Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ibhamuzzakia

NIM : 201801860
Prodi : Akuntasi Syariah
KHOTBAH JUM’AT
KEISTIMEWAAN UMAT AKHIR ZAMAN

‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللا فَاَل‬,‫ت أَ ْع َمالِنَا‬


ِ ‫ َو ِم ْن َسـيِّـَئا‬ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َو نَ ْست َِع ْينُهُـ َونَ ْستَـ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ بِاهلل ِ ِم ْن ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَا‬
 ,ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ ُ‫ك لَه‬
َ ‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.ُ‫ي لَه‬
َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬ ِ ‫ُم‬
ُ‫ْص ِه َما فَاِنَّهُ اَل يَضُرُّ اِاَّل نَ ْف َسه‬
ِ ‫ َو َم ْن يَع‬,َ‫ َم ْن يُ ِط ِع هللا َو َرسُولَهُ فَـقَ ْد َر َشد‬,‫َى السَّا َع ِة‬ ِّ ‫أَرْ َسلَهُ بِ ْال َح‬
ِ ‫ق بَ ِش ْيرًا َونَ ِذيرًا بَ ْينَ يَد‬
 ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوأَ ْنتُ ْم‬
َّ ‫ يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬ : ‫ أَ ُعوْ ُذ بِاهلل ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِجي ِْم‬ ‫َواَل يَضُرُّ هللاَ َش ْي ًء‬
‫ َواتَّـابِ ُع التـَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإ ِ حْ َسا ٍن اِلَى‬  َ‫ َو التـَّابِ ِع ْين‬ ‫صلِّ ّو َسلِّ ْم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬  َ‫ُم ْسلِ ُمون‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬.

‫ص َّل هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َش َّراأْل ُ ُموْ ِر ُمحْ دَثاتُهَا َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة‬ ِ ‫ َو َخ ْي َر ْالهَ ْد‬, ِ‫ث ِكتَـابُ هللا‬
ُ ‫ي هَ ْد‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ق ْال َح ِد ْي‬
َ ‫ أَصْ َد‬ ‫فَـإ ِ ّن‬
َ ‫ضاَل لَةٌ َو ُك َّل‬
ِ َّ‫ضاَل لَ ٍة فِىالن‬
‫ار‬ َ ‫بِ ْد ُعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬

Para hamba Allah, sidang Jum’at rahimakumullah.

Pada kesempatan yang berbahagia ini khotib berwasiat kepada dirinya dan kaum
muslimin yang hadir pada majelis ini, dengan wasiat taqwa, sebagaimana  firman
Allah yang telah dibacakan tadi yang artinya:  “Hai orang-orang yang beriman
bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah
kalian mati melainkan  dalam keadaan muslim”.
Salah satu keistimewaan umat akhir zaman adalah menjadi penyaksi sejarah
kebenaran ayat-ayat Allah dan nubuwwat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Kalau masa dahulu tatkala Rasulullah masih berada di tengah-tengah umat, keimanan
para shahabat benar-benar paripurna. Keimanan mereka terhujam dalam hati
sanubari. Meskipun apa yang dikatakan oleh Al Qur’an dan Sabda Rasulullah, belum
nyata pada penginderaan mereka, namun ketika benar berasal dari Allah dan Rasul-
Nya, tanpa ada keraguan sedikitpun, mereka menyatakan keimanan.

Para hamba Allah, itulah umat terdahulu, sebaik-baik umat yang Allah taqdirkan
menjadi pendamping kerasulan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Lain halnya dengan kita saat ini, umat Rasulullah akhir zaman. Meskipun fisik beliau
tidak berada di tengah-tengah kita, akan tetapi nubuwwat yang beliau sabdakan 14
abad silam, nyata dan benar-benar terjadi dalam lintasan sejarah. Begitupula ayat-ayat
Al Qur’an, benar-benar aksiomatik yang kebenarannya mutlak siap diuji di pentas
ilmiah. Sehingga tidak ada celah untuk meragukan, kebenarannya tak mungkin
tertutupi, ibarat terangnya cahaya matahari di siang hari. Jelas dan tegas. Pada kondisi
seperti ini  penolakan terhadap kebenaran Al Islam bukan karena kaburnya berita,
melainkan lantaran kejahilan dan hasadnya hati. Mereka tidak mencintai Allah si
Pemilik Al Haq yang telah mengutus Rasul-Nya dan menurunkan Al Islam. Mereka
tidak takut terhadap ancaman Allah yang memiliki perbendaharaan siksa yang pedih.
Mereka tidak berpihak kepada Allah, sebaliknya lebih berpihak kepada hawa
nafsunya. Mereka pada dasarnya, sadar atau tidak sadar, telah bertuhan kepada hawa
nafsu, firman Allah yang artinya:

