Anda di halaman 1dari 231

RENCANA KERJA DAN SYARAT

BAB I
KETENTUAN TEKNIS UMUM PEKERJAAN

1.1. LOKASI PEKERJAAN


Pembangunan Taman/Landscape Depan Kantor Bupati akan dilaksanakan pada lokasi
yang telah ditetapkan di Kecamatan Penajam, Kab. Penajam Paser Utara.
Penyedia Jasa wajib meneliti situasi lokasi, terutama kondisi tanah, sifat, dan luasnya pekerjaan
dan hal-hal lain, dan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku RKS ini.

1.3. PEKERJAAN PELAKSANAAN


Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan:
a. Pelaksana ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan;
b. Pelaksana yang trampil dalam bidang pekerjaan;
c. Pompa air, mesin pemadat tanah, alat-alat pengukur seperti waterpas, penyekat tegak dan
alat-alat bantu lainnya, diperlukan untuk ketelitian, kerapihan ketepatan pekerjaan;
d. Bahan yang harus sudah ada ditempat menjelang waktu pengerjaan sehingga tidak akan
terjadi kelambatan pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan.

1.4. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Pre Construction Meeting/PCM)
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa dan Konsultan Supervisi, terlebih dahulu
menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian/kontrak.
2) Direksi Pelaksana Kegiatan harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK.
3) Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
adalah :
a) Organisasi kerja;
b) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
c) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;
e) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;
f) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana
kerja;
g) Penyusunan program mutu proyek.
b. Pengguna Program Mutu
1) Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan
disepakati pengguna barang/jasa pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat
direvisi sesuai dengan kondisi di lapangan.
2) Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
a) Informasi pengadaan barang/jasa;
b) Organisasi proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa.
c) Jadwal pelaksanaan.
d) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
e) Prosedur instruksi kerja.
f) Pelaksanaan kerja.
g) Pemeriksaan bersama

Paraf PPTK: ___


RENCANA KERJA DAN SYARAT
 Tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, Direksi Pelaksana Kegiatan
bersama-sama dengan Konsultan Supervisi dan Penyedia Jasa melakukan
pemeriksaan bersama.
 Untuk pemeriksaan bersama ini, Direksi Pelaksana Kegiatan dapat membentuk
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

1.5. ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN


a. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat
perjanjian/kontrak, Penyedia Jasa harus membuat organisasi pelaksanaan lapangan, dengan
pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing.
b. Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing-
masing sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi
perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan.
c. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek, Penyedia Jasa menunjuk penanggung jawab lapangan
(Site Manajer/SM), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan Pengguna Anggaran.
d. Penyedia Jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para
penanggungjawab lapangan, diluar pekerjaan/proyek yang bersangkutan.
e. Selama jam-jam kerja, tenaga ahli/wakilnya atau para penanggungjawab lapangan harus
berada dilapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan Penyedia Jasa harus
menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
f. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentunan yang telah
ditetapkan, maka Pengguna Anggaran berhak memerintahkan Penyedia Jasa supaya segera
mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.

1.6. TENAGA KERJA LAPANGAN


a. Penyedia Jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman, sesuai
keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan
pekerjaan.
b. Penyedia Jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan lokasi /
pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu
lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara dilokasi pekerjaan/proyek.
d. Penyedia tenaga kerja harus dilaporkan kepada Direksi Pelaksana Kegiatan, dalam bentuk
tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

1.7. BAHAN DAN PERALATAN


a. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dalam surat perjanjian/kontrak, adalah disediakan oleh Penyedia Jasa.
b. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah:
1) Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2) Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat /perjanjian/kontrak, RKS,
gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
3) Sebelum digunakan/dipasang, harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan
peralatan tersebut untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi
Pelaksana Kegiatan.
4) Direksi Pelaksana Kegiatan berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan
dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.
c. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari
lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.

Paraf PPTK: ___


RENCANA KERJA DAN SYARAT
d. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/dipasang belum atau telah mendapat
persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan,
maka Penyedia Jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak
berhak menuntut ganti rugi.
e. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka
Penyedia Jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pelaksana Kegiatan dan Konsultan Supervisi.
Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
f. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada huruf (e) diatas tidak dapat dijadikan
alasan keterlambatan pekerjaan.
g. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi/lapangan proyek, adalah menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa, termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak
mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.

1.8. MOBILISASI
a. Mobilisasi meliputi :
1) Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, gudang dan sebagainya.
3) Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
b. Mobilisasi peralatan terkait dan personil Penyedia Jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
c. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 10 (sepuluh) hari
kalender sejak diterbitkan SPMK.

1.9. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Penyedia Jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci, yang terdiri dari :
1) Time Schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot
untuk setiap minggunya.
2) Pada Time Schedule dilengkapi pula dengan kurva “S” dan harus di tanda tangani oleh
pihak yang terkait .
b. Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/kontrak.
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan realisasi.
d. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk diperiksa/disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan disahkan oleh Direksi Pelaksana Kegiatan.
e. Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek melebihi ± 6 % dari rencana
awal maka perlu adanya show case meeting (SCM).
f. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruangan rapat proyek.

1.10. LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN


a. Laporan Harian
1) Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat didalam buku harian lapangan (BHL)
sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
2) Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :
a) Kuantitas dan macam bahan yang berada dilapangan.

Paraf PPTK: ___


RENCANA KERJA DAN SYARAT
b) Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
c) Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.
d) Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan.
f) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
3) Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan diisi oleh Penyedia Jasa, dan diperiksa oleh
Konsultan Supervisi dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan
yang dianggap perlu dan disetujui oleh Direksi Pelaksana Kegiatan.
4) Penyedia Jasa harus mentaati dan melaksanakan yang selaku pelaksana proyek, terhadap
instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan Konsultan Supervisi dalam Buku Harian
Lapangan (BHL).
5) Jika Penyedia Jasa tidak dapat menerima/menyetujui pendapat/perintah pengawas harus
mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
6) Penyedia Jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri
atau yang diperintah oleh Konsultan Supervisi maupun Direksi Pelaksana Kegiatan.
b. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal yang penting yang
perlu dilaporkan.
c. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal yang penting yang perlu
dilaporkan.

1.11. FOTO PROYEK


a. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Direksi Pelaksana Kegiatan dengan
menugaskan kepada Penyedia Jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Foto proyek dibuat oleh Penyedia Jasa sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pelaksana Kegiatan, disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan
pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu bobot 0% - 25%,
bobot 25% - 50%, bobot 50% - 75%, bobot 75% - 100%.
c. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk
Konsultan Supervisi atau Direksi Pelaksana Kegiatan.
d. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh Direksi Pelaksana Kegiatan, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
e. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure, diambil 3
(tiga) kali.

1.12. PERBEDAAN UKURAN


a. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan
skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
b. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Konsultan Supervisi
atau Konsultan Perencana.

1.13. SARANA PENUNJANG PROYEK


a. Kepada Penyedia Jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti los kerja
bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan.
Penyedia Jasa juga harus menyediakan perlengkapan ruang kerja Direksi Pelaksana Kegiatan
dan Konsultan Supervisi dengan jumlah sesuai kebutuhan.
b. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh Penyedia

Paraf PPTK: ___


RENCANA KERJA DAN SYARAT
Jasa serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Direksi Pelaksana Kegiatan.
c. Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara, pagar pengaman dan
perlengkapannnya serta pompa kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam
pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan
selesai.
d. Pada prinsipnya Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan kerja bantu yaitu: air, aliran
listrik, pompa air, beton molen, vibrator, alat-alat pemadam kebakaran, dll.
e. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak
disebut dan dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat (RKS) maupun dalam gambar,
tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
f. Untuk penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud, tanah dan halaman akan
diserahkan kepada Penyedia Jasa dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan jika
pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segala kerusakan yang terjadi diatas tanah/halaman
akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran /got, tanaman dan lain sebagainya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan Penyedia Jasa yang
bersangkutan.
g. Setelah Penyedia Jasa mendapat bartas-batas daerah kerja sebagaimana dimaksud pada
huruf (e) pasal ini, maka Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu
yang ada didaerahnya meliputi :
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja maupun
tidak disengaja.
2) Penggunaan sesuatu yang salah/keliru.
3) Kehilangan-kehilangan.
h. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, Penyedia Jasa diizinkan untuk
mengadakan pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain
penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
i. Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas-
bekas bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Konsultan
Supervisi/Direksi Pelaksana Kegiatan.

1.14. PERUBAHAN PEKERJAAN


a. Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus
dilaksanakan. Apabila karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat
dikerjakan oleh Penyedia Jasa dengan pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan,
maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran selaku PPK yang
bersangkutan, Konsultan Supervisi, Direksi Pelaksana Kegiatan dan Perencana Teknik.
b. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh
Tim Peneliti Pelaksanaan Kontrak yang didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan
yang dibuat oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pelaksana Kegiatan.
Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersama Penyedia Jasa, Pengguna
Anggaran, dan Tim Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
c. Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk tidak
dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru
ditetapkan bersama dan dituangkan dalam Berita Acara Tambah Kurang dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada point (b) diatas.

1.15. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi. Pelaksana
konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di
lingkungan proyek.
a. Kelengkapan Administrasi K3

Paraf PPTK: ___


RENCANA KERJA DAN SYARAT
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi K3, yang
bias dilihat di pedoman peraturan K3.
b. Penyusunan Safety Plan
Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam
pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.
c. Pelaksanakan Kegiatan K3 di lapangan
Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama dengan instansi
yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.
Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
1) Safety patrol
2) Safety supervisor (pengawasan)
3) Safety meeting (rapat pembahasan)
d. Identifikasi Bahaya dan Resiko Pekerjaan
Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini:

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya

I Pekerjaan Persiapan
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank Tangan terkena palu
Pembersihan lokasi dan perataan Menginjak benda tajam
Papan Nama Proyek Tangan terkena palu
II Pekerjaan Tanah
Galian tanah • Tertimbun longsoran galian
tanah
• Terjatuh ke lubang galian
• Kaki terkena ganco, cangkul
Urugan tanah Debu yang dapat menggangu
penglihatan dan pernapasan
Urugan pasir Debu yang dapat menggangu
penglihatan dan pernapasan
• Tangan dan kaki terkena
III Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu batu
Tertimpa batu
IV Pekerjaan Beton
Beton • Terjatuh saat pengecoran
• Tertimpa batu
• Tangan dan kaki kena batu
Pembesian Tangan lecet-lecet
Percikan akibat potongan besi
Pemasangan Bekisting • Tangan kena palu
• Tertusuk paku
• Jatuh dari ketinggian
V Pekerjaan Rangka Atap*) Percikan potongan rangka
besi
• Jatuh dari ketinggian
VI Pekerjaan Penutup Atap*) Percikan potongan rangka
besi
VII Pekerjaan Pasangan
Pemasangan Dinding Bata Merah • Terjatuh saat pemasangan
bata
• Tertimpa batu bata
• Tangan dan kaki terkena
bata
Pemasangan Plesteran Tebal 15 mm Debu yang dapat menggangu

Paraf PPTK: ___


RENCANA KERJA DAN SYARAT
penglihatan dan pernapasan
Acian Debu yang dapat menggangu
penglihatan dan pernapasan
VIII Pekerjaan Penutup Lantai Dan Dinding
Pekerjaan Keramik Lantai Pada saat pemotongan
keramik dapat menimbulkan
debu dan alat pemotong
dapat mengenai tangan
Pekerjaan Keramik Dinding • Pada saat pemotongan
keramik dapat menimbulkan
debu dan alat pemotong
dapat mengenai tangan
• Kejatuhan keramik
X Pekerjaan Plafond
• Percikan potongan rangka
Pemasangan Rangka Plafond Besi
besi
Hollow 4/4
• Terjatuh dari scaffolding
Pasangan GRC Tebal 4 mm Terjatuh dari scaffolding
XI Pekerjaan Pengecatan Menghirup uap/bau cat
**) Tersengat listrik
XII Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
Terjatuh dari scaffolding
XIII Pekerjaan Sanitair Luka akibat bahan sanitair
*) Untuk pekerjaan rangka atap dan penutup perlu lebih dirincikan kembali sesuai
item pekerjaan pada BQ
**)Untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal perlu dirincikan kembali sesuai item
pekerjaan pada BQ
e. Perlengkapan dan Peralatan K3
1) Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi :
a) Pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
b) Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang mengingatkan
perlunya bekerja dengan selamat.
2) Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan diri
(personal protective equipment), diantaranya :
a) Pelindung mata dan wajah
Kaca mata safety goggle, pelindung wajah helm pengelas
b) Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan foam earplugs, PVC
earplugs, earmuffs
c) Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena memiliki hal
berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai
kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan
goncangan.
d) Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot
e) Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya
f) Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenisnya
g) Sarana Peralatan Lingkungan berupa :
 tabung pemadam kebakaran
 pagar pengamanan
 penangkal petir darurat
 pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
 jaring pengamanan pada bangunan tinggi
 pagar pengaman lokasi proyek
 tangga
 peralatan P3K
h) Rambu-Rambu Peringatan, antara lain dengan fungsi :
 peringatan bahaya dari atas

Paraf PPTK: ___


RENCANA KERJA DAN SYARAT
 peringatan bahaya benturan kepala
 peringatan bahaya longsoran
 peringatan bahaya api
 peringatan tersengat listrik
 penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)
 penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
 penunjuk batas ketinggian penumpukan material
 larangan memasuki area tertentu
 larangan membawa bahan-bahan berbahaya
 petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
 peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
 peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
 peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang tertentu)

Paraf PPTK: ___


SPESIFIKASI TEKNIK ARSITEKTUR
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB I

PEKERJAAN PERSIAPAN

PENGUKURAN, DUGA DAN PATOK UTAMA

LINGKUP PEKERJAAN :

a. Meliputi : pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan


yang diperlukan, untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran
sesuai dengan RKS dan gambar.

b. Pekerjaan pengukuran antara lain :

Penentuan lokasi bangunan, jalan, landscaping dan lain-lain.

Penentuan duga.

c. Uitzet & pemasangan bowplank :

Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran/uitzet dahulu untuk


menentukan peil dan as bangunan.

Tanda-tanda as bangunan dinyatakan pada bouwplank dan ditulis


dengan cat meni. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan permohonan
secara tertulis kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

SYARAT-SYARAT :

a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan


berpengalaman.

b. Pemeriksaan: hasil pengukuran harus segera di laporkan kepada


Pengawas, Panitia Pembangunan dan dimintakan persetujuannya.
Pengawas juga akan menentukan patok utama sebagai dasar dari
gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Pelaksana wajib melakukan pengukuran ulang dengan cermat tidak


sekedar melaksanakan titik dalam gambar perencanaan.

d. Kesalahan penentuan titik di lapangan menjadi tanggung jawab penuh


kontraktor.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAHAN DAN PERALATAN

Theodolite, waterpas serta peralatannya dan patok-patok yang kuat


diperlukan dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki
kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan
pemeriksaan.

TATA KERJA :

Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan


lainnya ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya
menanyakan kepada Pengawas.

PEMBERSIHAN DAN PERATAAN LAPANGAN

LINGKUP PEKERJAAN :

Secara umum Kontraktor Pelaksana menerima lahan terbangun dalam


keadaan rata, padat, tanpa sampah, tanpa reruntuhan.

a. Meliputi semua pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-


peralatan, kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan: stripping, grubbing, penggalian, pengurugan,
pemadatan dan lain-lain sesuai dengan RKS dan gambar-gambar.

b. Pekerjaan pada seksi-seksi lain yang berhubungan dengan hal ini


antara lain pekerjaan untuk konstruksi.

c. Pelaksana menerima data daya dukung tanah, mempercayai atas


kebenaran data tersebut.

SYARAT-SYARAT :

a. Standar: Pengujian seperti disyaratkan dalam bab ini,

b. Laporan penyelidikan tanah : Laporan mengenai hal ini dapat diperoleh


di kantor Konsultan Perencana atau Pemberi Tugas,

c. Kerugian akibat perbedaan data daya dukung tanah menjadi tanggung


jawab pelaksana,

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

d. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi-kondisi dan bahan-bahan


yang akan dikerjakan sebelum memulai pekerjaan,

e. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kembali barang-barang hasil


pembongkaran gedung lama, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh
pemberi tugas, barang/inventaris apa yang diperlukan dari gedung
lama,

f. Pemeriksaan dan pengujian: Pekerjaan tanah yang dilakukan akan


diperiksa dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih
oleh Pengawas, MK disetujui panitia pembangunan,

Jasa-jasa Laboratorium akan meliputi :

Pengujian daya dukung tanah melalui metode sondir dan boring,

Menghasilkan data-data daya dukung tanah mendasar seperti


persyaratan sipil,

Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan


spesifikasi.

g. Biaya Pengujian

Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil


pengujian tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor
harus menggali, mengurug dan memadatkan lagi sampai pengujian
memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya kontraktor sendiri.

h. Prosedur pengujian

Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan


prosentasi relatif dari density maksimum yang dihasilkan oleh
pekerjaan-pekerjaan pemadatan yang dibandingkan dengan test-test
laboratorium sebelumnya untuk density kering secara teoritis.
Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang
disetujui Konsultan Pengawas.

BAHAN-BAHAN

Urugan : Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas


dan ditentukan sebagai berikut :

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan,

b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah


yang berbutir kasar, tidak mengembangkan dan bebas sampah-
sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya,

c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir


yang lebih kasar dari 3 cm,

d. Tanah untuk keperluan pengurugan taman.

TATA KERJA :

PENGERTIAN CLEARING, STRIPPING DAN GRUBBING :

Clearing : Membersihkan semua sampah-sampah dan


barang-barang yang tidak perlu.

Stripping : Memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan

lainnya kecuali pohon-pohon yang memang

dipertahankan.

Grubbing : Menyingkirkan dan membuang semua sampah

dari tempat kerja.

PEMADATAN YANG BUKAN AREA BANGUNAN :

Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60%


dari pemadatan maksimum.

PEMADATAN AREA JALAN :

Didaerah yang akan dibuat jalan pasir harus dipadatkan sampai


95% dari pemadatan maksimum.

FINISH GRADING :

Di daerah untuk landscaping, elevasinya tidak boleh berbeda dari


3 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

PEKERJAAN-PEKERJAAN UNTUK MELINDUNGI KERUSAKAN:

Kontrol air di permukaan dan di bawah tanah selama masa


pembangunan dan masa pemeliharaan dengan jaminan,
lindungilah seluruh lapangan terhadap air yang menggenang,
yang mengalir yang dapat menimbulkan erosi, serta tanah
longsor. Ini meliputi pembuatan tanggul-tanggul, selokan-selokan
sementara, sumur-sumur, alat-alat pompa dan lain-lain guna
mencegah kerusakan atau dibawah tanah ditempat yang
berdekatan, serta pengaruhnya terhadap bangunan disekitarnya.

Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan-


kerusakan termasuk kerusakan-kerusakan bangunan disekitarnya
akibat pelaksanaan proyek tersebut.

Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan lapangan


belum siap tidak akan dipertimbangkan, kecuali bila Kontraktor
telah melakukan semua usaha-usaha perlindungan yang mungkin.

PEKERJAAN TANAH UNTUK KONSTRUKSI

LINGKUP PEKERJAAN :

a. Meliputi: Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang


sehubungan dengan galian dan urugan untuk konstruksi seperti yang
tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar.

b. Pekerjaan ini berhubungan dengan :


Pembersihan dan perataan lapangan
Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.

SYARAT-SYARAT

a. Standar : Pengujian seperti disyaratkan dalam bab ini.

b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di


kantor Konsultan Perencana Pemberi Tugas atau Panitia Pembangunan,
Konsultan Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Pemeriksaan dan pengujian: Pekerjaan tanah yang dilakukan akan


diperiksa dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih
oleh Pengawas, MK disetujui panitia pembangunan.

Jasa-jasa Laboratorium akan meliputi :

Pengujian daya dukung tanah melalui metode sondir dan boring,

Menghasilkan data-data daya dukung tanah mendasar seperti


persyaratan sipil,

Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan


spesifikasi.

BAHAN-BAHAN :

Urugan : bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas

dan ditentukan sebagai berikut :

a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan

b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah


yang berbutir kasar, tidak mengembangkan dan bebas sampah-
sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.

c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir


yang lebih kasar dari 3 cm.

d. Tanah untuk keperluan pengurugan taman.

TATA KERJA :

Galian untuk Konstruksi: Urugan dan perataan tanah galian untuk


Konstruksi harus dikerjakan sesuai dengan Pasal 1.2.4 dan harus selesai
sebelum pekerjaan seksi ini dimulai. Semua galian dan pemadatan tanah
dari seksi ini harus mengikuti persyaratan dari Pasal 1.2.4 dengan
persyaratan lain sebagai berikut :

a. Konsultan Pengawas memeriksa dan menyetujui semua permukaan


sebelumnya pengecoran beton.

b. Semua sisa tanah dan bongkaran yang berasal dari galian harus
dibuang seluruhnya keluar lapangan sehingga bersih.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak
diijinkan.

d. Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat di atas juga pada
masing-masing sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukkan
dalam gambar.

e. Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan


Pengawas terlebih dahulu kelebihan dari galian ini tidak boleh diurug
kembali dengan tanah, tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton
tergantung dari jenis pondasinya.

f. Tata kerja pekerjaan galian tanah untuk konstruksi didasarkan pada


prosedur keamanan dan keselamatan dari ancaman runtuh dan
longsor.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB II

PEKERJAAN ANTI RAYAP ( TIDAK DIKERJAKAN )

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi perlakuan kimiawi terhadap seluruh komponen kayu


bangunan, tapak bangunan dan pondasi.

PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN

BAHAN

a. Bahan kimia yang digunakan adalah merk Latrex, Agenda, Akonafos


atau setara.

b. Konsentrasi penggunaan ditentukan sebagai berikut :

 Perlakuan tanah : bahan aktif dengan komposisi pestisida 25 cc


dalam 1 (satu) liter pelarut. Bahan pelarut yang dipergunakan
adalah air bersih (kriterianya adalah air yang bisa diminum). Bahan
dan penggunaan konsentrasi pestisida tersebut dikonsultasikan
dengan Pengawas.

 Perlakuan kayu: Bahan Aktif dengan komposisi pestisida 50 cc


dalam 1 (satu) liter pelarut. Bahan pelarut yang dipergunakan
adalah air bersih (Kriterianya adalah air yang bisa diminum).

c. Bahan dan penggunaan konsentrasi pestisida tersebut dikonsultasikan


dengan Pengawas.

d. Untuk mengetahui kandungan bahan aktif dan konsentrasi bahan anti


rayap yang digunakan, apabila diperlukan, Pengawas Pekerjaan berhak
mengambil contoh untuk dianalisa di laboratorium yang ditunjuk
Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek
dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

PERALATAN

Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :


a. Machine power sprayers
Alat untuk penyebaran obat kimia anti rayap yang bertekanan tinggi
khusus pondasi dan pelataran tanah.
b. Soil Injector
Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk tanah.
c. Wood Injector
Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk kayu-kayu.
d. Drilling dan Boring
Alat pengeboran kimia anti rayap untuk pembuatan lobang-lobang
pada ubin/lantai dinding yang berdekatan dengan kayu-kayu kosen
pintu dan jendela.
e. Hand Sprayer
Alat penyemprotan kimia anti rayap pada jenis kayu-kayu yang berada
pada bangunan.
f. Steak Injector
Alat suntikan kimia anti rayap untuk tanah urugan yang telah
dipadatkan dengan kedalaman 1 m kedalam tanah.
g. Alat Pengamanan
Untuk melindungi bahaya keracunan bagi teknisi.

PERSYARATAN PELAKSAN AAN

Perlakuan Pondasi Beton

Setelah parit pondasi berikut balok pondasi diurug dari as pondasi, pada kedua
sisinya dipaparkan larutan LATREX 400 EC, AGENDA 25 EC, AKONAFOS 480 EC
atau setara dengan cara spraying dengan dosis 5 (lima) liter yang sudah
dilarutkan dengan air (konsentrasi 2,5 %) permeter panjang pondasi pada setiap
sisinya.

Perlakuan Calon Lantai

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Setelah calon lantai diratakan, dipaparkan secara merata larutan anti rayap
dengan dosis aplikasi 5 liter per meter persegi dengan konsentrasi 2,5 %.

Segera setelah selesai penyemprotan, permukaan calon lantai ditaburi pasir yang
akan digunakan sebagai dasar lantai.

Perlakuan Komponen Kayu

Perlakuan diberikan sebelum komponen kayu terpasang. Komponen kayu tersebut


diberikan perlakuan pengolesan dan atau sparying dengan dosis 200 cc larutan
permeter persegi permukaan dengan konsentrasi seperti perlakuan kayu.

Kontraktor pekerjaan anti rayap adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa Pest Control anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama


Indonesia) dan telah memperoleh Ijin Pengendalian Rayap (Termite Control) yang
dikeluarkan oleh dinas kesehatan. Selain itu juga harus mempunyai Ijin
Penggunaan Pestisida terbatas pemakaian yang dikeluarkan oleh Komisi Pestisida.
Kontraktor harus mendapatkan surat jaminan pengadaan barang sesuai dengan
jumlah termitisida yang diperlukan yang akan dipergunakan pada proyek ini dari
distributor resmi yang ditunjuk resmi oleh produsen termitisida.

Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam keadaan

tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima dari Distributor atau

pabrik guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti uraian dan syarat pekerjaan, petunjuk dan

ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan petunjuk Konsultan Pengawas.

Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang mendapat ijin


untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan mengindahkan semua peraturan yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.

Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerja diperhatikan,
penyediaan alat-alat kerja yang baik dan memenuhi persyaratan (Helm, masker,
sepatu dan lain - lain).

Peralatan yang diperlukan harus memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan


pengendalian rayap sesuai dengan standard SK SNI T -05 1990 - F Bab II.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Pelaksana harus menggunakan perlengkapan keselamatan kerja/pelindung diri


yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Departemen Tenaga Kerja seperti:
seragam kerja berlengan panjang, respirator, sepatu boot karet, sarung tangan
tahan bahan kimia dan kaca mata/masker.

Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh manusia adalah


kewajiban kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan
terhadap diri manusia di sekitarnya.

Penyemprotan dilakukan dengan alat Power spray sebelum dan sesudah


pengurugan level.

Pelaksanaan pekerjaan anti rayap mengutamakan keselamatan dalam aplikasi


cairan sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi lingkungan sekitarnya dan
aplikator.

GARANSI DAN JAMINAN

1. Kontraktor diwajibkan untuk menertibkan surat jaminan Termite Control yang


berlaku selama itu terjadi serangan rayap, maka menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk membasmi dan melakukan treatment ulang dan memberikan
perlakuan kuratif pada lokasi serangan.

Selama masa garansi, Kontraktor (Applicator) diwajibkan melakukan


pemeriksaan/inspeksi berkala setiap 6 bulan pada tahun pertama dan
selanjutnya 1 kali setahun atau apabila dikehendaki oleh pemilikBangunan,
dilakukan pemeriksaan oleh applicator jika ada tanda-tanda awal serangan
rayap.

Jaminan yang dimaksud dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :

- Dilakukan renovasi tanpa pemberitahuan terlebih kepada kontraktor,

- Terjadi bencana alam,

- Terjadi kebakaran,

- Terjadi kejadian-kejadian lain yang diluar kekuasaan Kontraktor maupun


pemilik bangunan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB III

PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi dinding-dinding bangunan


pada ruang-ruang dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.

BAHAN-BAHAN

Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Batu bata harus memenuhi SNI.SO4 - 89 – F


b. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4 - 89 – F
c. Pasir harus memenuhi SNI.SO4 - 89 – F
d. Air harus memenuhi PUBI - 1982 pasal 9

PELAKSANAAN

a. Sebagian besar dinding batu bata dengan ukuran normal per unit
mentah : 5 x 11 x 23, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 4
Pasir.

b. Untuk semua dinding luar dan dalam pada lantai dasar mulai dari
permukaan lantai sampai setinggi 50 cm dan setinggi 160 cm untuk
kamar mandi serta daerah basah lainnya, digunakan aduk campuran
rapat air (trasraam) dengan campuran 1 PC : 2 Pasir.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Batu bata yang digunakan adalah batu bata lokal dengan kualitas
terbaik yang disetujui Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.

d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.

e. Setelah bata terpasang dengan baik dan benar, naad/siar-siar harus


dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian
disiram air.

f. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari


(maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.

g. Bidang dinding bata 1/2 (Setengah) batu yang luasnya lebih besar dari
12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 11 x 11 cm, dengan 4 buah tulangan pokok
berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak 20 cm, jarak antara
kolom maksimal 3.50 m atau sesuai gambar.

h. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk perancah sama sekali


tidak diperkenankan.

i. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian


pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm, Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam
pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.

j. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebihi dari


5%. Bata yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.

k. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus


menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu)
batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.

l. Seluruh pasangan dinding bata sampai setinggi 50 cm di atas kepala


pondasi harus diberi obat anti rayap dengan cara dan aturan yang

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

ditentukan oleh produsen obat. Pemakaian obat tersebut dilakukan


sebelum plesteran dilakukan.

m. Pada bagian/daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain yang


membutuhkan penempatan barang-barang yang digantungkan pada
dinding, maka di dalam dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang

n. perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan horisontal,
yang dihubungkan / disambungkan dengan las.

o. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui


terlebih dahulu oleh Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.

p. Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding


dengan angkur.

q. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan.

PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

a. Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis


dari pabrik pembuat / produsen atau menurut uraian di atas.

b. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor

c. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap


perlu.

d. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan


maka biaya pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah
tanggung jawab Kontraktor.

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh
dinding bata (termasuk dinding dalam shaft), kolom, dinding beton,
rumah genset dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar
pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik lengkung pada kolom, sudut

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

siku pada pertemuan dinding, sudut siku pada pertemuan komponen


bangunan dengan dinding. Meliputi pula pembuatan tali air pada dinding
serta profil acian menonjol pada dinding sesuai gambar.

PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :

a. NI - 2 – 1971
b. NI - 3 – 1970
c. NI - 8 – 1974

BAHAN- BAHAN

a. Pasir

Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan :

NI - 3 pasal 14
NI - 2 pasal 3.3
b. Portland Cement

Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian


yang membantu dan dalam zak yang tertutup seperti yang
disyaratkan dalam NI-8. Jenis semen yang dipakai dalam pekerjaan,
yaitu merk Semen Gresik, Holcim, Indocement atau yang setara.

c. Air

Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam, atau unsur-unsur organik lainnya.

PERENCANAAN

ACIAN

Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume)

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

CAMPURAN PLESTERAN

Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat


dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) minggu dan tidak ada
penambahan waktu lagi untuk itu.

Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan


pada daerah-daerah basah untuk kedap air. Pada daerah

toilet setinggi 160 cm dari lantai dan daerah lainnya setinggi


20 cm dari lantai dasar sebagaimana ditunjukkan Pengawas.

Daerah lain di luar yang disebutkan diatas (basah dan kedap


air) menggunakan campuran 1 PC : 4 ps.

Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk


mencegah keretakan yang tidak diinginkan dan terlebih
dahulu mendapat persetujuan Pengawas.

MESIN PENGADUK

Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan


yang memadai. Bersihkan semua permukaan yang akan
diplester dari bahan-bahan yang akan merusak plesteran dan
disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata
sesuai perintah Pengawas, dengan tebal plesteran 20 mm
dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm,
kecuali ditentukan lain.

PENCAMPURAN

Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya


dapat dilaksanakan bila ada ijin dari Pengawas.

HASIL

Hasil plesteran rata, tidak ditemukan retakan, bidang lurus,


sudut sesuai gambar, tidak keropos.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

PELAKSANAAN

UMUM

Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu,


minyak cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
daya ikat plesteran agar benar-benar siap untuk dilakukan
pekerjaan plesteran.

Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu


pekerjaan plesteran.

Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan


dasar yang permanen) untuk menjamin adanya ketebalan
yang sama, permukaan yang datar/rata, contour dan profil-
profil akurat.

Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan.


Jangan menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang
plesteran sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah
lenyap/kering kembali.

Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam


(maksimal) setelah proses pencampuran, kecuali selama
udara panas / kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai
yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat
sementara dari plesteran.

Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun


tegak lurus.

Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan


sesuai dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai
pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala
plesteran”.

PLESTERAN KE DINDING BATA BIASA

Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan


seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut


harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.

Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20


mm) dan diratakan dengan roskam aluminium, kemudian
basahkan terus selama 3 (tiga) hari.

Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan


batu bata berumur 2 (dua) minggu.

PLESTERAN PERMUKAAN BETON

Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya,


kemudian pasangkan plesteran sebelum acian mengering.

Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam


ketebalan/kerataan yang disyaratkan dalam gambar.

Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai ketentuan acian


yang berlaku diatas.

PLESTERAN INTERIOR

Pemasangan : Pasang lapisan dasar pertama dan kedua


dengan ketebalan  7 mm. Ketebalan lapisan finishing harus
ditambahkan di atasnya.

Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang


yang rata.

Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan


secukupnya , dan tekan untuk menjamin adanya kesatuan
dengan dasar. Setelah lapisan pertama diletakkan, sikat
dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk ikatan
mekanik bagi lapisan kedua. Pada permukaan-permukaan
vertikal, sikat secara horizontal.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan


secukupnya dan tekan untuk menjamin melekat eratnya
lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.

Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2


mm.

PLESTERAN EXTERIOR

Pemasangan : Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan 


10 mm. Ketebalan lapisan finishing harus ditambahankan di
atasnya.

BAB IV

PEKERJAAN LANTAI

UMUM

PERSYARATAN

a. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh


pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding
selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain
dengan persetujuan Pengawas.

b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan


pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.

c. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,


namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

PELAKSANAAN :

a. Tanah dasar terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberi lapisan pasir
urug padat menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir
dilakukan dengan penyiraman air.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat


persetujuan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.

c. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup


lantai yang dipakai.

d. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu,


harus dibingkai dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone
sealant.

e. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

PEKERJAAN SUB LANTAI /SCREED

LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
sub lantai beton tumbuk ini, sesuai dengan detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar agar siap untuk pemasangan
material penutup lantai.

PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:

a. SNI.T15 - 1991 – 03

b. PUBB 1956

BAHAN-BAHAN

a. Sub Lantai beton tumbuk yaitu beton tumbuk dengan campuran 1 PC


: 3 Pasir.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan


contoh-contohnya dahulu, untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.

c. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan


persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Pengawas.

d. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas (tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian atau penggantian pekerjaan) harus baru, jenis
dari kualitas terbaik dan harus disetujui Pengawas.

e. Seluruh peralatan yang diperlukan harus disediakan Kontraktor di


lapangan.

PELAKSANAAN

a. Untuk pasangan di atas pelat beton lantai, pelat beton diberi lapisan
plesteran (Screed) campuran 1 PC : 3 pasir setebal minimal 2 cm
atau lebih dengan memperhatikan kemiringan lantai.

b. Pelaksanaan sub lantai dari beton tumbuk ini dilakukan sampai


permukaan benar-benar rata dengan memperhatikan kemiringan
lantai.

c. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

a. Kontraktor wajib membuat kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm


untuk beton tumbuk (K 100) yang jumlahnya ditentukan oleh
Pengawas.

b. Kubus beton ditest di laboratorium yang akan ditunjuk oleh


Pengawas.

c. Hasil Test diserahkan kepada Pengawas paling lambat 9 (sembilan)


hari kerja dihitung dari tanggal pelaksanaan pekerjaan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

d. Untuk volume pekerjaan yang besar, maka atas persetujuan


Pengawas, pengetesan dapat dilakukan secara bertahap.

e. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut


menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-


alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang
bermutu baik.

b. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang


disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut plint lantai dan step-
nosing tangga.

PERSYARATAN BAHAN :

a. Jenis : - Homogenius tile,


- Ukuran : 80 x 80 cm, 40 x40 dan yang
ditunjuk dalam gambar
- Keramik untuk lantai yang digunakan
adalah produk Essenza ,Granito tile atau
yang setara.
b. Ketebalan Minimum : 12 mm atau sesuai gambar
c. Daya Serap : 1%
d. Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.
e. Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2
f. Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2

g. Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing,


tahan asam dan basa.
h. Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal
33 D ayat 17 – 23

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

i. Bahan Pengisi : Grout semen berwarna/IGI grout


j. Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang ditambah
bahan perekat /Carofix 2 (Portland Cement
produkSemen Gresik, Holcim, Indocement
atau yang setara).
k. Warna : Disesuaikan dengan tipe warna pada gambar
pola lantai.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop


drawing mengenai pola keramik.

b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
dan bernoda.

c. Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah lantai beton
tumbuk dengan ketebalan minimal 2 cm atau lebih sesuai dengan
gambar

d. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti


yang disyaratkan.

e. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih


(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.

f. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang


permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan
memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras/balkon.

g. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar),


harus sama lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-
siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya. Kecuali pemasangan keramik
cutting tanpa nat.

h. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat


pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

i. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban


selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.

j. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan


siar-siarnya bertemu siku, lengkung dengan siar lantai dan dengan
ketebalan siar yang sama pula.

k. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan dan


diratakan agar pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban
diatasnya.

l. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari


debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan
perekat melekat lebih sempurna.

m. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang


harus terisi padat dengan bahan perekat.

n. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian


juga pengambilan as pemasangan.

o. Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa
serta kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna
keramik.

p. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah


keramik dipasang.

q. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar


melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini
harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.

r. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak


terkena adukan/air semen.

s. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik


pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum
mengering/mengeras.

t. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus


dilap/disapu hingga bersih.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

u. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik,


tidak miring, tidak bergelombang dan terpasang dengan kuat.

v. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah


atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.

w. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan


sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis
kotorannya.

x. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka


pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion
(expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan
yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan Pengawas.

PENGENDALIAN PEKERJAAN

a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-


peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia SNI.SO4-1989-F,
SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.

b. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air


harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI.SO4-1989-
F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM.

c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas.

BAB V

PEKERJAAN PELAPIS DINDING

UMUM

PERSYARATAN

a. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah seluruh


pekerjaan plesteran dinding selesai dikerjakan dan mencapai waktu
seperti yang disyaratkan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan
lain dengan persetujuan Pengawas.

b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan


pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,


namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

PELAKSANAAN :

a. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat


persetujuan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.

b. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan pelapis


dinding yang dipakai.

c. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.

PEKERJAAN DINDING KE RAMIK

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan


/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.

PERSYARATAN BAHAN

a. Bahan Keramik Dinding :

Jenis : Glazed Ceramic Tile

Finishing Permukaan : Berglazuur

Produksi : Venus,essensa,granito tile/setara

Ketebalan : Minimum 1.2 cm

Bahan Pengisi Siar : Grout semen berwarna/IGI grout

Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang

ditambah bahan perekat/Carofix 2(Portland

Cement produk Semen Gresik,Holcim,

Indocement atau yang setara)

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Ukuran : 30 x 60 cm, atau yg ditunjuk dalam gambar

Warna/Texture ditentukan kemudian

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-


peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 - 1989 - F.

c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.

d. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan


teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas.

e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Pengawas.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari


kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian
permukaannya diplester halus dengan 1 PC : 2 PC setebal 2 cm,
menurut arah permukaan yang tertera dalam gambar hingga rata dan
tidak bergelombang.

b. Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan


menggaruk menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.

c. Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal


minimal 1 cm. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik (kurang dari 2 mm). Naad ini diisi dengan grouting hingga
mencapai permukaan yang rata dan saling tegak lurus. Kemudian
dibersihkan dengan air keras.

d. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat


langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3
Pasir, diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah pemakaian
adalah 10 % dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan
tidak lebih dari 1.5 cm atau bahan perekat khusus, sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

e. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,


warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau
cacat lainnya.

f. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk


itu, sesuai petunjuk pabrik.

g. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam


air sampai jenuh.

h. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua


peralatan yang akan terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel, Stop
Kontak, Lemari Gantung, bracket tv dan lain-lain yang tertera di
dalam gambar.

i. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.

j. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran


harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan
Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

k. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus


benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.

l. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar


4-5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak
lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.

m. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan


grouting.

PEKERJAAN DINDING CUBICLE TOILET (TIDAK DIKERJAKAN)

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang


dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan cubicle
toilet seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang


ditunjukkan dalam gambar.

PENGENDALIAN PEKERJAAN

a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan


sesuai dengan standar dan spesifikasi dari pabrik.

b. Bahan-bahan yang dipakai harus memenuhi standar-standar antara


lain:

 ASTM : American Society for Testing and Materials

 BS : British Standard

 DIN : Deutsches Institut fur Normung

 NEN : Netherlandse Normen

 NF : Norme Francaise

 NEMA : National Electrical Manufactures Association

 ISO 9001 dan ISO 14001

KOMPONEN

a. Pintu Cubicle lengkap dengan aksesoris,

b. Kaki alumunium,

c. Mohair strip,

d. Head section alumunium,

e. Alumunium U-Channel,

f. Skrup.

BAHAN-BAHAN

A. SPESIFIKASI BAHAN :

 Tebal : 30 mm

 Tahan terhadap benturan

 Tahan air

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

 Warna : Ditentukan kemudian

 Sistem/Asesories : alumunium

b. Bahan yang digunakan produksi dari Winas.

c. Kontraktor diwajibkan menyerahkan jaminan supply yang dikeluarkan


oleh distributor dan didukung oleh pihak pabrik atau principal yang
mencantumkan nama proyek dan perkiraan volumenya.

d. Contoh-contoh : Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-

contoh bahan kepada Direksi lapangan untuk

mendapatkan persetujuan Pemberi tugas.

PELAKSANAAN

a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan


ini dengan menunjukan surat keterangan referensi pekerjaann-
pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.

b. Toilet Cubicle yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam saja.

c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu


untuk mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.

d. Metode pemasangan antara lain :

 Kondisi lapangan sudah terpasang keramik, saniter, dll

 Pemasangan Panel dan asesorisnya.

e. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan


pembersih yang cocok sangat tergantung pada penggunaan.
Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat
lembut.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

PEKERJAAN DINDING GRANIT/MARMER SYSTEM BASAH

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan dinding Granit ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /


ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.

PERSYARATAN BAHAN

a. Bahan Dinding Granit :

Jenis : Granit/marmer

Finishing Permukaan : Polished

Produksi : Material Alam

Ketebalan : 1.5– 2 cm

Bahan Pengisi Siar : Rezine

Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang

ditambah bahan perekat / Carofix 2

(Portland Cement produk Semen Gresik,


Holcim, Indocement atau yang setara)

Warna/Texture : Ditentukan kemudian

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-


peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 - 1989 - F.

c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.

d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari


kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian
permukaannya diplester halus dengan 1 PC : 2 PC setebal 2 cm,
menurut arah permukaan yang tertera dalam gambar hingga rata dan
tidak bergelombang.

b. Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan


menggaruk menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat
dan dipasang angkur kawat pada Granit ke dinding.

c. Granit dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal


minimal 1-2 cm. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi
(kurang dari 2 mm). Naad ini diisi dengan Rezine hingga mencapai
permukaan yang rata dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan.

d. Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, Granit dapat
langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3
Pasir, diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah pemakaian
adalah 10 % dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan
tidak lebih dari 1.5 cm atau bahan perekat khusus, sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.

e. Granityang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,


motif tiap Granitdisesuaikan degradasi tidak boleh retak, gompal atau
cacat lainnya.

f. Pemotongan Granit harus menggunakan alat potong khusus untuk


itu, sesuai petunjuk.

g. Pola Granit harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan


yang akan terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak,
Lemari Gantung, bracket tv dan lain-lain yang tertera di dalam
gambar.

h. Ketinggian peil tepi atas pola Granit disesuaikan gambar.

i. Awal pemasangan Granit pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

j. Bidang dinding Granit harus benar-benar rata, garis-garis siar harus


benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.

k. Granit harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-


5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak
lurus.

l. Granit harus diisi dengan bahan Rezine.

PEKERJAAN DINDING GRANIT SYSTEM KERING

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan dinding Granit ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /


ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.

PERSYARATAN BAHAN

a. Bahan Dinding Granit :

Jenis : Granit/marmer

Finishing Permukaan : Polished

Produksi : Material Alam

Ketebalan : 1.5– 2 cm

Bahan Pengisi Siar : Rezine

Bahan Rangka : Plat Siku L.50.50.5 (Zinkcromate) ; Dinabolt


M-10; Pen 4mm Stainless; Plat 50.5

Warna/Texture : Ditentukan kemudian

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-


peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 - 1989 - F.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.

d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Pengawas.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Granit dipasang dengan menggunakan bahan rangka sesuai yang


disetujui. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi(kurang dari
2 mm). Naad ini diisi dengan Rezine hingga mencapai permukaan
yang rata dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan.

b. Granit yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,
motif tiap Granitdisesuaikan degradasi tidak boleh retak, gompal atau
cacat lainnya.

c. Pemotongan Granit harus menggunakan alat potong khusus untuk


itu, sesuai petunjuk.

d. Pola Granit harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan


yang akan terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak,
Lemari Gantung, bracket tv dan lain-lain yang tertera di dalam
gambar.

e. Ketinggian peil tepi atas pola Granit disesuaikan gambar.

f. Awal pemasangan Granit pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

g. Bidang dinding Granit harus benar-benar rata, garis-garis siar harus


benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.

h. Granit harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-


5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak
lurus.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

i. Naad-naad pada pemasangan Granit harus diisi dengan bahan


Rezine.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB VI
PEKERJAAN PARTISI GYPSUM

6.1. LINGKUP PEKERJAAN

6.1.1. BAGIAN INI MELIPUTI PENGADAAN TENAGA, BAHAN, PERALATAN


SERTA PEMASANGAN PARTISI GYPSUM BOARD DENGAN RANGKA
METAL STUD DAN PEKERJAAN LAIN YANG SESUAI DENGAN
DETAIL YANG DINYATAKAN DALAM GAMBAR DAN ATAS
PETUNJUK KONSULTAN PENGAWAS.

6.1.2. GYPSUMDIPASANG PADA KEDUA SISI RANGKANYA DAN


DIPASANG TEGAK LURUS DARI LANTAI SAMPAI SETINGGI
PLAFOND (RAPAT DENGAN PLAFOND).

6.1.3. MESKIPUN BEBERAPA MATERIAL FINISHING TELAH DITENTUKAN


JENISNYA, NAMUN SEBE LUM DILAKSANAKAN HARUS
DIPRESENTASIKAN TERLEBIH DAHULU KEPADA PEMBERI TUGAS
UNTUK MENENTUKAN WARNA YANG AKAN DIPAKAI .

6.2. PERSYARATAN BAHAN

6.2.1. GYPSUM BOARD


Panil-panil gypsum board yang dipakai adalah merk
Jayaboard/Nusaboard/Knauf atau yang setara dengan ketebalan 12 mm.
Finishing panil dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus
memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.

6.2.2. RANGKA PARTISI

Rangka partisi menggunakan metal stud merk Jayaboard/Nusaboard/Knauf


atau yang setara. Bila kayu digunakan di tempat tertentu, seluruh rangka
kayu harus diserut hingga lurus dan di-treatment dengan bahan anti rayap.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

6.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

6.3.1 Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus dibuat atau didirikan
tegak lurus dengan lantai,

6.3.2 Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-bagian struktur


gedung, disekrup dan lain-lain, agar tidak mudah roboh bila kena
benturan,

6.3.3 PANEL GYPSUM DIPASAN G RATA DI KEDUA SISI TANPA ADA


SAMBUNGAN HORIZONTAL DTENGAHNYA. SEMUA SAMBUNGAN
ANTAR PANEL/GYPSUM HARUS DI TENGAH DENGAN PAPER TAPE
DAN DITUTUP DENGAN J OINT COMPOUND DAN DI AMPLAS HALUS
DENGAN PERMUKAAN YAN G RATA. PANEL GYPSUM HARUS
DITEMPEL PADA RANGKA-RANGKANYA DENGA SEKRUP KHUSUS
(STANDART) DENGAN JARAK KE ARAH HORIZONTAL MAXIMAL 60
CM ARAH VERTIKAL 40 CM, KECUALI UNTUK BAGIAN TEPINYA.

6.3.4 PEMASANGAN KANAL PEG ANGAN DIBAWAH (LANTAI) DIGUNAKAN


SKRUP FISER S6 ATAU JIKA KONDISI LAPANGAN MEMAKSA
BOLEH MENGGUNAKAN PAKU BETON 1,5 CM S/D 2 CM, SETIAP
JARAK 30 CM.

6.3.5 PEMASANGAN KANAL PEG ANGAN KE PLAFOND MEN NGUNAKAN


PAKU FULL DRAT S 6 DENGAN JARAK SKRUP MAXIMAL 30 CM
DENGAN SKRUP LAINNYA.

6.3.6 CARA PEMASANGAN

Cara pemasangan gypsum senantiasa harus selalu memperhatikan atau


mengikuti gambar dan spesifikasi yang sudah ditentukan dan sesuai
dengan petunjuk cara pemasangan yang dikeluarkan dari Pabrik Produksi
gypsum board, kecuali dalam keadaan tertentu yang menghendaki lain,
yang sudah mendapat petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB VII

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

7.1. UMUM

7.1.1. PERSYARATAN

1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua


peralatan yang terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa,
ducting-ducting, alat penggantung dan penguat langit-langit) siap dan
selesai dikerjakan.

2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample


untuk disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan
Pengawas.

3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,


namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam


rencana langit-langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-
elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya memuat tata letaknya
saja.

7.1.2. PELAKSANAAN

1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample


bahan penutup langit-langit dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Perencana, Pengawas dan Pemberi Tugas.

2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga


diperoleh bidang langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung,
sedang bagian bawah dari rangka penggantung kayu harus diserut
rata.

3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada


waktu pemasangan harus diganti.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi


terhadap :

Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian


partisiyang harus disangga oleh rangka langit-langit.

Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).

Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung,


sehingga langit-langit menjadi bergelombang karenanya.

Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada


langit-langit di luar bangunan.

7.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

7.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan


langit-langit gypsum board dengan rangka metal furing, di ruang yang
berhubungan dengan elektrikal dan mekanikal, dan pekerjaan lain yang
sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk
Pengawas.

7.2.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:

a. NI - 5 - 1961
b. NI - 0458 - 1961

7.2.3. BAHAN-BAHAN

7.2.3.1. GYPSUM BOARD

Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard, Nusa Board,


Knauf atau yang setara dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9
mm. Finishing Gypsum Board dicat sesuai dengan Pasal
PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan terhadap
bahaya kebakaran minimal 60 menit.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

7.2.3.2. RANGKA LANGIT-LANGIT

Rangka langit-langit menggunakan metal furing (Ceiling Hunger


System) dengan merk Jayaboard, Nusa Board, Knauf atau yang
setara. Jarak rangka metalfuring 60 x 60 cm atau sesuai
rekomendasi pabrik.

7.2.3.3. BAJA PENGGANTUNG

Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel


agar seluruh sistem langit-langit dapat tetap rata permukaannya,
setelah sistem-sistem lainnya ikut terpasang (mekanikal,
elektrikal) dan sebagainya.

7.2.3.4. CONTOH-CONTOH

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan


contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai


pedoman/standard bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa
bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

7.2.4. PELAKSANAAN

7.2.4.1. PEKERJAAN RANGKA LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

Rangka langit-langit gypsum menggunakan metal furing dengan


bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan
harus sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.

Batang-batang profil untuk rangka langit-langit yang dipasang


adalah main runner, connector, wire clip, Z-section, T-section,
spine, perimetertrim, wal spring suspension/kawat seng BWG 14
dan sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata,
tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat-
cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan


atau atap dengan menggunakan penggantung dari logam
galvanized suspension / kawat seng BWG 14 yang dapat diatur

ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh


rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton dan
tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.

Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh


permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada
bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus
saling tegak lurus.

Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical


equipment yang terletak di plafon.

7.2.4.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum


board dengan ukuran sesuai dengan gambar.

Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah


dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama,
tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lain dan
telah mendapat persetujuan dari Pengawas.

Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan


gambar untuk itu dan setelah gypsum board terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak
bergelombangdan sambunganantara unit-unit gypsum board
harus tidak kelihatan.

Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan ditentukan


kemudian.

Pada tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel pada


langit-langit yang dapat dibuka, tanpa merusak gypsum board
sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan
instalasi Mekanikal-Elektrikal.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan


tertentu sesuai calsiboard. Didempul dan compound sehingga rata
menutupi sambungan tanpa ada retakan.

BAB VIII

PEKERJAAN PENGECATAN

8.1. UMUM

8.1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain)
dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat
bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan), ke tempat pekerjaan
seperti yang tercantum dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan
perjanjian kerja. Semua pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu
garansi) dari pabrikan.

8.1.2. BAHAN-BAHAN

a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.

b. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut


mengenai hal-hal menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara
lain :

Segel kaleng

Test laboratorium

Hasil akhir pengecatan

Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh


bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan
pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm dengan teknik duco
lengkap PVC edging di sudut – sudut sisi, brosur lengkap dan jaminan
dari pabrik.

8.1.3. PELAKSANAAN

8.1.3.1. UMUM

Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada


Pengawas beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.

Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan


pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh
yang diajukan Kontraktor.

Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam


keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu,
yang akan mengurangi kualitas pengecatan dalam keadaan
terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.

Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah


dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat
dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat
harus benar-benar kering, bersih dari debu, lemak / minyak dan
noda-noda yang melekat.

Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus


mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai
pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk
disetujui Pengawas.

Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di


suatutempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-
lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Pengawas .

Kontraktorwajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan


yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas
beban biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemberi Tugas.

8.1.3.2. TEKNIS

Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan


prosedur dan teknik pengecatan Jotun, Dulux, Nippon Paint, ICI
atau setara. Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan
pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal
lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau
ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau
semprotan dan roller.

Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada


evaluasi pabrik cat yang dipilih atau ditunjuk.

Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas.


Penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui
Pengawas .

Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir
yang kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan
dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik
yang bersangkutan.

Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan.


Pekerjaan termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan air,
maupun pembersihan dengan kain kering.

Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan


menggangu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan


diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.

8.1.4. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan


percobaan atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya
sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui Pengawas harus
diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.

b. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus


memberi jaminan selama minimal 2 tahun atas semua pekerjaan
pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna dan
kerusakan cat lainnya.

c. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang


telah diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Pengawas.
Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.

d. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.

e. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

8.1.5. PENGAMANAN PEKERJAAN

a. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-


pekerjaan lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut
terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat tersebut kering.

b. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat
dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya
dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan
pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki
atau mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan
tersebut.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

8.2. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM

8.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit gypsum


board dengan finishing cat emulsi sesuai dengan gambar dan petunjuk
Pengawas.

8.2.2. BAHAN-BAHAN

Cat serta pelapis lain menggunakan merk Jotun, Dulux,Nippon Paint, ICI
atau yang setara yang terdiri dari:

a. Alkali Resisting Primer,

b. Acrylic Wall Filler,

c. Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior,dengan


warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

8.2.3. PELAKSANAAN

a. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus


diperhatikan mengenai:

 Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,


berdasarkan peil-peil yang ditentukan.

 Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan


pola yang telah ditentukan.

 Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat


lain.

 Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda atau


kotoran/debu.

 Tekstur hasil penyemprotan cat harus merata.

b. Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat, dilakukan


pengecatan dengan lapisan-lapisan sebagai berikut :

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

1 lapis Alkali Resisting Primer,

1 lapis Acrylic Wall Filler,

2 lapis Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior.

8.3. PENGECATAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EKSPOSE

8.3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit dan


dinding beton ekspose sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas.

8.3.2. BAHAN-BAHAN

a. Cat Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Cat Emulsion untuk interior
merk Jotun, Dulux, Nippon Paint, ICI atau yang setara.

b. Plamur menggunakan merk yang sama yang sudah disetujui Pengawas


dan digunakan hanya untuk interior, eksterior tidak boleh
menggunakan plamur.

8.3.3. PELAKSANAAN

a. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus


diperhatikan mengenai:

Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,


berdasarkan peil-peil yang ditentukan.

Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola


yang telah ditentukan.

Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat


lain.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat, terlebih


dahulu harus diplamur dengan bahan plamur yang sudah disetujui
Pengawas.

c. Plamuran dilakukan bilamana permukaan sudah sempurna, tidak


terdapat retak-retak dan dilakukan setelah ada persetujuan Pengawas .

d. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller,


dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan
lokasinya.

e. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam.

f. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2


(dua) jam kemudian.

8.4. PENGECATAN DINDING BATA

8.4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bata seperti yang dinyatakan


dalam gambar dan petunjuk Pengawas,antara lain:

a. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam


gambar dan petunjuk Pengawas.

b. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI.T11 -


1990 - F.

c. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti yang dinyatakan


dalam gambar dan petunjuk Pengawas.

8.4.2. BAHAN-BAHAN

a. Untuk dinding bangunan bagian luar :

Cat dasar Alkali Resisting Primer

Acrylic Wall Filler

Cat Acrylic Emulsion

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Semua bahan yang digunakan menggunakan merk Jotun, Dulux,


Mowilex, ICI atau yang setara, dengan warna-warna yang akan
ditentukan kemudian.

b. Untuk dinding bangunan bagian dalam:

Merk plamur menggunakan sesuai dengan cat yang digunakan atau


sesuai approval.

Cat Emulsion biasa

Semua bahan yang digunakan menggunakan merk Jotun, Dulux,


Nippon, ICI atau yang setara, dengan warna-warna yang akan
ditentukan kemudian.

8.4.3. PELAKSANAAN

a. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut,


maka harus diperhatikan permukaan plesterannya dari :

Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,


berdasarkan peil-peil yang ditentukan.

Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola


yang telah ditentukan.

Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata
dan halus.

Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai dengan ketentuan


pabrik.

Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh alat ukur khusus
yang sesuai dengan ketentuan pabrik.

Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau


kotoran/debu.

b. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester,


maka Kontraktor harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah
bersih dari noda, seperti yang disyaratkan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan


dengan lapisan-lapisan sebagai berikut:

Untuk dinding bangunan bagian luar:

- 1 Lapis Cat dasar Alkali Resisting Primer

- 1 lapis Acrylic Wall Filler

- 3 lapis Cat Acrylic Emulsion


Untuk dinding bangunan bagian dalam :

- 1 lapis Plamur

- 1 lapis base sealer

- 3 lapis Cat Emulsion


d. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller,
dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan
lokasinya dengan mutu yang baik.

e. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan


terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam. Pengecatan
akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.

8.5. PENGECATAN PARTISI GYPSUM

8.5.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bata seperti yang dinyatakan


dalam gambar dan petunjuk Pengawas, antara lain:

a. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam


gambar dan petunjuk Pengawas.

b. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI.T11 -


1990 - F.

c. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti yang dinyatakan


dalam gambar dan petunjuk Pengawas.

8.5.2. BAHAN-BAHAN

Bahan-bahan dan tipe:

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Cat Emulsion biasa.


Semua bahan yang digunakan menggunakan merk Jotun, Dulux, Nippon,
ICI atau yang setara, dengan warna-warna yang akan ditentukan
kemudian.

8.5.3. PELAKSANAAN

a. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding partisi


tersebut, maka harus diperhatikan permukaan plesterannya dari :

Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,


berdasarkan peil-peil yang ditentukan.

Permukaan partisi gypsum harus datar dan sempurna sesuai dengan


pola yang telah ditentukan.

Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau


kotoran/debu.

b. Setelah permukaan dinding partisi gypsum siap untuk dicat, dilakukan


pengecatan dengan lapisan-lapisan sebagai berikut:

Untuk dinding partisi :

- 3 lapis Cat Emulsion

c. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller,


dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan
lokasinya dengan mutu yang baik.

d. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan


terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam. Pengecatan
akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB IX

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

9.1. PEKERJAAN KUSEN KAYU

9.1.1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen jendela, kusen bovenlicht seperti


yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan.

9.1.2. PERSYARATAN BAHAN

9.1.2.1. STANDAR

Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-
5 (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab
material kayu.

9.1.2.2. KUSEN KAYU YANG DIGUNAKAN

Bahan

Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan


permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat

Bentuk Profil

Sesuai shop drawing yang disetujuiPengawas.

Ukuran Profil

Lebar 12 cm digunakan untuk semua kusen.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Nilai Deformasi : 0

Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.

9.1.2.3. SEALANT

Sealant untuk kaca pada rangka kayu harus menggunakan


bahan sejenis silicon sealant yaitu “Silicon Glazing
Sealant”produksi DOW CORNING atau yang setara dan warna
sesuai approval.

9.1.2.4. CONTOH-CONTOH

Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh


potongan kusen kayu dari ukuran 40 cm, beserta brosur
lengkap dari pabrik/produsen.

Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan


dengan Pengawas.

9.1.2.5. PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN

Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga


agar tidak terjadi abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat
dengan tempat pembakaran.

9.1.2.6. AKSESORIS

Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari


vinyl dan pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
aluminium harus ditutup caulking dan sealant.Angkur-angkur
untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-
3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser.

9.1.2.7. BAHAN FINISHING

Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan


dengan bahan alkaline seperti beton, adukan atau plesteran dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih
atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui


Pengawas.

9.1.2.8. SYARAT LAINNYA

Persyaratan bahan yang digunakanharus memenuhiuraian dan


syarat-syarat dari pekerjaan aluminiumserta memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus


disertai hasil test, minimum 100 kg/m2.

Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan


terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.

Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih


dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.

Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses


fabrikasi warna, profil-profil harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi
dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela, dinding dan pintu.

9.1.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktorwajib meneliti gambar-gambar


dan kondisi di lapangan(ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta
membuatcontoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil
aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.

b. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisilapangan agarhasilnyadapat dipertanggung jawabkan.

c. Pemotongan kayu hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk


menghindarkanpenempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa


menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

d. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari


arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

e. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti
dengan sekrup, rivet dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.

f. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3
mm dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan
ditempatkannya pada interval 300 mm.

g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kebutuhan terhadap
tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.

h. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh
sealant yang sudah disetujui Pengawas.

i. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen
aluminium akan kontak dengan besi,tembagaatau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari kontak korosi.

j. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 -


25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

k. Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang


diijinkan adalah 1 mm, sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.

l. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama


pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.

m. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar


diberi sealant supaya kedap air dan suara.

n. Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat


fixed dengan beads. Beads dimaksud harus dari aluminium extruded

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

shape dan dilengkapi dengan neoprene. Tepi bawah ambang kusen


exterior agar dilengkapi finishing untuk penahan air hujan.

o. Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah mendapat


persetujuan Pengawas.

p. Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar tegak


lurus terhadap gari horizontal. Jarak pemasangan kisi-kisi sesuai
dengan gambar perencanaan

q. Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah terpilih


dan tidak ada bagian yang cacat atau tergores.

r. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari


produsen atau yang disetujui Pengawas.

s. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi

t. kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus mengganti


tanpa biaya tambahan.

u. Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem kosen
penggantung.

9.1.4. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

a. Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah
disetujui Pengawas.

b. Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut


harus 90. Apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya
Kontraktor.

c. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.

d. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan


harus sesuai dengan produk pabrik yang mengeluarkan.

e. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh


timbul getaran ; apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber seal
pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

9.1.5. PENGAMANAN PEKERJAAN

a. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen


dapat dibersihkan dengan “Volatile Oil”.

b. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan
“Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari
benturan alat-alat pada masa pelaksanaan.

c. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan
pelindung harus segera digunakan. Bahan aluminium yang terkena
bercak noda tersebut dapat dicuci dengan air bersih, sebelum kering
sapukan dengan kain yang halus kemudian baru diberikan bahan
pelindung.

d. Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan alkaline


seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment
dengan insulating material seperti asphaltic varnish atau yang lainnya.

e. Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar


bangunan maka sekeliling kaca yang berhubungan langsung dengan
permukaan dinding perlu diberi lapisan vinyl tape untuk mencegah
korosi selama masa pembangunan.

9.2. PEKERJAAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM

9.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

9.2.2. PERSYARATAN BAHAN :

9.2.2.1. BAHAN RANGKA

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam


negeri merk YKK, Allexindo, Superex atau yang setara yang
disetujui Pengawas.

Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar perencanaan

Bahanyang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu


dengan seksama sesuai dengan bentuktoleransi, ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungandanpewarnaan yang
disyaratkan oleh Pengawas.

Persyaratanbahanyang digunakanharus memenuhiuraian dan


syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

Daun pintu dengan konstruksipanelkaca rangka aluminium,


seperti yangditunjukkandalam gambar,termasuk bentukdan
ukurannya.

9.2.2.2. PENJEPIT KACA

Digunakan penjepit kaca dari bahan karetyang bermutu baik


danmemenuhipersyaratanyang ditentukan dari pabrik.
Pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan serta harus
kedap air dan bersifat structural seal.

9.2.2.3. BAHAN PANIL KACA DAUN JENDELA

Bahan untuk kaca pintu rangka aluminium menggunakan kaca


polos 6 mm.

Bahan untuk kaca jendela mati yang menerus dari lantai sampai
balok, menggunakan kaca polos 6 mm.

Bahan untuk kaca jendela hidup dan jendela mati yang menerus
dari lantai sampai setinggi 220 cm, menggunakan kaca polos 6
mm

Kaca-kacainteriormenggunakantipe clear, sedangkan kaca-kaca


eksterior menggunakan tipe yang bisa meredam panas sampai
70%.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan


cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk
Asahimas, Muliaglass atau yang setara.

9.2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat


pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka


aluminium dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat penyetelan.

d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

e. Daun Pintu

Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas


persetujuan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak.

Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang serta tidak melintir.

9.3. PEKERJAAN JENDELA KACA MATI

9.3.1. LINGKUP PEKERJAAN :

a. Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan termasuk


pengangkutan serta pemasangan material, angkur, bobokan dan
perapihan kembali terhadap bagian-bagian dengan lantai dan langit-
langit yang berkaitan dengan pekerjaan daun pintu kaca.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Pekerjaan Jendela Kaca Mati meliputi seluruh jendela kaca sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.

9.3.2. BAHAN-BAHAN :

a. Kaca yang digunakan untuk jendela kaca mati menggunakan kaca


polos produksi Asahimas, Muliaglass atau yang setara dengan
ketebalan 6 mm dan 8 mm atau sesuai gambar.

b. Kaca untuk eksterior menggunakan tipe yang meredam panas 70%,


sedangkan untuk interior menggunakan tipe Clear.

c. Shop Drawing dan Contoh

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.

Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus


yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.

Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang


diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
pernyataan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat


persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.

Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas


sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk
pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Pengawas.

Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.

Keputusan bahan, warna tekstur dan produk akan diambil alih


Pengawas yang kemudian akan

diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari


kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh
Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

9.3.3. PELAKSANAAN

9.3.3.1. PERSYARATAN PEKERJAAN

Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk


gambar, uraian dan syarat pekerjaan serta ketentuan teknis
yang harus dipenuhi menurut brosur produksi yang nantinya
terpilih atau petunjuk Pengawas.

Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh


Pengawas.

Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari


kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah
diketahui.

Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari


goresan/gompel (Chipping), diharuskan menggunakan alat-alat
pemotongan kaca khusus, dan harus digosok tepinya dengan
“sander” pada tingkat 120 mesh atau lebih.

9.3.3.2. PEKERJAAN PEMASANGAN

Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan


pemasangan kaca yang disebutkan dalam gambar seperti
partisi, pintu, jendela dll.

Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai dengan


petunjuk gambar uraian dan syarat pekerjaan tertulis serta
petunjuk Pengawas dan Konsultan Perencana.

Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka aluminium sesuai


dengan persyaratan dari pabrik.

Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang dipakai untuk


pemasangan ini apakah telah sesuai dengan petunjuk gambar
dan spesifikasi bahan kusen / kerangka yang terpasang.

Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca dengan


rangka aluminium yang berhubungan dengan udara luar, untuk
bagian dalam dipakai sealant sesuai dengan persyaratan dari

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm yang tampak


dari kaca dan kerangka.

Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas
dari segala noda dan bekas goresan.

Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik


(polysulfids).

Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat insulasi panas


yang tinggi, seperti neoprene, foam dan polyethylene.

Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene dengan kekerasan


90 derajat atau lebih pada sisi bawah kaca dengan ukuran :

- Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max 50 mm

- Lebar : Tebal kaca + 5 mm

- Tebal : 5 mm s/d 12 mm

9.3.3.3. PEKERJAAN PERAPIHAN

Adalah pekerjaan merapikan kembali akibat-akibat dari


pekerjaan pembobokan, pemasangan, dan lain-lain yang
berkaitan terhadap bagian-bagian dinding, lantai dan langit-
langit yang berdekatan dengan tempat pekerjaan tersebut.

Kontraktor wajib memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan
akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti
tanpa biaya tambahan.

9.3.4. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

a. Mutu bahan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku ini serta
ketentuan teknis dalam brosur produk bahan tersebut.

b. Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak tepi, akibat
pemasangan list.

c. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan sempurna dan tidak
bergeser dari sponing.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

d. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh bergelombang, apabila


masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar
atas biaya Kontraktor.

9.4. PEKERJAAN GAWANGAN PINTU

9.4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan gawangan ini dilakukan di area pintu masuk utama sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Ketentuan:

a. Tenaga Kerja yang dilibatkan dalam pekerjaan ini adalah yang ahli dan
telah berpengalaman di bidangnya masing-masing, seperti ahli rangka
portal (gawangan) dari metal serta ahli pemasangan GRC sebagai
bahan penutup gawangan.

b. Tenaga Pembantu tukang atau tenaga-tenaga yang sedang dilatih


selalu mendapat pengawasan dari tenaga ahliya.

c. Tatacara Pemasangan galvanized sheet harus mengikuti petunjuk atau


metoda yang direkomendasikan dari pabriknya.

d. Sebelum pekerjaan gawangan dimulai, pelaksana pekerja harus


menyerahkan contoh, katalog dan data teknis dari bahan yang akan
dipakai serta contoh pemasangan pada lokasi yang ditunjuk oleh
Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya.

e. Penanganan Pekerjaan

Perlindungan dan penyimpanan material atau hasil kerja pemasangan


harus dilindungi dari segala kemungkinan cuaca, kotor, atau mekanis
baik dari mulai pengangkutan,pengangkatan, penyimpanan,
pemasangan maupun terpasang

Segala kerusakan yang terjadi harus segera dilakukan penggantian


atau perbaikan. Hasilnya harus mendapat persetujuan dari konsultan
MK atau konsultan perencana.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

9.4.2. PERSYARATAN BAHAN

9.4.2.1. BAHAN RANGKA GAWANG

Bahandari besi Stall Buis yang sudah di-zincromate, dengan


ukuran 40x40x2.5 mm dan dari plat besi strip ukuran 40x3 mm.

Jenis plat besi dan besi Stall Buis yang digunakan harus bermutu
baik, lurus dan tanpa cacat. Contoh harus diajukan ke Pengawas
untuk mendapat persetujuan.

9.4.2.2. BAHAN PELAPIS GAWANGAN

Bahan pelapis gawangan adalah GRC tebal 4 mm. Jenis GRC


harus bermutu baik, lurus dan tanpa cacat. Contoh bahan harus
diajukan ke Pengawas untuk mendapatkan persetujuan

9.4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

9.4.3.1. RANGKA GAWANGAN

Sambungan antara plat besi siku, dan besi Stall Buss untuk
rangka gawangan dilakukan dengan sekrup galvanis dan pisher
dan las jenis las listrik dimana penyelesaian bagian-bagian pojok
serta pengakhiran dari ujung–ujung harus dikerjakan dengan
terfinish rapi dan tidak boleh terlihat ada bagian-bagian yang
tidak rata, berlubang, timbul atau tidak lurus.

Cara Pemasangan harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam


gambar

Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca harus


rapi, rapat, tidak bercelah dan tegak lurus. Hasil pemasangan
rangka gawangan harus kokoh, kuat, tidak dapat bergeser/goyah
dari tempatnya

9.4.3.2. COVER GAWANGAN

Bahan penutup gawangan adalah GRC dipasang dengan cara


ditempelkan pada rangka gawangan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca harus


rapi, rapat, tidak bercelah dan tegak lurus serta diberi lem sealant
untuk menghindari susut dan muai

Cara pemasangan harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam


gambar serat rapi dan tidak kotor

Hasil pemasangan cover gawangan (GRC) harus kokoh, kuat,


tidak dapat bergeser/goyah serta tidak mudah lepas.

9.5 PEKERJAAN PINTU KAYU


9.5.1 LINGKUP PEKERJAAN

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Semua jenis
kayu harus kering oven.

2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu double plywood


lapis plastic laminate (HPL) seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

9.5.2. Persyaratan Bahan

9.5.2.1 BAHAN KAYU


1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam
NI-5 (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis
dalam bab material kayu.

2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan


permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata
kayu dan cacat lainnya.

3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.

4. Untuk kayu yang dipakai adalah kayu kamper dan atau


meranti batu dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kelas
kuat I - II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar
adalah ukuran jadi.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

5. Daun pintu dengan konstruksi kayu solid dan lapisan cat duco
di kedua sisi pintu. Ukuran disesuaikan dengan gambar-
gambar detail (kecuali ditentukan lain dalam gambar).

9.5.2.2 BAHAN PEREKAT


Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.

9.5.2.3 BAHAN PANIL DAUN PINTU

1. Plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri.

2. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus


dan siku.

3. Pada sekeliling tepi daun pintu diberi Edging PVC

9.5.2.4 BAHAN FINISHING

Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan Plastik


laminated (HPL) ketebalan 3 mm, mutu terbaik merk Gres Merino

9.5.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.

2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan di tempat


pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka


kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-
lubang atau cacat bekas penyetelan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-
siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam
keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.

5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran


jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan
mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

6. Daun Pintu

a. HPL yang dipasang pada permukaan plywood, adalah


dengan cara dilem dan di-press di workshop, tanpa
pemakuan. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup
galvanized atas persetujuan Pengawas atau MK tanpa
meninggalkan bekas cacat permukaan yang tampak.

b. Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang


dan merekat dengan sempurna.

c. Permukaan plywood boleh di dempul.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB X

PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

10.1. LINGKUP PEKERJAAN :

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya


untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang


disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

10.2. PERSYARATAN BAHAN :

1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (Float Glass).

Toleransi lebar dan panggang

Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
ditentukan oleh pabrik.

Kesikuan

Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang
diperkenankan adalah 1.5mm per meter.

Cacat-cacat :

- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai


ketentuan dari pabrik.

- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang


berisi gas yang terdapat pada kaca).

- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.

- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah luar/masuk).

- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang


adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan


(scratch).
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

- Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.

- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui


toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm
kira-kira 0.3mm.
Kaca yang digunakan adalah dari merk Asahimas, Mulia atau yang setara.
Tebal, jenis dan warna kaca yang digunakan sesuai dengan gambar
perencanaan.

10.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pemasangan kaca mengacu pada tatacara pelaksanaan yang


dikeluarkan oleh pabrik kaca tersebut.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB XI

PEKERJAAN STAINLESS STEEL

11.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan lain
serta pemasangan semua pekerjaan stainless steel seperti yang tercantum
dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan railing pada tangga utama &handrail.

11.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan :

 NI - 3 - 1970 - PPBBI - 1993

 SII - 0161 - 1981 - ASTM

 SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru

 SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES

11.3. BAHAN-BAHAN

11.3.1. SPESIFIKASI BAHAN

Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan


stainless steel dengan ketebalan minimum 2.5mm type hairline.

11.3.2. UMUM

a. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi


persyaratan ASTM A-36. Stainless steel harus anti karat (jenis ST
304).

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang


yang dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk
maksud tersebut.

c. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu


demi kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar-gambar atau Persyaratan Teknis, harus
diadakan.

11.3.3. JAMINAN

Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik yang
sudah dikenal disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga Pengujian
Bahan yang disetujui Pengawas.

11.3.4. CONTOH-CONTOH

a. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan


kepada Pengawas berupa contoh untuk disetujui.

b. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Pengawas harus


diserahkan secepat mungkin sesuai dengan jadwal pekerjaan yang
telah disetujui. Contoh tersebut harus memperlihatkan kualitas
penyambungan dan penghalusan untuk standard dalam pekerjaan
tersebut.

c. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman


atau standar bagi Pengawas untuk memeriksa atau menerima
bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

11.4. PELAKSANAAN

11.4.1. PENGERJAAN

a. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan


tidak kelihatan bergelombang.

b. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam


pemasangan tidak memerlukan pengisi.

11.4.2. TOLERANSI

Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar


yang telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam
standar, maka toleransi akan diberikan oleh Pengawas. Pemasangan baja
dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.

11.4.3. PEMOTONGAN DAN PENYAMBUNGAN

11.4.3.1. PENGELASAN

Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai


las listrik. Yang dimaksud dengan pengelasan disini adalah
“Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus
mengikuti

cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang


melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat
Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga
Pemerintah atau Swasta yang diakui. Seluruh pekerjaan las
harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari
persetujuan ini harus seijin Pengawas.

Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus


diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain seperti “clip
keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish”
dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.

11.4.3.2. BAUT

Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara


terbaik yang sesuai dengan maksudnya, termasuk
perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A
- 307 (Black Blolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon
steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

nickel atau powder coating. Lubang-lubang untuk baut dan


sekrup harus dibor atau di “punch”.

11.4.3.3. TAMBATAN DAN ANGKER

Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-


bagian di tempatnya, termasuk pemakaian ramset untuk
beton atas persetujuan Pengawas harus disediakan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm)
yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.

11.4.3.4. PERLINDUNGAN

Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk


pekerjaan stainless steel, harus terlindung secara dicelup
panas (hot dip coated) atau terdiri dari bahan bebas karat
yang disetujui Pengawas.

Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan


yang berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

11.5. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

1. Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada pembuatan
maupun pengerjaan di lapangan oleh Pengawas. Peninjauan dan pengujian
dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa adanya tambahan biaya.

Peninjauan ini tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap


penyediaan bahan yang tidak memenuhi syarat.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB XII
PEKERJAAN ATAP

12.1. PEKERJAAN ATAP BETON

12.1.1. PERSYARATAN UMUM

Pelaksanakan pekerjaan atap beton harus dilaksanakan dengan teliti,


diupayakan tanpa siar pelaksanaan, dilakukan curing beton dengan terus
menerus permukaan beton dibasahi air sambil dipantau dari bawah tidak
ada kebocoran pada atap beton. Kebocoran yang ditimbulkan menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk memperbaiki. Dan harus terlebih
dahulu diperbaiki sampai tidak ada kebocoran, sebelum dilakukan lapisan
finishing atap/screed dan waterproofing.

12.1.2. PERSYARATAN BAHAN

a. Campuran beton sama seperti persyaratan lantai beton yang telah


disyaratkan dalam RKS Struktur.

b. Menggunakan bekisting multiplex harus berangka.

c. Menggunakan material beton yang sesuai dengan spesifikasi dalam


RKS Struktur.

12.1.3. PERSYARATAN PELAKSAN AAN

a. Apabila diminta oleh konsultan pengawas Pada bagian bawah dari


atap beton diberi pelindung panas dari bahan insulation sedemikian
rupa sehingga dapat menahan radiasi panas yang masih ke atap
beton.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Sesudah atap beton mengeras, dilapisi lapisan dari campuran 1


PC : 4 PS dengan kemiringan 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan
gambar dan petunjuk Pengawas.

c. Sebelum dilapis dengan waterproofing, terlebih dahulu diadakan


ujicoba pada atap beton. Apabila terjadi kebocoran, maka harus
diadakan grouting. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap bocor atau tidaknya atap tersebut.

d. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan dari
kotoran dengan menggunakan sikat kawat,

e. diberi lapisan primer, kemudian diberi lapisan waterproofing yang


dilaksanakan sesuai RKS ini.

f. Diatas lapisan waterproofing diberi lapisan pelindung/screed dari


campuran 1 pc : 4 ps dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar.
Didalamnya diberi penguat/tulangan dari kawat ayam, agar tidak
terjadi retakan-retakan dan diberi naad setiap m2.

g. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai,


bilamana terjadi kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi tanggung
jawab penuh Kontraktor.

12.2. TALANG AIR

12.2.1. PEKERJAAN TERMASUK

Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-bahan / barang


barang, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan seperti yang tercantum didalam
gambar-gambar. Drainase Atap terdiri dari talang atap dan sistem
penyaluran dari teras dak.

12.2.2. KONDISI PEMBANGUNAN / KONSTRUKSI

a. Harus dilaksanakan oleh Ahli / Pakar yang mempunyai pengalaman


didalam bidang ini.

b. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum pada
gambar-gambar.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

c. Apabila pemasangan pada atap dan memerlukan sparing, ini harus


dengan persetujuan Supervisor

d. Harus ada anti-rembes / anti-air / waterproofing supaya tidak bocor.

e. Pengujian / testing adalah tanggung jawab dan beban Kontraktor,


dengan persetujuan Supervisor.

12.2.3. DRAINASE ATAP (ROOF DRAIN) PADA ATAP DAK BETON

1. PEKERJAAN TERMASUK

Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-bahan / barang barang,


peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-gambar.

2. PRODUK

Materi-materi / Bahan-bahan
a. Cast Iron (aluminium / steel / brass) yang disetujui oleh Supervisor.

b. Produk : Lokal atau setara yang sudah disetujui oleh Supervisor.


c. Circle/Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau seperti yang terlihat
digambar-gambar.
d. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII. 0167-77

3. KONDISI PEMBANGUNAN/KONSTRUKSI
a. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai pengalaman didalam
bidang ini.
b. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum pada

gambar-gambar.
c. Apabila pemasangan pada atap beton dan memerlukan sparing, ini harus

dengan persetujuan Supervisor


d. Harus ada anti-rembes/anti-air/waterproofing supaya tidak bocor.

e. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban Kontraktor, dengan


persetujuan Supervisor.

12.2. PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP GENTENG KERAMIK


12.2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan ereksi
(erection), seluruh pekerjaan
pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja meliputi :

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

1). Pekerjaan Rangka atap (roof truss)


2). Pekerjaan Reng ( batten)
3). Pekerjaan Jurai dalam (valley gutter)
12.2.2. PERSYARATAN BAHAN
Material struktur rangka atap meliputi :
1). Propertis Mekanis Baja (Steel Mechanical Propeties) :

-
Baja Mutu Tinggi : G550
-
Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa
-Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 Mpa
-Modulus Geser : 8 x 104 Mpa
2). Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating ) :
Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai
berikut :
-55% Aluminium (AI)
- 43,5% Seng (Zinc)
- 1,5% Silicon ( Si)
- Ketebalan Pelapisan : 50 gr/m² dan 150 gr/m² (AZ 50 – AZ 150)

12.2.3 . PROFIL MATERIAL


1). Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah baja ringan ukuran 4 cm x 8 cm,
tebal 0,9 cm.
2). Reng (Batten)
- Reng yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik)
- TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja 0.55 mm), berat 0,66 Kg/M’
- TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1,54 Kg/M’
- TS. 61.75 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 0.75 mm), berat 1,16 Kg/M’
3). Talang jurai dalam (valley gutter)
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja
0,45 cm dan telah dibentuk menjadi talang.

12.2.4. PERSYARATAN DESAIN


1). Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah tehnik yang benar dalam perancangan standard batas
design struktur baja cetak dingin (limit State Cold Formed Steel Structure Design)

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

2). Kontraktor wajib menyerahkan mill sertificate (sertifikat pabrik) dari material baja
yang akan digunakan serta dokumen data-data produk.

12.2.4. PERSYARATAN PRA-KONSTRUKSI


1). Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada
gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.

2). Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan
oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban
yang sama juga berlaku untuk ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan lain
akibat kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap
dari Arsitek, Struktur dan Mekanikal, dan Elektrikal.

3). Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan


pengawas dan konsultan perencana untuk mendapat persetujuan secara tertulis.

4). Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di
workshop, baik workshop permanent atau workshop sementara. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur kontruksi baja ringan.

12.2.5 PERSYARATAN KONSTRUKSI


12.2.5.1 SAMBUNGAN
1) Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut menarik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai
berikut :
2) Kelas ketahanan korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating) : Class 2
3) Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalah type 12-14x20.
dengan ketentuan sebagai berikut :
-Diameter ulir : 12 Gauge (5.5 mm)
-Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 14 TPI
-Panjang : 20 mm
-Ukuran kepala baut : 5/16”(8 mm hex. Socket)
-Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
-Kuat geser rata-rata (shear, Average ) : 8.8 kN
-Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
-Kuat Torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
4). Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16x16, dengan
ketentuan sebagai berikut :
-Diameter ulir : 10 Gauge (4.87 mm)
-Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI
-Panjang : 16 mm

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

-Ukuran kepala baut : 5/16”(8 mm hex. Socket)


-Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
-Kuat geser rata-rata (shear, Average ) : 6.8 kN
-Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
-Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
5) Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja.
6) Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan
putaran alat minimal 2000 rpm.

Pemotongan Material
19.6.1.2.1. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan sesuai, alat
potong
listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
19.6.1.2.2. Alat potong harus dalam kondisi baik.
19.6.1.2.3. Pemotong material harus mengikuti gambar kerja.
19.6.1.2.4. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.
PASAL 20
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG M.CLASS

20.1. KETENTUAN BAHAN


1). Penutup atap memakai bahan genteng M. Class
2). Rangka atap dengan kuda-kuda baja ringan.
3). Atap genteng menggunakan nok/bubungan dari genteng M. Class.
4). Lisplank menggunakan lisplank GRC (sesuai gambar).
5). Jenis, ukuran dan bentuk genteng, nok/bubungan harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas, dan

sample supaya disimpan di Direksi Keet lapangan.

20.2. CARA PELAKSANAAN


1). Pemasangan reng dimulai dari bawah ( dekat lisplank reng harus lurus dan waterpass ) dengan
ukuran sisa genteng
10 cm diluar lisplank.
2). Pemasangan genteng berakhir diatas lisplank supaya dibor dan dipaku ke reng untuk
menghasilkan pemasangan yang
lurus, rapih dan tidak mudah terlepas/goyang.
3). Pada atap yang berada tepat diatas tangga utama/tangga proyek ada sebagian reng yang
dapat dilepas dan dipasang.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

20.3. HASIL YANG DIHARAPKAN


Pemasangan genteng harus lurus dan rapat.

BAB XIV

PEKERJAAN SANITAIR

A. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya
sehubungan dengan pemasangan peralatan sanitair di ruang-ruang yang
ditunjukkan di dalam gambar perencanaan.

1. PERSYARATAN BAHAN

Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di


pasaran, kecuali bila ditentukan lain.

Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan, sesuai


dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tIpe yang
dipilih.

Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik
untuk masing-masing type yang dipilih.

Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian
dan syarat-syarat dalam buku.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta


persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

Jika dipasang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus


disetujui Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.

Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang


ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.

Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan lapangan,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Pengawas.

Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada


kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk


kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang


terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

3. BAHAN - BAHAN

A. UMUM / MERK

Merk alat sanitair yang digunakan adalah dari merk TOTO, KIA, American
Standard, INA atau yang setara. Jenis dan tipe yang digunakan sesuai
dengan Tabel Spesifikasi Sanitair pada gambar

B. FLOOR DRAIN

a. Bila tidak ditentukan lain dalam gambar untuk semua daerah basah
harus dari jenis yang terpasang pada lantai.

b. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpass,


dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

C. CLOSED DUDUK/JONGKOK

Untuk seluruh Closed, harus disediakan Closed buatan lokal atau yang
setara, terbuat dari bahan Keramik, lengkap dengan trap dan segala
kelengkapannya. Closed mempunyai “bowl Ganda” dengan lubang
pembuangan ditengah.

D. URINOIR

Untuk seluruh Urinoir, harus disediakan Urinoir buatan lokal atau yang
setara, terbuat dari bahan Mika/Kaca, lengkap dengan trap dan segala
kelengkapannya.

E. WASTAFEL

Untuk seluruh Wastafel, harus disediakan Wastafel buatan lokal atau yang
setara, terbuat dari bahan Keramik, lengkap dengan Kran Air dan
Accessorisnya dan segala kelengkapannya. Wastafel mempunyai “bowl
Tunggal” dengan lubang pembuangan ditengah.

F. TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

Untuk Penampungan Air, harus disediakan buatan lokal atau yang setara,
terbuat dari bahan Mika/Allumunium, lengkap dengan Kran Air dan
Accessorisnya dan segala kelengkapannya. Berkapasitas 1200 Liter.

G. KITCHEN SINK

Untuk seluruh pantry, harus disediakan kitchen sink buatan lokal atau yang
setara, terbuat dari bahan stainless steel, lengkap dengan trap dan segala
kelengkapannya. Kitchen sink untuk pantry mempunyai “bowl tunggal”
dengan lubang pembuangan ditengah.

H. CONTOH-CONTOH

a. Kontraktor diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh bahan yang


akan dipakai kepada Pengawas untuk disetujui.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

b. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai


pedoman/standar bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan
yang dikirim ke lapangan oleh Kontraktor.

B. PEMASANGAN

1. Kontraktor harus minta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan letak
pemasangan peralatan sanitair pada Toilet, Pantry dan lain-lain.

Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.

C. PELAKSANAAN

Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan


dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan M & E tersebut tidak rusak. Jika
terjadi kerusakan, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan.

D. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan


tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas, baik mengenai
komposisi, kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu
Kontraktor harus menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang
ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.

Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas
tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB XV

PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE, KUNCI

1. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG

a. Lingkup Pekerjaan :

1. Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk


perlengkapan daun pintu dan jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.

2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh


pemasangan pada daun pintu dan jendela.

b. Persyaratan Bahan-bahan

1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang


tercantum dalam Tabel Spesifikasi Material. Bila terjadi perubahan atau
penggantian “hardware” akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk mendapatkan


persetujuan.

2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

3. Untuk keseragamanan semua “hardware” dalam pekerjaan ini harus dari


satu produk misalnya, untuk engsel, kunci atau sejenisnya dan memiliki
surat garansi minium 5 tahun dari main distirbusinya.

4. Contoh-contoh

Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh


untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

Contoh-contoh yang telah disetujui akan dicapai sebagai standar/pedoman


bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan-bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.

5. Perlengkapan Pintu (Swing)

Khusus pintu kaca frameless, menggunakan engsel lantai (Floor Hinge)


produksiProsis, Dekkson, Griff, Kend atau yang setara. Kunci dan handle
set berasal dari merk yang sama (sesuai dengan type pintu).

Engsel Kupu-kupu (butt hinge) digunakan untuk semua pintu selain pintu
frameless. Engsel dilengkapi dengan nylon ring dari bahan stainless steel
merk Prosis, Dekkson, Griff, Kend atau yang setara, ukuran 4” x 4”.

Engsel Friksi (Friction Casement Stay) digunakan untuk semua daun


jendela hidup dan bouvenlicth. Casement Stay menggunakan merk Prosis,
Dekkson, Griff, Kend atau yang setara. Ukuran disesuaikan dengan gambar
detail.

3. Syarat Pelaksanaan

1. Umum

Kontraktor harusmemperhatikansertamenjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila ada kesalahan pemasangan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

karena kelalaiannya, maka kontraktor tersebut harus mengganti tanpa


biaya tambahan.

2. Teknis

Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar

Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu,


menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel.

Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel tengah dipasang tidak lebih dari 60 cm (as) dari engsel atas
ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai ke atas.

Penarik pintu (Door Pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.

Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan kontraktor untuk
disetujui Pengawas.

Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

2. PEKERJAAN HANDLE , KUNCI DAN AKSESORISNYA

1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputipenyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk


perlengkapan handle daun pintu dan jendela, kunci, aksesoris dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan-bahan

a. Pintu

Handle dan Back Plate yang digunakan dari bahan stainless steel merk
GMT, Omge, Albion, Dekkson, Griff atau yang setara. Tipe handle yang
digunakan adalah tipe Lever Handle, Pull Handle dan Pull Ring.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel merk Prosis,


Dekkson, Griff, Kend atau yang setara. Tipe kunci yang digunakan adalah
tipe Cylinder dan Half Cylinder. Seluruh kunci yang digunakan harus
mempunyai Master Key.

Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel merk Prosis, Dekkson,
Griff, Kend atau yang setara.

Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan stainless steel merk
Prosis, Dekkson, Griff, Kend atau yang setara. Kunci tanam ini digunakan
untuk pintu double daun.

Door Closer yang digunakan dari bahan stainless steel merk Prosis,
Dekkson, Griff, Kend atau yang setara. Tipe yang digunakan adalah tipe
Hold Open Arm dan Normal Open Arm.

Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci dan akesoris di


atas sesuai dengan gambar detail.

b. Jendela

Rambuncis yang digunakan dari bahan stainless steel merk Dekkson, Griff,
Kend atau yang setara dengan warna yang sama dengan rangka daun
jendela.

Untuk daun jendela geser (sliding), rambuncis yang digunakan harus


sesuai dengan peruntukannya.

Contoh:

Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan


persetujuan-persetujuan Konsultan Pengawas.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila terjadi kerusakan karena
kelalaiannya, maka kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

Handle pintu dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.

Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan
semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap
di dalam Gambar Dokumen Kontrak, harus sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik.

Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh


Pengawas.

4. Pengujian Mutu Pekerjaan

 Seluruh mekanisme perangkat pengunci ini harus bekerja dengan baik.

 Dicoba dengan penguncian secara kasar dan halus.

 Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) di dalam panel


pintu.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

BAB XVI
PEKERJAAN WATERPROOFING

1. Lingkup Pekerjaan

i. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini
serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

ii. Bagian yang di-waterproofing

 Plat atap dan overstek dak beton

 Toilet, Ruang Tangki Air dan daerah basah lainnya

 Ground Reservoir Tank.

 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar

Pengendalian Pekerjaan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam :


 SNI.SO4 - 89.F
 ASTM 828
 ASTME - 154
 ASTMD - 146
 TAPP I 803 dan 407

Bahan-bahan
a. Spesifikasi Bahan

b. Merk BASF, Bithutane, Sikka atau yang setara

 Untuk lapisan kedap air pada beton digunakan:

Untuk ground water reservoir waterproofing dipasang pada bagian dinding


dan lantai luar dalam menggunakan tipe Integral.

Untuk daerah lantai atap beton, menggunakan tipe lembaran/membrane


aspal (bitumen membrane sheet) setebal 3 mm merk BASF, Bituthene, Sikka
atau yang setara.

Untuk daerah Toilet,teritisan/overstek beton dan pada daerah basah lainnya


sesuai gambar dan petunjuk Pengawas menggunakan tipe coating.

c. Persyaratan bahan kedap air untuk rangka / kusen dan sambungan kaca.

Untuk eksterior adalah S - Dine caulking dan sealant 4200 Polysulfide atau yang
setara dan disetujui Pengawas.

Bahan tidak bersifat mengisap dan tebal sealant yang tampak minimal harus 3
mm.

Bahan pembersih untuk pemasangannya seperti Xilol, Toluene atau yang setara
yang disetujui Pengawas.

Gunakan foam yang lembut untuk back up material seperti polyurethane foam.

Gunakan neoprane rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk bahan setting
blocks untuk dudukan kaca dengan ukuran :

- Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm

- Lebar : (tebal kaca + 5) mm

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

- Tebal : 6 s/d 12 mm

Untuk sambungan kaca gunakan high modulus acetate silicon sealant atau yang
setara dan disetujui Pengawas.
d. Contoh-contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik
minimal 10 (sepuluh) tahun.
b. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas sebanyak minimal
2 (dua) produk setara dari berbagai merk bahan, kecuali ditentukan lain oleh
Perencana, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
c. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Pengawas dan
akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
d. Apabila diinginkan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan
dimulai/dipasang.

e. Pelaksanaan
a. Umum

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas


untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan yang
tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.

b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-


bahan pengganti harus disetujui Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan oleh Kontraktor.

c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus


bersih, pengerjaannya harus sudah disetujui Pengawas serta peil-peil dan
ukuran sesuai dengan gambar.

d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan


dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Pengawas.

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila


ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

b. Cara Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman


(ahli dari pihak supplier) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode
pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.

b. Permukaan beton dimana produk waterproofing akan dipasang harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Halus, rata terbebas dari tonjolan tajam, rongga maksimum diameter 1 cm.

Bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan minyak.

Water proofing lama dan beton screed pelindung lama harus dibongkar

dan dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran permukaan harus rata

dan kering.

c. Produk waterproofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5C.

d. Pekerjaan primer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Alat yang digunakan untuk primer ialah menggunakan spray atau roller.

Pemasangan produk waterproofing harus menunggu sampai primer kering,


minimal 1 (satu) jam setelah pemasangan.

Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi waterproofing


pada hari yang sama.

Lantai yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh


membrane bitumen, untuk menghindari debu/kotoran yang terbawa oleh
angin, dll.

Lantai yang sudah terprimer tetapi belum dilapisi dengan membrane


bitumen dalam waktu 24 jam, harus diprimer ulang.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan,


dibersihkan dari semua lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer
ulang.

e. “Corner Detail” pada setiap sambungan bidang horisontal dan vertikal


harus diberi “filler” cement mortar, dan detail overlap sesuai dengan
standard drawing dari pabrikan.

f. Joint pada seluruh “construction joint” dan “expansion joint” harus diberi
Waterstop.

g. Pemasangan pada bidang horisontal harus dipasang sesuai dengan


kemiringan bidang permukaan, dari “low point” ke “high point” dengan
overlap minimum 6.5 cm. Untuk bidang vertikal Bituthene dipasang vertikal
memanjang dengan panjang maksimum 2.5 m (misal, jika tinggi dinding
basement 3 m, maka tinggi membrane yang boleh sekaligus dipasang
adalah max. 2.5 m dan kemudian di overlap 0.5 m). Pada setiap
sambungan overlap, baik pada bidang horisontal maupun vertikal harus
diberi penguat mastic.

h. Flood test, harus dilaksanakan dengan minimum ketinggian air 5 cm dan


minimum selama 24 jam.

i. “Protection”, Waterproofing harus secepat mungkin dilindungi dengan


menggunakan Servipack Protection Board, atau Screed dengan tebal
minium 25 mm, atau dengan pasangan dinding bata.

Pekerjaan screed atau pemasangan bata sebaiknya dilaksanakan oleh


applicator waterproofing itu sendiri apabila pihak Main Contractor ingin
melaksanakan pekerjaan tersebut pada saat pelaksanaan harus diawasi
oleh Supervisor dari applicator tersebut untuk meyakinkan tidak ada benda
tajam yang dapat merusak membrane bitumen.

j. Proteksi terhadap bitumen harus dilaksanakan pada hari yang sama pada
waktu membrane dipasang atau maksimal 24 jam setelah flood test.

c. Pengujian Mutu Pekerjaan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Rumah Jabatan Bupati

i. Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan/pengetesan hasil pekerjaan


atas biaya Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.

ii. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari


Pengawas.

iii. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas


semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya sebagai akibat dari kegagalan dari bahan /hasil pekerjaan
yang digunakan, selama 5 (lima) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

iv. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar/diperbaiki akan menjadi


tanggungan Kontraktor.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

SPESIFIKASI TEKNIK STRUKTUR

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB I
PEKERJAAN PENGGALIAN DAN PENGURUGAN TANAH

3.1. UMUM

Pasal ini menguraikan semua Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan tanah


kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, seperti Galian Tanah Pondasi,
dan Pekerjaan sejenisnya.

Semua Penggalian tanah dan Pengurugan Tanah baik Pengurugan Tanah untuk
menaikkan level dan pengurugan Tanah Kembali bekas Galian harus dilaksanakan
sesuai dengan Gambar RKS ini dan semua Petunjuk yang disampaikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas/Pengawas, selama berlangsungnya
pekerjaan.

3.2. PELAKSANAAN PENGGALIAN

Pekerjaan penggalian pondasi batu kali dan telapak, dapat dilaksanakan secara
konvensional dan semua peralatan yang dibutuhkan harus disediakan oleh
Kontraktor, baik yang menyangkut peralatan untuk pekerjaan persiapan maupun
peralatan untuk pekerjaan penggaliannya sendiri dan alat-alat bantu yang
diperlukannya.

Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan, Kontraktor wajib untuk


mengajukan permohonan tertulis kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas yang menyebutkan tanggal akan dimulainya pekerjaan
penggalian, uraian teknis tentang cara-cara penggalian yang akan dilaksanakan.

Bilamana kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam Gambar
ternyata meragukan, Kontraktor harus secepatnya melaporkan hasil tersebut
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas/Pengawas secara tertulis,
agar dapat diambil langkah-langkah yang dianggap perlu, semua biaya yang
diakibatkan oleh keadaan tersebut akan dibayar oleh Pemilik Bangunan melalui
penerbitan “Perintah Perubahan Pekerjaan” (Pekerjaan Tambah).
Paraf PPTK :___
Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Kontraktor harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah selesai dan
menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas/Pengawas untuk dimintakan
persetujuannya.

Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang
disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas, Kontraktor bertanggung jawab untuk
mendapatkan tempat pembuangan dan membayar ongkos-ongkos yang
diperlukan.

Air yang tergenang dilapangan, atau dalam saluran dan galian selama
pelaksanaan pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa harus
dipompa keluar atas biaya Kontraktor.

3.2.1. Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian


1. Semua beton-beton tak terpakai atau pondasi-pondasi bata,
septicktank bekas, pipa drainase yang tak terpakai, batu-batu besar
yang dijumpai pada waktu penggalian harus dikeluarkan atas biaya
Kontraktor.

Tanah yang berlubang akibat hambatan yang dijumpai harus diperbaiki


kembali.

2. Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa


drainase, pipa air minum, pipa gas, kabel listrik yang dijumpai pada
waktu penggalian diusahakan tidak terganggu atau menjadi rusak.

Bilamana hal ini dijumpai maka Konsultan Manajemen


Konstruksi/Pengawas dan pihak- pihak yang berwenang harus segera
diberitahu dan mendapatkan instruksi selanjutnya untuk mengeluarkan
instalasi tersebut sebelum penggalian yang berdekatan diteruskan.

Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada instalasi tersebut diatas,


maka Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan pihak-pihak
yang berwenang harus segera diberitahu dan semua
kerusakan-kerusakan harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

3.3. PEKERJAAN PENGURUGAN

Yang dimaksud disini ialah pekerjaan timbunan yaitu dimana permukaan tanah
yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana tertera
dalam gambar rencana.

Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar
pohon, sampah, puing bangunan dan lain-lain sebelum pengurugan dimulai.Tanah
yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan organis, sisa-sisa
tanaman, sampah dan lain-lain.

Tanah yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi standard
spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu di
laboratorium tanah yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas

Timbunan atau urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 30
cm, atau sesuai standar alat dan rekomendasi Laboratorium tanah. Untuk
masing-masing lapisan dipadatkan sampai permukaan tanah yang direncanakan.

Pelaksanaan penimbunan dapat menggunakan mesin gilas/Pemadat dan pada


daerah yang oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dianggap
berbahaya atau dengan jarak lebih kurang 45 cm dari saluran atau batas-batas
atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin menjadi rusak digunakan Stamper.
Urugan Tanah yang telah dipadatkan dan dalam level tertentu yang ditunjuk oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dilakukan uji kepadatan tanah sampai
mencapai minimal 90% Standar Proctor.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB II

PEKERJAAN URUGAN PASIR

4.1. UMUM

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan
oleh Kontraktor, seperti Pengurugan Pasir dibawah Sloof, Lantai Dasar dan lain-
lain sebagainya, sebagaimana yang tertera pada Gambar dan RKS.

Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum


di dalam PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.

4.2. PERSYARATAN BAHAN

Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan
persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1971 ayat 12.1. Pasir laut dapat
digunakan, asal dicuci secara memadai.

4.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memeriksa


ketinggian dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk meyakinkan bahwa
ketinggian yang ada telah sesuai dengan gambar, dan bahwa tanah dibawahnya
telah dipadatkan sehingga didapat permukaan yang rata dan padat. Hasil
pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, yang akan segera melakukan pemeriksaan. Berdasarkan
hasil pemeriksaan tersebut, Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas akan
menolak atau memberikan persetujuannya untuk pelaksanaan pekerjaan
pengurugan pasir. Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan,
meratakan dan memadatkan secara mekanik sampai diperoleh ketebalan dan
ketinggian yang sesuai dengan Gambar.

Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh Konstruksi atau Pekerjaan lain sebelum
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan


diatasnya, bilamana urugan pasir tersebut belum disetujui olehnya.

Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan
secara khusus dalam gambar, maka tebal urugan pasir = 10 cm.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB III

LANTAI KERJA

5.1. UMUM

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja dan plat wiremesh seperti
dibawah pekerjaan pondasi foot plat, sloof, serta plat wiremesh dibawah lantai
dasar dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam Gambar dan RKS.

5.2. PERSYARATAN BAHAN

Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil dengan
perbandingan 1 : 3 : 5 atau kualitas setara Bo, sebagaimana yang tercantum
dalam Gambar dan RKS.

5.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.

Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen


Konstruksi/Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya dan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya
bilamana lantai kerjá tersebut belum disetujui olehnya.

Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan
secara khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal 50 mm.

BAB IV
PEKERJAAN PONDASI

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

6.1. PONDASI BATU KALI

6.1.1. UMUM

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan pasangan batu kali, yang


dimaksud sebagai pondasi, sebagaimana tertera didalam gambar.

Pasangan batu kali harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang


tercantum dalam PBI 1971, PUBI 1982, SII-0079-79 dan NI-8.

6.1.2. PERSYARATAN BAHAN

1. Batu Kali

Batu kali yang dipakai harus merupakan batu kali belah yang keras,
padat dan memiliki struktur yang kompak dengan warna yang cerah
dan bebas dari cacat, serta harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum di dalam PUBI 1982 dan SII.0079-79. Batu kali bulat tidak
boleh dipakai dan tidak boleh tercampur dengan batu Bulak Salak. Batu
belah yang dipakai ialah batu belah minimum tiga sisi, bukan batu
putih atau batu blondos. Ukuran batu belah maksimum 30 cm, dan
strukturnya harus cukup keras dan awet. Pengujian terhadap
kekerasan apabila diperlukan harus dapat memenuhi ketentuan pada
pengujian abrasi.

2. Semen Portland

Semen portland yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus


memenuhi ketentuan yang tercantum pada RKS ini.

3. Pasir Pasang

Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi
persyaratan yang dicantumkan dalam SNI-T.15-1993 atau PUBI 1970
ayat 12.1. dan 12.2.

4. A i r

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Air yang akan dipakai untuk pasangan batu kali harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada RKS ini.

6.1.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pondasi batu kali harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan 1


bagian Semen Portland : 3 bagian Pasir Pasang dan harus dipasang
dan dibentuk sampai diperoleh dimensi dan ketinggian yang dibutuhkan,
sebagaimana yang tertara dalam Gambar.

Batu kali harus dipasang sedemikian rupa, sehingga didapatkan gigitan


yang memadai diantara batu-batu, dengan ruang kosong sekecil mungkin.
Sebelum dipasang, bagian luar dibasahi secukupnya. Setelah dipasang,
bagian luar dari batu kali harus di "Berapt” dengan adukan yang sama
sampai semua permukaan batu tertutup. Sebelum pemasangan dapat
dilaksanakan, Kontraktor harus membuat dan memasang kayu-kayu
pembantu (kayu profil) dan menerentangkan benang pembantu dengan
bentuk sesuai dengan bentuk pondasi yang akan dipasang.

Benang-benang yang direntangkan harus sipat datar.

Kayu pembantu dan benang-benang ini harus disetujui oleh Konsultan


Manajemen Konstruksi/Pengawas sebelum pasangan batu kali dapat
dimulai.

Pasangan Batu Kali Exposed

Pasangan batu kali exposes harus dipasang secara acak dengan


menggunakan adukan dan harus dilaksanakan oleh tukang batu khusus
yang berpengalaman.

Selama pemasangan batu mungkin perlu dibentuk untuk memperoleh nat


yang tipis dan rata.

Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan semen


pasir dengan campuran 1 bagian semen portland : 4 bagian pasir pasang.

Sebelum dipasang, batu harus dibasahi secukupnya, dan nat antar batu
yang diexposed harus dikorek dengan cara yang memadai.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Selama pemasangan, batu kali yang telah terpasang harus sering dicuci,
untuk menghindarkannya dari kotoran dan adukan yang menempel.

6.2. PONDASI TELAPAK BETON BERTULANG


6.2.1. UMUM

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan Pondasi Telapak Beton Bertulang,


yang dimaksud sebagai pondasi, sebagaimana tertera didalam gambar.

Pondasi Telapak harus memenuhi persyaratan-persyaratan konstruksi


beton, istilah teknik dan syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum
menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan
beton harus sesuai dengan standard di bawah ini :
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2).
- Standart Beton Indonesia 1991.
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983.
- American Society of Testing Materials (ASTM).
- Standar Beton Prategang/Pracetak Indonesia (jika diperlukan).

Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas


maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.
6.2.2. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk mengadakan tindakan


pengamanan untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul
pada bangunan tetangga, Jalan, drainage, saluran air minum, pipa gas,
kabel-kabel listrik dan telepon yang ada. Segala perbaikan atas kerusakan
tersebut dilakukan atas biaya kontraktor.

6.2.3. MATERIAL PONDASI

Material pondasi terdiri dari :


A. Beton :
1. Cement Portland type 1.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

2. Aggregate kasar dari batu pecah / crushed stone ukuran 1 - 2 cm


dan 2 - 3 cm.
3. Aggregate halus / pasir ukuran 0,1 - 4 mm dan bergradasi baik.
Pencampurannya diaduk memakai mixer dengan perbandingan
volume 1 : 2 : 3 atau disesuaikan dengan hasil trial mix dari
laboratorium.
Catatan : Apabila memungkinkan disarankan memakai beton
readymix.

B. Baja Tulangan :
1. Untuk tulangan pokok biasanya digunakan besi ulir BJTD 39 - 40
2. Untuk spiral / sengkang biasanya digunakan besi polos BJTD 24
atau dapat juga menggunakan besi ulir BJTD 39-40 tergantung
kebutuhan struktur bangunan diatasnya.

C. Air :

Air yang digunakan adalah air bersih sesuai ketentuan Peraturan Beton
Indonesia.

6.2.4. ALAT PENGADUK BETON


A. Untuk beton digunakan beton ready mix atau beton site mix.
Pengadukan beton,site mix menggunakan mixer beton kapasitas
minimal 0,125 M3 sekali aduk yang digerakkan dengan mesin
diesel/elektromotor.
B. Alat takar campuran beton dibuat dari kotak kayu/besi plat dengan
volume sesuai kebutuhan untuk campuran 1 zak semen.
C. Adukan dari mixer beton dituangkan kedalam bak penampung beton
yang terbuat dari papan yang kedap air dengan ukuran 1 x 2 x 0,30
cm. Dari bak penampung beton ini, adukan beton diisikan dengan
menggunakan sekop/ember cor.

6.2.5. TESTING MATERIAL :

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

A. Semua material yang digunakan seperti : semen, air, agregat kasar,


agregat halus dan besi beton dapat ditest di laboratorium untuk
memeriksa kualitasnya.
B. Slump test : pengujian slump biasa dilakukan untuk mengetahui
workability adukan beton yang ada.
C. Pengujian kubus : test kubus dengan compressive strength test
biasanya dilakukan pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang dihasilkan.

6.3. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG


6.3.1. UMUM

6.3.1.1. Peraturan dan stardart-standart yang dipergunakan harus


merupakan peraturan dan standart yang berlaku
diIndonesia.
a. Standart Indonesia:

 PUBI : Persyaratan Umum Beton Indonesia 1982


(NI – 3)
 PBI : PeraturanBetonBertulangIndonesia1971
(NI–3)
 PPCI : Peraturan Porland Cement Indonesia 1973
(NI – 8)
 PBN : Peraturan Bangunan Nasional1978
 SKSNIT-15-1991-03

 Peraturan Pembenanan Indonesia untuk Gedung1983

 BukuPedomanPerencanaanuntukStrukturBetonB

ertulangBiasadanStruktur Tembok1983.
b. Standart Umum:

1. ASTM, USA:

 C 33 – ConcreteAggregates
 C 150 – PortlandCement

2. ACI : American Concrete Institute, USA:

 211 – Recommended Practicefor Selecing


Proportions for Normaland Heavy
Weight Concrete

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

 212 – Guide for use Admixtures inConcrete


 214 – Recommended Practicefor Evaluation of
Compression Test Resultof Field
Concrete.
6.3.1.2. Peraturan dan standart lain dapat dipergunakan setelah
mendapat persetujuan tertulis dari pengawas.
6.3.1.3.
Kontraktorsesuaidenganpetunjukpengawas,harusmemperha
tikangambar-gambarlainyang berhubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan, sehingga kepentingan semua
pihak dapat dilindungi.
6.3.1.4. Kontrator tidak diperbolehkan untuk menempelkan gambar
apapun yang dapat dianggap sebagai iklan pada tempat
kerjanya tanpa seijinpengawas.
6.3.1.5. Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan
keselamatan kerja maupun perlengkapan-perlengkapan
pertolonganpertama.
6.3.1.6. Kontraktorharusmembuatlaporankerjamingguanpadatiap-
tiappermulaanmingguatauhari lain sesuai
petunjukpengawas.

