TINJAUAN PUSTAKA
lansia apabila usianya mencapai 60 tahun keatas hal ini meliputi laki-laki
katakan usia lanjut dari usia 55 tahun ke atas merunur badan kesehatan
dunia (WHO) usia lanjut di mulai lansia dari 60 tahun (Indriana, Yeniar,
2012).
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak
dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal dengan perubahan fisik dan
tingkah laku yang diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat
6
7
ketidakberdayaaan (Syam’Ani,2011).
dengan sendirinya akan juga digantikan oleh caregiver yang ada dipanti
Orang yang berusia lanjutk akan lebih cepat merasa lelah dan memerlukan
waktu yang lebih lama untuk memulihkan diri dari keletihan disbanding
orang yang masih muda. Penuaan atau proses terjadinya tua merupakan
1. Teori biologis
a. Teori genetik
lansia. Proses menua ini telah diatur secara genetic untuk spesies-
Ratnawati, 2017).
4) Teori fisiologis
Teori ini terdiri atas teori dipakai-aus (wear and tear theory)
dan teori oksidasi stress dimana akan terjadi stress yang dapat
b. Teori aktifitas
Teori ini menjelaskan bahwa kepuasan para lanjut usia yang menjadi
kunci sukses mereka adalah para lansia yang aktif dan banyak ikut serta
dalam kegiatan sosial. Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang
aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial. Para lansia akan
kekuatan.
lansia.
komitmen.
pertegan (middle), usia 45-59 tahun, usia lanjut (erderly) usia 60-70 tahun
usia tua (Old) usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) usia diatas
mencapai tahap pensiunan serta pada tahap ini usia lanjut bisa mengalami
1. Perubahan Fisik
a.Pada seseorang yang memasuki usia lanjut dengan keadaan sel yang
sel akan ternganggu dan proposi protein yang ada di otat, ginjal darah
dan berkurang.
berkurang.
penurunan.
e.Sistem Musculokeletal,
f. Sistem Kardiovaskuler
lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan
maupun meningkat.
2. Perubahan Intelektual
3. Perubahan emosional
kitab suci karena daya ingat yang muai menurun, serta kurang tenang
(Maryam, 2012).
berikut:
1. Genetik
daripada laki-laki.
2. Status kesehatan
3. Nutrisi / makanan
4. Pengalaman hidup
kulit.
5. Lingkungan
tubuh atau salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah
1. Gaya hidup
2. Ketidakmampuan
3. Tingkat energi
untuk mobilisasi, dalam hal ini cadangan dari energi yang di miliki
4. Usia
2.2.3. Etiologi
1. Intoleransi aktifitas
kehilangan masa otot dan tonus otot atau karena gangguan aktifitas
sel. Lansia mengalami kehilangan tonus otot atau masa otot akibat
2. Nyeri
3. Gangguan Neuromuskular
sistem neurologik.
4. Gangguan Muskuloskeletal
struktural.
5. Gangguan Psikologis
Merupakan respon yang terjadi saat emosi yang terjadi saat stres
sosial kurang baik, hubungan yang tidak cocok, dan nilai budaya
7. Kurang pengetahuan
9. Faktor latrogenik
dampaknya
2.2.4 Jenis Mobilitas
1. Mobilisasi penuh.
2. Mobilitas sebagian
pengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik. Hal ini dapat
yaitu:
sensorik.
1. Dampak Fisiologik
padat. serat otot yang terkena mendadak dan atrofi karena tidak
tulang.
d. Gangguan Kardiovaskuler
hanya atau dapat duduk di kursi. Efek kemunduran akan lebih berat
terjadi apabila alveoli terisi penuh oleh udara dan dekat dengan
2. Dampak Psikologis
berlebihan atau tidak tepat, termasuk marah, apati, agresi, atau regresi.
yang optimal.
