Sap DBD-1
Sap DBD-1
DISUSUN OLEH :
1. Retno Dwi Lestari P17320120519
2. Wulan Nurhalimah P17320120522
A. Latar Belakang
Nyamuk aedes aegypti dikenal dengan sebutan Black white Mosquito atau Tiger
Mosquito karena tubuhnya memiliki ciri yang khas yaitu adanya garis-garis dan bercak-
bercak putih keperakan di atas dasar warna hitam. Sedangkan yang menjadi ciri khas
utamanya adalah dua garis lengkung yang berwarna putih keperakan di kedua sisi lateral
dan dua buah garis putih sejajar di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar
hitam.(Soegeng Soegijanto,2003)
Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorhagic fever (DHF) bukan
penyakit baru di Indonesia. Tahun 1969, kasus pertama DBD dilaporkan di Jakarta (Kho
Lin Keng,dkk). Jauh hari sebelum itu, penyakit dengue, cikal bakal munculnya penyakit
DBd, sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1979 (David Bylon,Batavia). (Nadesul
Hendrawan,2007)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
di indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin
luas. Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak.
(Nadesul Hendrawan,)
Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan karena masih
banyak daerah yang endemik. Daerah endemik DBD pada umumnya merupakan sumber
penyebaran penyakit ke wilyayah lain. Setiap kejadian luar biasa (KLB) DBD umumnya
dimulai dengan peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut. Untuk membatasi
penyebaran penyakit DBD diperlukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang
terus menerus, pengasapan (fogging),dan larvasidasi. (Nadesul Hendrawan)
Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal
karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganannya yang terlambat. Demam
berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorhagic fever (DHF), dengue fever
(DHF), demam dengue (DD), dan dengue shock syndrome (DSS). (widoyono,2011).
Di banyak negara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia, penyakit ini sering
menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara. Sejak
1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di sepanjang pantai Timur Afrika,
DBD juga ditemukan dalam berbagai serotipe. Penyakit ini sering menyebabkan KLB di
Amerika Selatan, Amerika Tengah, bahkan sampai ke Amerika Serikat sampai akhir
tahun1990-an. Epidemi dengue di Asia pertama kali terjadi pada tahun 1779, di Eropa pada
tahun 1784 di Amerika Selatan pada tahun 1835-an, dan di Inggris pada tahun 1922.
(widoyono,2011).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit tentang pencegahan Demam
Berdarah Dengue (DBD) diharapkan pasien dan keluarga mampu mengetahui mengenai
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan cara pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
3. Sasaran
Pasien dan Keluarga dengan Demam Berdarah Dengue di Poli Anak
4. Materi
a. Pengertian Demam Berdarah Dengue
b. Penyebab Demam Berdarah Dengue
c. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty
d. Tanda dan gejala Demam Berdarah
e. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
5. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi Tanya Jawab
6. Media
a. Leaflet
7. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media dan Metode
1. 5 Pembukaan Menjawab salam Media:
menit Salam pembuka Menyimak Leaflet
Menyampaikan Mendengarkan , Metode :
tujuan penyuluhan dan menjawab Ceramah
Kontrak waktu pertanyaan
penyuluhan
2. 20 Pelaksanaan Mendengarkan Media:
Menit Penyampaian materi : dan menyimak Leaflet,
1. Pengertian Demam penuh perhatian Metode :
Berdarah Dengue
Ceramah
8. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a.Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari sebelum
kegiatan
b. Kesiapan SAP.
c. Kesiapan media: Leaflet.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian DBD
b. Peserta dapat mengetahui penyebab DBD
c. Peserta dapat menyebutkan ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty
d. Peserta dapat menyebutkan tanda gejala DBD
e. Peserta mampu menyebutkan cara pencegahan DBD
Lampiran
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyerang pada anak
dan dewasa dengan gejala utama demam,nyeri otot,tulang dan sendi yang biasanya
memburuk setelah dua hari pertama dan dapat menyebabkan perdarahan
2. Penyebab (Etiologi)
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah karena adanya virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Meskipun dapat juga ditularkan
oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun- kebun. DBD ini banyak di
temukan di daerah tropis yang curah hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk akan
mudah berkembang biak di daerah yang tergenang air. Umumnya sering terjadi di
daerah Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang saat ini menjadi masalah utama di
negeri kita ini.
i. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada
persendiaan,serta sakit kepala.
ii. Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit dan mimisan
(epistaksis).
iii. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning,ada mual dan muntah.
iv. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang. Dengan tanda
syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.
a. Perdarahan gusi
b. Muntah darah
c. Penderita tidak sadar
d. Denyut nadi tidak teraba
Segara periksakan diri ke RS atau sarana pelayanan kesehatan terdekat.
Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah memberantas
jentikjentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena tempat-tempat
berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat- tempat umum maka setiap
keluarga harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu
sekali.
Nyamuk D ewasa
Fogging (dengan insektisida)
Fogg
i
Kimia
Jentik nyamuk
Fisik Fisika
a
Biolog
i
Genangan air merupakan tempat nyamuk untuk berkembang biak. Jadi, singkirkan
genangan air di sekitar rumah serta lingkungan perumahan. Bila perlu adakan
kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan perumahan.
Buang benda apapun, seperti cangkir bekas, ember, baskom pot, dan benda bekas
lainnya yang dapat menampung air.
Untuk genangan air yang tidak dapat dihilangkan, seperti saluran air, air mancur,
dan kolam ikan, orangtua dapat menambahkan sedikit minyak tanah ke dalam air
untuk mencegah nyamuk bertelur di dalamnya. Minyak tanah beracun bagi nyamuk.
Ia dapat mengapung di atas air dan mencegah oksigen masuk ke dalam air, sehingga
membunuh larva yang menetas.
Lakukan difumigasi oleh ahli pengendalian hama. Pastikan keluarga tidak ada di
dalam rumah ketika ini dilakukan, karena asapnya bisa berbahaya.
Untuk keselamatan pribadi, mintalah anak dan anggota keluarga lain untuk
mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh. Pakaian yang dapat dikenakan
adalah baju lengan panjang dan celana lengan panjang, serta kaus kaki dan sarung
tangan jika cuaca memungkinkan.
Pastikan anak dan setiap anggota keluarga melakukan praktik kebersihan dasar
seperti mandi dua kali sehari. Karena bau badan dapat menarik nyamuk.
Gunakan kelambu saat tidur, bahkan di siang hari. Ini adalah cara alternatif yang
aman.
Gunakan losion antinyamuk. Pastikan losion aman untuk digunakan anak-anak.
Pasang jaring nyamuk pada kusen jendela dan pintu untuk mencegah nyamuk masuk
ke dalam rumah.
Kurangi waktu berada di luar rumah selama musim hujan. Jika harus keluar, hindari
area dengan dedaunan lebat dan banyak air tergenang.
Mansjoer,Arif, dkk, 2016 Kapita Selekta Kedoteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapus
Ngasttiyah. 2015. Perawatan Anak Sakit. Jakarta.: EGC
Suwarasono H. 2018. Berbagi Cara Pemberantasan Jentik Ae. Aegypti. Cermin
Dunia Kedokteran
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah,Volume 2. Jakarta : EGC