6.3.2. BAHAN
6.3.2.1. Tempat asal/merek pabrik bahan yang digunakan tidak
dapat diganti tanpa persetujuan pengawas.
6.3.2.2. Bahan yang ditolak oleh pengawas harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, maximal dalam waktu 3 x
24 jam terhitung sejak dikeluarkannya surat perintah
pengeluaran material olehpengawas.

6.3.3. TOLERANSIPENGUKURAN
6.3.3.1 Kontraktor harus melakukan pengukuran-pengukuran yang
cermat dengan peralatan-peralatan yang memadai untuk
mencapai persyaratan toleransi yang ditentukan.
6.3.3.2.
Paraf PPTK :___
Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Toleransiposisihorizontalpondasitiangpancangpadalevelp
oertidakbolehmelebihi75mm dalam segalaarah.
6.3.3.3.
Toleransiposisiverticalpondasitiangpancangtidakbolehme
lebihikemiringan1:75.

6.3.4. METODE PELAKSANAAN

Kontraktor harus mengikuti metode pelaksanaan yang diatur dalam


syarat-syarat ini. Metode pelaksanaan lain dari yang ada dalam
syarat-syarat ini, atau metode yang tidak disebutkan dalam syarat-
syarat ini dalam digunakan setelah terlebih dahulu diajukan dan
disetujui secara tertulis oleh pengawas.

6.3.5. GANGGUAN LINGKUNGAN DANKERUSAKAN-KERUSAKAN


6.3.5.1. Kontraktor harus dengan segala cara menjaga agar
gangguan lingkungan yang terjadi adalah
seminimalmungkin.
6.3.5.2. Kontraktor harus bertanggung jawab akan kerusakan-
kerusakan yang mungkin terjadi akibat pelaksanaan
pekerjaan pondasi tiang pancang ini pada bangunan-
bangunan maupun property lain sekeliling
tempatpekerjaan.
6.3.5.3. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
memperkirakan akan terjadi kerusakan- kerusakan tertentu
pada bangunan maupun property lain, sebelum memulai
pekerjaan, kontraktorwajibuntukmembicarakancara-
caramenghindarimaupunusul-usulperbaikannya
kepadaMK/pengawas.
6.3.5.4. Kontraktor harus melakukan segala usaha agar tidak terjadi
kerusakan pada pondasi tiang pancang yang telah selesai
dipancang. Untuk menghindari segala kemungkinan
kerusakan, kontraktor harus menyampaikan usul urut-
urutan pelaksanaan pondasi tiang pancang untuk

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

disetujuipengawas.
6.3.5.5. Ayat 2.5.c dan 2.5.d diatas tidak membebaskan tanggung
jawab kontraktor terhadap kerusakan-kerusakan yang
terjadi baik didalam lokasi proyek maupun diluar lokasi
proyek,
meskipunpelaksanaanpekerjaandilakukansesuaidenganusul
yangdisetujuiMK/pengawas.

6.3.6. TEST LABORATORIUM


Kontraktor harus memberikan hasil test laboraturium mengenai tiang
pancang yang akan dipakai sebelumpelaksanaandanalat
yangakandipakaiuntukpemancanganharusadasertifikatkalibrasi yang
masihberlaku.

6.4. PERSYARATAN UMUM UNTUK TIANG PANCANG

6.4.1. UMUM

Semuabahandanpekerjaanharusmemenuhisyarat-
syaratyangterdapatdalampersyaratanuntuk pekerjaan struktur,
persyaratan umum untuk pekerjaan beton, syarat-syarat lain dalam
bagian ini dan persyaratan khusus yang tercantum dalam syarat-
syaratini.

6.4.1.1. BAHAN DAN SISTEM PONDASI


Data-Data Tiang Pancang :

- Pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah tiang


pancang prestress K-500
- Dimensi penampang tiang pancang yang dipakai adalah
Diameter 50 cm, panjang tiang 24 m terdiri dari 2
atau 3 potongan tiang pancang ( 2 SEGMEN yaitu 2x12
atau 2x9+6 m) dengan sambungan memakai end plate
tebal minimum 8 mm dan dilas keliling dengan tebal
las 4 mm, daya dukung ijin tiang pancang 20 ton,mutu
beton tiang pancang K-500 (karakteristik 500 kg/cm2)

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

untuk angkur dinding sheet pile W 350. Sedangkan


untuk Pondasi Tiang pada bangunan Utama
menggunakan minipile 20x20 cm panjang 12 m, mutu
beton K 450.
- Sistem yang dipakai untuk pemancangan tiang pancang
ini adalah Jack In Pile ( penekanan hydrolis ) atau atas
persetujuan MK/Pengawas
- Panjang Tiang : 4.00m, kecuali ditentukan lain oleh
kondisi dilapangan.

- Pembesian : standar dari fabrikator


- Spiral : Φ 6mm - 60 mm & 120 mm
(BJTP – 24)
- Sistem sambungan tiang : Plate toPlate
- Carapenyambungan : Las
- Daya dukungizintiang : 89 ton berdasarkan
tanahumumnya.
- Sement Portland (PC)
- Sement Portland (PC) yang digunakan adalah semen
portland biasa produksi Semen Gresik atau Tiga Roda
(harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada
PBI71,SII0013-81,SKSNI 1991)
- Penyimpanan semen harus dilakukan sebaik mungkin
sehingga terhindar dari kerusakan karenahidrasi.
- Semen yang dipakai harus satu macam keluaran
pabrik yang sama dan merupakan hasil produksi yang
tidak boleh lebih dari satu bulan.
- Kantong semen yang akan digunakan tidak boleh
rusak jahitannya sebelum sampai ketempat
pekerjaan.

6.4.1.2. Agregat:
- Agregat harus merupakan bahan bangunan yang
didapatkan dari alam dan memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan dalam PBI 71, SKSNI1991,

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

- Pasir beton yang digunakan harus merupakan pasir yang


bersih, tidak mengandung bahan- bahan organis, kasar,
tajam dan memenuhi syarat-syarat lain dalam PBI 71,
SKSNI 1991. Untuk pasir beton tidak diijinkan memakai
pasir laut.
6.4.1.3. Air :
- Air yang dipakai adalah air Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)

Spesifikasi Peralatan V – pile

1. Type alat : V – Pile machine V – 70 ( warna biru)


2. Kapasitastekanmaximum : 80 ton
3. Beratalat : ± 74,8 ton (64,8 ton counter weight +
10 ton alat )
4. Dia. Ram jack : 5.9055 inch
5. Jumlah jack : 2 buah
6. Luas ram : 27.377 ( 2 bh)

7. Konversigaya : 40.26psi
8. Manometer : - Merk Enerpac
- Maxreading 6.000 &10.000psi
- Grauding reading 100psi

6.4.1.4. Data Penyelidikan Tanah

Informasi data yang diperlukan dari penyelidikan tanah


(soilinvestigation) tentang tipe strata tanah dilapangan seperti
sondir dan boring sangat diperlukan untuk menentukan
kedalaman dari pondasi tiang.

6.4.2. TOLERANSI UKURAN TIANGPANCANG


1. Penampang tiang pancang tidak boleh kurang dan tidak boleh
lebih dari 6 mm, dari penampang yang tertulis dalam
gambarpelaksanaan,
2. Setiap sisi tiang pancang tidak boleh melengkung lebih dari 6 mm
tiap 3 m panjang tiang pancang,
3. Titik berat setiap penampang tidak boleh berbeda lebih dari 12
Paraf PPTK :___
Rencana Kerja dan Syarat Teknis

mm terhadap garis lurus yang tertarik dari pusat kedua ujung


tiang pancang. Ujung lancip tiang pancang harus terletakpada
puncak kerucut yangsempurna.

6.4.3. TULANGAN
1. Tulangan memanjang tiang pancang dapat disambung dengan
mengggunakan sambungan lewatan,

2. Panjang sambungan lewatan harus ditentukan sedemikian rupa


sehingga memenuhi syarat-syarat panjang penyaluran sesuai
denagn SKSNIT-15-1991,
3. Sambungan pada tulangan memanjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak terkonsentrasi pada satupenampang.

6.4.4. PEMBERIAN TANDA PADA TIANG PANCANG

Sebelum dipancang, tiang pancang harus diberi tanda tiap 1 m sampai


ujung tiang pancang.

6.4.5. PENANGGANAN DAN PEYIMPANAN TIANGPANCANG

Cara dan urutan pengangkatan, penanganan, pemindahan dan


penyimpanan tiang pancang harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kerusakan. Cara pengangkatan hanya dapat
dilakukan seperti diisyaratkan dalam syarat-syarat khusus.

6.4.6. PEMANCANGAN
1. Tiang pancang tidak boleh ditekankan sebelum beton mencapai
kekuatan tekan sama dengan tegangan tekan karakteristik yang
diisyaratkan dalam syarat-syaratkhusus.
2. Setiap saat pada pemancangan, tiang pancang harus disanggah
dengan baik sehingga tidak berubah dari posisi yang ditentukan
serta harus dimonitor dengan Theodolit dari dua arah untuk
menjamin kelurusan tiangpancang.
3. Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai
kapasitas, efesiensi dan energi, sesuai dengan syarat-syarat yang

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

ditentukan dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis


dari pengawas sebelum digunakan.
4. Panjang tiang pancang yang akan dipancangkan harus
mendapatkan persetujuan pengawas, sesuai dengan keadaan
tanah setempat.
5. Setiap tiang pancang harus ditekan terus menerus sampai
penetrasi atau kedalaman yang diisyaratkan tercapai. Kecuali
pengawas menyetujui bahwa penghentian pemukulan terjadi
karena hal-hal yang diluar kekuasaan kontraktor.
6. Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
pengaruh yang jelek dari heave dan desakan tanah kesamping
dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan pemancangan ini
harus dikonsultasikan dan disetujui oleh pengawas.
7. Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pancang pada level poer
tidak boleh melebihi75mm dalam segala arah. Toleransi posisi
vertical pondasi tiang pancang tidak boleh melebihi kemiringan
1:75.

6.4.7. PERBAIKAN DAN PENYAMBUNGAN TIANGPANCANG


1. Bila diperlukan perbaikan kepala tiang pancang, maka kepala tiang
tersebut harus dikupas sampai bagian beton yang masih baik,
dibersihkan dar ipartikel-partikel yang lepas dan dicuci dengan
baik. Bila tiang tersebut akan dipancang kembali, maka kepala
tiang harus dicor dengan mutu beton yang sama dengan mutu
beton yangdiisyaratkan.
2. Bila karena sesuatu hal yang tidak terduga sebelumnya, diperlukan
penyambungan tiang pancang, harus dilakukan pemberian plat
baja yang dijangkarkan dengan baik kedalam tiang yang sudah
dipancang. Tiang pancang yang akan disambung,harus dikupas
minimal 300 mm dan dicor kembali dengan mutu beton yang
minimal sama dengan mutu beton tiang pancang yang
diisyaratkan. Plat baja tersebut kemudian dilaskan dengan plat
baja yang terdapat pada tiang penyambungannya. Seluruh proses
cara penyambungan ini harus dikonsultasikan terlebih dahulu

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

kepada pengawas dan mendapat persetujuan tertulis dari


pengawas.

6.4.8. PEMOTONGAN KEPALA TIANGPANCANG


1. Bila pemancangan telah mencapai penurunan akhir atau
kedalaman yang diisyaratkan, maka kepala tiang pancang harus
dikupas sampai dengan level yang ditentukan dalam gambar
perencanaan.
2. panjang tulangan yang dikupas seperti yang ditunjukkan
dalamgambar.
3. Kontraktor harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang
pancang ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang pancang
tersebut. Setiap tiang pancang yang retak atau cacat harus
dibongkar dan diperbaiki dengan beton dengan mutu yang sama
dengan mutu beton yang diisyaratkan untuk tiang pancang.

6.4.9. PEMOTONGAN KEPALA TIANGPANCANG

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas hadirnya pengawas atau


konsultan perencana dilapangan selaku wakil dari Pmberi Tugas
tidaklah mengurangi tanggungjawab kontraktor.

6.5. PERCOBAAN PEMBEBANAN

6.5.1. UMUM
Semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Segera setelah selesainya percobaan pembebanan
pemborong harus membersihkan lapangan dari peralatan- peralatan
yang digunakan.

6.5.2. SUPERVISI

Percobaanpembebananharusdilakukanolehkontraktoryangtelahberpen
galamandankompeten untuk melakukan percobaan pembebanan
tersebut. Semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan percobaan
pembebanan ini harus benar-benar mahir dalam mengoperasikan
alat-alat yang digunakan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

6.5.3. KEAMANANPEKERJAAN
a. Pada saat persiapan, pelaksanaan dan pembongkaran alat
percobaan pembebanan ,kontraktor harus dengan segala usaha
melakukan segala hal yang diperlukan untuk keamanan pekerjaan
sesuai dengan peraturan yang berlaku serta petunjukpengawas.
b. Percobaan pembebanan dilakukan dengan menggunakan
Kentledge. Kontraktor harus merencanakan pondasi yang
diperlukan untuk Kentledge dan rib, balok-balok maupun struktur-
struktur penyangga lainnya sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
perbedaan perununan ataupun lendutan yang dapat
membahayakan atau mengganggu pelaksanaan percobanan
pembebanan. Kentledge harus diikat sedemikian rupa agar tidak
mudah jatuh atau menjadi tidak seimbang karena penurunan.
Jumlah beban kentledge harus lebih besar dari beban percobaan
yangdirencanakan.
c. Kontraktor harus dengan segala cara mengusahakan agar pada
saat pembebanan dilakukan, seluruh sistem pembebanan dalam
keadaan stabil sampai pada saat pembebanan maximum
diberikan. Segala peralatan yang digunakan: pompa hindrolik,
pipa-pipa, dial gauge dan peralatan-peralatan lainnya minimal
harus mempunyai kapasitas maximum 1,5 kali dari kapasitas yang
dibutuhkan untuk mencapai pembebanan percobaan yang
ditentukan dan perabatan-perabatan dial gauge. Kontraktor harus
merundingkan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
pengawas mengenai cara pelaksanaan yang akan
digunakan,sebelum melaksanakan percobaanpembebanan.

6.5.4. PENYIAPAN TIANG YANG AKANDIBEBANI


a. Tiang yang telah ditentukan oleh Direksi untuk dibebani dengan
percobaan harus disiapkan sampai level yang ditentukan sesuai
dengan keadaan pembebanan sebenarnya. Bila untuk kemudahan
pelaksanaan percobaan pembebanan diperlukan level yang lebih
tinggi dari level sesungguhnya, bila hal ini dikuatirkan akan
mempengaruhi hasil percobaan pembebanan, harus dipasang

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

suatu sleeve untuk menghilangkan geseran yang tidak terjadi


pada pembebanansebenarnya.
b. Kepala tiang pancang yang akan dibebani harus disiapkan
sedemikian rupa, sehingga didapatkan suatu permukaan yang
datar. Permukaan ini harus diperkuat, misalnya dengan
menempatkanplat baja, agar tidak terjadi kerusakan karena beban
yang diberikan.

6.5.5. PELAKSANAANPEMBEBANAN
a. Beban maximum yang harus diberikan adalah 2 kali bebanrencana.
b. Pembebanan dilakukan secara bertahap sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan dalam ASTM Standar ,kecuali pada saat
dicapai pembebanan maximum, dimana beban diisyaratkan untuk
mempertahankan selama 12 jam, sebelum dilakukan penurunan
pembebanan. Pencatatan perununan harus dilakukan secara
seksama segera pembebanan yang telah ditetapkan dicapai,
kemudian tiap 15 menit dalam 1 jam pertama, tiap 30 menit
setelah jam pertama sampai jam keempat dan tiap 1
jamselanjutnya.

6.5.6. PEMBUATAN LAPORAN


a. Laporan sementara hasil pembebanan harus telah diserahkan
kepada pengawas, 24j amsetelah selesainya percobaan. Laporan
tersebut harus meliputi cacatan perununan pada tiap-tiap
pembebanan yang telah ditentukan laporan akhir harus sudah
diserahkan kepada MK/ pengawas, 10 hari setelah selesainya
percobaan.
b. Bila pelaksanaan percobaan pembebanan dilakukan oleh
kontraktor lain dari kontraktor pondasi, kontraktor pondasi
berkewajiban untuk melengkapi laporan akhir kontraktor
percobaan pembebanan sehingga laporan akhir tersebut memuat
informasi-informasi sebagai berikut:
- Bagian umum antara lain harus memuat informasi mengenai
lokasi proyek, kontraktor yang terlibat dan tanggal

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

pelaksanaanpercobaan
- Bagian kedua memuat penjelasan mengenai tiang yang
dibebani antara lain mengenai posisi tiang yang dibebani,
beban rencana, kapan dilakukan pengeboran dan pengecoran,
lapisan tanah yang ditemui pada saat pengeboran, level
permukaan air dan detail pelaksanaan pengeboran dan
pengecoran yanglain.
- Bagian ketiga memuat penjelasan mengenai detail pelaksanaan
percobaan pembebanan antara lain mengenai “set up”peralatan
percobaan, prosedur percobaan, hasil percobaan dalam bentuk
tabel maupun dalambentuk grafik penurunan terhadap
pembebanan, penurunan terhadap waktu (dalam skala biasa
maupun dalam skala timelog ) dan detail percobaan
pembebanan yanglain.

6.6. SYARAT-SYARAT KHUSUS

6.6.1. UMUM
a. Semua bahan dalam pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat
yang terdapat dalam bagian 1, bagian 2, bagian 3 syarat-syarat
dalam bagian ini dan syarat-syarat yang tercantum dalam
gambarpelaksanaan.
b. Dalam hal ini terjadi ketidaksesuaian antara gambar pelaksanaan
dengan syarat-syaratkhusus ini, maka syarat-syarat yang terdapat
dalam gambar pelaksanaan harusdiikuti.
c. Untuk menentukan daya dukung tiang pancang, pada permulaan
pelaksanaan pekerjaan pemancangan, kontraktor harus
melakukan percobaan pembebanan sesuai dengan syarat-
syaratini.
d. Bila dalam pelaksanaan pemancangan selanjutnya terdapat
keragu-raguan terhadap daya dukung tiang pancang, maka atas
petunjuk pengawas kontraktor harus melakukan percobaan
pembebanan tambahan sesuai dengan syarat-syaratini.
e. Setelah pemancangan dilaksanakan, akan dilakukan Loading Test
dengan percobaan sebesar 2 kali design load (2 x 20 ton).
Paraf PPTK :___
Rencana Kerja dan Syarat Teknis

6.6.2. MUTUBETON
Mutu beton yang dipakai adalah sebagai berikut :

Untuk tiang pancang Prestress : K-500, tegangan tekan karakteristik


500kg/cm².

6.6.3. MUTU BAJATULANGAN


Mutu baja tulangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Besi beton polosU-24 dipakai untuk besi dia <12 mm,

- Besi beton ulir U-40 dipakai untuk besi dia >13 mm.

6.6.4. KETENTUANLAIN
a. Static loading test yang dipakai 2x89ton sebanyak 1titik
b. Waktu yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pondasi tiang
pancang ini adalah sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan
dan menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan keseluruhan
bangunan.

Paraf PPTK :___


BAB V

PEKERJAAN BETON STRUKTUR

7.1. KETENTUAN UMUM


7.1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku
persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan
teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standard di
bawah ini :

- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2).


- Standart Beton Indonesia 1991.
- Persyaratan Beton Struktural untuk Gedung SNI 2847:2013
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983.
- American Society of Testing Materials (ASTM).
- Standar Beton Prategang/Pracetak Indonesia (jika diperlukan).
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas
maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.
7.1.2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana,
dan instruksu-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas. Semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.
7.2.2. Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang terbaik
sesuai persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, dan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas
berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan
Kontraktor bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang
tidak disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dalam
waktu 2 x 24 jam harus dikeluarkan dari Proyek.
Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.2. LINGKUP PEKERJAAN


7.2.1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
beton sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah,
pengujian, dan peralatan pembantu.
7.2.2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan
bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
7.2.3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian
dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang
pekerjaan beton.

7.3. MATERIAL
7.3.1. Semen
- Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
- Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan
“Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
- Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang
baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal,
sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab tidak
diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.
- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

7.3.2. Agregat Kasar


- Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
spesifikasi sesuai menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar
2,5 cm.
- Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir
yang pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak
boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
- Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut:

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100

3/4” 20,00 mm 90 – 100

3/8” 95,00 mm 20 – 55

No. 4 4,76 mm 0-1

7.3.3. Agregat Halus

- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari


pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat
alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang
merusak beton.

- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri
dari partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi
seperti tabel berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8” 9,50 mm 100

No. 4 4,76 mm 90 – 100

No. 8 2,38 mm 80 – 100

No. 16 1,19 mm 50 – 85

No. 30 0,19 mm 25 – 65

No. 50 0,297 mm 10 – 30

No. 100 0,149 mm 5 - 10

No. 200 0,074 mm 0-5

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.3.4. A i r

Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.

7.3.5. Baja Tulangan

Baja tulangan digunakan baja tulangan ulir/deform ( BJTD-40) dengan


mutu baja U-40 dan kuat leleh, fy = 400 MPa dan semua harus memenuhi
persyaratan menurut SNI-T.15-1993. untuk tulangan yang lebih dari 10
mm, keculai diamter 12 mm dengan mutu baja U-24 dan kuat leleh, fy =
240 MPa.

Pemberi tugas atau Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas


akan melakukan pengujian test tarik-putus dan “Bending” untuk setiap 10
ton baja tulangan, atas biaya Kontraktor.

7.3.6. Bahan Pencampur

- Penggunaan bahan pencampur (Admixture) tidak diijinkan tanpa


persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas
dan Konsultan Perencana.

- Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor harus


mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio
dari penambahan bahan pencampur (Admixture) tersebut. Hasil
“Crushing test” dari Laboratorium yang berwenang terhadap kubus-
kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas untuk dimintakan
persetujuannya.

7.3.7. Cetakan Beton

Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm


atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tersebut dalam PBI NI-2 1971.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.3.8. Contoh yang harus disediakan


- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh
material : koral, split pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk
memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Pemborong ke
lapangan.
- Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas.

7.4. MUTU BETON

7.4.1. Mutu beton untuk konstruksi bangunan adalah beton camp 1PC:2PS:3KR,
Beton Mutu f'c : 24,9 Mpa untuk beton umumnya dan f’c 41,5 Mpa untuk
beton bunker linac dan bachryterapy.

7.4.2. Slump (Kekentalan Beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian


dengan standar ASTM C-143 adalah sebagai berikut :

Slump Slump
Jenis Konstruksi
maks. (mm) min. (mm)

Kaki Dan Dinding Pondasi 100 50

Pelat, Balok Dan Dinding dan Sloof 120 50

Kolom 100 50

Pelat Di Atas Tanah 120 100

7.4.3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, maka
harga tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak
melebihi 150 mm dan harus di-back up dengan percobaan adukan beton
(trial mix).

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.5. PERCOBAAN PENDAHULUAN


7.5.1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor harus
mengadakan percobaan-percobaan di Laboratorium yang “Independent”
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, sebagai persiapan dari percobaan
pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu perbandingan tertentu
untuk mutu beton yang akan digunakan.
7.5.2. Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor harus
mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan mutu beton
yang diperlukan.
7.5.3. Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti
ketentuan-ketentuan dalam PBI NI-2 1971.
7.5.4. Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum menunjukkan
mutu yang sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak boleh
dilaksanakan.
7.5.5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil
percobaan di laboratorium.

7.6. PENGADUKAN DAN PERALATANNYA


7.6.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan
persetujuan Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
7.6.2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari
material-material harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi
terus-menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan
bertanggung jawab.
7.6.3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer
atau Portable Continous Mixer). Mesin pengaduk harus benar-benar kosong
sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci
bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
7.6.4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5
menit sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus
ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m 3 dan Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas berwenang untuk menambah

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

waktu pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan


gagal untuk mendapatkan adukan dengan kekentalan dan warna yang
merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi
dan konsistensi dalam setiap adukan.
7.6.5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang ditentukan.
Air harus dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama
pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki.
7.6.6. Kontraktor diperbolehkan menempatkan satu “Mixing Plant” atau
memperoleh beton dari satu “Ready Mix Plant” asalkan dapat membuktikan
bahwa mutu beton tersebut sesuai dengan semua ketentuan dalam
persyaratan ini. Kontraktor harus menyerahkan spesifikasi beton ready mix
yang akan digunakan sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, sebelum
pekerjaan dimulai.

7.7. PERSIAPAN PENGECORAN


7.7.1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang terlepas. Bagian-
bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa
untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
7.7.2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus terpasang
dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat
kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang
lepas.
7.7.3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang pada beton lama
tersebut harus disapu dengan bonding agent dengan aturan sesuai pabrik
pembuatnya.
7.7.4. Kontraktor harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Direksi/Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas.
7.8. ACUAN / CETAKAN BETON
7.8.1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Cetakan harus sesuai bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku
untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari
penyangga.
7.8.2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan
diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal maupun vertikal.
7.8.3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress”
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk
menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya.
7.8.4. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran
letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada a\saat beton dituang.

Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi
“Mould release agent” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja
tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan tulangan.
7.8.5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui
waktu sebagai berikut :

- Bagian sisi balok : 48 jam


- Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi : 7 hari
- Pelat lantai/ata /tangga : 7 hari

7.8.6. Dengan persetujuan Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas,


cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian dari benda uji
yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai
75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan
oleh Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, tidak mengurangi
atau
membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap kerusakan yang timbul
akibat pembongkaran cetakan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.8.7. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak


menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk
beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Kontraktor wajib
mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
7.8.8. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum pengurukan dilakukan.

7.9. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN


7.9.1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga
waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam
atau tidak terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok anatara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor.
7.9.2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang
ditentukan, maka harus dipakai bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
7.9.3. Kontraktor harus memberitahu Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti
bahwa Kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa tanpa
gangguan.
7.9.4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada
semen dan agregat telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dpat berkuran, bila
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas menganggap perlu
berdasarkan kondisi tertentu.
7.9.5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan
terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak
tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa,
chute dan sebagainya harus mendapat perstujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas
dari sisa-sisa beton pengeras.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.9.6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5
meter. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh
adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
7.9.7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
“initiual set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan
menjadi plastis karena getaran.
7.9.8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah.
7.9.9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah
menjasi keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus
dibersihkan dari lapisan air semen dan partikel-partikel yang terlepas
sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat dengan
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
7.9.10 Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari,
maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kesuali atas persetujuan Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dapat dilaksanakan pada
malam hari dengan sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi
syarat.

7.10. PEMADATAN BETON


7.10.1. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton yang cukup padat tanpa perlu penggetaran yang
berlebihan.
7.10.2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical
Vibrator” dan dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman.
Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan “over
vibration” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton.
7.10.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian
beton dan pemadatan yang baik.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Alat penggetar tidak boleh menyentuh tulangan-tulangan, terutama pada


tulangan yang telah masuk pada beton yan telah mulai mengeras.

7.11. CONSTRUCTION JOINTS (SAMBUNGAN KONSTRUKSI)


7.11.1. Rencana atau schedul pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian
satu konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak
“construction joints”. Dalam keadaan tertentu dan mendesak,
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dapat merubah letak
“construction joints” tersebut.
7.11.2. Permukaan “construction joints” harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang
padat.
7.11.3. “Construction Joints” harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat
mungkin dihindarkan adanya “construction joints” tegak, kalaupun
diperlukan maka harus dimintakan persetujuan dari Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas.
7.11.4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan
diberi lapisan “Grout/bounding agent” segera sebelum beton dituang.

7.12. BAJA TULANGAN


7.12.1. Semua baja tulangan yang dipakai harus bersih, dari segala macam
kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.

Baja tulangan digunakan baja tulangan ulir/deform ( BJTD-40) dengan


mutu baja U-40 dan kuat leleh, fy = 400 MPa dan semua harus
memenuhi persyaratan menurut SNI-T.15-1993. untuk tulangan yang
lebih dari 10 mm, keculai diamter 12 mm dengan mutu baja U-24 dan
kuat leleh, fy = 240 MPa.
7.12.2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI NI-1971.
7.12.3. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :

- Beton tanpa cetakan, berhubungan langsung dengan tanah40 mm,


- Beton dengan cetakan berhubungan langsung dengan tanah50mm,
- Balok dan kolom tidak berhubungan langsung dengan tanah40 mm.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.13. BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON


7.13.1. Penempatan saluran/pemipaan, sleeve harus sedemikian rupa, sehingga
tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan PBI-1971,
NI-2 pasal 5.7.
7.13.2. Tidak diperkenankan menanam saluran-saluran/pipa kebagian struktur
beton bila ditunjukkan pada gambar.
7.13.3. Apabila pemasangan terhalang oleh baja tulangan yang terpasang, maka
Kontraktor harus segera mengadakan konsultasi dengan
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
7.13.4. Baja tulangan tidak diperkenankan untuk digeser maupun dibengkokkan
untuk memudahkan pemasangan tanpa seijin Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas.