‫ص ِرِۦه ِغ ٰ َش َوةً فَ َمن يَ ْه ِدي ِه ِم ۢن‬ َ َ‫أَفَ َر َءيْتَ َم ِن ٱتَّخَ َذ إِ ٰلَهَهۥُ هَ َو ٰىهُ َوأ‬
َ َ‫ضلَّهُ ٱهَّلل ُ َعلَ ٰى ِع ْل ٍم َو َختَ َم َعلَ ٰى َس ْم ِع ِهۦ َوقَ ْلبِ ِهۦ َو َج َع َل َعلَ ٰى ب‬
َ‫بَ ْع ِد ٱهَّلل ِ أَفَاَل تَ َذ َّكرُون‬

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya? Dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran  (QS. Al
Jatsiyah :23)
Para Hamba Allah Kaum Muslimin Hafizhokumullah,

Walaupun kebenaran telah nyata, bukan berarti keimanan umat akhir zaman mulus
berlalu tanpa ujian. Ujian tetap ada sepanjang masa. Ujian keimanan bagi segenap
umat adalah sunnatullah yang mesti dilalui oleh siapapun yang menghendaki jalan
kebenaran. Ujian keimanan yang dihadapi oleh umat akhir zaman adalah antara lain:

Pertama, mereka beriman ketika kondisi umat terpecah-belah dalam berbagai


golongan dan pemahaman. Dalam sebuah hadits, Beliau bersabda, yang artinya:

ِ ‫ث َو َسب ِْعينَ ثِ ْنت‬


‫َان‬ ُ ‫ب ا ْفتَ َرقُوا َعلَى ثِ ْنتَي ِـْن َو َس ْب ِعينَ ِملَّةً َوإِ َّن هَ ِذ ِه ْال ِملَّةَ َستَ ْفت َِر‬
ٍ َ‫ق َعلَى ثَال‬ ِ ‫أَالَ إِ َّن َم ْن قَ ْبلَ ُك ْم ِم ْن أَ ْه ِل ْال ِكتَا‬
ُ‫ار َو َوا ِح َدةٌ فِي ْال َجنَّ ِة َو ِه َي ْال َج َما َعة‬ ِ َّ‫َو َس ْبعُونَ فِي الن‬

“Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab itu berpecah-
belah menjadi tujuh puluh dua golongan dan sesungguhnya umat ini akan berpecah
belah menjadi  tujuh puluh tiga golongan, yang tujuh puluh  dua golongan di dalam
neraka sedang yang satu di dalam surga, yaitu Al-Jama’ah….” HR. Abu Dawud dan
Ahmad.
Para Hamba Allah Sekalian,

Inilah salah satu perbedaan mendasar antara kondisi Muslimin pada masa Rasulullah
dan para sahabat, dengan Ummat Islam kala ini. Kalau dulu kaum Muslimin hidup
terpimpin, satu jama’ah dan satu komando dari Rasulullah atau khalifah sebagai
pemimpin umat. Namun saat ini umat Islam hidup membutir, bergolong-golongan,
terkotak-kotak dalam sekat teritorial negara, saling membanggakan mazhab, saling
menghujat, dan berbagai sikap dan perilaku yang mengarah pada ikhtilaf dan tafarruq.
Dalam Al Qur’an Allah sebutkan, situasi seperti ini hanya akan mendatangkan azab
yang pedih:

‫َات َوأُولَئِكَ لَهُ ْم َع َذابٌ َع ِظي ٌم‬


ُ ‫اختَلَفُوا ِم ْن بَ ْع ِـد َما َجا َءهُ ُم ْالبَيِّن‬
ْ ‫َوال تَ ُكونُوا َكالَّ ِذينَ تَفَ َّرقُوا َو‬

  “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih
setelah datang kepada mereka keterangan  yang nyata, bagi mereka azab yang
pedih”. (QS. Ali Imran:105).
Para hamba Allah kaum muslimin, rahimakumullah.

