𝑑 dari suatu segitiga jika diketahui ketiga titik sudutnya.
𝑋= = = Dua tipe soal terakhir yang dibahas adalah soal OSAMO
𝑖−𝑘 𝑑+𝑒 𝑑+𝑒
0− 2015 no.2 dan OSN 2009 tentang pembuktian dua
𝑑𝑒 + 1
Sehingga segmen garis tegak lurus dan 4 titik tertentu
1 1 membentuk suatu segiempat talibusur. Pembaca
𝑒̅ − 𝑑̅ 𝑒 − 𝑑 𝑑 − 𝑒
𝑋̅ = = = = −𝑋. disarankan menggunakan bilangan kompleks jika
𝑑̅ + 𝑒̅ 1 + 1 𝑑 + 𝑒
𝑑 𝑒 menemui kesulitan dalam usaha menyelesaikan soal-
Jadi, terbukti 𝑋 =
𝑏−𝑘
bernilai imajiner, sehingga soal geometri yang berkaitan dengan kesejajaran
𝑖−𝑘
(parallel), ketegaklurusan dua segmen garis
terbukti pula 𝐵𝐾 ⊥ 𝐾𝐼.
(perpendicullar) dan soal yang melibatkan collinier
b) Untuk membuktikan bahwa 𝐶𝐿 ⊥ 𝐿𝐼 dapat
(segaris) dan concyclic (segiempat talibusur). Pada
dilakukan dengan komputasi a).
makalah ini tidak membandingkan pendekatan
c) Untuk membuktikan A1KML adalah segiempat
bilangan kompleks dengan metode klasik melainkan
talibusur, perhatikan Gambar. 10.
hanya sebagai pelengkap dari metode pembuktian yang
ada.

REFERENSI
[1] A. A. Shaw, “Geometric Aplication Of Complex
Numbers,” School Science And Mathematic , vol.
31, 6, pp. 754-761, June 1931.
[2] A. Jobbings, (2009, March 17). Geometry by
numbers. Arbelos [Online]. Avaliable:
http://www.arbelos.co.uk/Papers/Geometry-
numbers.pdf.
Gambar. 10. A1KML adalah segiempat talibusur. [3] A. R. Shastri, “Complex Numbers and Plane
Geometry,” Indian Academy of Sciences 2008,”
Cukup ditunjukkan
vol. 13, 1, pp. 35-53, 10 Feb, 2008.
𝑎1 − 𝑘 𝑎1 − 𝑙
𝑌= ∶ [4] E. Chen, (2015, Aug 29). Bashing Geometry with
𝑚−𝑘 𝑚−𝑙
bernilai real. Perhatikan bahwa Complex Numbers [Online]. Available:
http://studylib.net/doc/18172223/bashing-

6
Penerapan Bilangan Kompleks untuk Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14

geometry-with-complex-numbers-1-the-complex- Lilik Linawati lahir di Blitar 14 agustus


1959. Tahun 1984 lulus S1 Pendidikan
plane.
Matematika IKIP Sanata Dharma
[5] H. Chen, (2016, April). Geometry in the Complex Yogyakarta dan tahun 2003 lulus S2 Ilmu
Plane [Online]. Avaliable: Komputer Universitas Gajah Mada
Yogyakarta. Menjadi tenaga akademik
https://uncmathcontest.files.wordpress.com/201 tetap di UKSW sejak tahun 1985 pada
6/04/complexbash.pdf. [23 Juli 2017] Pusat Pelayanan Komputer dan pada
[6] M. R. Spigel, Complex Variables (2ed), Schaum’s 1998 bergabung ke Fakultas Sains
Matematika Program Studi Matematika.
Series, Mc Graw-Hill, 2009. Beberapa matakuliah yang diampu adalah Program Linear,
[7] T. D. Chandra, “Penerapan Geometri Analitik Riset Operasi, Pemodelan Fuzzy, Geometri Euclide, Geometri
Dalam Penyelesaian Soal-Soal Geometri,” Jurnal Analit. Fokus penelitian pada bidang Optimasi dan
pembelajaran Matematika.
Pembelajaran Matematika, Tahun 2, No. 1, Jan.
2013.
[8] T. Widodo, (2016, Jan 12). Geometri From OSN.
Tuturwidodo. Avaliable:
tuturwidodo.com/ebook-geometri-from-osn/. [15
juli 2017]

Lampiran A. Sifat Bilangan Kompleks


Pada bagian ini akan diberikan sifat bilangan
kompleks yang digunakan dan dituliskan dalam
penelitian ini. Misalkan a, b, c, dan d adalah bilangan-
bilangan kompleks yang bersesuaian dengan titik A, B,
C dan D.
1. Syarat cukup dua garis tegak lurus 𝐴𝐵 ⊥ 𝐶𝐷 adalah
𝑑−𝑐
merupakan bilangan imajiner murni.
𝑏−𝑎
2. Syarat cukup agar ketiga titik A, B, dan C segaris
𝑐−𝑎 ̅̅̅̅̅̅̅
𝑐−𝑎
adalah = ( ) merupakan bilangan imajiner
𝑐−𝑏 𝑐−𝑏
murni.
3. Syarat cukup titik A, B, C, dan D membentuk
𝑐−𝑎 𝑑−𝑎
segiempat talibusur adalah ∶ merupakan
𝑐−𝑏 𝑑−𝑏
bilangan real.

Dwi Tristianto lahir dan tinggal di


Kauman Kidul, Kota Salatiga.
Dia masih menempuh pendidikan tinggi
di Program Studi Matematika, Fakultas
Sains dan Matematika, Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.
Tahun 2018 adalah tahun terakhir ia
menempuh studi. Makalah ini
merupakan hasil penelitian skripsinya
yang dipublikasikan.

Bambang Susanto lahir di Ambarawa,


Jawa Tengah, pada tanggal 12 Juli 1963.
Pada tahun 1992, gelar Magister Sains
(M.Si) diperoleh dari Program
Pascasarjana Magister Matematika
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan
menyelesaikan program S3 pada tahun
2005 di lembaga yang sama. Sejak tahun
1988 sampai saat ini, ia menjadi Pengajar
Tetap di UKSW. Beberapa mata kualiah
yang diampu adalah Fungsi Kompleks, Teknik Peramalan dan
Analisis Data Multivariat. Salah satu makalah yang ditulisnya
besama dengan mahasiswa dan pembimbing utamanya adalah
Model Volatilitas Garch(1,1) Dengan Error Student-T Untuk
Kurs EUR Dan JPY Terhadap IDR yang dipublikasikan pada
Jurnal MIPA, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai