Akuntansi Dasar
PENGANTAR AKUNTANSI
Dosen :
Aris Armunanto, SE,Ak.,MM
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
SEJARAH, PENGERTIAN, PEMAKAI, DAN MACAM AKUNTANSI
2. Kegunaan Akuntansi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah
menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi
pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-
informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun dari luar
perusahaan (ekstern).
Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan
data ekonomis kepada bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan
calon pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan dan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Pihak Bank atau pemberi kredit dapat
menilai kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada gilirannya
mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi sebelum memberi pinjaman.
Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam kaitannya
dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya peraturan perpajakan. Bahkan
karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi perusahaan untuk
mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan keuntungan yang mungkin
dapat dinikmati oleh karyawan tersebut.
pemantauan atas pelaksanaan suatu peraturan, data melalui sensus, data statistic,
dan sebagainya.
4. Bidang Akuntansi
Bidang-bidang spesialis dalam akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Akuntansi keuangan (Financial Accounting), yang merupakan aplikasi
akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi pokoknya
adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan menyiapkan
laporan-laporan berkala atas usaha tersebut serta teknik dan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam melaksanakan tugas ini.
b. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), yang menyiapkan
data historis maupun taksiran (estimated) dalam membantu pekerjaan
manajemen sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan.
c. Akuntansi Biaya ( Cost Accounting), berhubungan dengan penentuan
serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk perusahaan
industri (manufactured). Dalam perusahaan industri umumnya diperlukan
perhitungan biaya produksi, distribusi biaya-biaya, penyusunan laporan
biaya, penentuan biaya berdasarkan departemen, fungsi, aktivitas produksi,
dan lain-lain. Tugas akuntan di bidang ini antara lain menganalisis data
mengenai biaya, baik yang aktual maupun yang direncanakan, untuk tujuan
pengawasan serta perencanaan di masa yang akan datang.
d. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), meliputi pemeriksaan independen
atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang ini meliputi
pemberian pendapat atas kelayakan dari laporan keuangan yang disusun.
e. Akuntansi Perpajakan (Taxation), meliputi persiapan untuk pelaporan,
pembayaran pajak ataupun pemgembalian pajak, serta pemenuhan
prosedur-prosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak di bidang ini harus
memahami semua peraturan perpajakan yang berlaku di negara yang
bersangkutan.
f. Akuntansi Pemerintahan ( Governmental Accounting), merupakan
bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang
dilakukan pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akuntansi dalam administrasi
negara dan mengawasi keuangan pemerintah sesuai mata anggaran masing-
masing.
g. Akuntansi Anggaran (Budgeting), menyajikan rencana keuangan untuk
suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan perbandingan antara
operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang. Bidang ini
seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen.
h. Sistem Akuntansi (Accounting System), merupakan bidang yang
berkaitan dengan penerapan/aplikasi dari suatu sistem (sistem pencatatan
serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan). Sistem ini
dimaksudkan untuk menghasilkan cara pengamanan atas harta perusahaan.
i. Akuntansi Sosial (Social Accounting), merupakan bidang yang bertujuan
melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian masyarakat atas
adanya suatu usaha/perusahaan di lingkungan masyarakat tersebut.
5. Profesi Akuntan
Akuntan merupakan suatu profesi yang setara dengan profesi dokter,
pengacara, atau insinyur. Masyarakat memberikan penghargaan khusus pada
profesi-profesi tersebut karena kewenangan teknisnya itu tidak lazim dimiliki oleh
orang biasa. Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi:
a. Akuntan Publik, yaitu akuntan yang berprofesi sebagai pemeriksa bebas
(independen) terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil pemeriksaan
mereka dinyatakan dalam laporan akuntan yang berisi pendapat mereka
tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan yang diperiksanya.
Akuntan Publik terikat pada kode etik profesi dan melakukan pemeriksaan
sesuai norma-norma pemeriksaan akuntan.
b. Akuntan Manajemen, yaitu akuntan yang bekerja sebagai akuntan internal
suatu perusahaan. Mereka menduduki salah satu jabatan dalam perusahaan
dan bertanggung jawab atas fungsi akuntansi keuangan maupun akuntansi
manajemen.
c. Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah. Tugas mereka bervariasi, mulai dari mengawasi keuangan dan
kekayaan negara sampai mengelola kekayaan dan keuangan negara.
d. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan-akuntan yang menjadi tenaga pengajar
(dosen). Akuntan-akuntan ini bekerja untuk pendidikan dan pengembangan
akuntansi.