Seharusnya dengan nubuwwat Rasulullah seperti disebutkan tadi, tentang terpecahnya


muslimin dalam banyak golongan, dan sekarang sudah nyata-nyata terjadi,
menjadikan umat akhir zaman, kita-kita ini, untuk semakin selektif dalam menyeleksi
apa-apa yang harus diikuti dan mana yang mesti ditinggalkan. Kalau kita lihat redaksi
hadits di atas, maka seharusnya fokus perhatian kita, adalah kembali pada kalimat Al
Jama’ah, agar kita selamat dari situasi perpecahan dan perselisihan umat.

Kemudian, ujian kedua, adanya manusia-manusia yang menyampaikan seruan,


terlihat seperti menyampaikan kebenaran, akan tetapi sebenarnya justru
menyeru kepada pintu-pintu neraka.
Dalam sebuah hadits yang panjang dari sahabat Huzaifah Ibnul Yaman, beliau
bersabda,

َ‫ص ْفهُ ْم لَنَا قَا َل هُ ْم ِم ْن ِج ْل َدتِنَا َويَتَ َكلَّ ُمون‬ ُ ‫ب َجهَنَّ َم َم ْن أَ َجابَهُ ْم إِلَ ْيهَا قَ َذفُوْ هُ فِيهَا قُ ْل‬
ِ ِ ‫ت يَا َرسُو َل هَّللا‬ ِ ‫قَا َل نَ َع ْم ُدعَاةٌ َعلَى أَ ْب َوا‬
‫بِأ َ ْل ِسنَتِنَا‬

“…..Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke


pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka
melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku bertanya: “Ya Rasu lullah,
tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasululah menjawab: “Mereka itu
dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah (bahasa)
kita……….”. HR.Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah.
Para hamba Allah, hari ini nubuwwat tersebut benar-benar nyata. Lihat dan
perhatikan baik-baik apa yang terjadi di sekeliling kita, banyak sekali mereka yang
memperlihatkan fisik seperti seorang muslim yang sholeh, akan tetapi hatinya
serigala, lisannya penuh dengan fitnah dan petuahnya adalah petuah menuju
kesesatan. Ada yang mengingkari hadits Rasulullah, ada yang ingin merenovasi
syariat Islam, ada yang meragukan kebenaran al jama’ah dan kembalinya khilafah,
ada yang mengatakan baiat yang dilakukan saat ini adalah bid’ah,  serta ada pula yang
meyakini hadirnya nabi baru, bahkan ada yang mengaku sebagai jibril dan Imam
Mahdi.  Naudzubillah min dzalik.

Diriwayatkan dari  Abdullah bin Amr radhiyallahu anhu, ia berkata, aku mendengar
Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

َ ‫ْض ْال ُعلَ َما ِء َحتَّـى ِإ َذا لَ ْم يَ ْب‬


‫ق عَالِ ًما اتَّ َخ َذ‬ ِ ‫ َولَ ِك ْن يَ ْقبِضُ ْال ِع ْل َم بِقَب‬،‫إِ َّن هللاَ الَ يَ ْقبِضُ ْال ِع ْل َم ا ْنتِ َزاعًا يَ ْنت َِز ُعهُ ِمنَ ْال ِعبَا ِد‬
َ َ‫ضلُّوا َوأ‬
‫ضلُّوا‬ َ َ‫ فَأ َ ْفتَوْ ا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم ف‬،‫النَّاسُ ُر ُءوسًا ُجهَّاالً فَ ُسئِلُوا‬

“Bahwasanya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan sekaligus dari manusia.
Tetapi Allah menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila
sudah ditiadakan   para ulama, orang akan banyak memilih orang-orang jahil
sebagai pemimpinnya.  Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya mereka akan
berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain”. (HR.
Muslim).
Para hamba Allah Kaum muslimin Rahimakumullah,
Berikutnya ujian ketiga, yakni: dorongan kepada syahwat dan daya tarik
duniawi yang sampai pada titik klimaks. Sebuah hadits menyatakan, bahwa beliau
Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
َ‫احبِ ِه ال‬ َ ِ‫صا ِحبِ ِه َوقَا َل َع ْمرٌو ْال َك ْلبُ ب‬
ِ ‫صــ‬ َ ‫َوإِنَّهُ َسيَ ْخ ُر ُج ِم ْن أُ َّمتِي أَ ْق َوا ٌم تَ َجا َرى بِ ِه ْم تِ ْل‬
َ ِ‫ك ا ْأل ْه َوا ُء َك َما يَتَ َجا َرى ْال َك ْلبُ ل‬
ِ ‫ق َوالَ َم ْف‬
ُ‫ص ٌل إِالَّ َد َخلَه‬ ٌ ْ‫يَ ْبقَى ِم ْنهُ ِعر‬

