Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS POTENSI LIMBAH BIOMASSA KELAPA SAWIT SEBAGAI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

Veni Maria *)

Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Bengkulu 38371, Indonesia

*) E-mail : venimaria40@gmail.com

Abstrak

Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia mengakibatkan kenaikan akan


kebutuhan energi. Hal ini berbanding terbalik dengan penyediaan energi listrik yang
semakin menipis. Oleh karena itu dibutuhkan suatu energi alternatif untuk mengatasi krisis
energi. Salah satu energi alternatif yang bisa digunakan adalah energi biomassa dengan
memanfaatkan limbah kelapa sawit. Dengan teknologi konversi energi listrik maka energi
ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dari limbah kelapa sawit sebagai
sumber bahan bakar utama dari PLTU. Energi listrik yang dihasilkan oleh konversi energi
ini sangat bergantung dari bahan-bahan limbah yang dihasilkan oleh pusat pengolahan
minyak kelapa sawit. Limbah kelapa sawit yang mengandung nilai kalori yang cukup tinggi
ini dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti batubara. Sebagai langkah awal
untuk menguji kelayakan pengembangan limbah biomassa kelapa sawit sebagai sumber
pembangkit listrik, maka diperlukan analisis tentang potensi limbah biomassa kelapa sawit
sebagai pembangkit listrik. Hal ini bertujuan untuk menganalisis potensi limbah biomassa
kelapa sawit yang didukung dengan ketersediaan sumber daya dan dampak lingkungan
yang diakibatkan pada PLTU dengan memanfaatkan limbah biomassa kelapa sawit.

Kata kunci : biomassa, kelapa sawit, PLTU biomassa

PENDAHULUAN

Krisis energi listrik di Indonesia disebabkan karena semakin menipisnya bahan bakar
fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang tidak diimbangi dengan
peningkatan pertumbuhan penduduk. Relevansi krisis energi listrik dengan krisis bahan
bakar fosil terjadi karena banyak pembangkit tenaga listrik di Indonesia menggunakan
bahan bakar fosil sebagai bahan utamanya. Solusi bagi krisis energi listrik dan bahan baku
fosil adalah adanya sumber energi alternatif. Sumber energi alternatif ini harus bisa menjadi
bahan bakar yang ramah lingkungan, efektif dan efisien serta dapat diakses oleh masyarakat
luas. Idealnya sumber energi alternatif ini harus dapat di perbarui dan selalu tersedia dalam
kuantitas dan kualitas yang lebih dari cukup.

Salah satu potensi energi yang dapat diperbarui adalah energi biomassa. Energi
biomassa adalah energi yang dibuat untuk bahan bakar yang didapatkan dari sumber alami
yang dapat diperbarui. Energi biomassa ini terdiri dari tumbuhan dan hewan yang
mengandung energi tersimpan yang berasal dari matahari. Tanaman menyerap energi
matahari dalam proses yang disebut fotosintesis. Energi kimia dalam tumbuhan akan
diteruskan ke hewan dan orang-orang yang memakannya.

Salah satu yang dapat dijadikan energi biomassa ini adalah limbah kelapa sawit. Hal ini
juga didukung dengan kondisi Indonesia yang memiliki kondisi tanah yang cocok untuk
dijadikan perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu tidak mengherankan jika luas daerah
perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus bertambah tiap tahunnya. Dimulai dari tahun
1968 yang mana perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkisar sebesar 119.660 ha, hingga
pada tahun 2019 Indonesia memiliki luas lahan 14,68 juta hektar atau bertambah hampir 50
kali lipat. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu produsen minyak kelapa sawit
(CPO) terbesar di dunia. Melihat potensi sumber daya kelapa sawit ini menjadikan limbah
biomassa kelapa sawit memiliki prioritas utama untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Energi yang dihasilkan dari limbah biomassa kelapa sawit ini juga cukup tinggi.

Dengan melakukan proses konversi energi listrik pada tempurung atau yang lebih
dikenal dengan cangkang kelapa sawit yang banyak mengandung unsur yang luar biasa,
limbah kelapa sawit dapat digunakan sebagai sumber daya untuk membuat suatu
pembangkit listrik. Proses konversi energi dari limbah biomassa kelapa sawit tergantung
pada kalor yang dimiliki limbah biomassa kelapa sawit. Nilai kalor akan menentukan panas
pembakaran untuk menghasilkan uap yang diperlukan untuk pembangkit listrik. Jumlah
limbah juga berpengaruh besar terhadap nilai kalor yang dihasilkan dari limbah kelapa
sawit. Cangkang dan fibre digunakan untuk memanaskan air didalam boiler sehingga
menghasilkan temperature uap dan tekanan uap yang mampu memutar turbin uap. Turbin
uap berfungsi sebagai prime mover untuk memutar generator sehingga menghasilkan
output berupa daya listrik. Cangkang kelapa sawit memiliki kadar air yang lembab,
intensitas abu yang minim, kadar penguapan yang tinggi dan memiliki kandungan karbon
aktif. Kandungan intensitas kadar penguapan yang lumayan tinggi (volatile matter) berkisar
69-70% mengakibatkan penggunaan cangkang kelapa sawit memiliki dampak yang ramah
lingkungan. Hai ini dikarenakan cangkang kelapa sawit mengandung zat sulphur karbon
sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran polusi udara.

