Anda di halaman 1dari 5

AMRI (Analisa, Metode, Rekayasa, Informatika)

Vol. 1, No. 1, April 2022, pp. 27~31


DOI: 10.12487/AMRI.v1i1.xxxxx  27

Pengaruh E-Commerce pada Perekonomian Indonesia Saat


Pandemi Covid-19

Zahro Saleh Artasya1, Nuri2


Program Studi Informatika, 2Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik Pati, Pati 59119
1

Artikel Info ABSTRAK


Kata kunci: Perubahan secara besar-besaran terjadi sebab adanya covid-19. E-commerce melonjak
tinggi dalam beberapa tahun belakang serta semakin intens karena adanya pandemi Covid-
E-Commerce 19. Penelitian ini bertujuan guna memvisualisasikan pengaruh e-commerce dalam
Ekonomi perekonomian Indonesia saat masa pandemi Covid-19. Metode yang dipakai merupakan
Pandemi Covid-19 penelitian kualitatif deskriptif menggunakan sumber data sekunder serta metode
pengumpulan data dokumentasi. Berdasarkan yang akan terjadi analisis terhadap data
yang didapat dari jurnal, buku, dan internet yang berbentuk catatan atau dokumentasi
perusahaan, dokumentasi pemerintah atau publikasi pemerintah, analisis industri oleh
media, situs web serta lainnya. Pada penelitian ini dihasilkan bahwa e-commerce memiliki
pengaruh krusial bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Faktor penting dari
peningkatan perekonomian di Indonesia melalui e-commerce adalah banyaknya pengguna
internet, dan situasi pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk manjalankan social
distancing membuat pengaruh e-commerce cukup penting dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari contohnya melakukan proses transaksi jual beli yang lebih mudah, cepat dan
efisien. Generasi Z juga berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui e-
commerce dikarenakan rata-rata pengguna layanan e-commerce pada tahun 2021 adalah
masyarakat dengan rentan usia 18-26 tahun.

Penulis Korespondensi :
Nuri, M.Pd.
Program Studi Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknik Pati, Pati 59119
Email: nuri.indramayu@gmail.com

1. PENDAHULUAN
WHO (World Health Organization) adalah Organisasi Internasional pada bidang kesehatan menyatakan
bahwa Coronaviruses (Cov) dapat menjangkit saluran pernafasan pada manusia. Covid-19 adalah nama ilmiah dari
virus ini. Gejala yang ditimbulkan dari Covid-19 dapat berupa flu yang ringan hingga setara bahkan lebih parah dari
MERS-CoV dan SARS-cov [1]. Zoonotik adalah panggilan lain dari Covid-19 karena penularannya ditularkan melalui
manusia dan hewan. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia wabah Covid-19 pertama kali dideteksi di
kota Wuhan, China pada tanggal 30 Desember 2019 yang pada saat itu memberikan informasi berupa
pemberitahuan segera tentang pengobatan pneumonia dari penyebab yang tidak diketahui. Penyebaran Covid-19
begitu cepat ke seluruh pelosok dunia dan berubah menjadi pandemi yang menakutkan bagi masyarakat dunia.
Berdasarkan data Worldometers, pada tanggal 8 September 2020 telah terjadi 27.479.194 kasus di dunia yang
terkonfirmasi positif, dengan jumlah 896.421 orang meninggal dunia dan 19.573.079 orang dinyatakan sembuh.
Indonesia sendiri termasuk negara dengan jumlah pasien positif mencapai hampir 200 ribu orang pada minggu
kedua September 2020 [2].
Covid-19 memberikan dampak ke berbagai sektor dan lini kehidupan, begitupula dengan perekonomian dan
bisnis. Economic shock adalah salah satu dampak dari Covid-19 yang berpengaruh pada ekonomi perorangan, rumah
tangga, perusahaan mikro, kecil, menengah maupun besar, bahkan berpengaruh pada ekonomi negara dengan skala

Journal homepage: http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/amri


28  ISSN: 1693-6930

cakupan lokal, nasional, hingga global [3]. Bidang-bidang yang merasakan dampak dari Covid-19 adalah bidang
perdagangan, investasi, pariwisata, dan transportasi.
Meski perekonomian melemah di satu sisi, di sisi lain perekonomian juga membaik, khususnya di bidang e-
commerce. Pendapatan beberapa website retail di seluruh dunia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan selama
pandemi Covid-19. Peringkat tertinggi diambil oleh situs Amazon.com dengan rekor pendapatan US$ 4,059 miliar,
disusul Ebay.com dengan pendapatan US$ 1,227 miliar [4]. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, dimana banyak
perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce meningkatkan penjualannya di masa pandemi ini. Pasalnya,
masyarakat menghindari belanja offline dan mempraktikkan social dan physical distancing sebagai upaya
pencegahan penyebaran virus Corona.
Di masa pandemi, penjualan e-commerce meningkat 26% dengan adanya konsumen baru, menurut Kepala
Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia. Pembayaran digital juga meningkat dengan
penggunaan teknologi, lebih dari 70% segmen transaksi Kredivo berasal dari e-commerce [5]. Selain itu, aktivitas
ekonomi di e-commerce meningkat sebesar 40,6%. Penjualan online juga meningkat tajam selama pandemi,
menurut Tinjauan Big Data 2020 tentang Dampak Covid-19 yang disusun oleh Central Statistical Institute [6].