“….dan sesungguhnya akan ada dari umatku beberapa kaum yang dijangkiti oleh
hawa nafsu sebagaimana menjalarnya penyakit anjing gila dengan orang yang
dijangkitinya, tidak tinggal satu urat dan sendi ruas tulangnya, melainkan
dijangkitinya.”  (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Para hamba Allah sekalian,

Fitnah syahwat sekarang ini, benar-benar telah sampai pada titik yang sangat
meprihatinkan. Manusia berlomba-lomba mengumbar syahwat. Manusia yang
mukmin sangat teruji untuk istiqomah agar bersih dari fitnah syahwat. Kalaupun ia
mampu, bisa jadi anak dan istrinya terjerumus kedalam lingkaran fitnah syahwat.
Dunia, saat ini diperlihatkan kepada kita dalam bentuk  yang tidak membuat mata kita
berkedip dan membuat nafsu kita bergejolak.

Dalam sebuah hadits, Beliau bersabda yang artinya:

“Akan datang suatu zaman saat itu orang yang beriman tidak akan dapat
menyelamatkan imannya, kecuali bila dia lari membawanya dari puncak bukit ke
puncak bukit yang lain dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka  apabila zaman
itu telah tiba, segala mata pencaharian tidak dapat diperoleh kecuali dengan
melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah. Apabila ini terjadi,
maka kebinasaan seseorang  adalah dari sebab mengikuti kehendak isteri dan anak-
anaknya. Kalau ia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya dari sebab
mengikuti kehendak kedua orang tuanya. Dan jikalau orangtuanya sudah tiada,
maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak familinya atau dari sebab
mengikuti kehendak tetangganya”. Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apakah
maksud perkataan engkau itu?”. Nabi menjawab, “Mereka akan menghinanya
dengan kesempitan kehidupannya. Maka ketika  itu lalu dia menceburkan dirinya di
jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya”. (HR. Baihaq).
Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah,

Setidaknya tiga hal di atas yang dihadapi oleh umat akhir zaman, dan itu adalah ujian
keimanan bagi mereka, siapa yang tetap istiqomah, serta siapa yang mundur dari
barisan keimanan.  Semoga kita semua, termasuk pada golongan yang istiqomah pada
al haq.

‫ت َو ِّذ ْك ِر ْال َح ِكيْم اَقُوْ ُل قَوْ لِي هَا َذا َواَ ْستَ ْغفِ ُر‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِي َواِيَا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْااَل يَا‬ ‫بَا َركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ اَ ِن ْال َع ِظي ِْم‬
‫ب فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ اِنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِحيْم‬
ٍ ‫هللاَ ْال َع ِظيْم لِي َولَ ُك ْم َولِ َسا ِء ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْن‬

Khutbah Kedua
َّ ‫ َوال‬.‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ أَ َم َرنَا بِلُ ُز ِم ْال َج َما َع ِة‬
ُ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍدالَّ ِذىْ اَرْ َسلَهُ هللا‬

ُ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللا‬.‫َان أْل ُ ًّم ِة‬


ِ ‫ َو َعلَى أَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه هُد‬,‫إِلَى َج ِمي ِْع اأْل ُ َّم ِة‬

َّ ‫ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ اَل نَبِـ‬,ُ‫ك لَه‬
ُ‫ي بَ ْع َده‬ َ ‫وحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.
َ

َ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ص ِّل ّو َسلِّ ْم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه‬

‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫والتَّا بِ ِع ْينَ َواتَّـابِ ُع التـَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإ ِ حْ َسا ٍن اِلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬.
َ

.‫ يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬:‫ان ال َّر ِجي ِْم‬
ِ َ‫ اَ ُعوْ ُذبِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬:‫قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي ِكتَابِ ِه ْال َع ِزي ِْز‬
ِ ‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع‬
‫َظي ًما‬
Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah,

Menghadapi berbagai ujian keimanan, yang terjadi di hadapan kita, maka sebenarnya
Allah juga telah menyiapkan jawabannya. Sebuah hadits Rasulullah, memberikan
petunjuk kepada kita, bahwa dalam situasi fitnah kita diperintahkan untuk:

Meningkatkan ketaqwaan, senantiasa sam’i wa thoah atau mendengar dan taat, dan


berpegang teguh pada sunnah beliau dan sunnah Khulafaurrasyidin Al Mahdiyyin
(para khalifah yang lurus dan diberi petunjuk).
Dari Abu Najih Al-’Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, berkata: “Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa alihi Wasallam tengah menasehati kami dengan sebuah
nasehat yang membuat gemetar hati-hati kami dan meneteskan air mata kami, maka
kami katakan: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa alihi Wasallam seakan-akan
ini sebuah nasehat perpisahan, maka nasehatilah kami. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
alihi Wasallam berkata:

ْ ‫ص ْي ُك ْم بِتَ ْق َوى هللاِ َوال َّس ْم ِع َوالطَّاعَـ ِة َواِ ْن َكـانَ َعبْـدًا َحبَ ِشـيًّا فَاِنَّهُ َم ْن يَ ِعشْ ِم ْن ُك ْم يَـ َرى بَعْـ ِدي‬
‫اختِاَل فًـا َكثِيْـرًا فَ َعلَ ْي ُك ْم‬ ِ ْ‫اُو‬
ٌ‫ت اأْل ُ ُمــو َر فَـا ِ َّن ُكـ َّل ُمحْ َدثَـ ٍة بِ ْد َعـ ة‬
ِ ‫بِ ُسنَّتِي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِدينَ ْال َم ْه ِديِّينَ َو عَضُّوا َعلَ ْيهَا بِالنَّ َوا ِج ِذ َوإِيَّا ُك ْم َو ُمحْ َدثَا‬
ٌ‫ضاَل لَة‬
َ ‫َواِ َّن ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬

“Aku wasiatkan agar kalian bertaqwa kepada Allah, dan mendengar dan taat 
sekalipun yang memimpinmu adalah seorang budak Habsyi, karena orang yang
hidup diantara kamu di kemudian hari setelahku  akan melihat perselisihan yang
banyak . Oleh karena itu, hendaklah kamu berpegang teguh pada sunnahku dan
sunnah Khulafaurrasyidin almahdiyyin (para kholifah yang mendapat petunjuk yang
benar). Hendaklah kamu pegang teguh dengannya dan gigitlah dengan gigi
gerahammu. Jauhilah perkara-perkara yang baru yang diada-adakan, karena
‫‪sesungguhnya semua perkara yang diada-adakan itu bid’ah dan semua bid’ah itu‬‬
‫‪sesat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At Tarmizi).‬‬
‫‪Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah,‬‬

‫‪Wasiat Rasulullah yang tertuang dalam hadits tersebut, adalah jalan selamat. Jalan‬‬
‫‪orang-orang yang berpihak kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita manusia-‬‬
‫‪manusia yang berpegang teguh pada buhul al haq dan senantiasa istiqomah mnejadi‬‬
‫‪Hizbullah.‬‬
‫‪Kaum Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.‬‬

‫‪Akhirnya marilah kita munajat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala:‬‬


‫ت َو ْال ُم ْسـلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْس ـلِ َما ِ‬
‫ت اَاْل َحْ يَــا ِء‬ ‫صغَارًا َولِ َج ِمي ِْع ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَــا ِ‬
‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانَا ِ‬
‫‪ِ .‬م ْنهُ ْم َوااْل َ ْم َوا ِ‬
‫ت َوارْ فَ ْع لَهُ ُم ال َّد َر َجا ِ‬
‫ت‬

‫َاز َم ْاألَحْ َزا ِ‬


‫ب إِ ْه ِز ْمهُ ْم َوا ْنصُرْ نَا َعلَ ْي ِه ْم‬ ‫‪ ,‬اَللَّهُ َّم ُم ْن ِز َل ْال ِكتَا ِ‬
‫ب َو ُمجْ ِر َ‬
‫ي ال َّس َحا ِ‬
‫ب َوه ِ‬

‫اَللَّهُ َّم َربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكنَنَّا ِمنَ ْالخَا ِس ِر ْينَ َربَّنَا ا ْغفِرْ لنَا َ ُذنُوْ بَنَا َو َكفِّرْ عنَ ـا َّ َس ـيِّئَاتِنَا َوتَ َوفَّنَــا‪ ‬‬

‫‪َ ,‬م َع ْاالَب َْر ِ‬


‫ار‬

‫ِّت اَ ْقدَا َمنَا َوا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَوْ ِم ْال َكافِ ِر ْينَ ‪ ‬‬ ‫‪َ ,‬ربَّنَا اَ ْف ِر ْغ َعلَ ْينَا َ‬
‫ص ْبرًا َوثَب ْ‬