BAB II
AKUN DAN KODE AKUN
2. Penggolongan Akun
Akun pada umumnya dapat digolongkan menurut sifatnya (karakteristik), yaitu
meliputi harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan dapat
dikelompokan lagi kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat dipecah
lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya tersedia
sebuah akun.
a. Harta (Assets), adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan
uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan:
1) Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta lain
yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam
jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi normal
perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain :
- Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga
yang berfungsi sebagai uang tunai.
- Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa
saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui
bursa.
- Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang
digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka waktu
dibawah satu tahun.
- Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah
dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau
belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di muka,
bunga dibayar di muka.
- Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan atas
pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum menerima
pembayarannya.
- Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual.
c. Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan atau hak milik atas harta
perusahaan.
2. KODE AKUN
Untuk mempermudah pencatatan, akun umumnya disusun sedemikian
rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya dan mendapatkannya kembali
pada kelompoknya masing-masing. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemberian kode akun, yaitu :
a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
c. Kode Blok, dalam cara ini, akun yang ada dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa
golongan, dan tiap golongan menjadi beberapa jenis. Masing-
masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomor kode
yang berbeda. Contoh :
Kelompok Kode
Harta 100 – 199
Utang 200 – 299
Modal 300 – 399
Pendapatan 400 – 499
Beban 500 - 599
Golongan Kode
Harata 100 – 149
Lancar
Harta 150 – 199
Tetap
200 – 249
Utang
250 – 299
Lancar
Utang Jgk.
Pnjg
Jenis Kode
Kas 100
Piutang 101
Peralatan 150
Kendaraan 151
Utang 201
usaha
2. Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau
rubrik, tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis
akun. Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0 sampai
9.
a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya :
Rubrik 0 : Akun Harta Lancar
Rubrik 1 : Akun Harta Tetap
Rubrik 2 : Akun Utang Lancar
Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang
Rubrik 4 : Akun Modal
Rubrik 5 : Akun Pendapatan
Rubrik 6 : Rubrik Beban
Jenis Kode
Harta H
Harta HL
Lancar
Harta HT
Tetap
Utang U
UL
Utang
Lancar M
Modal
4. Kode Kombinasi Huruf dan Angka, Cara ini dilakukan dengan
mengkombinasikan huruf dan angka untuk membentuk kode yang diinginkan.
Contoh :
Jenis Kode
Harta H
Harta HL
Lancar
Kas HL 01
HL 02
Piutang
Harta
HT
Tetap
U
Utang
UL
Utang
Lancar
UL 01
Utang
M
Dagang
Modal
BAB III
PERSAMAAN AKUNTANSI
BAB IV
TAHAP PENCATATAN
Transaksi Identifikasi
Pengukuran
Pencatatan
Pengikhtisaran
Lap. Keuangan
Tahap Pengikhtisaran
a. Menyusun Neraca Saldo
A. SUMBER PENCATATAN
1. Jenis-Jenis Sumber Pencatatan
Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya trnasaksi, baik transaksi
intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasikan dan diukur terlebih
dahulu, maksudnya jika mempengaruhi komposisi harta, utang dan modal
perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai tertentu.
Secara umum transaksi yang sering terjadi pada perusahaan jasa sekaligus
merupakan sumber kegiatan akuntansi, meliputi transaksi :
a. Pengeluaran/pembayaran uang
b. Penerimaan/pemasukan uang
c. Penjualan/penyerahan jasa
d. Pembelian/penerimaan barang/jasa
e. Lain-lain (biasanya intern perusahaan).