2. METODE

2.1. E-commerce
Menurut Laudon & Laudon, e-commerce adalah proses jual beli produk secara elektronik oleh konsumen
dan business-to-business dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis dengan menggunakan jaringan
komputer yaitu internet. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perdagangan elektronik adalah segala
bentuk transaksi komersial barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik [7].
Electronic Commerce (E-Commerce) berdasarkan Organization for Economic Co-Operation and
Development (OECD) 2009 merupakan penjualan atau pembelian barang/jasa, yang dilakukan melalui jaringan
komputer menggunakan metode yg secara spesifik dibuat dengan tujuan menerima atau melakukan pesanan, tetapi
pembayaran serta pengiriman utama barang/jasa tak wajib dilakukan secara online. Transaksi E-Commerce bisa
terjadi antar perjuangan, tempat tinggal, individu, pemerintah, serta organisasi swasta atau publik lainnya. Yang
termasuk dalam e-commerce adalah pemesanan melalui laman website, ekstranet juga Electronic Data Interchange
(EDI), e-mail, media social (Facebook, Instagram, serta lainnya), dan instant messaging (Whatsapp, Line, serta
lainnya). Yang tidak termasuk dalam e-commerce adalah pemesanan yang dibuat melalui telepon, faksimili [8].

2.2. Covid-19
Coronavirus adalah virus RNA untai tunggal positif berselubung besar yang menginfeksi manusia serta
berbagai macam hewan. Coronavirus pertama kali dideskripsikan pada tahun 1966 oleh Tyrell dan Bynoe, yang
membiakkan virus dari pasien flu 2. Ada empat subfamili: alpha, beta, gamma dan delta-Coronaviruses. Virus
korona alfa dan beta tampaknya muncul pada mamalia, terutama kelelawar, sedangkan virus gamma dan delta
muncul pada babi dan burung. Ukuran genom berkisar dari 26 kb hingga 32 kb. Di antara tujuh subtipe coronavirus
yang dapat menginfeksi manusia, beta-coronavirus dapat menyebabkan penyakit parah dan kematian, alpha-
coronavirus menyebabkan infeksi tanpa gejala atau ringan. SARS-CoV-2 termasuk dalam garis keturunan B dari
beta-coronavirus dan terkait erat dengan virus SARS-CoV3,4. Empat gen struktural utama mengkode protein
nukleokapsid, protein spike, protein membran kecil, dan glikoprotein membran. Beta-coronavirus HCoV-OC43 dan
HKU1 5. SARS-CoV-2 96% identik dengan virus corona 4 kelelawar di seluruh tingkat genom [9].

2.3. Metode yang digunakan


Metode yang dipakai dalam penulisan ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Penulis memakai penelitian
kepustakaan. Jenis data yang digunakan dalam artikel ini yaitu data sekunder adalah data dari buku, hasil pencarian
berupa jurnal dan sumber internet mengenai data dan informasi yang relevan dengan penelitian yaitu e-commerce,
Covid-19, dan dampaknya pada ekonomi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dari
berbagai sumber referensi, baik tulisan maupun citraan berupa catatan atau dokumentasi perusahaan, dokumentasi
pemerintah atau publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, website dan lain-lain [10].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


E-commerce ialah salah satu revolusi bisnis yang dimulai pada tahun 1995 menggunakan beberapa iklan
portal web, serta terus berkembang hingga resesi tahun 2008 hingga 2009, bisnis yang permanen stabil dalam

AMRI (Analisa, Metode, Rekayasa, Informatika) Vol. 1, No. 1, April 2022, pp. 27~31
AMRI (Analisa, Metode, Rekayasa, Informatika) Vol. 1, No. 1, April 2022, pp. 27~31  29

membuat keuntungan, di tahun 2012 dan seterusnya, penggunaan internet dalam berbisnis semakin meningkat
dengan semakin maraknya industri yang beralih ke industri elektronik serta perdagangan, termasuk transportasi,
musik serta hiburan, berita, perangkat lunak, pendidikan, serta keuangan.

