Anda di halaman 1dari 4

A.

Faktor Resiko Diabetes


Menurut Imelda (2019), faktor resiko diabetes yaitu :
1. Umur
Semakin bertambahnya usia semakin tinggi kemungkinan
terjadinya resistensi insulin, dimana insulin masih diproduksi tetapi
dengan jumlah yang tidak mencukupi. Peningkatan risiko diabetes seiring
dengan umur, khususnya pada usia lebih dari 45- 64 tahun, disebabkan
karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa.
Perubahan dimuai dari tingkat sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan
akhirnya pada tingkat organ yang dapat mempengaruhi fungsi
homeostasis. Hal ini berakibat terhadap salah satunya aktivitas sel beta
pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitivitas
sel juga ikut menurun. Karena pada usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis
menurun karena terjadi penurunan sekresi aaatau resistensi insulin
sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah
yang tinggi kurang optimal.
2. Jenis Kelamin
Diabetes cenderung terjadi pada wanita dikarenakan aktifitas fisik yang
jarang dilakukan oleh wanita apalagi sudah berumah tangga, dibanding
dengan laki-laki. perempuan memiliki kolesterol yang lebih tinggi di
bandingkan lakilaki dan juga terdapat perbedaan dalam melakukan semua
aktifitas dan gaya hidup sehari-hari yang sangat mempengarugi kejadian
diabetes melitus. Jumlah lemak pada laki-laki 15-20% dari berat badan
sedangkan perempuan 20- 25%. Jadi peningkatan kadar lemak pada
perempuan lebih tinggi dibanding pada laki-laki, sehingga faktor
terjadinya diabetes melitus pada perempuan 3-7 kali lebih tinggi
dibanding pada laki-laki yaitu 2-3 kali.
3. Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki orang tua dengan riwayat diabetes melitus bisa
jadi akan mengalami hal yang sama. Pada DM tipe 1, jika ada saudara
kembar, risiko terjadinya diabetes menjadi 50% jika salah satu saudara
tersebut menderita DM, namun jika kembar monozigot risikonya bisa
naik menjadi 100%. Pada DM tipe 2, jika salah satu anggota keluarga
mengalami diabetes, anggota keluarga yang lain memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk menderita diabetes namun sulit untuk menduga siapa
yang menderita diabetes.
4. Pola Makan
Gaya hidup di perkotaan dengan pola makan yang tinggi lemak, garam,
dan gula mengakibatkan masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan
secara berlebihan, selain itu pola makanan yang serba instan saat ini
memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat, tetapi dapat
mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah. Penyakit menahun yang
disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti diabetes melitus meningkat
sangat tajam. Penderita diabetes melitus memiliki kecenderungan
kandungan gula darah yang tidak terkontrol. Kadar gula darah akan
meningkat drastis setelah mengkomsumsi jenis makanan tersebut
5. Aktivitas Fisik
Aktifitas Fisik dapat mengontrol gula darah. Glukosa akan diubah
menjadi energi pada saat beraktifitas fisik. Aktifitas fisik mengakibatkan
insulin semakin meningkat sehingga kadar gula dalam darah akan
berkurang. Pada orang yang jarang berolahraga, zat makanan yang masuk
ke dalam tubuh tidak terbakar tetapi menimbun dalam tubuh sebagai
lemak dan gula. Jika insulin tidak mencukupi untuk mengubah glukosa
menjadi energi maka akan timbul Diabetes Melitus.
6. Obesitas
Orang yang mengalamai obesitas memiliki simpanan lemak yang lebih
banyak dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal.
Banyaknya lemak dalam tubuh, meningkatkan jaringan adiposa. Padahal
reseptor glukosa dapat ditemukan pada jaringan non-adiposa. Jaringan
adiposa yang banyak mendesak jaringan non-adiposa, akibatnya jumlah
reseptor glukosa juga semakin sedikit. Sehingga yang terjadi adalah
peningkatan kadar glukosa dalam darah
B. Program Pencegahan
Menurut Nugroho, 2017 pencegahan diabetes dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu:
1. Pencegahan Primer
Tujuannya untuk mencegah terjadinya diabetes melitus. Untuk itu, factor-
faktor yang dapat menyebabkan diabetes melitus perlu diperhatikan, baik
secara genetic maupun lingkungan.
Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan primer :
- Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan
- Olahraga teratur dengan olahraga bisa membantu kerja dari insulin
karena gula dalam darah dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah
menjadi energi sehingga otomatis kadar gula didalam darah akan
menurun sehingga akan meringankan kerja dari insulin.
- Usahakan berat badan dalam batas normal
- Hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes melitus
(diabetogenic).
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder tujuannya adalah mencegah agar penyakit diabetes
melitus yang sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi penyakit lain,
menghilangkan gejala, dan keluhan penyakit diabetes melitus. Pencegahan
sekunder meliputi deteksi dini penderita diabetes melitus, terutama bagi
kelompok yang beresiko tinggi terkena diabetes melitus, perlu diteliti lebih
lanjut untuk memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan sekunder :
- Diet sehari-hari harus seimbang dan sehat
- Menjaga berat badan dalam batas normal
- Usaha pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes
melitus.
- Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan fisik dan umur.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari
komplikasi penyakit yang sudah terjadi.
Berikut pencegahan yang dimaksud :
- Mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah mata.
- Mencegah gagal ginjal kronik jika menyerang pembuluh darah ginjal
- Mencegah stroke jika menyerang pembuluh darah otak
Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap
bagian organ tubuh yang rentan terhadap komplikasi dan kecacatan.

Imelda, S. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya diabetes Melitus


di Puskesmas Harapan Raya Tahun 2018. Scientia Journal. 8(1). 28-39

Nugroho, S. 2017. Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus. Medikora.


9(1).

Anda mungkin juga menyukai