1 SM
1 SM
deCartesiaN
ISSN:2302-4224
deCartesiaN
J o u r n a l h o m e p a g e: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/decartesian
1. PENDAHULUAN syarat dua segmen garis sejajar 1), syarat tiga titik A, B,
Soal-soal geometri datar pada umumnya dapat C segaris 2), bagaimana menentukan titik tengah dari
diselesaikan menggunakan definisi, aksioma dan sebuah segmen garis 3), bagaimana menentukan
teorema-teorema yang ada. Menurut Chandra [7] soal- diagonal-diagonal belah ketupat saling tegak lurus 4)
soal geometri datar dapat juga diselesaikan dan syarat empat titik terletak pada satu lingkaran
menggunakan pendekatan geometri analitik. menggunakan cross-ratio. Sedangkan, pada artikel
Pendekatan ini memang dapat membantu pada kondisi penelitian Shaw [1] penggunaan bilangan kompleks
yang tepat, namun memiliki beberapa masalah. digunakan untuk penyelesaian soal tentang garis yang
Menurut Chen [5] beberapa masalah itu diantaranya menghubungkan titik tengah sisi segitiga membagi
adalah: 1) untuk menentukan titik di bidang segitiga itu menjadi 4 segitiga yang sama luasnya dan
membutuhkan dua variabel, 2) persamaan yang segitiga yang terbentuk adalah segitiga sama sisi 1) dan
terbentuk pada soal tentang geometri transformasi di syarat cukup suatu segi empat merupakan jajar genjang
bidang pada umumnya rumit sehingga sulit adalah diagonal-diagonalnya saling memotong sama
diselesaikan. Untungnya, masalah-masalah tersebut panjang 2). Beberapa aplikasi sederhana penerapan
dapat ditangani dengan menggunakan bilangan bilangan kompleks dapat memberikan solusi terbaik
kompleks. dalam menyelesaikan soal-soal geometri datar.
Representasi bilangan kompleks sebagai titik-titik Tujuan penelitian ini, diterapkan konsep dan sifat
di bidang datar secara alami mengarah pada interaksi bilangan kompleks untuk menyelesaikan permasalahan
dua arah antara geometri dan bilangan. Dalam artikel geometri datar. Untuk itu, diambil beberapa soal
penelitian Shastri [3] bilangan kompleks digunakan geometri datar yang akan diselesaikan. Soal-soal
untuk penyelesaian soal-soal geometri di bidang yaitu: geometri yang diselesaikan berasal dari beberapa
Dwi Tristianto, Lilik Linawati, Bambang Susanto
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14
sumber seperti soal olimpiade matematika, catatan 5. Syarat cukup titik A, B, C, dan D membentuk
kuliah dan soal-soal dari karya para ahli. segiempat talibusur adalah
𝑐−𝑎
∶
𝑑−𝑎
merupakan
𝑐−𝑏 𝑑−𝑏
bilangan real. Di sini a, b, c dan d adalah bilangan-
2. METODE PENELITIAN
bilangan kompleks yang bersesuaian dengan titik A,
2.1 Studi Literatur
B, C dan D.
Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari dan
6. Misalkan titik A terletak diluar lingkaran satuan S,
mensurvei teori-teori yang berkaitan dengan bilangan
AE dan AF adalah dua garis singgung pada
kompleks dan aplikasinya pada geometri datar.
lingkaran tersebut yang ditarik dari titik A sebagai
mana terlihat pada Gambar. 1.
2.2 Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam menyusun makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Studi awal tentang geometri datar selanjutnya
bilangan kompleks.
2. Kemudian dipelajari fakta-fakta tentang sifat-sifat
bilangan kompleks yang dapat dipakai untuk
Gambar. 1. Sepasang garis singgung yang ditarik dari titik A
menyelesaikan soal-soal geometri datar.
3. Studi dilakukan dengan cara mempelajari buku, maka berlaku
catatan kuliah dan karya ilmiah dengan topik 2
𝑎=
terkait. 𝑒+𝑓
4. Kemudian dari studi tersebut semua bahan Bukti fakta ini bisa dilihat di [4].
dirangkum sebagai satu kesatuan yang utuh.
