Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

ETIKA PROFESI

Disusun Oleh :
Nama : Yela Emelia Olva

NPM : G1F019003

Dosen Pengampu :

1. Julia Purnama Sari,S.T.,M.,KOM


2. Ferzha Putra Utama,S.T.,M.Eng

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
T.A 2021/2022
Tema : E-Commerce

A. Pengertian

e-commerce adalah transaksi apapun yang menggunakan berbagai alat elektronik apapun,
seperti telepon, komputer, televisi, dan yang paling populer, yakni internet .

B. Analisis penyalagunan/pelanggaran e-commerce pada masa pandemic saat ini

Belanja daring atau online melalui e-commerce meningkat pesat saat ini, khususnya saat
pandemi corona virus diseases 2019 (Covid-19). Berbagai kebutuhan seperti makanan, elektronik
hingga alat kesehatan dapat dilakukan masyarakat dengan berbelanja online. Sayangnya dalam
kondisi tersebut, industri e-commerce dianggap masih belum kondusif mengingat terus
meningkatnya pelanggaran konsumen. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
mencatat terjadi peningkatan signifikan pelanggaran konsumen pada awal tahun ini
dibandingkan sebelumnya. Tercatat pengaduan konsumen terus bertambah sepanjang tahun
mulai dari 5 pengaduan pada 2018, 18 pengaduan pada 2019 hingga jadi 70 pengaduan pada
Januari-Mei 2020. menjelaskan pengaduan tersebut karena pelaku usaha tidak transparan dan
benar saat menjual produknya kepada konsumen.

Hal ini menyebabkan konsumen merugi karena barang yang dibeli tidak sesuai dengan
produk yang ditawarkan. Kemudian, Frida juga mengatakan permasalahan keamanan data
pribadi juga masih rawan bocor sehingga disalahgunakan pihak tertentu yang merugikan
konsumen. Dia menyoroti mulai bermunculannya kasus-kasus kebocoran data pribadi pada
marketplace. Pokok masalah yang diadukan mayoritas mengenai phising dan penyalahgunaan
akun melalui OTP (one time password). Risiko Hukum Belanja Online untuk Lebaran di Masa
Pandemi Perlu diketahui, phising merupakan pemaksaan pengambilan data konsumen melalui
berbagai cara seperti pemalsuan website dan registrasi online. Sedangkan penyalahgunaan akun
melalui OTP dilakukan dengan membajak akun konsumen sehingga pelaku kejahatan tersebut
menggunakannya untuk berbelanja. Maraknya pelanggaran konsumen saat pandemi Covid-19
juga disampaikan Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Kementerian
Perdagangan,menyatakan terdapat pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi Covid-19 untuk
menipu masyarakat khususnya pada produk-produk alat kesehatan dan farmasi. Selain itu, dia
juga menyampaikan terdapat kasus tinggi juga terjadi pada penjualan tiket secara online.
C. Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong kemajuan e-commerce di Indonesia.

1. Meningkatnya Pengguna Internet dan Smartphone

Semakin banyak orang yang melek digital, membuat kegiatan jual beli melalui internet juga
semakin meningkat. Bahkan saat ini, belanja online lebih dilirik daripada belanja ke toko.
Mayoritas konsumen di Indonesia sudah semakin familiar dengan penggunaan e-commerce.

2. Perkembangan Infrastruktur

Selain itu, perkembangan digital juga didukung dengan perkembangan infrastruktur di


Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, infrastruktur konektivitas dan telekomunikasi
berkembang dengan sangat pesat. Sejumlah jalan raya dan jalan tol dibangun, yang
mempermudah jalur distribusi, dan konektivitas antardaerah. Selain itu, dari segi telekomunikasi,
pemerintah sedang merampungkan pembuatan Palapa Ring, yang ditargetkan selesai di
pertengahan tahun ini. Jika sudah selesai, seluruh Indonesia akan terhubung ke internet dengan
kualitas komunikasi dan kecepatan yang sama.

3. Partisipasi UMKM

Faktor ketiga adalah partisipasi dari UMKM. Faktanya, 99% dari 4,5 juta pelaku bisnis
online di Indonesia tahun 2017 merupakan pelaku UMKM. Yang mengejutkan lagi, setengah
atau 50% dari jumlah ini tidak memiliki toko fisik. Artinya, setengah dari pelaku UMKM yang
menggunakan platform e-commerce sudah mengandalkan penjualannya 100% secara digital.

Namun sayangnya, sampai dengan saat ini, jumlah UMKM yang sudah mampu go digital
belum terhitung banyak, jika dibandingkan dengan seluruh pelaku UMKM yang ada di
Indonesia. Dari seluruh UMKM yang ada di Indonesia, baru 5% yang sudah go digital. Tahun
ini, pemerintah menargetkan 8 juta UMKM go digital.

Anda mungkin juga menyukai