Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI KELOMPOK 1 KELAS B

ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR

Oleh dr. Ni Luh, S Pa, M.Biomed


Moderator : Aqila Salma Y.
Notulensi : Nabila Sinta D.

1. Topik Respirasi (Acness Yuliana P & Tika Widia S) dan Hematologi (Ririn Vindriani &
Nabila Sinta)

Pertanyaan :
- Acness : Untuk pernafasan pada bayi baru lahir apakah langsung bernafas atau
ada jeda dok ?
Jawaban :
- Dr.Ni Luh : untuk bayi baru lahir ada kaitannya dengan kardiorespirasi tapi untuk
rentang waktu bbl bernafas kurang dari 1menit

Tanggapan :
- Intan
Saturasi O2 pada fetal yaitu sekitar 60-65% dan akan menurun saat persalinan.
Hal ini merupakan hal yang normal selama saturasi o2 tidak menurun lebih dari
30%. Pada menit 1-2 setelah kelahiran, saturasi oksigen sekitar 60-70% dan
meningkat 80-90% pada 5 menit. Saturasi mungkin tidak meningkat >95% hingga
12 menit pertama kelahiran bayi. Dengan melakukan penundaan tali pusat ,
atrium kiri akan terisi secara optimal serta memfasilitasi aliran vaskular tanpa
fluktuasi tekanan darah
Sumber: Christopher D.2017.Adaptation for life after birth: a Review of Neonatal
Physiology.Elsevier:Anasthesia and Intensive Care Medicine Vol 16 (2)
- Ainun
Ketika tali pusat dipotong maka akan terjadi pengurangan O2 dan akumulasi CO2
dalam darah bayi, sehingga akan merangsang pusat pernafasan untuk memulai
pernafasan pertama. Pernafasan pertama bayi berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dalam paru dan mengembangkan jaringan alveoli paru-paru untuk
pertama kali sehingga merangsang udara masuk. Ketika bernafas, udara
memenuhi paruparu dan sisa surfaktan diserap oleh pembuluh darah dan linfe
sehingga semua alveoli terisi oleh udara pada saat ini maka terjadi peningkatan
tekanan O2 dalam alveolar sehingga pembuluh darah paru-paru meningkat dan
memperlancar pertukaran gas dalam alveoli sehingga terjadi perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.
Sumber : Sembiring, J.B., 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Deepublish. sumbere iku bunda
- Nabila
Perluasan permukaan paru yang mengakibatkan perubahan penting:
pembuluh
darah kapiler paru makin terbuka untuk persiapan pertukaran oksigen
dan karbondioksida, surfaktan menyebar sehingga memudahkan untuk
menggelembungnya alveoli, resistensi pembuluh darah paru makin menurun
sehingga dapat meningkatkan aliran darah menuju paru, pelebaran toraks
secara pasif yang cukup tinggi untuk menggelembungkan seluruh alveoli yang
memerlukan tekanan sekitar 25 mm air.
Saat toraks bebas dan terjadi inspirasi pasif selanjutnya terjadi dengan ekspirasi
yang berlangsung lebih panjang untuk meningkatkan pengeluaran lendir.
Diketahui pula bahwa intrauteri, alveoli terbuka dan diisi oleh cairan yang akan
dikeluarkan saat toraks masuk jalan lahir. Sekalipun ekspirasi lebih panjang dari
inspirasi, tidak selurh cairan dapat keluar dari dalam paru. Cairan lendir dikeluarka
dengan mekanisme berikut yaitu perasan dinding toraks, sekresi menurun, dan
resorbsi oleh jaringan paru melalui pembuluh limfe (Manuaba, 2007).

Sumber : Lusiana, dkk. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi
dan Balita. Sidoarjo:Indomedia Pustaka.

- Dr Ni,Luh
Bayi mulai nangis dan bernafas paru-paru akan menggeser alveoli. Ada hubungan
jantung kanan jantung kiri dengan ductus arteriosus dan foramen ovale. Dalam
kandungan udah terbiasa saturasi 60-65 sesuai dengan alur sirkulasi. Darah janin
dapet dari vena umbilikus, masuk v.kanan dan sedikit di V.kiri.
SDM berinci mulai dari liver ke sum-sum tulang. Usianya 8-9hari. SDM dan HB
emang tinggi.