3. Dampak Sosioekonomik
berperan penting menjaga sel saraf tetap bugar dan sehat jika protein
merasa aktivitas fisik seperti olahraga tidak cocok dengan gaya hidup
sulit di evaluasi.
radio, dan
4. Pemeriksaan Laboratorium
2.2.9 Penanganan
Terapi yang dapat di lakukan antara lain Potter and Perry (2012)
1. Kesejajaran Tubuh
yang tepat, dan memindahkan klien dengan posisi yang aman dari
kaki)
2. Mobilisasi Sendi
pada sendi dan kelemahan otot. Latihan-latihan itu, yaitu: Fleksi dan
rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi
pangkal paha.
sistem tubuh.
2.3. Konsep ROM
2.3.1 Pengertian
di lakukan pada sendi, di salah satu dari tiga bdang yaitu: sagital, frontal,
Motion dibagi menjadi dua jenis yaitu ROM aktif dan ROM pasif.
sehari
fisioterapi.
2010 ) ROM pasif merupakan latihan pergerakan perawat atau petugas lain
pada kasur.
2. Abduksi dan adduksi kaki
pergelangan kaki
arah kaki.
berikut:
d. Memudahkan kenyamanan.
2.4.1 Pengkajian
sehingga terbentuk hubungan yang baik dan saling percaya yang akan
dkk,2016).
a. Identitas
sistem muskuloskeletal.
b. Keluhan utama
Internasional,2015).
2019).
1. Keadaan umum
3. Tanda-tanda vital
kerontokan rambut.
b. Mata
penggunaan kacamata.
c. Hidung
f. Abdomen
g. Ekstermitas
0: Lumpuh
Ada kontraksi
Sumber: Bulecheck, dkk. 2013, Moorhead, dkk, 2013, Herdman & Kamitsuru
2015.
2.4.5 Analisis Artikel
No Tema Penelitian Nama Penelitian Jumlah Jenis Tujuan Penelitian Metode dan Hasil Penelitian
Responden Penelitiam Intervensi
1. Pengaruh M. Rasyid Ridha, Jumlah 11 Pre Penelitian ini Penelitian ini Menunjukkan
Latihan Range Miko Eka Putri. responden Eksperimen bertujuan untuk merupakan nilai mean
of Motion Program Studi (73,3%) dengan desain mengetahui penelitian kekuatan otot
(ROM) Aktif Ilmu Keperawatan mengalami penelitian One pengaruh latihan kuantitatif Pre ekstremitas kanan
Terhadap STIKBA Jambi1). peningkatan Group Pre-Post Range of Motion Eksperimen bawah sebelum
Kekuatan Otot Jurnal Akademika Test Design. dengan desain dilakukan latihan
kekuatan otot aktif terhadap
Ekstremitas Baiturrahim penelitian One Range of Motion
ekstremitas kekuatan otot
Bawah Pada Vol.4, No.2, Group Pre-Post (ROM) aktif
Lansia Dengan November 2015. bawah dan 4 ekstremitas Test Design. adalah 3.27
Osteoarthritis Di Kata kunci: responden bawah pada Dimana dengan standar
Wilayah Kerja kisaran aktif (26,7%) tidak lansia dengan pengukuran deviasi 0.594 dan
Puskesmas Koni latihan gerak, otot mengalami osteoarthritis. dilakukan setelah dilakukan
Kota Jambi. ujung bawah. perubahan sebelum dan latihan Range of
kekuatan otot. sesudah Motion (ROM)
dilakukan aktif nilai
latihan ROM meanmenjadi 4.00
aktif. Analisa dengan standar
data deviasi 0.926.
