Anda di halaman 1dari 2

Nama : Itaul Masarroh

NIM : 10119089

Kelas : Praktikum Farmasi Fisik-B

EMULSI

A. Pengertian Emulsi

menurut Farmakope Indonesia, emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau
larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok. Emulsi adalah jenis khusus dari dispersi koloid, yang memiliki setidaknyasatu dimensi antara
sekitar 1 dan 1000 nm. Dalam suatu emulsi, salah satu fase cair biasanya bersifat polar sedangkan yang
lainnya relatif non polar. Penetuan tipe emulsi tergantung pada sejumlah faktor. Jika rasio volume fasa
sangat besar atau sangat kecil, maka fasa yang memiliki volume lebih kecil seringkali merupakan fasa
terdispersi (Shelbat-Othman & Bourgeat-Lami, 2009).

B. Macam-macam Emulsi

Berdasarkan tipenya emulsi dibagi menjadi empat yaitu:

1. Oil in water (o/w): fase minyak terdispersi sebagai tetesan dalam keseluruhan fase luar air.
2. Water in oil (w/o): fase air terdispersi sebagai tetesan dalam fase luar minyak.
3. Oil in water in oil (o/w/o): tetesan minyak yang terdispersi dalam tetesan air yang kemudian
terdispersi dalam fasa minyak kontinyu.
4. Water in oil in water (w/o/w): fase air terdispersi dalam fase air yang mengandung polimer
kemudian membentuk emulsi air dalam minyak (w/o). Emulsi yang terbentuk kemudian
ditambahkan ke fasa berair kedua (mengandung surfaktan) dan diaduk terus menerus untuk
membentuk emulsi

c. Stabilitas Emulsi

Emulsi yang baik salah satu cirinya adalah apabila terjadi pemisahan antara dua lapisan maka sediaan ini akan
mudah terdispersi kembali setelah dilakukan pengocokan hal ini disebut Creaming. Tapi apabila
terjadi Cracking atau koalesan yaitu terpisahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak
akan koalesan ( menyatu ), sehingga dengan pengocokan pun larutan tidak terdispersi kembali. Atau
terjadinya infersi minyak dalam air atau air dalam minyak yang bersifat tetap (Irreversible), maka emulsi dikatakan
tidak baik.
Untuk melihat suatu emulsi bersifat stabil atau mengalami kerusakan bisa diamati melalui beberapa
indikator seperti dibawah ini :
a. Uji organoleptis
pengamatan sediaan emulsi dilakukan dengan mengamati dari segi penampilan, rasa, aroma
dan homogenitas dari sediaan uji
b. Uji tipe emulsi
uji tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan methylene blue yang dapat memberi warna biru
pada emulsi tipe O/W. Metode pewarnaan dipilih karena mudah dan memberikan hasil yang
jelas secara visual.
c. Uji viskositas
pengukuran viskositas sediaan dilakukan dengan menggunakan viskometer Brookfield.6
Viskometer yang digunakan adalah Viskometer Brookfiled DV-E dengan spindle nomor 2.
d. Uji pH
pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Elektroda sebelumnya telah
dikalibrasi. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sediaan, pH yang muncul diamati dan
dicatat.6 Kriteria nilai pH emulsi adalah pH oral

Indikator Emulsi yang baik Emulsi gagal


a.Uji Organoleptis Stabil dan homogen, tidak terjadi Tidak stabil, mengalami pemisahan
creaming atau cracking, bau dan (creaming/cracking) memiliki rasa
rasa menarik yang tidak enak dan berbau
b.Uji tipe emulsi Warna tercampur merata dan Warna tidak tercampur merata
tidak terjadi perubahan warna
c. uji viskositas
d. Uji ph

Anda mungkin juga menyukai