7.14. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON


7.14.1. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti angkur,
kait dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton, harus
sudah terpasang sebelum pengecoran beton dilakukan.
7.14.2. Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya agar
tidak tergeser pada saat pengecoran beton.
7.14.3. Kontraktor utama harus memberitahukan kepada pihak lain untuk
melakukan pekerjaan tersebut sebelum pengecoran dilakukan.
7.14.4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton tidak diisi pada
saat pengecoran, harus ditutup dengan bahan atau ukuran sesuai
kebutuhan yang mudah dilepas setelah pelaksanaan pengecoran.

7.15. CACAT-CACAT PEKERJAAN


7.15.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian
pekerjaan ternyata tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan
persyaratan teknis, maka bagian tersebut harus digolongkan sebagai
cacat pekerjaan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.15.2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti
sesuai dengan yang dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan pemulihan
pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta seluruh biaya yang
timbul seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor.

7.16. PENGUJIAN BETON


7.16.1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-
2 1971 dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam
ayat berikut.
7.16.2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan
dalam satu hari dengan volume sampai dengan volume sampai dengan
jumlah 5 m3.
7.16.3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk
kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm atau silinder berdiameter 15 cm, tinggi 30
cm. Satu benda uji akan diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan hasilnya
segera dilaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas,
sedang 3 (tiga) benda uji lainnya akan diuji pada umur 28 hari. Hasil
pengujian adalah hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas
kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan
karakteristik (benda uji kubus) atau kekuatan karakteristik (benda uji
silinder) fc’ , 250 kg/cm² atau fc’ = 25 MPa (kolom, sloof, balok dan
plat); tidak boleh ada satu benda uji yang hasil pengujian kurang dari
kekuatan beton karakteristik tersebut.
7.16.4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal
dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan sebenarnya.
7.16.5. Kontrol kualitas harus dilaksanakan terus menerus selama pekerjaan
berlangsung dimana pengontrolan tersebut harus memenuhi SNI-T.15-
1993. Setelah pekerjaan pembuatan beton dilapangan selesai selanjutnya
pekerjaan yang dilakukan adalah pengendalian mutu beton yaitu menjaga
agar beton yang dibuat di lapangan mempunyai kuat tekan sesuai dengan
yang diharapkan sebelumnya. Dilakukan dengan cara membuat diagram
hasil uji kuat tekan beton dari benda-benda uji yang diambil selama
pelaksanaan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7.16.6. Pekerjaan beton yang dibuat dapat dinyatakan memenuhi syarat


(mutunya tercapai) jika kedua persyaratan berikut terpenuhi :
 Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-masing
pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari (fc’
+ 0,82 Sd).
 Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) kurang
dari 0,85 fc’.
7.16.7. Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi,
maka untuk adukan berikutnya harus diambil langkah-langkah untuk
meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya.
7.16.8. Khususnya jika persyaratan kedua yang tidak dipenuhi maka selain
memperbaiki adukan beton berikutnya, harus pula diambil langkah-
langkah untuk memastikan bahwa daya dukung struktur beton yang
sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beban yang akan
ditahan. Langkah-langkah itu antara lain:
 Analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya
(aktual).
 Uji tidak merusak (non-destructive tests), misalnya dengan Hammer
Test, Pull-OutTest,
 Ultrasonic Pulse Velocity Test atau Semi Destructive Test yaitu uji bor
inti dan sebagainya.

7.17. S U H U
7.17.1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang
di taruh berada diantara 27° dan 32° C.
7.17.2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat
mengakibatkan suhu beton melebihi 32° C, maka Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat
atau melakukan pengecoran pada malam hari.

7.18. BETON READY MIXED


7.18.1. Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed, maka
beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, dengan takaran, adukan
serta cara

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

pengiriman/pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum


pada ASTM C94-78a.
7.18.2. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
telah diuji di Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas
dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
Laboratorium.
7.18.3. Syarat-syarat Beton Ready Mixed :

Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari
30° C.

Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed harus


sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan dengan
persetujuan dari Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan additive, maka
pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya
harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-63.

Setelah temperatur di dalam beton mencapai malsimum, maka


permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat
lainnya, untuk mempertahankan panas sedemikian rupa, sehingga tidak
timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian dalam dan luar
atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.

Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan


beton tetap harus dilindungi terhadap pengertian yang mendadak.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB VI
PEKERJAAN BEKISTING
8.1 UMUM

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan perancangan, pembuatan, pemasangan


dan pembongkaran semua bekisting beton yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor, sesuai dengan kebutuhan dalam menyelenggarakan pekerjaan beton,
sebagaimana yang tertera didalam gambar. Pada dasarnya, bekisting adalah
konstruksi bantu yang mendukung beton yang belum mengeras.

Semua Bekisting Beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua persyaratan


yang tercantum didalam RKS ini, PBI 1971, PUBI 1982, PKKI 1961 dan semua
Perintah yang disampaikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas
selama pelaksanaan Pekerjaan.

8.2 PERSYARATAN BAHAN

Semua bekisting beton yang akan dipakai harus kuat, tidak berubah bentuk waktu
di isi adukan dan tidak bocor. Bahan yang dipakai dapat berupa kayu yang
bermutu baik dan tidak mudah lapuk, besi atau bahan lainnya yang disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas. Bekisting harus dirakit dengan
menggunakan paku kayu, baut atau lainnya dengan ukuran yang sesuai.

8.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana dari


bekisting kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas untuk disetujui,
sebelum pekerjaan dimulai. Gambar tersebut harus mencantumkan secara jelas
konstruksi dan bahan dari bekisting, sambungan-sambungannya, kedudukannya
dan sistim rangkanya. Semua biaya yang diperlukan sehubungan dengan
perencanaan bekisting ini harus sudah termasuk ke dalam biaya konstruksi.

Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan getaran
yang ditimbulkan oleh alat penggetar. Defleksi maksimum dari bekisting antara
tumpuan harus dibatasi sampai 1/400 bentang antar tumpuan. Bilamana
menggunakan konstruksi bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan pekerjaan
beton lainnya harus dipakai papan dengan ketebalan minimum 2,5 cm, balok 5/7,
6/10 dan dolken 8/11.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah
terjadinya defleksi maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut :

- Semua balok atau pelat lantainya 0,2 % lebar bentang pada tengah-tengah
bentang.
- Semua balok Cantilever dan pelat lantainya 0,4 % dari bentang, dihitung dari
ujung bebas

Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan


yang perlu, sehingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksinya adalah sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang tertera
pada gambar.

Semua bekisting tersebut harus dirakit kedalam bentuk, ukuran garis-garis dan
dimensi yang tertera dan yang dibutuhkan, untuk memperoleh kedudukan,
ketinggian dan posisi yang tepat. Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak mudah dicabut bila tidak dipalu atau dicongkel. Bekisting harus
dibuat cukup rapat agar adukan tidak lolos pada saat pengecoran. Pada tempat
yang tertutup atau sukar dijangkau, pembukaan sementara harus disediakan
untuk membuang benda-benda yang tidak dinginkan.

Bilamana sebelum atau selama pekerjaan pengecoran, bekisting menunjukkan


tanda-tanda penurunan yang besar, yang menurut pendapat Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir tidak
dapat mencapai kedudukan yang semestinya, maka Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas berhak untuk memerintahkan dibongkarnya pekerjaan beton
yang sudah dilaksanakan dan mewajibkan Kontraktor untuk memperkuat bekisting
tersebut sampai dianggap cukup kuat. Semua biaya yang timbul karenanya
menjadi tanggungjawab dari Kontraktor.

8.4 PEMBONGKARAN BEKISTING

Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beras struktur
dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras.

Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban
struktur harus dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai
kekuatan yang dipersyaratkan seperti yang disebutkan dibawah ini, atau seperti
yang diperintahkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

1.1. BAGIAN LAMA PRESENTASE


STRUKTUR PEMBONGKARAN KEKUATAN RENCANA

Bagian tengah balok 7-14 hari 100

Pelat lantai 7-14 hari 80

Dinding beton 1-2 hari 25

Kolom beton 1-4 hari 25

Bekisting tepi balok 1-2 hari 25

Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul berat struktur
dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras.

Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga keamanan


konstruksi tetap terjamin dan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada PBI
1971 NI-2.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB VII
PERANCAH LUAR DAN PERSYARATAN TAMBAHAN

9.1 UMUM

Pasal ini menguraikan pekerjaan perancah luar yang harus dilaksanakan pada saat
pelaksanaan.

9.2 PERSYARATAN BAHAN

Peralatan yang digunakan sebagai perancah luar adalah scaffolding yang lengkap
serta bagian luarnya dipasang jaring-jaring luar.

Scaffolding yang dipakai harus kuat dan lengkap terdiri dari batang-batang silang
beserta perkuatannya. Sedangkan untuk jaring-jaring luar terbuat dari anyaman
tambang plastik atau nylon.

9.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Perancah luar dipasang pada sekeliling bangunan dengan cara-cara yang benar
sehingga tidak membayakan pekerja, bangunan yang dikerjakan maupun keadaan
sekelilingnya.

Perancah luar harus dipasang minimal sama dengan bangunan yang dikerjakan
dan dicat dengan warna yang mencolok.

Untuk naik turun gedung selama pelaksanaan berlangsung, pada perancah luar
harus dipasang tangga dilengkapi dengan border mendatar.

Sedangkan untuk jaring-jaring luar dipasang pada scaffolding secara kuat, rapih
dan tidak kendor. Jaring ini harus tahan terhadap tiupan angin dan memberi
perlindungan serta rasa nyaman bagi yang bekerja pada dinding luar.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB VIII

PEKERJAAN BAJA

1. PEKERJAAN BAJA BANGUNAN

1. Pekerjaan baja meliputi pekerjaan Atap dan lainnya yang ditentukan pada
gambar rencana.

2. Segala perlengkapan, bahan dan perlengkapan lain yang perlu untuk


kesempurnaan pemasangan, walau secara khusus harus diperhatikan dalam
gambar rencana haerus diperhatikan dan dikerjakan.

3. Kontraktor diharuskan meneliti ukuran-ukuran yang sesungguhnya ditempat


pekerjaan dan tidak hanya dari gambar untuk memasang suatu bagian dan
mendiskusikan hal tersebut dengan Direksi.

2. BAHAN DAN KUALITAS

1. Semua profil baja, pelat dan konstruksi baja lainnya harus memenuhi syarat
JIS G 3101 atau ASTM A. 36 mengenai “Baja Gilas dan Konstruksi” dengan
tegangan leleh minimal 2400 Kg/cm² dan kekuatan tegangan batas minimal
4100 Kg/cm².

2. Profil baja yang dipakai harus masih dalam keadan baru, tidak cacat,tidak
berkarat dan lurus serta didapat dari levensir yang dikenal serta dapat
menunjukkan sertifiksat tentang mutu bila diminta.bila perlu Direksi dapat
memerintahkan Kontraktor untuk memeriksa mutu baja pada Laboratorium
Penelitian Bahan-bahan.

3. Baut dan mur yang digunakan adalah baja berdasarkan ASTM A. 307 untuk
baut hitam dan ASTM A. 325 f untuk baut HSB. Kawat las yang digunakan
adalah ATC Welding dengan menggunakan Mild Steel Electode jenis Eustastic
Rod “Unimatic 6000 (AC-DC)” dengan tensile strength 68000 pst = 47,6 atau
kawat las lain dengan kualitas sama.

4. Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Specification.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang berkualitas


tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.

b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila dikehendaki sewaktu-


waktu oleh Konsultan MK/Pengawas dan tidak ada pekerjaan yang dikirim ke
lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Konsultan MK/Pengawas.

c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus mengganti segera tanpa
tambahan biaya.

d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus membuat gambar


kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang
serta ukuran las, jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/
digunakan dalam pekerjaan ini.

e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua


ukuran yang tercantum pada gambar.

f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel yang memiliki


persiapan teknis pekerjaan tersebut.

g. Untuk bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik serta
pengelasannya sudah melalui test & harus memiliki ijasah yang menetapkan
kualifikasi, jenis pengelasan yang diperkenankan padanya

h. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan dari bekas cat,
karat, lemak dan kotoran.

i. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun merupakan


pengelasan-pengelasan bagian-bagiannya hanya boleh dilakukan setelah
diperiksa bahwa hubungan-hubungan yang akan di las sudah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk konstruksi itu.

j. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi
yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang
dilakukan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

k. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan,baikbekas


lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja dibersihkan dari kerak
(slak) dan kotoran lainnya.

l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan percikan-percikan logam
sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-
pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB IX

PEKERJAAN SHEET FILE

11.1 JENIS DAN UKURAN TURAP

Material yang digunakan adalah sheet pile yang mempunyai :

a. Sheet Piles Type CPC .220.6S.A.500)


b. Cracking Momen 15.6 (ton.m)
c. Kuat desak = 700 kgf/cm2

Yang termasuk pada pekerjaan Sheet piles ini ialah :

 Memancang Type Sheet Piles yaitu Corrugated Prestressed Concrete Sheet


Piles (CPC) beton dengan panjang sesuai dengan gambar kerja.
 Ukuran dan bentuk penampang sheet piles harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah Ditetapkan, sehingga tidak mempersulit pada saat
penyambungannya.
 Metode pemancangan menggunakan vibro hammer dan water jet (special
order)

11.2 TOLERANSI TITIK PANCANG

1. Pelaksanaan pemancangan turap harus tegak sedemikian sehingga diperoleh


hasil sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.

2. Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan turap adalah


10 cm penyimpangan dari posisi yang benar.

3. Bila toleransi terlampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi


tertentu, dicabut atau lain sebagainya sesuai dengan keputusan Direksi,
dengan biaya Pemborong.

11.3 ALAT PANCANG/SHEET PILE DRIVING HAMMER

1. Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sedemikian

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

lengkap sehingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.

2. Mesin pancang atau hammer harus jenis Vibro-Hammer

3. Hammer harus dapat melakukan pemancangan kontinyu sampai kedalaman


yang direncanakan.

4. Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau kedalaman


rencana harus mendapat persetujuan Direksi.

5. Alat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjang dan dapat
digerakkan secara hydrolik atau mekanis, untuk menjamin pemancangan
tiang-tiang tegak dapat dilaksanakan.

6. Pemancangan sheet pile harus dikerjakan secara terus menerus sampai


mencapai kedalaman penetrasi yang telah dipersyaratkan. Jika pada waktu
pemancangan didapati lapisan tanah keras pada kedalaman Yang berbeda
dengan yang disyaratkan pada gambar kerja, sehingga pemancangan tidak
mungkin dilanjutkan, Kontraktor wajib memberikan laporan pada Direksi dan
Konsultan Pengawas. Pemancangan akan diteruskan / dihentikan sesuai
dengan keputusan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.

7. Kedalaman Tiang Pancang berdasarkan hasil soil test dan perhitungan adalah
sesuai dengan gambar kerja.

8. Kontraktor dibayar sesuai dengan panjang tiang pancang yang terpasang dari
toelevel sampai dengan caping level. Panjang atau dalamnya tiang pancang
mungkin berubah sesuai hasil di lapangan. Tambahan akan dibayarkan jika
Kontraktor dapat membuktikan bahwa kondisi tanah yang tidak memenuhi
kriteria perencanaan. Namun jika kegagalan tersebut sebagai akibat
kesalahan metoda pemancangannya, maka Kontraktor tidak akan dibayar
meskipun terjadi

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

9. Penambahan pemancangan, penggantian tiang pancang uji beban atau


pekerjaan- pekerjaan lain yang terpengaruh olehnya. Kerja tambah harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi dan Konsultan Pengawas.

11.4 PEMANCANGAN TURAP

1. Pemancangan turap dilakukan dengan alat tersebut diatas dan bila tidak
memungkinkan dapat dengan pengeboran terlebih dahulu yang dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

2. Urutan-urutan pemancangan tiang-tiang agar direncanakan sesuai kondisi


pekerjaan sedemikian sehingga pelaksanaan pemancangan dapat berjalan
dengan lancar dan baik serta turap-turap yang dipancang lebih dahulu tidak
terganggu. Pemborong harus mengajukan rencana kerja pemancangan
kepada Direksi untuk dievaluasi dan diberi persetujuan tertulis oleh Direksi.

3. Pemancangan turap dilaksanakan sampai final set, apabila terjadi


permasalahan di lapangan penghentian dapat dilaksanakan hanya bila
diperintahkan atau disetujui oleh Direksi.

4. Pemborong tidak boleh memindahkan alat pancang dari kepala turap tanpa
persetujuan Direksi.

5. Turap hanya dipancang selama ada Direksi dan tersedia fasilitas bagi Direksi
untuk memperoleh informasi pemancangan turap yang diperlukan. Meskipun
demikian Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan ini.

6. Pemborong harus memberitahu Direksi dengan segera apabila perubahan-


perubahan yang tidak normal selama pemancangan turap. Pemborong harus
berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya lateral pada turap selama
pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

7. Turap yang tidak dipakai akibat "over acting" atau tidak memenuhi toleransi
yang diijinkan, maka harus diganti ditarik kembali dan diganti dengan turap
yang baru atas persetujuan Direksi.

8. Kalendering turap akan dipakai sebagai penentuan daya dukung turap dan
panjangnya tiang pancang lebih lanjut.

9. Sebelum dipancang tiap turap harus diberi tanda setiap interval 50 cm dan
100 cm yang dimulai dari kaki turap agar dapat diketahui panjang turap yang
terpancang.

10. Pada bagian turap ditempatkan kertas grafik untuk menentukan pukulan-
pukulan terakhir, untuk mengetahui "Final Set" pada saat pemancangan.

11. Pemborong harus melakukan pencatatan pemancangan masing-masing turap,


yang disampaikan kepada Direksi untuk dievaluasi.

Pencatatan meliputi :

1) Tanggal dan hari pemancangan


2) Nomor turap
3) Panjang turap
4) Ukuran penampang
5) Type hammer
6) Berat ram
7) Evaluasi dasar tanah pada titik pancang
8) Turap masuk tanpa dipukul
9) Benaman per interval jumlah pukulan atau sebaliknya (jumlah pukulan
/100 cm, 50 cm, 25 cm).
10) Total set/benaman
11) Rebound (cm)
12) Tinggi jatuh hammer (m)

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

13) Penyimpangan posisi/kemiringan dari rencana


14) Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan

Dalam melaksanakan pemancangan dapat dilakukan dengan 2 cara


yaitu : Metoda pemancangan bersama-sama (panel driving) dan
pemancangan tunggal (single driving).

 Metoda pemancangan secara bersama-sama (panel driving) Apabila


sheet pile cenderung untuk berputar pada waktu pemancangan, maka
biasanya digunakan metoda pemancangan secara bersama-sama. Pada
metode ini sekitar lokasi ditempatkan secara merata sehingga dapat
berdiri sendiri, dalam metode panel driving harus diperhatikan urutan
pemancangan :
 Ketinggian Rig harus mencukupi untuk penyetelan dan pemancangan
 Kestabilan pada waktu penyetelan terhadap gaya-gaya luar (angin,
gelombang dll).

Dalam metoda ini dipergunakan pile guide beam yang berfungsi


sebagai pengarah untuk penempatan dan pemancangan.

 Metoda Pemancangan tunggal

Metoda ini adalah memancang 1 sampai 2 sheet pile untuk


menentukan level sekaligus, ketinggian Rig dapat lebih dari pada
metode pemancangan bersama, tetapi sheet pile baja cendrung akan
mengalami torsi. Dalam metode ini juga diperlukan pile guide beam
untuk menjaga kelurusan dari sheet pile dan diperlukan juga peralatan
yang cukup untuk memperbaiki ketidak lurusan.

Wales dan Tie Rods

Untuk menyatukan Tie rods dan sheet pile dipasang wales / bracing
sepanjang dari sheet pile dan detail sambungan dari wales dapat
dilihat pada gambar detail.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Tie Rods yang dipergunakan adalah dari jenis Stressing bar yang
mempunyai dead end dan live end pada kedua ujungnya, pada ujung
tie rods dipasang Deadman yang terbuat dari pelat beton bertulang
ukuran, posisi dalamnya pemasangan deadman dapat dilihat pada
gambar detail. Untuk pelaksanaan pemasangan Wales, Tie rods, dead
end dan live end Kontraktor dapat berkonsultasi dengan pabrik
pembuat stressing bar.

11.5 PANJANG TURAP (LIHAT GAMBAR RENCANA)

1. Turap pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set sesuai
dengan persyaratan daya dukung.

2. Apabila final set telah dicapai sebelum panjang turap/kedalaman rencana,


maka bagian turap berlebih (diatas cut off level) harus dipotong,
pemotongan kelebihan turap ini harus mendapat persetujuan Direksi.

3. Apabila seluruh panjang turap rencana telah terpancang, tetapi final set
belum terpengaruh, maka turap pancang tersebut harus disambung.
Penyambungan kekurangan panjang turap ini harus mendapat persetujuan
Direksi.

4. Harga turap pancang yang panjangnya tidak sesuai dengan gambar akan
diperhitungkan dengan harga satuan panjang seperti pada penawaran.

11.6 KEPALA SHEET PILE DAN POER (PILE CAP)

1. Pemborong harus melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah


kerusakan kepala turap pada waktu pemancangan. Kepala turap
harus diberi peiindung kayu keras selama pemancangan agar tidak
langsung terpukul oleh landasan hammer. Turap pancang yang lebih
dari elevasi rencana dipotong dengan syarat bagian ujung turap
pancang akan tertanam dalam poer (pile cap) minimal sepanjang 1

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

x lebar turap.

2. Di atas tiap-tiap turap akan dibuatkan poer untuk merapikan puncak


turap untuk dasar penempatan plat injak sambungan dermaga
dengan tanah daratan yang bentuk, ukuran-ukuran dan
penulangannya seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

3. Pada ujung turap dilas tulangan menurut jumlah dan diameter


sesuai dengan gambar kerja yang berfungsi sebagai tulangan
penyalur dan akan tertanam dalam poer. Demikian pula pada bagian
atas di dalam turap diberi tulangan dan dicor beton, dengan ukuran
sesuai dengan gambar kerja.

4. Sebelum melakukan pengecoran adukan, semua tulangan harus


sudah terpasang dengan baik, bersih dari karat dan kotoran.
Pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya
sedemikian sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak
terganggu oleh pasang surut sebelum beton mencapai umur 3 jam.

5. Apabila terdapat besi-besi bekas anker bekisting atau baja tulangan


yang menonjol dari permukaan beton, maka besi atau baja tersebut
harus dipotong sedemikian sehingga nantinya dapat tertanam dan
ditutup dengan adukan beton atau material lain yang kedap air
minimal setebal selimut beton.

11.7 PEMASANGAN ANCHOR BOLT

Pemasangan anchor-bolt untuk fondasi equipment/struktur baja harus


memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Anchor Bolt dengan Template

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Pada saat pemasangan anchor bolt dengan Template maka harus dipasang
tulangan penahan jarak sedemikian sehingga dapat mencegah
bergesernya posisi anchor bolt dengan template-nya pada saat
pelaksanaan pengecoran beton. Rangka penumpu dari penahan jarak
untuk pemasangan template tersebut tidak boleh diikatkan (fix) terhadap
baja tulangan yang masih dapat bergerak pada saat pengecoran beton
baru, akan tetapi harus diikatkan pada tulangan yang sudah tertanam kaku
pada beton lama dibawahnya (existing). Toleransi untuk penyetelan
Template adalah sebagai berikut :

posisi gratasi Level Ve


r
+/=3 +/-2 + 5 mm (T/300) mm
mm mm - 0 mm

2. Anchor Bolt dengan Gauge Plate


Gauge plate digunakan untuk pemasangan langsung anchor bolt untuk
struktur baja dimana tidak menggunakan Template. Toleransi untuk
penyetelan Gauge plate adalah sebagai berikut :

Posisi : + / -10 mm

Level : + 5 mm

- 0 mm

3. Anchor Bolt dengan Anchor Box / Sleeve

Ukuran dan kedalaman anchor box/sleeve harus sesuai dengan gambr


rencana. Toleransi untuk penyetelan anchor box/sleeve adalah
sebagai berikut :

Posisi : + / - 10 mm

Level : + 0 mm

- 20 mm

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Penyetelan anchor bolt harus dilakukan setelah isi dalam dri anchor
box/sleeve dibersihkan dan kering. Material pengisi untuk kedalam
box/sleeve harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana.
Untuk anchor bolt yang menimpu mesin-mesin, equipment dll, harus
digunakan material Non-shrinking Grout sebagai pengisi box/sleeve.
Kontraktor harus mengirimkan Catalogue, brosur atau spesifikasi dan
sample untuk mendaptkan persetujuan dari Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas atau Pemilik Proyek.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

SPESIFIKASI TEKNIK MEKANIKAL &


ELEKTRIKAL

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB I

PEKERJAAN PLAMBING / SANITASI

1. SPESIFIKASI UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plambing / Sanitasi yang diuraikan di sini
adalahpersyaratan yang harus dilaksanakan o leh Kontraktor dalam hal
pengerjaaninstalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam
hal ini Syarat-syaratUmum teknis pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-syaratTeknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plambing (pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan
di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan,
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material,
instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemelihraan
selama 6 (Enam) bulan. Ketentuan-ketentuan yang balk tercantum di dalam gambar
maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan
ini.
Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem plumbing/sanitasi sesuai dengan peraturan/
standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-
syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.

Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai
berikut :
2.1 lnstalasi Air Bersih
2.1.1 Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan
di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

2.1.2 Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani


instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya.
2.1.3 Pembersihan pipa (Flushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan dengan pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
2.1.4 Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hydrolis
secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan
pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
2.1.5 Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta
pembersihan site.

2.2 lnstalasi Air Kotor/Air Buangan

2.2.1 Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor/air buangan lengkap


dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain wc,
urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
2.2.2 Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainnase dan septic tank (Biofill) dan harus
memperhatikan elevasi pemasangan pipa agar air pembuangan dapat
mengalir ke pembuangan akhir dengan lancar.
2.2.3 Biofill terpasang dengan dinding penahan tanah agar posisi Biofill
tersebut tetap stabil & tidak tertimbun runtuhan tanah atau pasir (cor
lantai, dinding bata dan penutup).
2.2.4 Pemasangan Biofill di lengkapi dengan pemipaan inlet , outlet, vent-out
dan kelengkapan lainnya sesuai system kerja Biofill tersebut
2.2.5 Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.6 Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan
hydrolis.
2.2.7 Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang
diperlukan.

3. KETENTUAN UMUM
3.1 Pengecatan
3.1.1 Kontraktor harus mengecat rangka penggantung,rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah
berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

dengan persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan masing-


masing.
3.1.2 Pengecetan tidak diperlukan bila alat-alat sudah di cat di pabriknya
atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.

3.2 Peralatan
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran
pada tempat-tempat rendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk
penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat
yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa
ditempat tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat,

3.3 Ukuran (Dimensi)

3.3.1 Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar


harus ditaati oleh Kontraktor.
3.3.2 Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila
terjadi perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera
dibicarakan dengan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
3.3.3 Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

4. INSTALASI AIR BERSIH


4.2 Pipa
4.2.1 Pipa dengan Ø1/2" s/d Ø1 1/4 ", balk pipa utama maupun pipa
cabang,termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PPR PN 10 .
Material Pipa Air Bersih & Fitting ex. Wavin atau setara

4.3 Fitting
4.3.1 Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan
pipa.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

4.4 Valves

4.4.1 Valve dengan Ø 1/2 lebih kecil dari Ø 3" menggunakan sambungan ulir
(screwed)
4.4.2 Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat,
khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat,
4.4.3 Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan
pipanya
4.4.4 Semua valve untuk Setiap penawaran harus dilengkapi dengan
brosur/katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan
adalah psi = 0.0689 bar/10 bar
4.4.5 Bak Kontrol untuk setiap Water Meter dan Valve,

4.5 Pemasangan Pipa


4.5.1 Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok /lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa.Setelah pipa
dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak
kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
4.5.2 Pipa Mendatar
Untuk pipa yang berada di atas Plafond harus dipasang dengan
penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jarak antara pipa
dengan dinding penggantungan biasa disesuaikan dengan keadaan
lapangan.