menggunakan Sedangkan nilai
teknik analisis mean kekuatan
univariat dan otot ekstremitas
bivariat dengan kiri bawah
menggunakan sebelum
uji T- dilakukan latihan
Dependen Range of Motion
dengan melihat (ROM) aktif
peningkatan adalah 3.20
6
7
Lanjut Usia di kunci: Range of tetap pada responden lansia di UPT responden tetap pada
UPT Pelayanan Motion responden yang diambil pelayanan sosial diambil responden yang
Sosial Lanjut (ROM), tidak diberikan menggunakan lanjut usia menggunakan tidak diberikan
Usia (Pasuruan) kekuatan otot. latihan ROM, simple random cabang Pasuruan simple random latihan ROM,
Kec. Babat Kab sedangkan 11 sampling. Kecamatan Babat sampling. sedangkan 11
Lamongan. (58%) responden Keterangan Kabupaten Keterangan (58%) responden
yang mengalami kekuatan otot Lamongan. kekuatan otot yang mengalami
peningkatan lansia yang lansia yang peningkatan
kekuatan otot diberikan diberikan kekuatan otot
pada responden latihan Range latihan Range pada responden
yang diberikan of Motion of Motion yang diberikan
latihan ROM (ROM) pada (ROM) pada latihan ROM.
pre-test dan pre-test dan Berdasarkan uji
posttest posttest Mann Whitney
dijabarkan dijabarkan terdapat pengaruh
pada jurnal. pada jurnal. latihan Range of
Nilai kekuatan Motion terhadap
otot diperoleh peningkatan
dari nilai rata- kekuatan otot
rata hasil lanjut usia. Dari
penilaian uraian diatas
kekuatan otot dapat di
ekstrimitas atas simpulkan bahwa
kanan dan terdapat pengaruh
ekstrimitas latihan Range of
kiri. Motion (ROM)
terhadap
peningkatan
kekuatan otot
lansia. Oleh
karena disarankan
untuk semua
43
1
lansia untuk
selalu melakukan
latihan fisik untuk
menggunakan
latihan Range of
Motion (ROM)
secara teratur.
44
45
Hal ini didukung dengan Al Qur’an surat Al An’am: 141 & Ar Rum: 54
هو ۡ
ُك م ال ن َ م َ ق م َ ُ بلُ! ُغ ۤوا ِل ت َ ط ي
ِذى خ ل ة ن ّم فة ن ّم را م ّم ف خ ك ّم
ق ث ت ب ث نط ع ث ًل ر م ث
ل ِ ج
ّ !ّٰ
ا ش َّد ُك م ُو فّى م ِم ن ُك ُي و ن مس ًّمى ج ُغ ۡۤوا بل م
ي ت ن م ؕ و وخا! وا ت ث ًل و ِل ت بل ق ن
ُك ش
ّم
ت عِقلُ! و ن و ل علَّ ُك م
menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu.
(Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang
عد مRجع َب Rُ م ثRُعد ضعف قRَب جع همRُث خَلقَكم ّلَٱ
ۢن ل ۢ ن هم ل ضعف من ِذىR ٱلهRُل
ًوة
ِديرRَي ُم ٱ ْلقRِو ٱ عل خلُق ما ۖ وRَا ۚ يRًو ٍة ضعفRُق
ْل ي شآء ه وش ْيَبًت
menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah
2.4.6 Implementansi
berjalan. Latihan ini baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan
dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan bawah, pronasi fleksi
bahu, abduksi dan adduksi, rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari,
infersi dan efersi kaki fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan
2.4.7 Evaluasi
masalah yang dialami oleh klien. Format yang dipakai adalah format
SOAP:
Gangguan Muskuloskeletal
Keterangan:
Gangguan Aktivitas
= konsep utama yang ditelaah
Diagnosa
n PadaLansia yangkeperawatan Hambatan
Mengalami Masalah Mobilitas Fisik
Keperawatan b.d
Hambatan Gangguan Evaluasi dilihat
Muskuloskeletal
Mobilitas Fisik dari hasil
Batasan implemen- tasi yang d
karakteristik:
Intervensi: Perawatan hambatan mobilitas fisik
Perubahan cara berjalan
Gerakan bergetar
Tremor akibat pergerakan
Pergerakan lambat
Lansia
Proses Degeneratif