3.2 Penerapan Bilangan Kompleks untuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
3.1 Sifat-sifat Bilangan Kompleks Berikut ini disajikan soal-soal tentang geometri
Setiap bilangan kompleks mewakili sebuah titik di datar yang dapat diselesaikan dengan bilangan
bidang demikian pula sebaliknya. Dalam pembahasan kompleks. Dipilih beberapa soal yang mewakili soal
selanjutnya, notasi huruf besar digunakan untuk yang behubungan dengan kesejajaran, ketegaklurusan,
mewakili titik di bidang yang bersesuaian dengan kesegarisan dan segiempat talibusur. Soal-soal yang
bilangan kompleks dan huruf kecil untuk bilangan dipilih dianggap dalam penyelesaian dengan konsep
kompleks yang bersesuaian, misalkan a adalah bilangan dan sifat bilangan kompleks lebih mudah dibandingkan
kompleks yang sesuai dengan titik A di bidang. Secara menggunakan hukum-hukum geometri Euclid.
khusus, titik pusat O bersesuaian dengan bilangan Soal 1 : Soal ini merupakan contoh soal yang diambil
kompleks nol [5]. dalam artikel Geometric Aplication of Complex
Selanjutnya, akan dikemukakan beberapa sifat Number hal. 5 [1].
bilangan kompleks yang akan digunakan untuk Misalkan ABCD adalah jajar genjang dan E, F, G, H
pembahasan selanjutnya [4]: adalah titik tengah dari masing-masing garis AB, BC,
1. Setiap bilangan kompleks z dapat dikaitkan dengan CD, DA. Tunjukkan bahwa 𝐸𝐺 ∥ 𝐵𝐶 dan 𝐹𝐻 ∥ 𝐶𝐷 dan
vektor posisi OZ di bidang kompleks dengan titik EFGH adalah jajar genjang.
pangkal di O dan titik ujung di Z. Dengan perkataan
lain setiap bilangan kompleks dapat dipikirkan
sebagai suatu vektor. Ini berarti penjumlahan dua
bilangan kompleks itu sama persis dengan
penjumlahan dua vektor dibidang.
2. Misalkan 𝑧1 = 𝑥1 + 𝑖𝑦1 dan 𝑧2 = 𝑥2 + 𝑖𝑦2 dua
bilangan kompleks yang tidak segaris maupun tidak
sejajar yang memiliki sifat 𝑥𝑧1 + 𝑦𝑧2 = 0 dengan x
Gambar. 1. ABCD adalah jajar genjang dengan E, F, G, H adalah
dan y adalah dua bilangan real, maka pastilah 𝑥 = 0
titik-titik tengah setiap sisinya.
dan 𝑦 = 0.
3. Syarat cukup dua garis tegak lurus 𝐴𝐵 ⊥ 𝐶𝐷 adalah Penyelesaian:
𝑑−𝑐 Perhatikan Gambar. 2. Misalkan a, b, c dan d bertutut-
merupakan bilangan imajiner murni. Di sini a,
𝑏−𝑎 turut adalah bilangan kompleks yang bersesuaian
b, c dan d adalah bilangan-bilangan kompleks yang dengan titik-titik A, B, C, dan D. Menggunakan sifat 1,
bersesuaian dengan titik A, B, C dan D. 1
bilangan kompleks (𝑎 + 𝑏) mewakili titik tengah E
4. Syarat cukup agar ketiga titik A, B, dan C segaris 2
1
𝑐−𝑎 ̅̅̅̅̅̅̅
𝑐−𝑎 sedangkan bilangan kompleks (𝑐 + 𝑑) mewakili titik
adalah = ( ) merupakan bilangan imajiner 2
𝑐−𝑏 𝑐−𝑏 1
murni. Di sini a, b, dan c adalah bilangan-bilangan tengah G. Jadi, 𝐸𝐺 = (𝑐 + 𝑑 − 𝑎 − 𝑏).
2
kompleks yang bersesuaian dengan titik A, B, dan C.