Gambar 1. 10 Negara Asia dengan Jumlah Pengguna Internet Terbanyak (Maret 2021)

Internet adalah bagian penting dari kehidupan manusia zaman sekarang, dikarenakan semua aspek
kehidupan saling terhubung dengan internet. Internet memudahkan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari –
hari. Hampir semua kegiatan manusia terjalin dengan internet mulai dari bekerja, menemukan informasi, saling
bersosialisasi antar manusia lain dengan social media bahkan berbelanja pun dapat dilakukan dengan adanya
internet ini. Internet juga menjadi salah satu faktor penting adanya e-commerce, karena e-commerce dapat
digunakan dengan bantuan aliran internet sehingga para pengguna dan penjual dapat saling terhubung satu sama
lain.
Dari Gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Maret 2021, Indonesia masuk dalam 10 Negara Asia
dengan jumlah pengguna internet terbanyak menurut data riset dari Katadata. Indonesia menempati peringkat ke tiga
dengan 212,35 juta jiwa pengguna internet, pada peringkat pertama ada negara Tiongkok dengan 989,08 juta jiwa,
diikuti oleh negara India pada peringkat kedua dengan 755,82 juta jiwa pengguna internet [11].
Dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia menjadi salah satu elemen penting dari peningkatan
banyaknya masyarakat yang menggunakan e-commerce, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat sebanyak
88,1% pengguna yang memakai internet di Indonesia memanfaatkan e-commerce dalam proses jual beli sejumlah
produk [12].

Gambar 2. 10 Negara dengan Persentase Penggunaan E-Commerce Tertinggi di Dunia (April 2021)

Pengaruh E-Commerce pada Perekonomian (Zahro Saleh Artasya)


30  ISSN: 1693-6930

Pada Gambar 2 dapat dilihat Indonesia menempati posisi peringkat pertama di dunia dalam hasil survei We
Are Social pada bulan April 2021 dengan memperoleh hasil sebesar 88,1% sebagai negara dengan pemakai layanan
e-commerce dalam jual beli beberapa produk tertentu selama beberapa bulan ke belakang. Disusul oleh Inggris pada
posisi kedua dengan 86,9% pengguna internet yang menggunakan e-commerce. Selanjutnya ada Filipina di posisi
ketiga dengan 86,2% pengguna internet yang menggunakan e-commerce [13].
Pada tahun 2020 Indonesia sempat mengalami penurunan ekonomi pada beberapa bidang, akan tetapi pada
bidang perdagangan besar dan ecer yang termasuk dalam kategori G mengalami peningkatan sebesar 46,80% [14]
dimana didalamnya terdapat proses jual beli yang dilakukan melalui perantara e-commerce. Covid-19 memang
membawa banyak dampak negatif pada berbagai lini kehidupan, akan tetapi pada saat terjadinya pandemi membawa
salah satu dampak positif yaitu makin berkembangnya potensi e-commerce di Indonesesia yang secara tidak
langsung membawa dampak positif juga terhadap peningkatan perekonomian Indonesia.

Gambar 3. Transaksi yang Dilakukan Responden dalam 3 Bulan Terakhir

Dari Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa menurut hasil survei Katadata Indight Center (KIC) yang
dilakukan pada bulan April 2021 terhadap 1.146 responden dengan rentan usia 18-29 tahun dimana sebanyak 82%
dari jumlah responden dikenal sebagai generasi Z dengan rentan usia 18-26 tahun. Dalam survei ini menunjukkan
sebesar 56,6% anak muda di Indonesia mengatakan bahwa mereka pernah melakukan proses transaksi melalui e-
commerce selama 3 bulan terakhir. Berbelanja di e-commerce mendapatkan presentase paling tinggi dibandingkan
dengan transaksi layanan digital yang lain. Transaksi pesan-antar makanan menempati posisi kedua dengan 35,9%
disusul oleh transaksi belanja kebutuhan yang menempati posisi ketiga dengan 23% [15].
Menurut Wimboh, besarnya minat masyarakat Indonesia dalam melakukan proses transaksi jual beli
melalui e-commerce dapat memunculkan banyak pelaku start-up dalam berbagai bidang misalnya bidang kesehatan,
pendidikan dan keuangan. Dalam sektor keuangan, OJK telah meningkatkan transformasi digital pada Master Plan
Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) selama periode 2021-2025 serta Digital Finance Innovation Roadmap
and Action Plan selama periode 2020-2024.

Gambar 4. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (2010-2021)

Berdasarkan databoks yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 ekonomi
Indonesia meningkat sebesar 3,69% menjadi Rp. 11,12 kuadriliun dibanding 2020. Dari lapangan usaha, sektor

AMRI (Analisa, Metode, Rekayasa, Informatika) Vol. 1, No. 1, April 2022, pp. 27~31
AMRI (Analisa, Metode, Rekayasa, Informatika) Vol. 1, No. 1, April 2022, pp. 27~31  31

pengolahan masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional, yakni mencapai Rp 3,27 kuadriliun
atau sebanyak 19,25% dari total PDB tahun kemudian. Diikuti sektor pertanian sebesar Rp 2,25 kuadriliun
(13,28%), serta perdagangan besar serta eceran senilai Rp 2,2 kuadriliun (12,97%).