Pembangkit listrik dengan menggunakan sisa limbah biomassa kelapa sawit ini akan
menjadi salah satu solusi kekurangan energi yang terjadi. Hal ini didukung degan kondisi
jumlah total pembangkit listrik yang ada di Indonesia. Total pembangkit listrik di Indonesia
berkisar kurang lebih sekitar 25.218 MW dengan mayoritas pembangkit listrik ini
mengandalkan tenaga fosil. Selain itu pemanfaatan limbah biomassa kelapa sawit ini juga
akan mengembangkan sumber energi alternatif yang bersifat renewable energy. Sistem
pembangkit energi listrik dengan menggunakan limbah biomassa kelapa sawit ini mirip
dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yaitu berdasarkan pada prinsip atau
siklus rankine. Siklus Rankine adalah sebuah siklus yang mengkonversi energi panas
menjadi kerja / energi gerak. Sistem kerja pada siklus rankine panas disuplay secara
eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang
bergerak. Fluida yang digunakan akan mengalir secara konstan. Aliran fluida terjadi karena
adanya masukan panas eksternal dan akan terjadi perubahan tekanan dalam aliran. Dalam
hal ini efisiensi dari siklus rankine bergantung pada fluida bertekanan tersebut. Besarnya
efisiensi siklus rankine ideal berkisar sekitar 42%. Aplikasi dari siklus rankine dapat
dimanfaatkan sebagai kebutuhan seperti pembangkit listrik, proses energy thermal dan
kombinasi dari keduanya. Siklus rankine merupakan modifikasi dari siklus carnot, di mana
proses pemanasan dan pendinginan pada siklus ini terjadi pada tekanan yang tetap.
Perbedaannya adalah siklus rankine menggunakan ibertekanan, sedangkan mesin carnot
menggunakan gas.
Gambar 2

Siklus Rankine

Sehingga PLTU dengan limbah biomassa kelapa sawit memiliki proses pembangkit
listrik yang sama dengan PLTU biasa yang bekerja dengan memanaskan air pada boiler
menggunakan panas pembakaran limbah biomassa kelapa sawit kemudian uap dari air yang
dipanaskan tadi digunakan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator.
Generator ini kemudian akan berputar dan menyebabkan perubahan fluks medan magnet.
Perubahan fluks medan magnet tersebut akan menyebabkan beda potensial.

Gambar 1

Proses Konversi Energi PLTU

Dalam artikel ini dibahas tentang masalah analisis potensi limbah biomassa kelapa sawit
sebagai bahan dasar untuk pembangkit listrik sebagai pengganti penggunaan bahan bakar
fosil yang cadangannya semakin menipis. Limbah biomassa kelapa sawit ini dihasilkan dari
proses industry minyak kelapa sawit. Pemanfaatan energi dari limbah biomassa kelapa
sawit ini sangat diperlukan sebagai salah satu sumber energi alternatif di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena kebutuhan energi nasional hingga tahun 2050 terus meningkat sesuai
dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, harga energi dan kebijakan
pemerintah. Dengan laju pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 6,04% per tahun dan
pertumbuhan penduduk sebesar 0,71% per tahun selama tahun 2016-2050 mengakibatkan
laju pertumbuhan kebutuhan energi final sebesar 5,3% per tahun. Untuk itu kebutuhan
energi meningkat dari 795 juta SBM pada tahun 2016 menjadi 4.569 juta SBM pada tahun
2050. Pada tahun 2050, kebutuhan energi final terbesar adalah bahan bakar minyak (BBM)
yakni sebesar 40,1% diikuti oleh listrik sebesar 21,3%, gas sebesar 17,7%, batubara sebesar
11,0%, dan sisanya LPG, bahan bakar nabati (BBN) dan biomassa yang masing-masingnya
dibawah 4%. Harga bahan bakar fosil, khususnya minyak dan gas alam mengalami
peningkatan yang tajam selama beberapa tahun terakhir. Akibatnya, sumber alternatif
energi yang digunakan khususnya untuk pembangkit listrik dan transportasi semakin
banyak dimanfaatkan.

Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara studi kepustakaan, survey
pendataan dengan melakukan pengumpulan data sekunder dan beberapa sampel sumber
hayati. Dari beberapa sumber data serta sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dianggap mewakili kondisi umum dari pemanfaatan limbah biomassa kelapa sawit serta
analisis terhadap data-data yang telah diperoleh. Keberadaan dan pemanfaatan limbah
biomassa kelapa sawit dari hasil survey ini menjadi bahan pertimbangan untuk pengkajian
potensi limbah biomassa kelapa sawit di Indonesia sebagai pengganti bahan bakar fosil
untuk pembangkit listrik yang berada di Indonesia yang di ketahui cadangannya semakin
menipis dan akan habis pada beberapa tahun kemudian, sedangkan pada penggunaan bahan
bakar sebagai pembangkit listrik masih akan terus digunakan dan akan meningkat setiap
tahunnya seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan ekonomi, harga energi serta
beberapa yang mendukung penggunaan bahan bakar.
Metode dan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode
statistic. Metode ini menggunakan data statistik berdasarkan penggunaan lahan, hasil
panen, produksi tanaman dan literatur. Data statistik ini kemudian di kombinasikan dengan
faktor konversi, seperti hasil per ha dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut berdasarkan
tinjauan Pustaka. Selain itu, asumsi dilakukan untuk menentukan bagian biomassa yang
dapat digunakan untuk produksi energi dengan mempertimbangkan kebutuhan penggunaan
bahan untuk keperluan lainnya. Adapun potensi yang diukur berupa potensi sumber daya
dan dampak yang akan ditimbulkan pada penggunaan limbah biomassa kelapa sawit
sebagai energi altenatif untuk pembangkit listrik.

Anda mungkin juga menyukai