2
Penerapan Bilangan Kompleks untuk Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14
3
Dwi Tristianto, Lilik Linawati, Bambang Susanto
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14
Penyelesaian:
Perhatikan Gambar. 5. Untuk membuktikan H adalah Gambar. 7. a, b, m, o, p, q, s, t dan x bertutut-turut adalah bilangan
titik tinggi segitiga ABC, ditunjukkan 𝐻𝐴 ⊥ 𝐵𝐶. Jadi, kompleks yang bersesuaian dengan titik-titik A, B, M, O, P, Q, S, T
menurut sifat 3 akan ditunjukkan bahwa bilangan 𝑘 = dan X.
ℎ−𝑎
adalah bilangan imajiner murni. Misalkan a, b, s, t dan x bertutut-turut adalah bilangan
𝑏−𝑐
Perhatikan bahwa kompleks yang bersesuaian dengan titik-titik A, B, S, T
(𝑎 + 𝑏 + 𝑐) − 𝑎 𝑏 + 𝑐 dan X. Tanpa mengurangi keumumannya dimisalkan 𝜔
𝑘= = . merupakan lingkaran satuan dan O sebagai titik pusat
𝑏−𝑐 𝑏−𝑐
Dengan demikian lingkaran tersebut, maka ∠𝑃 = ∠𝑄 = 90°.
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑏+𝑐 𝑏̅ + 𝑐̅ 1/𝑏 + 1/𝑐 𝑐 + 𝑏 𝑏+𝑐 Karena AB merupakan diameter dari 𝜔, maka 𝑎 = 1 dan
𝑘̅ = ( )= = = =−
𝑏−𝑐 𝑏̅ − 𝑐̅ 1/𝑏 − 1/𝑐 𝑐 − 𝑏 𝑏−𝑐 𝑏 = −1. Selanjutnya, perhatikan bahwa APBQ adalah
= −𝑘. layang-layang. Jadi, 𝑃𝑄 ⊥ 𝐴𝐵. Tetapi AB berimpit
Oleh karena itu, terbukti k adalah bilangan imajiner dengan sumbu real, sehingga semua titik pada segmen
murni, sehingga 𝐻𝐴 ⊥ 𝐵𝐶. Analog di atas 𝐻𝐶 ⊥ 𝐴𝐵. garis PQ tegak lurus terhadap sumbu real. Ini berarti
Jadi, dapat disimpulkan bahwa 𝐻𝐵 ⊥ 𝐶𝐴 dan 𝐻𝐶 ⊥ 𝐴𝐵. semua titik pada segmen garis PQ memiliki bagian real
Sehingga, H adalah titik potong dari garis tinggi segitiga yang sama. Oleh karena itu, 𝑅𝑒(𝑥) konstan.
𝐴𝐵𝐶, terbukti. Karena A, X, dan S segaris. Maka menurut sifat 4:
Q. E. D. 𝑥 − 𝑡 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑥−1 𝑥̅ − 1
=( )= (5)
𝑠−1 𝑠−1 1⁄𝑠 − 1
Soal 5 : Soal berikut ini adalah soal no. 2 dari soal Sedangkan XT tegak lurus terhadap AB, maka menurut
Olimpiade Matematika USAMO 2015 [5]. sifat 2:
Pada Gambar. 6. Terlihat segiempat APBQ terletak pada 𝑥̅ −
1
𝑥−𝑡 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑥−𝑡 𝑡
lingkaran 𝜔 dengan ∠𝑃 = ∠𝑄 = 90° dan 𝐴𝑃 = 𝐴𝑄 < 𝐵𝑃. = −( )=− (6)
𝑠−1 𝑠−1 1⁄𝑠 − 1
X adalah sembarang titik pada segmen garis PQ dan S
Apabila kedua persamaan (5) dan (6) diselesaikan
adalah titik potong garis AX dengan lingkaran 𝜔. Titik
untuk x dan 𝑥̅ , akan diperoleh
T terletak pada busur AQB pada lingkaran 𝜔 sehingga 1 𝑠
XT tegak lurus AX dan M adalah titik tengah segmen 𝑥 = (1 + 𝑠 + 𝑡 − )
2 𝑡
garis ST. dan
4
Penerapan Bilangan Kompleks untuk Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14
Perhatikan bahwa
𝑥 + 𝑥̅
𝑅𝑒(𝑥) =
2
1 1 1 𝑠 𝑡
= (2 + 𝑠 + 𝑡 + + − − ).