2. Bukti Pencatatan
Setiap transaksi yang memerlukan pencatatan harus dibuatkan atau
dimintakan bukti transaksi/pencatatan. Kegunaan utama dari bukti
transaksi/pencatatan adalah untuk menyediakan bukti tertulis tentang transaksi
yang dilaksanakan, sekaligus menghindari kemungkinan terjadinya persengketaan
di masa yang akan datang. Untuk itu, bukti yang kuat apabila di dalamnya terdapat
pengakuan dari pihak luar atau intern yang berwenang berupa tanda tangan yang
bersangkutan.
Bukti transaksi/pencatatan dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Bukti intern, yaitu pencatatan kejadian dalam intern perusahaan itu
sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan atau orang yang ditunjuk.
Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva tetap, penghapusan
piutang, pengalokasian beban, dan lainnya.
b. Bukti ekstern, yaitu bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak
luar perusahaan, misalnya faktur, kuitansi, nota debit, dan nota kredit.
Faktur, adalah perhitungan penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual
disampaikan pada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli
diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian barang secara kredit, sedangkan
copy-nya dipegang pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan kredit.
Kuitansi, adalah bukti pembayaran uang yang dibuat oleh pihak penerima uang.
Nota, adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota biasanya dibuat
rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya dijadikan bukti
pencatatan bagi penjualan.
Nota Debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet dengan jumlah
tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada akun
pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi kredit.
Hormat kami
Erwina
Nota Kredit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah dikredit dengan jumlah
tertentu. Bagi langganannya yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada
akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi debit.
Hormat kami
Erwina
Memo (Bukti Memorial), adalah bukti pencatatan yang dikeluarkan oleh pimpinan
perusahaan atau orang yang diberi wewenang untuk kejadian-kejadian yang
berlangsung di dalam intern perusahaan itu sendiri.
C. JURNAL UMUM
1. Pengertian Jurnal
Setiap terjadi transaksi, pencatatan langsung ke akun yang terpengaruh pada
dasarnya praktis. Namun pencatatan yang demikian mengandung kelemahan yaitu
antara lain bila terjadi kesalahan dalam pencatatan susah untuk menelusuri dan
2. Bentuk Jurnal
Secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum dan jurnal
khusus. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah Jurnal Umum. Adapun bentuk
jurnal umum adalah sebagai berikut.
JURNAL UMUM
Halaman :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
D. BUKU BESAR
1. Pengertian Buku Besar
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Akun adalah daftar atau tempat yang
digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan
biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan, dan beban disediakan sebuah
akun tersendiri. Kumpulan akun-akun yang saling berhubungan dan merupakan
satu kesatuan ini disebut Buku Besar.
Buku Besar dapat digolongkan menjadi dua kelompok akun, yaitu Akun
Riil (akun tetap) yang meliputi akun-akun Harta, Utang, dan Modal; dan Akun
Nominal (akun sementara) yang terdiri atas akun-akun Pendapatan dan Beban.
Posisi normal akun-akun beserta pengaruhnya (bertambah atau berkurang) dapat
dilihat seperti pada tabel berikut.
a. Bentuk T
Akun Buku Besar bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis sama
sebelah menyebelah. Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan bagian
sebelah kanan disebut sisi Kredit. Adapun setiap akun memiliki :
a. Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun)
b. Bagian/kolom penambahan
c. Bagian/kolom pengurangan
Kas No : 111
b. Bentuk Bersaldo
Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo karena pada bentuk ini disediakan
kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo dari akun tersebut setiap
terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi. Bentuk bersaldo ini
terdiri dari :
Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom.
KAS No : 111
Tgl Uraian Ref Debet Kredit Saldo
KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
Contoh :
JURNAL UMUM
Halaman : 01
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
BAB V
NERACA SALDO, JURNAL PENYESUAIAN, DAN
WORKSHEET
A. NERACA SALDO
1. Pengertian Neraca Saldo
Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan,
tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo setiap
akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun kemudian
dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya Neraca Saldo
berguna untuk menentukan :
a. Ketelitian pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar.
b. Kekeliruan yang mungkin terjadi pada proses pencatatan.
c. Mempermudah penyusunan Laporan Keuangan.