4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa e-commerce memberikan pengaruh
bagi perekonomian Indonesia selama pandemi Covid-19. Internet berperan penting dalam peningkatan pengguna e-
commerce di Indonesia. Walaupun pada tahun 2020 Indonesia mengalami penurunan ekonomi pada beberapa
bidang, akan tetapi mengalami kenaikan ekonomi pada bidang perdagangan besar dan ecer.
Generasi Z adalah penyumbang pengguna internet dan pemakai layanan e-commerce terbanyak. Dengan
banyaknya minat masyarakat dalam menggunakan e-commerce ini dapat membuka banyak peluang bagi para pelaku
start-up untuk memasuki dunia transaksi digital, yang pada akhirnya juga dapat berpengaruh baik pada pertumbuhan
dan peningkatan perekonomian di Indonesia.

REFERENSI
[1] Kirigia, J. M., & Muthuri, R. N. D. K. (2020). The Fiscal Value of Human Lives Lost From
Coronavirus Disease (COVID-19) in China. BMC Research Notes, 13(1), 1–5.
https://doi.org/10.1186/s13104-020-05044-y
[2] Anzanella, Luthfia Ayu. 2020. “Update Virus Corona Dunia 8 September: 27,4 Juta Kasus | China Pamerkan
Vaksin Pertama Kalinya”, https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/08/090500465/update-virus-corona-
dunia-8-september--27-4-juta-kasus-china-pamerkan?page=all, diakses pada 25 Desember 2021 pukul 20.20
[3] Taufik & Ayuningtyas, E.A. (2020). Dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis dan eksistensi platform
online. Jurnal Pengembangan Wiraswasta, 22(01), 21-32.
[4] Andrienko, O. (2020). Ecommerce & Consumer Trends During Coronavirus. From https://www.semrush.com/
blog/ecommerce-covid-19/
[5] Wuryasti, Fetry. 2020. “E-commerce Panen di Masa Pandemi”,
https://mediaindonesia.com/ekonomi/341479/e-commerce-panen-di-masa-pandemi, diakses pada 25 Desember
2021 pukul 20.23
[6] Liputan6.com. 2020. “Berkah di Tengah Pandemi, Transaksi E-commerce Naik 26 Persen”,
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4297591/berkah-di-tengah-pandemi-transaksi-e-commerce-naik-26-
persen, diakses pada 25 Desember 2021 pukul 20.29
[7] Laudon. (1998). Analisis Sistem, Jakarta: Salemba Empat Lucas Henry C.Jr, Analisis, Desain Implementasi
Sistem
[8] Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik E-Commerce 2020. BPS-Statistics Indonesia:Badan Pusat Statistik
[9] Velavan, T. P., & Meyer, C. G. (2020). The COVID-19 epidemic. Tropical medicine & international
health, 25(3), 278.
[10] Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Bandung: Alfabeta.
[11] K. B. Viva, M. Annissa. (2021). “Pengguna Internet Indonesia Peringkat ke-3 Terbanyak di Asia”,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/14/pengguna-internet-indonesia-peringkat-ke-3-terbanyak-
di-asia, diakses pada 25 Desember 2021 pukul 20.20
[12] CNN Indonesia. (2021). “88,1 Persen Pengguna Internet Belanja dengan E-Commerce”,
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211111123945-78-719672/881-persen-pengguna-internet-belanja-
dengan-e-commerce, diakses pada 25 Desember 2021 pukul 20.30
[13] Lidwina. A, Jarot D. B. (2021). “Penggunaan E-Commerce Indonesia Tertinggi di Dunia”,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/04/penggunaan-e-commerce-indonesia-tertinggi-di-dunia,
diakses pada 25 Desember 2021 pukul 20.30
[14] Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik E-Commerce 2020. BPS-Statistics Indonesia:Badan Pusat Statistik
Business & Entrepreneurship, 2(2), 83-92.
[15] Lidwina. A, Jarot D. B. (2021). “Belanja di E-Commerce, Transaksi Paling Banyak Dilakukan Anak Muda”,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/02/belanja-di-e-commerce-transaksi-paling-banyak-
dilakukan-anak-muda, diakses pada 25 Desember 2021 pukul 20.40
[16] Kusnandar. V. B, Mutia. A. (2021). “Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,69% pada 2021”,
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/07/ekonomi-indonesia-tumbuh-369-pada-2021, diakses
pada 25 Desember 2021 pukul 20.50

Pengaruh E-Commerce pada Perekonomian (Zahro Saleh Artasya)

Anda mungkin juga menyukai