4 𝑠 𝑡 𝑡 𝑠
Karena titik Z terletak terletak pada lingkaran satuan 𝜔,
1
maka 𝑧 = , sehingga
2
𝑠+𝑡−1 2
|𝑚 − 𝑧|2 = | |
2
𝑠 + 𝑡 − 1 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑠+𝑡−1
=( )( )
2 2
1 1 1
= (𝑠 + 𝑡 − 1) ( + − 1)
4 𝑠 𝑡 Gambar. 9. Titik I merupakan pusat koordinat dan garis bagi ∠𝑨
1 1 1 𝑠 𝑡 merupakan sumbu real.
= (3 − 2 − 𝑡 − − + + )
4 𝑠 𝑡 𝑡 𝑠
5 Jadi, persamaan garis bagi ∠𝐴 adalah 𝑧 − 𝑧̅ = 0. Karena
= − 𝑅𝑒(𝑥). EF tegak lurus AI dan E terletak pada lingkaran satuan,
4
1
Terbukti bahwa M terletak pada lingkaran dengan maka 𝑓 = 𝑒̅ = atau 𝑒𝑓 = 1.
𝑒
5
Dwi Tristianto, Lilik Linawati, Bambang Susanto
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14
𝑧−𝑎 𝑧̅ − 𝑎̅ 𝑑𝑒 + 𝑑𝑓 − 𝑑2 + 1 𝑑 + 𝑒
=− 𝑎1 − 𝑘 − 𝑒 2 − 𝑑2
𝑏−𝑐 𝑏̅ − 𝑐̅ =
𝑒+𝑓 𝑑𝑒 + 1
=
atau 𝑚−𝑘 𝑑𝑒 𝑑𝑓 𝑑+𝑒 𝑒2 + 1
+ −
2 2 𝑑 + 𝑒 𝑑 + 𝑓 𝑑𝑒 + 1
𝑧− 𝑧̅ −
𝑒+𝑓 𝑒+𝑓 dan
=− (9)
2𝑑𝑓 2𝑑𝑒 2 2 𝑑𝑒 + 𝑑𝑓 − 𝑑2 + 1 𝑑 + 𝑓
− − −
𝑑+𝑓 𝑑+𝑒 𝑑+𝑓 𝑑+𝑒 𝑎1 − 𝑙 𝑒+𝑓 𝑑𝑓 + 1 1 − 𝑑2 𝑒 2
= = 2 .
Dengan menyederhanakan persamaan (9), maka 𝑚−𝑙 𝑑𝑒 𝑑𝑓 𝑑+𝑓 𝑒 +1
+ −
persamaan garis akhir dapat ditulis dalam bentuk 𝑑 + 𝑒 𝑑 + 𝑓 𝑑𝑓 + 1
𝑧(𝑒 + 𝑓) − 2 = 𝑑2 (𝑒 + 𝑓)𝑧̅ − 2𝑑2 . Sehingga
Selanjutnya, dengan memotongkan garis DE dan 𝑒 2 − 𝑑2 1 − 𝑑2 𝑒 2 𝑒 2 − 𝑑2
𝑌= 2 ∶ 2 = .
sumbu real AI diperoleh titik K yaitu 𝑒 +1 𝑒 +1 1 − 𝑑2 𝑒 2
𝑑+𝑒 Akibatnya
𝑘= 1 1
𝑑𝑒 + 1 2 − 𝑑2 𝑑2 − 𝑒 2
Demikian pula dengan memotongkan garis DF dan ̅
𝑌= 𝑒 = 2 2 = 𝑌.
1
sumbu real AI diperoleh titik L yaitu 1− 2 2 𝑑 𝑒 −1
𝑑 𝑒
𝑑+𝑓 Jadi, terbukti bahwa Y adalah real, maka terbukti
𝑙=
𝑑𝑓 + 1 A1KML adalah segi empat tali busur Q. E. D.