NAMA PERUSAHAAN
NERACA SALDO
Untuk Periode 31 Desember 200…
No Akun Nama akun Debet Kredit
B. JURNAL PENYESUAIAN
1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Namun
angka-angka yang terdapat di dalamnya belum menunjukkan keadaan keuangan
yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya,
perusahaan seringkali mengalami kejadian dimana pendapatan yang diterima
melebihi waktu periode akuntansi untuk penyusunan Laporan Keuangan. Selain itu
beban yang dikorbankan/dikeluarkan kadang tidak bersamaan dengan prestasi/hasil
yang diterima. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan, yang merupakan
pedoman dalam melaksanakan pencatatan sampai pelaporan transaksi keuangan,
pendapatan baru diakui sebagai pendapatan pada saat realisasinya yaitu pada waktu
transaksi terjadi sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. Pembebanan biaya
sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan yang dilaporkan dalam periode
dimana pendapatan tersebut diakui.
(Pencatatan penyesuaian
akun perlengkapan
kantor)
2) Beban dibayar dimuka
Pada tanggal 31 Januari 2018, akun Asuransi Dibayar Dimuka
menunjukkan sisa/saldo sebesar Rp. 1.200.000,00 (D). Jumlah tersebut
adalah untuk premi asuransi selama 1 tahun terhitung mulai 01 Januari
2018.
(Pencatatan penyesuaian
akun beban serta Utang
Listrik dan Telepon)
C. WORKSHEET
1. Pengertian Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun dalam Neraca
Saldo menjadi saldo yang sebenarnya/sesungguhnya. Saldo setelah penyesuaian
tersebut disebut dengan Neraca Saldo yang Disesuaikan atau Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ini merupakan dasar penyusunan
Laporan Keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu akun-akun
dalam Neraca Saldo terdiri atas 2 kelompok akun, yaitu :
a. Kelompok Neraca/Riil, yang terdiri dari akun-akun Harta, Utang, dan
Modal
Neraca NS stlh
No Nama Penyesuaian Laba-Rugi Modal Neraca
Saldo Penys.
Akun Akun
D K D K D K D K D K D K
kelompok akun-akun Riil (neraca), maka disusun Neraca saldo setelah Penutupan.
Neraca SAldo setelah Penutupan adalah tahapan terakhir kegiatan suatu periode
akuntansi, yang merupakan neraca akhir periode tersebut dan menjadi neraca awal
periode akuntansi berikutnya.
BAB VI
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Laba Rugi bentuk single step dan multiple step dapat dilihat seperti pada
contoh berikut.
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Jumlah beban (Rp. xx)
Laba Bersih Rp. xx
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2018
Pendapatan dan Beban Operasional :
Pendapata Jasa Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Jumlah beban ( Rp. xx )
Laba Operasional Rp. xx
E. NERACA
Neraca adalah suatu daftar Harta, Utang, dan Modal perusahaan pada
tanggal tertentu, yang biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca dapat
dibuat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk perkiraan (Bentuk T) dan bentuk laporan.
Pada bentuk perkiraan, harta dicantumkan di sisi kiri Neraca, sedangkan
utang dan modal dicantumkan di sisi kanan Neraca. Pada bentuk Laporan, utang
dan modal dicantumkan dibawah harta. Untuk lebih jelas berikut diberikan ilustrasi
kedua bentuk tersebut.
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2018
Harta : Utang dan Modal :
Kas Rp. xx Utang :
Perlengkapan Rp. xx Utang Bank
Rp. xx
Peralatan Rp. xx Modal :
Jumlah harta Rp. xx Modal Hani
Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal
Rp. xx
Bentuk Laporan
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2018
Harta
Harta Lancar :
Kas Rp. xx
Perlengkapan Rp. xx
Jumlah harta lancar Rp. xx
Harta Tetap
Peralatan Rp. xx
Jumlah Harta Rp. xx
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas juga
memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows).
Arus kas dapat disusun dengan menggunakan salah satu dari dua metode
berikut ini :
a. Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b. Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaiakan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Bentuk laporan arus kas, untuk kedua metode di atas seperti disajikan dalam
ilustrasi berikut ini.
Metode langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2018
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan Rp. xx
Pembayaran kas kpd pemasok atau karyawan Rp. xx
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp. xx
Pembayaran bunga Rp. xx
Pembayarn pajak penghasila (Rp. xx)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. xx