4.5.3 Penyambung Pipa


a. Sambungan Ulir
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk
pipa dengan diameter sampai 40 mm (11/2")
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa,sehingga
fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3
ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep
dan zinkwite dengan campuran minyak. Semua pemotongan pipa

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa


bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan
reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
b. Sambungan Lem
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting untuk menghindari
sambungan yang tidak rapat. Pemotongan pipa harus tegak lurus
terhadap pipa.
c. Sambungan Bakar
Penyambungan antara pipa jenis Polypropylene Random dengan
fitting type tersebut menggunakan alat pemanas yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting untuk menghindari
sambungan yang tidak rapat . Pemotongan pipa harus tegak lurus
terhadap pipa.
d. Sambungan Las
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa airminum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las,
dengan kawat las/elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas.Setiap bekas sambungan las harus segera di
cat dengan cat khusus untuk itu.
e. Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan balk setiapkali
pipa tersebut menembus beton.Sleeves harus mempunyai ukuran
yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun
isolasi.Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau
baja.Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan
sayap/flens/water stop.Untuk pipa-pipa harus menembus
kontruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water
proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa
dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

4.5.4 Penanaman Pipa di Dalam Tanah.


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan,
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm,
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm untuk penempatan pipa sambungan pipa,
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran,
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat
setebal 15 cm dihitung dari alas pipa,
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari
beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan
diberikan,
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti
keadaan semula

4.5.5 Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.


a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji
dengan tekanan hidrolis untuk pipa PVC 5 bar dan untuk pipa
Galvanis atau Polypropylene Random 15 bar selama 24 jam
tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas atau yang dikuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan balk.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.

4.5.6 Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)


Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan
ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian
terhadap sistem-sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air
bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai pengujian
sistem bisa bekerja dengan baik.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

4.5.7 Pekerjaan Lain-Lain


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan
pengangkutan tanah dari hasil dan lain-lain yang ditemui di site serta
memperbaiki kembali seperti semula.

5. INSTALASI AIR KOTOR/AIR BUANGAN DAN VENT


5.1 Material
5.1.1 Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran 1 1'/2" s/d 4" baik pipa utama maupun pipa
cabang mengunakan PVC class AW.
5.1.2 Pipa di luar Bangunan
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC class AW.
5.1.3 Accessories.
a. Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang
dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan Floor Clean Out ( FCO) dari bahan stainles-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber
class.
d. yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai
sedimen bowl.

5.2 Cara Pemasangan Pipa


5.2.1 Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa
harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di
dinding/tembok maupun pada ruang yang berada dibawah
lantai.setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah
harus menggunakan fitting dengan sudut 450 (misalnya Y branch
dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan


dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari ataspipa
sampai permukaan tanah / lantai.Sebelum pipa ditanam pada dasar
galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10
cm.Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di ataspipa
kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Kontruksi permukaan
tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada
tiaptiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan daribeton.
Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2%
dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.

5.2.2 Pipa Saluran Luapan Septic Tank.


a. Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah/jalan
kemiringan 1-2% dari titik permulaan septic tank ke drainase kota.
b. Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan
dengankedalaman kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa
harusdilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat
beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

5.2.3 Penyambungan Pipa


a. Pipa PVC dengan Ø 4" ke disambung dengan solvent cement,
b. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak,
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan
dalam dari pipa yang akan dilekatkan,
d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari benda-benda /kotoran yang
dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa,

5.3 Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

5.3.1 Floor drain dan Floor Clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir
(screw) dan membentuk sudut 45º dengan pipa utamanya.

5.4 Pengujian
5.4.1 Seluruh sistem air kotor/buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8
kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2,
5.4.2 Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa
keperalatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan
mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam
kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air,
5.4.3 Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh
kontraktor.
5.4.4 Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-
kekurangannya,
5.4.5 Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas berhak meminta
pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
5.4.6 Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah
termasuk tanggung jawab kontraktor.
5.4.7 Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

6. PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR.POMPA


6.1 Pompa Air Bersih
6.1.1 Pompa-pompa dari jenis non-self prirning dengan efisiensi minimum
70% pada sekitar +10 % dan titik kerjanya.
6.1.2 Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air bersih.
6.1.3 Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal
6.1.4 Badan pompa menggunakan besi cor (cast iron) kualitas ductile yang
khusus untuk air bersih.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

6.1.5 Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces
terbuat dari tungsten carbide.
6.1.6 Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain
air.
6.1.7 Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.
6.1.8 Pompa dikonstrusikan menyatu dengan motornya pada landasan baja
yang tunggal (base plate).
6.1.9 Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan
suara di atas normal (50 dB A).
6.1.10 Pompa dan motor dihubungkan secara iangsung (direct driven)
6.1.11 Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.
6.1.12 Pompa bekerja secara otomatis dengan automatic stop swicth.

7. SPESIFIKASI POMPA AIR


7.1 Pompa Air bersih (Pompa Distribusi)
Jenis : Jet Pump
Jumlah : 1 (Satu) buah
Head nominal : 40 meter
Kapasitas nominal : 60 ltr/m
Daya pompa : 0,5 kW
Tegangan kerja : 220V, 1 fase, 50 Hz
Pompa dan motor ex. GRUNDFOS atau setara

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB II

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

1. SPESIFIKASI UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran yang diuraikan di
siniadalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material, dan peralatan, dalam hal ini
Syarat-Syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal adalah bagian dari Syarat-Syarat
Teknis ini.

2. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
pemadam kebakaran (fire extinguisher) di dalam dan diluar bangunan sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah
pengadaan barang/material, Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam
gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan
ini.
3. PERSYARATAN UMUM
3.1 Pekerjaan instalasi pemadam kebakaran seperti yang tersebut pada lingkup
pekerjaan di atas harus dilaksanakan dengan persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas dan memenuhi semua persyaratan yang
disyaratkan oleh instansi yang berwenang,
3.2 Pemeriksanan instalasi Pemadam Kebakaran ini harus disesuaikan dengan
spesifikasi ini dan semua peraturan yang berlaku di lndonesia pada umumnya
dan wilayah dimana gedung ini dibuat pada khususnya,
3.3 Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor diwajibkan untuk
menyerahkan shop drawing mengenai pemasangan Fire Extinguisher secara
actual termasuk detail dan metoda penyangga (supporting),dan lain
sebagainya.

4. MATERIAL

4.1 Fire Extinguisher

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

4.1.1 Fire extinguisher yang dipasang di dalam bangunan adalah jenis multy
purpose dry Chemical powder (kelas ABC) dengan waktu
penyemprotan yang bisa diatur dan dilengkapi dengan pressure gauge.
Semprotan memanfaatkan tekanan seluruh tabung, tanpa cartridge.

Bahan powder : Eco Liquid gas


Beratisi : 3 kg
Lama pancaran : 11 detik (min)
Jarak pancaran : 2-9 meter
Tipe/Jenis : AF 11

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB III

PEKERJAAN TATA UDARA

1. SPESIFIKASI UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Tata Udara yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengertian instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan instalansi ini adalah pengertian bekerjanya sistem
tata udara secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan, termasuk dalam pekerjaan ini adalah
pengadaan barang-barang/material, instalasi (termasuk pembobokan dan perapihan
kembali), testing & commissioning dan pemeliharaan.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar
tetapi perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan
sebagai berikut :
2.1 Sistem air conditioner, terdiri dari :
2.1.1 Out door unit
2.1.2 Indoor Unit
2.1.3 Sistem pemipaan refrigerant beserta isolasinya dan alat-alat bantu
yang diperlukan.
2.1.4 Sistem pemipaan drainase beserta isolasinya dan alat-alat bantu yang
diperlukan.
2.1.5 lnstalasi listrik daya dan kontrol baik Out door unit maupun Indoor unit
lengkap dengan material bantu yang diperlukan.

2.2 Pekerjaan Exhaust Fan Toilet


2.2.1 Exhaust Fan beserta rangka
Merk Panasonic atau setara

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

2.3 Integrasi dan pengujian sistem/instalasi sampai berfungsi dengan baik dan
dapat diterima. Segala sesuatu mengenal lingkup pekerjaan ini yang masih
kurang jelas,Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang
ditunjuk untuk ini.Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor
harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.Dalam
hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga air conditioner
system segala biaya pengetesan di lapangan serta pengadaan listrik kerja.
Sistem/tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis dua minggu
sebelum jadwal pengetesan.

3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1 Pengecatan
Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan unit-unit yang diperlukan serta bahan-
bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar sesudah itu dicat lagi
dengan cat zincromate (cat anti karat) dengan persyaratan pengecatan yang
harus sesuai untuk bahan masing-masing.

3.2 Standar-standar
ASHARAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning
Engineers.
ASTM : American Society for Testing and Materials.
IES : llluminating Engineering Society.
ARI : Air conditionig and Standards lnsitute.

Peraturan :
 Peraturan-peraturan yang telah ditentukan pemerintah daerahsetempat.
 Peraturan-peraturan perburuhan Departemen Tenaga Keraja.
 Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupunyang
terdapat dalam gambar-gambar.

3.3 Peredam Getaran

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration


damper) pada seluruh peralatan yang menimbulkan getaran.
Type disesualkan dengan mesin yang bersangkutan berdasarkan rekomendasi
pabrik.

3.4 Pipa Pembuangan (Drain)


3.4.1 Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan
(drainase) pipa di semua indoor unit yang kemudian dihubungkan ke
saluran pembuangan tapi tidak di saluran pembuangan air kotor dan
bekas disesuaikan dengan gambar rencana atau sesuai dengan kondisi
lapangan atas petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
3.4.2 Pipa drain dan fitting-fittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl chloride)
kelas AW dengan metode penyambungan antar pipa atau antara pipa
dengan fitting menggunakan solvent cement(SO-Solvent Cement Joint).
Merek pipa dan fitting Wavin atau setara.
3.4.3 Untuk mencegah pengembunan, pipa pembuangan harus diisolasi
dengan bahan isolasi yang sesuai ex Armaflex atau setara.
Untuk pipa drain yang terbuka (tidak tertanam di dalam dinding) pipa
drain harus diisolasi dengan tubing insulation ex Armaflex atau setara.
3.4.4 Metode pemasangan pipa drain ke unit Indoor Unit harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik, sesual dengan gambar rencana.
3.4.5 Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh. Untuk pipa drain yang
dipasang di antara plafon dengan pelat lantai diatasnya, pipa diletakkan
di atas rak kabel/rak pipa atau digantung dengan penggantung
pipa.Untuk pemasangan pipa drain yang digantung, jarak antar
penggantung tidak lebih dari 1.5 meter penggantung pipa.

3.5 Pemipaan Refrigerant


3.5.1 Ketebalan pipa tembaga/pipa refrigerant mengikuti standar ASTM B
280 tersebut paling tidak berikut :

Diameter Tebal

(inchi) (mm) (mm)

1/4 6,4 0,76

3/8 9,52 0,76

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

1/2 12,7 0,89

5/8 15,9 1,02

3/4 19,1 1,07

7/8 22,2 1,14

1 25,5 1,27

1 1/8 28,6 1,27

1 3/8 34,9 1,4

1 5/8 41,3 1,52

merk pipa Refrigerant adalah Kanaka,Gever,Elgin atau setara.


3.5.2 Pemipaan dilengkapi dengan accesoris yang diperlukan, antara lain :
isolasi, elbow dan lain sebagainya sesuai dengan standar pabrik
sehingga diperoleh instalasi pemipaan yang memuaskan,
3.5.3 Dimensi (A) pipa tembaga yang digunakan untuk masing-masing
peralatan (out door unit dan Indoor unit), baik liquid maupun gas side
harus sesuai dengan standar pabrik sehingga diperoleh sistem operasi
serta performance yang memuaskan,
3.5.4 Seluruh pemipaan refigerant sisi gas (gas side), harus diisolasi dengan
thermaflex, termasuk pemipaan sisi cairan (liquid side),
3.5.5 Untuk satu jalur pemipaan, dari outdoor condensing unit menuju fan
coil unit, pipa refrigerant gas dan liquid diikat bersama dengan cable
dan beri label untuk penandaan yang mempermudah perawatan,
3.5.6 Metode pemasangan pipa refigerant ke unit-unit outdoor condensing
unit adalah flare conection(liquid side) dan brazing connection (gas
side) atau dengan cara sesuai rekomendasi pabrik.
Sedangkan untuk unit Indoor unit, metode penyambungan untuk kedua
sisi adalah flare connection,
3.5.7 Penyambungan pipa refrigerant dengan fitting menggunakan metode
solder,dengan bahan pengisi tanpa flux jenis hard solder yang
memenuhi standar AS Bcup-2 (phosphor copper solder),
3.5.8 Harus diusahakan penggunaan panjang pipa yang maksimal untuk
mengurangi titik penambungan/titik antar pipa,

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

3.5.9 Semua pipa refrigerant harus dipasang secara rapi dan


sejajar,diletakkan di posisi sesuai dengan gambar rencana.
3.5.10 Bila diperlukan penyangga, ukuran penyangga/klem disesualkan
dengan ukuran pipa dan isolasinya sedemikian rupa, sehingga tidak
merusak isolasinya serta memudahkan pemeliharaan/perbaikan di
kemudian hari.

3.6 Pemasangan Indoor Unit & Outdoor Condensing Unit


3.6.1 Pemasangan Indoor Unit dan Outdoor Condensing Unit harus
sedemikian rupa, sehingga pembersihan maupun perbaikkannya dapat
dilakukan dengan mudah.
Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas tentang cara dan urutan pembersih/perbaikan
peralatan tersebut.
3.6.2 Semua Indoor Unit dipasang benar-benar mendatar dan harus ditumpu
dengan baik. Gantungan harus dipasang pada konstruksi dengan kuat
menggunakan dynabolt, dengan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan.
Hasil akhir pemasangan Indoor Unit terhadap plafond harus benar-
benar rapi dan rapi, tanpa celah antara panel dengan plafond.
3.6.3 Posisi pemasangan unit-unit outdoor seperti pada gambar yang
direncanakan di atas pondasi.
Dalam hal ini Kontraktor untuk memeriksa kembali posisi penempatan
Outdoor Unit dan menyarankan posisi yang terbaik untuk mencapai
operasi yang memuaskan.
Untuk meredam getaran, di antara unit Outdoor Unit sebagai penumpu
diselipkan vibration damper jenis rubber pad dengan ketebalan
minimum 5 cm atau sesuai dengan rekomendasi pabrik.

3.7 Persyaratan Peralatan Air Conditiong (AC)


3.7.1 Umum
Kontraktor harus memasang unit-unit outdoor (out door unit) dan unit-
unit indoor unit jenis Multi Split Hot Water, Sky Compact Inventer dan
SmileInventer, controler, pemipaan, drain dan lain sebagainya secara

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

lengkap sesuai dengan gambar dokumen, schedule, spesifikasi serta


sesuai persyaratan pabriknya.
3.7.2 AC harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
a. AC harus mempunyai kapasitas pendingin dan volume udara seperti
yang ditunjukkan dalam schedule/gambar rencana.
b. Seluruh AC harus dilengkapi dengan thermostat, remote control,
compressor, condensor dan perlengkapan lainnya,sehingga sistem
dapat bekerja dengan sempurna
c. Seluruh motor fan indoor ,motor fan condenser dan compressor
harus dilengkapi dengan pengaman arus lebih.
d. Controller atau remote control dilengkapi dengan LCD display yang
akan menampilkan seluruh kemampuan pengontrolan dan inspeksi.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB IV
SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. SPESIFIKASI UMUM
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas atau
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi.Dalam
hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat
Umum Teknis Elektrikal.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
2.1 lnstalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
lndonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawaban
Keselamatan Kerja.

2.2 Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
yang berwenang dan memperoleh sertifikat laik operasi (SLO) dalam hal ini,
bila tidak ada petunjuk dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

2.3 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Elektrikal dan harus mempunyai sertifikat badan usaha (SBU) untuk :

 Elektrikal 24008 : Bidang lnstalasi Listrik serta harus memiliki

SPPJT gol. C

 Telepon 24006 : Jaringan Distribusi Telekomunikasi dan atau Telepon


hal tersebut untuk dapat dipertanggung jawabkan
oleh kontraktor.

2.4 Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.

2.5 Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah


persyaratan operasionil.Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

2.6 Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti/ memperbaiki hal
tersebut diatas.

2.7 Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung
jawab kontraktor.

2.8 Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-carapemasangan


kualitas pekerjaan dan lain-tain, untuk sistim instalasiElektrikal ini harus sesuai
dengan standar-standar sebagai berikut:

2.8.1 Persyaratan Umum lnstalasi Listrik th. 2000,

2.8.2 Peraturan yang telah ditentukan SNI dan atau PLN,

2.8.3 Penanggulangan Bahaya Kebakaran,

2.8.4 Pedoman Pengawasan lnstalasi Listrik, Departemen TenagaKerja &


Transmigrasi No. 59/DP11980,

2.8.5 Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48,

2.8.6 Peraturan Umum lnstalasi Penangkal Petir (PUIPP),

2.8.7 lnternational Electrotechnical Commission (lEC),

2.8.8 British Standard (BS),

2.8.9 Verband Deutscher Electrotechniker (VDE)

2.8.10 N.F.P.A dan F.O.C sebagai pelengkap,

2.8.11 Peraturan Telekomunikasi 1989,

2.8.12 Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

2.9 Pekerjaan dianggap selesai apabila

2.9.1 Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

2.9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telahdipenuhi,


sehingga Pemilik dapat membenarkannya.

2.9.3 Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan


Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, Konsultan Perencana dan
Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

2.10 Kontraktor

2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikutipelalangan ini.

2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk
penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal ini sampai
selesai.Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi
Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang
tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan
setiap persoalan teknis dan administrasi dilapangan.

2.10.3 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan


yang di tentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

2.10.4 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua


undangundang,peraturan-peraturan, persyaratanumum,maupun
suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik
pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel
gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

2.10.5 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi/Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut
pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar
atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.

2.10.6 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaanpekerjaan


pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktbitain yang ikut mengerjakan
proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan, maka
Kontraktor waiib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

pihak. Apabila hal ini dilakukan, kontraktor tetap bertanggung jawab


atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

2.10.7 Persyaratan perusahaan yang melaksanakan pekerjaan pemasangan


listrik, harus mempunyai ijin kerja yaitu SPPJT Gol.C. Semua pekerjaan
listrik harus dikerjakan oleh kontraktor yang memiliki sertifikasi badan
usaha yang dikeluarkan oleh Asosiasi Kontraktor Listrik lndonesia
(AKLI).

2.11 Koordinasi Dengan Pihak Lain

2.11.1 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan


koordinasi/penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh
disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum mengerjakan
dimulai pada waktu pelaksanaan. Gangguan dan konflik di antara
Kontraktor harus dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak
adanya koordinasi menjadi tanggung jawab kontraktor.

2.11.2 Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi


kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak
Kontraktor sipil maupun arsitektur.

2.11.3 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar


sejauh/sependapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang
seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah
memeliharanya.

2.11.4 Untuk semua peralatan clan mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang diberi dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dan pekerjaan ini.

2.11.5 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk


kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-
kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan I instalasi,
pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Elektrikal
agar sistim Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas
peralatan-peralatan tersebut.

2.11.6 Penolakan Pekerjaan Sistem Elektrikal.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat,
gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar,
ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam
waktu yang cukup menurut Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan
atau sebagian dari sistem ini sebagaimanakenyataannnya, dapat ditolak
dan diganti. Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan
tanggung jawab Kontraktor.

2.12 Pengawasan lnstalasi

2.12.1 Shop Drawing


Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuatgambar
kerja/shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan
disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan baru
dapat dimulai bila gambar kerja telah di.periksa dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

2.12.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan


digunakannya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas atau
pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis
untuk dapat dipasang. Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sesuciah Kontraktor memperoleh SPK.

2.12.3 Kontraktor harus membuat jadwal/skedul waktu petaksanaan, skedul


tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya. Skedul dan net-work planing harus
diserahkan dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender sesudah
menerima SPK.

2.12.4 Kontraktor harus mendapakan

a. Laporan Kegiatan pekerjaan harian.

b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.

c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

2.12.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan,Kontraktor harus mendapatkan pemyataan tertulis dari pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas atau pihak yang ditunjuk
yang menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap
pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal
perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.

2.12.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim


Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain
yang ditunjuk. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang untuk
pensujian harus berkualitas baik dan sudah tertera Semua biaya pada
waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.12.7 Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi/Pengawas atau ahli yang ditugaskan apabila sekiranya
terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada
saat melaksanakan pekerjaan.

2.12.8 Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas untuk pengarahan dan
pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.

2.13 Pembersihan Lapangan

2.13.1 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan


lapangan yang digunakan. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-
pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut.

2.13.2 Setelah kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa


Bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan
selama masa pemeliharan.

2.14 Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pelatihan.

2.14.1 Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus


menyerahkan:

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

a. gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambarcetak


yang disesuaikan dengan gambar Arsitek, Struktur, dll,

b. Katalog atau Brosure,

c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia,

d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang


dalamkontrak ini juga dalam bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik . Bila gambar


dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan
Kontraktor belum diprestasikan 100%.

2.14.2 Kontraktor harus memberikan pelatihan teori dan praktek mengenai


operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang
ditunjuk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas secara
Cuma-Cuma sampai cakap menjalankan tugasnya,minimal 2 orang
sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan. Kontraktor harus
mengajukan rencana sistim pelatihan ini terlabih dahulu kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas. Pelatihan ini dan segala
biaya pelaksanannya menjadi Tanggung jawab Kontraktor.

2.14.3 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk


operasi dan perawatan yang dibuat dalam bahasa lndonesia kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan sebuah lagi
hendaknya dipasang dan ditempatkan pada dinding dalam ruang utama
lain yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

2.15 Service dan Garansi

Keseluruhan instalasi Elektrikal harus memiliki garansi 6 Bulan sesudah tanggal


saat sistem diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas secara
baik (setelah masa pereliharaan).

2.15.1 Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak
selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.

2.15.2 Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-


barangatau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah
terimakah untuk pertama kalinya.

2.15.3 Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali


pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, di
laksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan/finishingnya kembali.

2.15.4 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik


dari peralatan-peralatan ke panel yang di sediakan oleh Kontraktor
listrik sesuai dengan gambar dokumen tender. Untuk itu Kontraktor
wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakan sudah sesudi
dengan peralatan yang akan di sambungkan. Segala akibat yang timbul
akibat penyambungan ini menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

2.15.5 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan oleh


Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuranukuran,
gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas untuk mendapat persetujuan.

2.15.6 Semua fasilitas yang di perlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air,
listrik, saniter darurat harus di sediakan oleh Kontraktor, dengan
terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

2.15.7 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, Iangit-langit dan lain
lain,harus di beri lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung
(sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi
teknis. Untuk itu kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja
Konsultan Management Konstruksi untuk diminta persetujuannya.

2.15.8 Selambat-lambatnya 1 ( satu ) bulan sesudah di tunjuk, Kontraktor


harus menyerahkan gambar/dala teknis listrik sesuai dengan keperluan
peralatan yang akan di pasang, agar peralatan tersebut dapat
beroperasi dengan balk berikut pengamanannya, Jika hal ini tidak di
laksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

2.16 Bahan
2.16.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

2.17 lzin

2.17.1 Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan


untuk melaksanakan lnstalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.

2.17.2 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan


resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh
Direksi/Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.

2.17.3 Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang


dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya- biaya
yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini kontraktor wajib menyerahkan
Surat Pemyataan mengenai hal tersebut diatas.

2.17.4 Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan
kedua dilakukan.

2.17.5 Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan


Manajemen Konstruksi/Pengawas setiap akan memutai suatu tahapan
pekerjaan. demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam
kerja (kerja lembur).

2.18 Kolerasi Pekerjaan

2.18.1 Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi


Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian/ pembersihan.
konduit, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan
mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur
peralatan/bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan wama
yang jelas.

2.18.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasinya, maka
nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan


spesifikasinya.

2.18.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan


gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah
disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

2.18.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.

2.18.5 Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan sama, bekas


dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.

2.18.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site


sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur
yang telah disejutui, maka bahan/peralatan tersebut harus dikeluarkan
dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

3. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-
bahan serta peralatan-peralatan utama, beralatan bantu, peraiatan untuk instalasi,
tenaga keija, pembuatan slat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air
untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan- keterangan yang tidak
dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseturuhan harus juga dimasukkan ke
dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut
(perincian tebih lanjut dapat dilihat pada syarat-syarat Khusus Teknik).

3.1 Sistim Elektrikal

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

3.1.1 lnstalasi sistim distribusi listrik berikut panel-panel daya,

3.1.2 lnstalasi penerangan dan stop kontak,

3.1.3 lnstalasi penangkal petir,

3.1.4 lnstalasi fire alarm,

3.1.5 lnstalasi IP TV, IP Phone dan Data

3.2 Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekega dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.

3.3 Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar


dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

3.4 Segala sesuatu mengenai lingkup pekedaan ini yang masih kurang
jelas,kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3.5 Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal


harus berdasarkan gambar dokumen dan sesuai dengan spesifikasi teknik,
serta adendum lainnya.

3.6 Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul/butir-butir yang


ditulis/disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan
tetapi malah mempertegas spesifikasinya.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB V

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. SPESIFIKASI UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang haru
dilaksanakan oieh Konirakior ciaiam hai pengerjaan insiaiasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar
bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 41,5 KW.

Daya dari PLN tersebut bersumber dari trafo step down PLN ke panel utama (SDP)
kemudian ke sub-distribusi dan panel daya/penerangan dan panel lainnya.

Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase -empat
kawat 380/220 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).

Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator


berkapasitas 50 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset yang bekerja
secara otomatis.

3. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi,


testing/pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut
pemasngan/linstalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan/atau Badan Keselamatan
Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan/garansi selama 6 bulan. Sebelum
instalasi listrik di operasikan harus mendapat surat sertifikat laik operasi (SLO)dari
instansi yang berwenang. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan


pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan
ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan da perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus
Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :

3.1 Pekerjaan di dalam Gedung

3.1.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel


daya/penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan
kebel/ konduktor pertanahan netral / badan panel.

3.1.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY dan NYM untuk
penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).

3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop


kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.

3.1.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan


material bantu yang dibutuhkan

3.2 Pekerjaan di luar Gedung

3.2.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.

3.2.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYFGbY dan BC untuk


penghubung antar panel daya / penerangan dan System Pentanahan
(Grounding)

3.2.3 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman


termasuk lampu sorot bangunan.

4. GAMBAR-GAMBAR

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang


di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu lainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal
dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan
seeara keseiuruhan. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap
perencanaan dan memeriksanya kembali, Setiap kekurangan/kesalahan
perencanaan harus disampaikan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawasan atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

5.1 Peralatan lnstalasi Tegangan Rendah


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),
saktar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alat-alat
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah
380/220 V danpenerangan.

5.1.1 Kotak-kotak(inbow doos) Outlet

a. Jenis
Kotak-kotak outtet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL,
AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi
gang box empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-
kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan balk dan
benar.

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk conduit hanya
ditempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar unutk
menampungjumlah dan ukuran condulit, sesuai dengan
persyaratan, tetapi kurangdari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harusDari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca:

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

 Tempat - tempat yang kena matahari,

 Tempat - tempat yang kena hujan,

 Tempat - tempat yang kena minyak,

 Tempat - tempat yang kena udara lembab,

 Tempat - tempat yang ditunjukan di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang
pada partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding
kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-
sisi tegak.

5.1.2 Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Inbow Doos


Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak – kotak outlet
untuk saklar dinding dan receptal les outlet harus (alvani steel dan
tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan
tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-
kotak multigang untuk lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating
minimum 10A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap
permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140
cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di
pasang inbow doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus
dipasang rala terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110
cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai sesuai
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas. Saklar dan
stop kontak ex Boss, Scheneider atau setara.

c. Jumlah Kutub
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pertanahan) dengan ranting minimum 10A/220 V. Cara

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi


saluran pertanahan.

d. Pendukung dan Pengikat


Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

5.1.3 Kabel-Kabel

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi


kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.

a. Kabel lnstalasi Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, lEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan
sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya.

Ukuran kabel daya/instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2


kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang
kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah tegangan rendah harus jenis


NYYGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM
dan NYMHY

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam


pipa conduit atau dipasang di atas cable tray/cable rack dan
diklem/ diikat dengan pengikat kabel (cable ties) sesuai dengan
kebutuhannya,

Semua conduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk


instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap Faktor
pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%.