Sementara itu dengan memotongkan garis AA1 dan
garis BC diperoleh titik A1 yaitu dengan 4. KESIMPULAN
mensubtitusikan persamaan garis BC pada AA1. Oleh Dalam makalah ini telah dibahas bagaimana
karena itu, diperoleh persamaan garis A1 yaitu 𝑧(𝑒 + membuktikan dan menyelesaikan beberapa soal
𝑓)2 = 2𝑑(𝑒 + 𝑓) − 2𝑑2 + 2. Sehingga, hasil akhir geometri datar yang dapat diselesaikan dengan bantuan
persamaan garis A1 adalah bilangan kompleks. Dengan memasukkan rumus sifat-
𝑑𝑒 + 𝑑𝑓 − 𝑑2 + 1 sifat bilangan kompleks yang terkait ke soal geometri
𝑧=
𝑒+𝑓 datar dapat diselesaikan. Tipe-tipe soal yang
a) Untuk membuktikan 𝐵𝐾 ⊥ 𝐾𝐼 cukup ditunjukkan diselesaikan adalah pembuktian dua sifat istimewa dari
𝑋=
𝑏−𝑘
bernilai imajiner. jajar genjang, penentuan hasil pencerminan suatu titik
𝑖−𝑘
terhadap garis tertentu dan penentuan letak titik tinggi
2𝑑𝑓 𝑑+𝑒
𝑏 − 𝑘 𝑑 + 𝑓 − 𝑑𝑒 + 1 𝑒 − 𝑑 dari suatu segitiga jika diketahui ketiga titik sudutnya.
𝑋= = = Dua tipe soal terakhir yang dibahas adalah soal OSAMO
𝑖−𝑘 𝑑+𝑒 𝑑+𝑒
0− 2015 no.2 dan OSN 2009 tentang pembuktian dua
𝑑𝑒 + 1
Sehingga segmen garis tegak lurus dan 4 titik tertentu
1 1 membentuk suatu segiempat talibusur. Pembaca
𝑒̅ − 𝑑̅ 𝑒 − 𝑑 𝑑 − 𝑒
𝑋̅ = = = = −𝑋. disarankan menggunakan bilangan kompleks jika
𝑑̅ + 𝑒̅ 1 + 1 𝑑 + 𝑒
𝑑 𝑒 menemui kesulitan dalam usaha menyelesaikan soal-
Jadi, terbukti 𝑋 =
𝑏−𝑘
bernilai imajiner, sehingga soal geometri yang berkaitan dengan kesejajaran
𝑖−𝑘
(parallel), ketegaklurusan dua segmen garis
terbukti pula 𝐵𝐾 ⊥ 𝐾𝐼.
(perpendicullar) dan soal yang melibatkan collinier
b) Untuk membuktikan bahwa 𝐶𝐿 ⊥ 𝐿𝐼 dapat
(segaris) dan concyclic (segiempat talibusur). Pada
dilakukan dengan komputasi a).
makalah ini tidak membandingkan pendekatan
c) Untuk membuktikan A1KML adalah segiempat
bilangan kompleks dengan metode klasik melainkan
talibusur, perhatikan Gambar. 10.
hanya sebagai pelengkap dari metode pembuktian yang
ada.
REFERENSI
[1] A. A. Shaw, “Geometric Aplication Of Complex
Numbers,” School Science And Mathematic , vol.
31, 6, pp. 754-761, June 1931.
[2] A. Jobbings, (2009, March 17). Geometry by
numbers. Arbelos [Online]. Avaliable:
http://www.arbelos.co.uk/Papers/Geometry-
numbers.pdf.
Gambar. 10. A1KML adalah segiempat talibusur. [3] A. R. Shastri, “Complex Numbers and Plane
Geometry,” Indian Academy of Sciences 2008,”
Cukup ditunjukkan
vol. 13, 1, pp. 35-53, 10 Feb, 2008.
𝑎1 − 𝑘 𝑎1 − 𝑙
𝑌= ∶ [4] E. Chen, (2015, Aug 29). Bashing Geometry with
𝑚−𝑘 𝑚−𝑙
bernilai real. Perhatikan bahwa Complex Numbers [Online]. Available:
http://studylib.net/doc/18172223/bashing-
6
Penerapan Bilangan Kompleks untuk Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Datar
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, Vol.7, No.1 (Maret 2018): 8 - 14