‫‪َ ,‬ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّريَّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما ًما‪ ‬‬

‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪ ‬‬ ‫في ْا ِ‬
‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫‪َ ,‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َو ِ‬

‫َز ْي ُز يَا َغفَّا ُر يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪ ‬‬ ‫‪َ ,‬واَ ْد ِخ ْلنَا ْال َجنَّةَ َم َع ْاالَ ْب َر ِ‬
‫ار يَاع ِ‬

‫صفُوْ نَ َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪ ‬‬
‫‪ُ .‬س ْب َحانَ َربِّكَ َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬
PUISI

RINDU DALAM DIAM

Dihari ini…
Tak ada kata-kata indah yang bisa kurangkai
Atau pun hal istimewa yang mampuku urai
Hanya air mata sebagai saksi ceritaku
Hidupku serasa hampa
Setiap hari hanya berteman dengan rinai hujan
Hanya berteman dengan gemuruh rindu
Tanpa ada yang tahu semua ini
Tuhan… Kau yang tahu isi hatiku
Berikan jalan terbaik untukku
Aku sangat-sangat dirundung pilu
Rindu yang hanya dalam diam
Entah pada siapa rindu ini tertuju
Hanya air mata sebagai saksi ceritaku
Rindu dalam diam…
Apa makna semua itu?
Gejolak qalbu terus berteriak
Gemuruh jiwa membakar semangatku
Rindu ini… Terus memberontak
Entah pada siapa rindu ini tertuju
Rindu dalam diam
Hanya DIA yang tahu
SYAIR

Cinta untuk kamu

Cinta ini memang sebuah misteri

Saat hatiku tengah ada yang terisi

Oleh dia yang menyakiti

Lalu kau hadir luluhkan hati

Dan memupuk bunga-bunga cinta dihati

Tak pernah ku sangka dan ku duga

Kita yang baru berjumpa

Kini telah berjanji untuk mengikat jiwa

Berjanji tuk bisa selalu bersama

Indah memang janji kita

Tapi kerikil itu pasti ada

Tapi percayalah hai belahan jiwa

Bahwa cinta ku tak di ikat oleh dunia

Karna cintaku lillahi ta’ala

Dan percayalah hai cinta

Bahwa cintaku tak terbatasOleh ruang dan waktu dunia


BIOGRAFI

Nama saya Ibhamuzzakia. Saya lahir didesa jojol pada 13 Juni 1995. orang
tua saya bernama M. Syahril dan Saniah. Saya merupakan anak ke 3 dari 4
bersaudara. Kakak dan abang saya bernama Tuti Suzaroh dan Shohibul izzah, dan
adik saya bernama Shobrotul Ramanda. Saya dibesarkan disana bersama keluarga
saya.

Saya masuk SD 024 jojol saat saya berusia 5 tahun. Saat SD saya meraih
beberapa prestasi juara kelas,lomba senam,dan olimpiade ipa tingkat kabupaten.
Setelah SD saya melanjutkan ke SMP N 2 Kubu Babussalam dimana pada saat itu
sekolah itu merupakan sekolah terfavorit didesa saya.Meskipun banyaknya
persaingan saya tetap mempertahankan prestasi juara kelas saya.Pada saat saya lulus
dari SMP pertualangan saya berlanjut saat saya masuk SMA N 1 Kubu
Babussalam.Saya pun terus meningkatkan prestasi saya,sampai pada akhirnya saya
diterima difakultas favorit saya dipekan baru yaitu Universitas Islam Riau (UIR).
Sampai pada akhirnya dimana ada satu titik dimana saya merasakan yang namanya
kejenuhan dalam perkuliahan , Sampai- sampai saya merasa bahwa pertualangan saya
hanya cukup sampai disini.Namun keluarga saya memberikan saya sebuah semangat
dorongan motivasi sehingga saya berpikir untuk melanjutkannya.Akhirnya saya
berbicara dengan dosen saya tentang masalah saya ini. Dosen saya pun member saya
solusi dengan merekomendasikan saya ke Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah
Bengkalis.Selama saya dibengkalis saa mendapatkan banyak mengalami perubahan
dalam kehidupan saya,saya mempunyai bnyak teman yang selalu support dan saya
pun semangat dalam mengikuti perkulihan lagi.Sampai disini cerita singkat tentang
saya.Semoga bisa menginspirasi para pembaca.

TUNTUTLAH ILMU

SAMPAI KELIANG LAHAT

Anda mungkin juga menyukai