2. Topik GIT (Marisa Delvia & Intan Puteri A A) dan Ginjal (Ruman Fitria & Ika diajeng)

Pertanyaan :
- Ainun
Tadi disebutkan neonatus akan sering pipis pada saat awal kelahiran, apakah hal
ini bisa menyebabkan neonatus mengalami dehidrasi?
Jawaban :
- Ruman
Saat lahir, tubulus ginjal memiliki kapasitas terbatas untuk memusatkan urin
karena loop Henle lebih pendek dan berkurang tonisitas interstinum meduler.
Kemampuan terbatas untuk menghasilkan urine pekat artinya neonatus bisa
menjadi mudah mengalami dehidrasi.
Tatalaksana : tetap menyusui eksklusif kalau bisa lebih sesering mungkin untuk
tetap menjaga cairan tubuh janin
Sumber : Arumainathan, R., Stendall, C., & Visram, A. (2018). Management of fluids
in neonatal surgery. Bja Education, 18(7), 199-203.
Tanggapan :
- Marisa
Adaptasi ginjal
Pada bayi baru lahir menurut Sondakh (2014), yaitu laju filtrasi glomerulus relatif
rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler
glomerulus, meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang
normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stresor.
Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan dan kehilangan
cairan yang berlebihan mengakibatkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan.
Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan
2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama; setelah itu, BBL dapat berkemih 5-20 kali
dalam sehari. Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat; noda
kemerahan (debu batu bata)
Intake cairan sangat memengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada sistem ginjal. oleh
karena itu, pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses adaptasi.
Bidan dapat menganjurkan dan memeberikan konseling kepada klien untuk
memberikan ASI sesering mungkin pada bayi untuk membantu adaptasi fisiologis
bayi baru lahir pada lingkungan barunya
Sumber: Sondakh Jenny J.S. 2014.Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir.Erlangga
- Dr. Ni Luh
Pada saat bayi baru lahir pada saat persalinan normal melewati jalan lahir ketemu
dengan flora normal ibunya, bayi berusaha mengumpulkan flora normal supaya
nanti berkembang di saluran cerna, terus juga kalau yang itu kalau belum matang
atau pun kadang-kadang ada yang seperti itu itu bawa pada saat di dalam
kandungan itu berfungsi baik itu akan menelan air ketuban kemudian dikeluarkan
melalui ginjal. Bagi bayi karena belum bagus sehingga karena kita tahu bahwa
kandungan ASI bayi kandungan protein sangat tinggi karena masih kompensasi
dengan kandungan protein yang tinggi karena Begitu pentingnya.

3. Topik Imunologi (Aqilah Salma Y & Al Idha Ulatu R) dan Termoregulasi (Dewi Prastika
Y & Ainun Sakinah)

Pertanyaan :
- Tika
Pertanyaan Adaptasi Termoregulasi
tadi disebutkan bahwa untuk membakar lemak coklat membutuhkan glukosa
sebagai energi untuk mengubah lemak menjadi panas, lalu jika lemak coklat yg
dibakar ini banyak otomatis glukosa yg digunakan juga banyak, lalu bagaimana
cara agar penurunan glukosa janin ini bisa dicegah agas tidak melewati batas
normal?
Jawaban
- Ainun dan Dewi
Koreksi penggunaan gula darah dapat terjadi 3 cara :
1. Melalui penggunaan ASI (setelah lahir bayi didorong untuk secepat mungkin
menyusu pada ibunya)
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis)
Bayi baru lahir tidak dapat menerima makanan dalm jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen (glukoneogenesis). Hal ini dapat terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen, terutama dalam hati selama bulan-bulan terakhir
kehidupan di rahim.
Sumber : Setiyani, Astuti dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Tanggapan :
- Ika Diajeng
Lemak coklat diproduksi dibawah bahu, dibelakang sternum dileher disekitar ginjal
dan kelenjar supra renal. Intake makanan yang adekuat juga penting untuk
memproduksi. Jika suhu tubuh bayi menurun lebih banyak energi digunakan untuk
memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan akan terjadi peningkatan
penggunaan O2. Bayi baru lahir yang kedinginan akan terlihat tidak aktif dan dia
akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan
pernafasannya serta menangis. Sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori
yang mengakibatkan hipoglikemi yang akan ditimbulkan dari efek hipotermi
begitu juga hipoksia dan hyperbilirubinemia. Suhu yang tidak stabil juga
mengindikasikan terjadinya infeksi sehingga setiap tindakan yang dilakukan harus
menghindari terjadinya kehilangan panas pada BBL.
Menurt Sudarti, dkk (2012), BBL mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan
oleh:
1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
2. Permukaan tubuh bayi yang relatif luas
3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
4. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak
kedinginan
Geja hipotermia:
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh bayi menjadi kurang aktif, letargis,
hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah
2. Pernapasan megap – megap dan lambat, denyut jantung menurun
3. Timbul sklerema: kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung, tungkai dan lengan
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang
akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru
– paru, ikterus dan kematian
Sumber:
1. Endang, Buda. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan
Balita. Akademi Kebidanan Grisya Husada Surabaya
2. Sudarti, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika

- Ririn
Sistem imunitas bayi baru lahir, masih belum matang sehingga rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang menyebabkan
kekebalan alami dan buatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yg
mencegah dan meminimalkan infeksi. Kekebalan alami juga disediakan pada
tingkat sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme
asing. Tetapi sel darah masih belum matang sehingga bayi belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan akan muncul
kemudian. Reaksi bayi terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan
sampai awal kehidupan. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi . Reaksi
bayi baru lahir terhadap infeksi masih sangat lemah dan tidak memadai.
Pencegahan pajanan mikroba seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini
dan pengenalan serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting. (Astuti, 2016)
Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam
bentuk laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi Ig A.(Nurhasiyah, 2017)

Sumber:
1. Astuti Setiyani, dkk.2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Pra Sekolah.Kemenkes RI: Jakarta Selatan
2. Nurhasiyah, Siti, J.J. 2017.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekola. Ed.1 Cet.1.Universitas
Muhammadiyah;Jakarta.ISBN.978-602-6708-06-2

- Salma
Pemberian Imunisasi BBL
Sistem imun bayi dibantu dengan program, imunisasi. Imunisasi aktif memerlukan
pemberian antigen dalam bentuk inaktif dan tidak menimbulkan oenyakit.
Biasanya imunisasi akan dimulai sejak usia bayi 3 bulan. Hal tersebut di karenakan
kadar IgG mulai meningkat pada usia 3 bulan sehingga imunisasi di tunda setelah
lahir. Imunisasi di erlukan untuk memberikan proteksi pada bayi sebelum sistem
imun pada bayi benar-benar matang. Biasanya bayi akan mendapat vaksin tripel
yaitu antigen pertussis, difteri, dan tetanus secara seimbang pada saat bayi berusuia
3 bulan. Sedangkan untuk vaksin campak biasanya di tunda sampai bayi berusia 1
tahun. Hal tersebut di karenakan masih tinggi nya IgG ibu pada tubuh bayi yang
cenderung menghancurkan organisme yang sudah dilemahkan atau vaksin.
Imunisasi diberikan pada kondisi bayi yang sehat dan tidak sakit. Pada kondisi bayi
yang sakit akan mempengaruhi ke efektifan dari vaksin tersebut. Kadar interferon
yang menetap setelah terkena infeksi virus dapat menyebabkan preparat vaksin
gagal mencapai konsentrasi yang adekuat untuk merangsang sistem imun.
Sehingga imunisasi mungkin akan kurang efektif jika diberikan 2-3 minggu setelah
terkena infeksi virus. Pada pemberian imunisasi juga dapat terjadi reaksi alergi,
terutama pada vaksin yang dioeroleh dari biakan jaringan atau yang mengandung
sel utuh.

Sumber : Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka

- Dr.Ni Luh
Imunologi itu nanti terkait dengan pemberian imunisasi juga sama untuk
kemampuan bayi untuk mencegah infeksi pada bayi ya yang untuk termoregulasi
tadi sudah dijelaskan Anda 5 cara hilangkan panas dan terutama bayi itu yang
memakai lemak coklat metode menggigil belum terlalu berfungsi bagus pada bayi
sehingga dari kelima cara kehilangan panas bayi itu yang harus dihindari pada saat
respirasi bayi dia tidak boleh bersentuhan dengan benda yang dingin di harus
segera dikeringkan tidak boleh di bawah kena angina. kita lakukan pada saat
resusitasi neonatus terus juga yang terkait dengan lemak coklat itu sehingga pada
2 minggu pertama biasanya berat badan bayi akan turun dan kembali normal
kembali ke berat badan asap pada saat 2 minggu 2 minggu dan tidak berlebih
beberapa menyebutkan ada yang 10% ada menyebutkan 5%

Anda mungkin juga menyukai