Kabel merek Supreme, Kabelindo, Kabet Metal & Tranka.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

b. lnstalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai
dari sambungan panel daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang
digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impactheavy
gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2,


kecuali tercatat lain.

Kabel merek SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan Tranka.

c. Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan-sambungan di dalam pipa konduit. Sambungan atau
pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop
kontak. Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan
harus kuat secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan,
jenis compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan
atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua
konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

d. Bahan lsolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti
karet, PVC, vemished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, splice
case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran
perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

e. Pemasangan Kabel

1. Pemasangan di permukaan

1.1 Kabel lnstalasi Daya dan Penerangan di dalamBangunan


Semua kabel harus dipasang didalam conduit PVC high -
impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton
langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat
anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan


teratur. Pembelokan kabel harus dialihkan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali kabel)

Konduit ex Boss, Clipsal atau setara

1.2 Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem
pada cable trey dengan cable ties (pita plastik
pengikatkabel). Pemasangan cable tray harus mengikuti
jalur yang direncanakan secara rapi dan digantunq atau
disangga secara kokoh dengan penggantung/penyangga
besi yang di klem ke plat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus


menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti trey,
klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya,
baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun
vertikal.

Peralatan penunjang tersebut diperhitungkan pada biaya


pemasangan kabel tersebut.

1.3 Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.


Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yangditempatkan
di dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white
metal conduit) yang diletakkan diatas pelat lantai.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju


motor dengan faktor pengisian 40%. Dari pipa conduit
yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke
terminal motor flexible metal konduit yang juga tahan
karat.

Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran


pipa konduit dan disambung dengan cara sedemikian
rupa, sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipe fleksibel terhadap box terminal
motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan


contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya
terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas untuk disetujui.

2. Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang
didalam dinding harus diletakkan didalam konduit PVC high
impact heavy gauge dengan ukuran minimum 20 mm².
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus
dilakukan setelah pipa selesai ditanam.

3. Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing
kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup
terhadap penampang kabel.

f. Penggunaan Warna Kabel

Penggunaan warna kabel NYY, NYM untuk tegangannetral dan non


harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

 Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa


hitam : Fasa
biru : Netral

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

kuning/hijau : Pentanahan

 Sistem Tegangan 380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning hijau : pentanahan (Ground)

g. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya . Kabel dipasang dengan cara
yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga
tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

h. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata
terhadap dinding atau langit-langit.

5.1.4 Kabinet Panel Daya


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan minimum
1,7 mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum
2mm untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah/hujan,
harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus. Kabinet untuk panel daya/kontrol harus mempunyai
ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang
besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame/rangka panel
harus ditanahkan.

Pada kabinet harus ada cara-ara yang baik untuk memasang,


mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet
dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan balk, rapi dan
benar.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime
coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).

Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan


persetujuan ke Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat
akhir sistem bakar (oven)

b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci
untuk setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing cabinet
harus disediakan dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di
dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung
pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi /
penumpu/penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan
memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.

d. Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya
harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk mengindah
kan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut Label ini terbuat
dari bahan logam anti karat dengan huruf-hurufhitam.

5.1.5 Sistem "Race Way"

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bias
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE,
PULL dan lain-lain.

Ø minimum konduit adalah 20 mm² menurut ukuran pasaran


dengan faktor pengisian kabel maksimum 40%.

b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar 854607 dan
856099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang
memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & ll class 4.

c. Pamasangan

1. Race Way yang ditanam di Dinding.


Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan
lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan
kondisi semula.

Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-


ujungkonduit hares ditutup untuk mencegah masuknya air atau
kotoran-kotoran lainnya.

2. Race Way yang dipasang di Permukaan


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian
struktur atau permukaan bidang-hidann vertikal dengan langit-
langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau


langitlangit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa
sejajar.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Ujung-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup


dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup
/dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu,


fittingfiting,klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat
tahankarat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas
dari permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan


harus di cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi
sesudah dipasang dengan wama yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa


harus dicat dengan warna sebagai berikut :

 Pipa Penerangan dan Daya - Putih

 Pipa Pipa IP TV,Phone - biru

 Pipa Fire Alarm - merah

3. Race Way yang di pasang di Dalam Tanah


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,
harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah
luar sebelum dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok
petunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas
medium yang memenuhi standar SIIL

4. Race Way Melintas/Menembus Dinding


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-
langit dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik
sehlngga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap
air) api dan asap.

5. Konduit Logam Flexibel Tahan Air


Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi
di mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa


minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel
masuk terminal motor pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl


chloride (PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel.

Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk


meneruskan pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki
oleh race way / konduit ini.

6. Pengakhiran dan Sambungan


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box
cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating
insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fire minded"
yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan
tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race
way.

Sambungan untuk race way/pipa logam elektrikal harus dari


jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi
dengan sistem penguncian interlock compressed.

7. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar
dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara
efektif).

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang


terbuka, termasuk peiindung kabel (sheath / armour), konduit,
saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, amatur, saklar
dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor
kontinyuuntuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya


konduktorpentanahan tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri


yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6


sqmm dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan
konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung
mekanis yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konsiruksi.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut:

 Pentanahan Panel & Genset maksimum 5 ohm.

5.1.6 Cable Tray

a. Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated)
dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan
ketebalan pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan
cable tray harus digalvanisir.

Cable tray Three Star dan Tri Abadi

b. Penggantung/penyangga
Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus
dibuat dari besi lunak yang digalvanisir dengan Ø minimum 6 mm
ujung penggantung di ulir untuk memungkinkan pengaturan
levelling cable tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket)
hartis dipilih agar menghasilkan penyangga/penumpuan yang
kokoh.

5.1.7 Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.

a. Umum
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuil
breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi
yang ssmpuma dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki


pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perenenaan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling


sedikit 3 tahun.

Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu-bukti.

b. Panel – panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.

Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung


harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :

1. Umum

Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front


terbuat dari plat baja (metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja


struktur atau rangka profil baja yang diperkuat dan di las,
sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau
pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta


termal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1
detik) Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian
bawah, atas dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang
bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun
belakang

Semua alat ukur atau tombol pemilih yang diipersyaratkan


harus dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang


tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu
untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada
sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres)


ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian
yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan
dalam standar VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup. Penutup
panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai
konstruksi sekrup (screwed on / bolted on) Material-material
yang bertegangan harus dicegah dengan sempuma terhadap
kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja yang
digunakan minimum 2 mm

Semua panel harus buatan dan mempunyai sertifikat dari


Asosiasi Produsen Panel lndonesia.

2. Pull Box

Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi


pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian
yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch
board pada bagian atas dari switch board.

Bagian sisi atas dan sampingpull box harus dari bagian-bagian


yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas
papan asbestos atau bahan tanah api yang sempurna. Kabel
manuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-
lubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.

Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur


harus bisa dilepas dengan mudah supaya memungkinkan
pembuatan lubang-lubang untuk konduit kabel yang
diperlukan.Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur
sedemikian rupa, sehingga terhindar kemungkinan terjadinya
loncatan bunga api (arc proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna


memungkinkan ventilasi dan pemasangan peralatan circuit
breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana perlu.

3. Konstruksi

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti


ditunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang
diperlukan. Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan yang
diperlihatkan boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian
material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang
dimaksud dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-


lainharus diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah
pemeriksaan bangunan (konstruksi)

Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus


dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung
singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut Hubungan-
hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk
menjamin daerah kontrak yang baik.

4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-henda asing masuk melalui
lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang
juga dilubangi (di-punch).

5. Papan Nama

Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan


papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan
pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara
pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian
dari pemutus ciaya atau alat-alat yang tersambung pacianya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar
kerja.

Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu,


lengkap dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk
komponen tersebut.

6. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka


ruangan- ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus
daya cadangan, terminal, klem-klem pemasangan, pendukung
dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di kemudian
hari.

Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa


peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan
lain-lain.

7. Bus-Bar/Rel Daya

Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun


secaramendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang
yang berventilasi.

Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan


rel daya di dalam PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard


drawnhigh conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433,
dilapisi perak pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan
ukuran sesuai dengan kemampuan 150% dari arus beban
terpasang.

Ukuran Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL2000,


Semua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan
isolator yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-
hygroscopic) misalnya perselain atau moulded isulator,
sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis yang
terjadi akibat hubung singkat. Rel daya dicat dengan wama
yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL 2000.Cat
tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 700C Setiap
panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh
(full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka
dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi busbar adalah


3 fasa - 4 kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau


saklar dengan arus lebih besar dari 63A harus dilakukan melalui
batang-batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar.
Untuk arus yang lebih kecil, diizinkan menggunakan kabel
berisolasi PVC (NYY atau NYA).Kontraktor diwajibkan untuk
menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran-ukuran
clan bus-bar dan susunannya. Ukuran dari bus-bar harus
merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara-cara
untuk penyambungan di kamudian hariApabila saluran keluar
(out going feeder) yang menuju ke satu tenninal terdiri atas
beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari
2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.Bila
terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.

8. Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo
ukur seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana. Bila
digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter
harus dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus
untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat
ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar
(minimum 90°), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak
tahan getaran, dengan ukuran 96 mm x 96 mm. Posisi dari
saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus ditandai
dengan jelas.

8.1 Amperemeter (A-m)


Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan
beban lebih sebesar 120% dari batas atas

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan


penunjuk berwarna memh (index pointer) untuk menandai
besarnya arus beban-penuh. Ampere meter harus
dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW atau
lebih pada salah satu fasenya.

Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang


timbull akibat arus start motor dan mempunyai
skalaoverload yang rapat (compressed) untuk keperluan
pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur


penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar
dibagian depan.

8.2 Voltmeter (V-m)

Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan


mempunyai skaia penunjukan yang iebar. Voitmeter
dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman
jenis HRC dengan arus nominal 3A,

Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur


penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup
pemutar di bagian depan.

9. Trafo Arus
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam
ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan standar-standar vDE untuk
keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara
kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul
pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris.

Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan


bersamaan dengan kwh meter dengan syarat tidak mengurangi
ketelitiannya.

Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus


khusus (terpisah).

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

10. Kabel-kabel Kontrol


Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah
dipasang di pabrik/bengkel secara lengkap dan dibundel serta
dilindungi terhadap kerusakan mekanis, Ukuran kabel kontrol
minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan nominal
600 volt.Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran
harus dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabclnya clan
dikencangkan dengan alat penekan (press-tang/kraft-tang)
secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar
(lost contact). setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau
pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang dan
kokoh.

11. Merk Pabrik


Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling
dipindahkan atau dipertukakan tempatnya pada rangka panel.

12. Peralatan Pengaman/Pemutus Daya

12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

12.2 Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecildari


800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752
Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperature
operasi 400C (fully tripicalized) dan mampu beroperasi
untuk tegangan 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.

MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik


pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus


terbuat dari bahan silver/tungsten dan mekanisme
operasinya dirancang untuk menutup dan membuka
kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping action).

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan


"quick break" secara simultan pada ketiga/keempat
kutubnya sewaktu opening, closing maupun trip.

Mekanisme ini harus tripfree untuk mencegah kontak


utama menutup kembali tanpa sengaja.

Handle MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak


utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus
kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada


masingmasing kutubnya yang dapat disetel (adjustable)
untuk arus beban lebih (overload - inverse time) secara
mekanis dengan bimetal, pengatus arus hubung – singkat
(overcurent - instantaneous) secara mekanis dengan
solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya dipasang


magneticovercurTent protection .

Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu


ON, OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting breaking


capacity) tidak kurang dari 25 kA.

12.3 Miniature Circuit Breaker (MCB)

MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B,S.


4752/parl 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized)
mampu heroperasi untuk tegangan sampai 660 VA dengan
rating 1.000 VAC.

MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik


pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat


dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak


utamanya secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk


mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.

Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua


kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan), Suatu
arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban


lebih (overload inverse time) secara mekanis dengan
bimetal dan arus hubung singkat (overcurent
instantaneous) secara mekanis dengan
solenoid(magnetis).

Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai
dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya
tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besamya arus


hubung singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada
titik-titik beban dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB
yang sesuai.

Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang


disarankan untuk digunakan harus disertakan pada saat
penawaran pekerjaan,

5.1.8 Peralatan Penerangan

a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralataserta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture
harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Semua material dan accessories, balk yang disebut secara maupun


khusus harus dari kualitas terbaik. Pengerjaan harus kelas satu dan
menghasilkan armature setara dengan standar komersil yang
utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau
seperti yang disyaratkan di sini. Semua annatur harus buatan
Scarto atau setara.

c. Jenis armature

1. Lampu TL Balk

Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm


dengan cat powder coating warna putih
Type dari ballast yang digunakan adalah electronic primalum.
Rumah Lampu Compatible Tabung lampu LED 1 x 18 Watt
(Daylight/Neutral White) TL-LED atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu
harus memenuhi standar PLN / Sll / LMK.

2. Lampu Down Light.

Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium


tebal minimal 1.2 mm.
Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm
finishing.
Type dari ballast yang digunakan adalah electronic primalum.
Lamp holder menggunakan standard E-27.
Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
Type Lampu yang dipakai Compact FL LED Bulb 17 watt dan 8
watt atau sesuai gambar. Contoh harus disetujui oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Battere Emergency

Mode of Operation : Maintained / Non-maintained


Lamp Type : LED load
Emergency Mode Duration : 2 Hours / 3 Hours
Rated Voltage : AC220V50Hz
Battery Charging : Regulated Variable Rate
Charging Time : 24 Hours
Battery Protection : Low Battery Voltage Cut-of (Prevents
Battery Over Discharge)

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Battery Type : High Temperature Nickel-Cadmium


(NiCd)
Testing Facility : Push On
Casing Construction : Engineering Plastic
Dimension : 150mm x 30mm x 25mm
Guaranted : 1 Years

4. Lampu Taman
Lampu Taman (Spot Garden lamp Tube II Base) type MR 16
LED
Lamp holder menggunakan GU5.3.

Merk Ex. Scarto atau setara

5. Lampu Gantung

Lampu Gantung Kristal yang digunakan model klasik Eropa


yang mempunyai 15 kepala & 8 kepala

Type Lampu yang gunakan Candle LED 5 Watt

Bentuk Lampu Gantung & merk yang diajukan dengan


persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

6. Lampu Penerangan Jalan(PJU)

Lampu PJU Solar Cell Ledenvo LED 90 W


Type : All in 1
Input Voltage : 220-240V AC 50/60 Hz Solar 12/24 VDC
Power : Dual Source AC/DC
Cover Lens : PC Lens
Housing : Die-casting aluminium, RAL9006
Baterry : Hit Power pack + Nicad Battery
Tiang : Octagonal tinggi 7 m
Merk Ex. Osram atau Setara

d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-


bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.

Barisan amatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,


sehingga betul-betul lurus.

Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface


mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-
bagianfixture dan permukaan-permukaan di sebelahnya. Setiap
badan (rumah) lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan amature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armature dan


perlengkapannya harus menyala keseluruhan

6. PENGUJIAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM

6.1 Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yangdipasang.

6.2 Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

6.3 Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di


bawahpengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas antara lain :

 pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik


perbagian(section) maupun keseluruhan (overall),

 pengujian pentanahan panel,

 pengujian kontinuitas konduktor,

 pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel


daya,

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

 pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out),

 Ioad testing,

 penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload)dan


mencatat data setelah yang dilakukan,

 semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari


PLNatau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas.

6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarai-syarat teknis yang


telahdiuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat
sertadibuatkan berita acara pengujiannya.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB VI

PEKERJAAN FIRE ALARM

1. SPESIFIKASI UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Fire Alarm yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari syarat-syarat Teknis ini.

2. PRINSIP PERENCANAAN

Jenis fire alarm yang digunakan adalah presignal system yang hanya akan
mengaktifkan alarm pada zone yang mendeteksi adanya kebakaran.

Sistem pengkabelan unit-unit deteksi mengikuti kelas A-4 kawat (dengan kawat balik
dari detektor zona terakhir menuju zona module) untuk memungkinkan
pengalirannya arus supervisi pengkabelan.

Kemampuan deteksi dari smoke detector yang digunakan adalah sekitar 70


m2,sedangkan kemampuan heat detector mempunyai daerah deteksi sekitar 40 m2.
Perlengkapan detektor menggunakan kabel NYA ukuran 1,5 mm2 yang diletakkan di
dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.

Untuk memungkinkan sistem tetap beroperasi pada saat terjadinya pemadaman


sumber daya utama, MCFA dilengkapi dengan charger dan stand-by battery yang
mampu digunakan minimal 2 jam.

Untuk menghasilkan sinyal alarm secara audio, digunakan vibrating bell berukuran
min 90 db pada tiap zone, sedangkan sinyal visual dihasilkan oleh alarm berwarna
merah. Manual station dipasang untuk memungkinkan diaktifkannya sistem secara
manual apabila seseorang melihat adanya kebakaran sebelum detektor-detektor
beraksi.

3. LINGKUP PEKERJAAN

3.1 Pengadaan pemasangan serta penyetelah unit pengontrol (master control fire
alarm - MCFA) Konvensional, kapasitas 1 loop 1 zone.

3.2 Pengadaan serta pemasangan unit deteksi (detection unit detector).

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

3.3 Pengadaan serta pemasangan kabel terminal box

3.4 Pengkabelan sistem fire alarm dari MCFA sampai unit deteksi /detector

3.5 Mengadakan pengujian menyeluruh sehingga sistem tersebut dapat berfungsi


baik dan benar.

4. KOMPONEN – KOMPONEN

Komponen-komponen yang termasuk dalam unit-unit deteksi adalah manual station


serta fire detector.

Jenis fire detector yang digunakan adalah :

 Heat Detector type Rise Of Rate (ROR)

 Heat Detector type Fixed Rate

 Smoke Detector.

Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan.
Dipilih detector yang sesuai dengan masing-masing ruangan tersebut yaitu untuk
bagian perkantoran digunakan heat detector dan untuk ruangan dengan
kemungkinan pengumpulan asap digunakan detector yang lebih peka, yaitu smoke
detector.

4.1 Combination ROR & Fixed Temperature Heat Detector.

 Operating voltage : 16 - 32 VDC

 Stand-by current : 100 uA max.

 Alarm current : 47 mA max. Operating temperature: 135 of

 Relative humidity : 20% - 85%

 Temperature rise : 15 of / menit

4.2 Fixed Temperature Heat Detector.

 Operating voltage : 16-32 VCD

 Stand-by current : 100Ua max

 Alarm current : 47mAmax

 Operating temperature : 135 of

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

 Relative humidity : 2%-85%

4.3 Smoke Detector.

 Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupundideteksi,

 Operacting voltage : 16-32 VCD

 Stand- by current : 100uA max

 Alarm current : 47 mA max

 Operating teperatur : 0-28°c

 Relative humidity : 20%-85%

 Sensitivity : 0,55- 1,17%/feet

 Kecepatan kerja detector :3 detik

 Kecepatan asap yang dapat di deteksi :max 300feet

Keseluruhan module harus disusun sedemikian rupa, sehingga penggantian


module yang rusak dapat dilakukan dengan mudah tanpa menganggu fungsi
module lainnya. Semua indikator harus dapat dilihat dengan mudah dan jelas
melaluijendela kaca pada pintu panel.

Sebagai kontrol bekerja pada tegangan 24 VDC yang dilengkapi dengan


peralatan-peralatan sebagai berikut:

4.3.1 Lampu lndikator

 Lampu "alarm" (merah) dan lampu


gangguan/"trouble"(kuning)untuk setiap zone pada zone module
atau common trouble lamp dengan trouble selector.

 Lampu "power on" (hijau) yang menyatakan sumber daya tersedia


dan sistem sedang dalam keadaan fungsi

 Lampu "AC power failure", yang menyatakan adanya


gangguanpada rangkaian instalasi (short circuit rangkaian pada
ground).

 Lampu "beli circuit trouble" yang menyatakan adanyagangguan


pada rangkaian bell/horn.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

 Lampu "common alarm" yang menyatakan terjadinya alarm


disistem akibat detektor bekerja.

 Lampu "common trouble" yang menyatakan terjadinya troubledi


sistem tersebut.

4.3.2 Tombol - Tombol/switch.

 "reset switch" yang berfungsi untuk mengembalikan ke kondisi


normal setelahterjadi trouble atau alarm.

 "silence switch" yang berfungsi untuk mematikan buzzer ataubel


bila alat tersehut berbunyi.

 "alarm lamp test switch" yang berfungsi untuk memeriksaapakah


lampu-lampu alarm masih berfungsi dengan balk.

4.3.3 Catu Daya.


Sistem fire alarm bekerja dengan tegangan 24 volt DC dan dapat
dikombinasikan dengan alat-alat dengan tegangan AC, misalnya AC bell
dan lamp, dan harus mempunyai catuan ganda, yaitu :

 Primary supply 22A VAC

 Secondary supply 24VDC

Agar tetap beroperasi selama cater primer 220 V terputus, digunakan


catu daya cadangan berbentuk stand-by battery yang mampu
beroperasi selama 2 jam (termasuk operasi bell dan alarm). Catu daya
cadangan diletakan di dalam MCFA. Jenis battery yang digunakan
adalah Nl-Cad.

Alat pengisi battery diletakan di daam MCFA yang dilengkapi dengan


booster power supply untuk memperbesar kapasistas arus bagi
keperluan bell dan lain sebagainya.

4.4 Cara kerja Sistem

4.4.1 Keadaan Normal


Bilamana tidak terjadi gangguan/trouble atau deteksi kebakaran
(alarm), maka sistem dalam keadaan normal yang ditandai dengan

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

menyalanya lampu indikator hijau (AC pilot lamp). Dalam. Halini sistem
mencapai catuan daya sumber daya utama 220 VAC dan batere.

4.4.2 Keadaan Darurat.


Apabila sumber daya utama padam maka sistem pendapatan catu dari
stand-by battery.

Hal-hal Yang terjadi Pada MCFA :

Lampu kuning menyala (trouble lamp) disertai tanda-tanda yang dapat


didengar (buzzer).

4.4.3 Keadaan Alarm.


Keadaan alarm akan terjadi apabila mendeteksi adanya asap/panas,
Dalam keadaan tersebut alarm bell harus dapat bekerja secara
otomatis. Lampu merah (lampu merah) dan lampu kuning pada MCFA
akan menyala, menunjukkan zone yang terjadi alarm. Dengan demikian
daerah/ruangan yang dalam keadaan bahaya akan segera diketahui.

4.4.4 Keadaan-Gangguan (Trouble).


Bila terjadi gangguan pada sistem (pada detector circuit atau panel
kontrol),maka:

 Lampu kuning yang terdapat pada MCFA harus menyala dengan


diiringi suara buzzer yang bisa didengar jelas.

 Lampu kuning yang terdapat pada zone module dari zone


yangterganggu harus menyala.

5. TEKNIS PELAKSANAAN

5.1 Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalamandi
bidang pekerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.

5.2 Tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan pada hantaran,


sambungan hanya terdapat pada box terminal. Pengawatan harus
menggunakan konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran
disesuaikan denganjumlah kawatnya. Masing-masing wiring diberi tanda untuk
daerah mana kawat tersebut, supaya dalam perbaikannya apabila ada
kerusakan.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

5.3 Kabel dari MCFA ke zone masing - masing 2 pairs.

Kabel yang digunakan :

5.3.1 Kabel detector : NYA 1,5 mm²

5.3.2 Kabel bell : NYA 1,5 mm²

5.4 Dari hasil pengerjaan tersebut diserahkan diagram pengawatan lengkap (as
built drawing) bekerja petunjuk – petunjuk operasional lainnya.

5.5 Setiap selesai satu tahapan pekerja, harus dilakukan pemeriksaan ulang
sebelum dilakukan pengetesan secara keseluruhan.

5.6 Kontraktor harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan
bagian pekerjaan lain,sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena
kurang koordinasi, menjadi tanggung jawab kontraktor.

6. TRAINING

Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan


memberikan minimum 2 hari training di lapangan kepada operator dari pihak
Pemberi Tugas dapat diterima kecakapannya.

7. KETENTUAN LAIN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi/Pengawasharus memasukan shop drawing untuk memperoleh
persetujuan, mengenai :

7.1 Connection diagram,

7.2 Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan,

7.3 Data - data spesifikasi,

7.4 Konfigurasi MCFA.

Pengetesan terakhir (commissioning test) sesudah pemeriksaan akhir (final


inspection), kalibrasi dan lain-lain harus dilakukan pihak Kontraktor dengan di hadiri
oleh pihak Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.

8. MERK

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin dari
satumerk untuk menjamin service setelah sistem terpasang.

 Komponen utama fire alarm ex Hooseki , Appron atau setara,

 Kabel instalasi ex Kabel Metal, Supreme,Kabelindo

 Cable conduit ex Boss, Clipsal atau setara.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

BAB VII

PEKERJAAN IP TV, IP PHONE DAN DATA

1. SPESIFIKASI UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan IP TV, IP Phone dan data yang diuraikan di sini
adalah persyaratan yang dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-Syarat
Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi telepon ini meliputi :

2.1 Pekerjaan ini hanya meliputi penyediaan dan pemasangan instalasi pada
bangunan utama di tempat- tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau Spesifikasi Teknis ini.

Lingkup pekerjaan sistem komunikasi ini hanya terbatas pada :

 Kabel UTP Cat 6 dan Pipa Konduit,

 Outlet RJ 45

 Pengujian seluruh instalasi.

2.2 Standar

2.2.1 Standar PT Telkom,

2.2.2 Standar lndustri lndonesia (Sllfstandar Nasional),

2.2.3 Verband Deutscher Electrotechniker (VDE),

2.2.4 Spesifikasi Teknis :

 Galian, Urukan Kembali dan Pemadatan,

 Pengecatan,

 Distribusi Tegangan Rendah.

3. PRINSIP PERENCANAAN

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Yang dimaksud dengan instalasi IP TV, IP Phone dan data adalah instalasi yang
secara system menggunakan IP address

Pada gambar rencana dapat dilihat titik outlet. Peralatan utama & System yang
diinginkan akan ditentukan kemudian hari sesuai Provider yang di tunjuk. Setiap titik
outlet di dalam gambar rencana tersebut merupakan titik outlet lengkap dengan
peeralatan yang akan digunakan

4. PROSEDUR

4.1 Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.

4.1.1 Contoh bahan berikut brosur/data teknis semua bahan sistem


komunikasidan perlengkapannya harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui, sebelum pengadaan bahan.

4.1.2 Kontraktor wajib menyerahkan daftar bahan yang akan digunakan,


seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, kepada Pengawas
Lapangan untuk diperiksa dan disetujui. Daftar bahan meliputi tipe,
model, nama pabrik pembuat, jumlah, ukuran dan data lain yang
diperlukan.

4.2 Gambar Detail Pelaksanaan.

4.2.1 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail


Pelaksanaan system IP ini kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan
bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.Gambar
Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.

4.2.2 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerjayang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Pengawas Lapangan untuk
dicarikan jalan ke luarnya.

4.2.3 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan. Gambar Kerja ini

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

harus diikuti dengan seseksama mungkin. Dalam mempersiapkan


Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar
Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

4.2.4 Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan


Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang
telah ditentukan.

4.3 Pengiriman dan Penyimpanan.

4.3.1 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan
baik,baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan fabel, data
teknisdan data lain yang diperlukan.

4.3.2 Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

4.4 Ketidaksesuaian.

4.4.1 Pengawas Lapangan berhak menolak setiap bahan yang


didatangkanatau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar
Kerja dan/atauSpesifikasi Teknis. Kontraktor harus segera memperbaiki
dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai, tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

4.4.2 Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau


berbeda dari yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian berikut alasan
penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan
penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor
bertanggung jawab melaksanakanpekerjaan sesuai dengan Gambar
Kerja.

5. BAHAN-BAHAN

5.1 Umum

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus baru, bebas dari
segala Cacat/kerusakan, kualitas terbaik dari produk yang dikenal dan sesuai
untuk daerah tropis.

5.2 Bahan Sistem IP TV, IP Phone dan Data

5.2.1 Soket Outlet telepon produk Boss, Schneider atau setara.

5.2.2 produk Kabel metal, Supreme, atau yang setara, dengan ukuran kabel
sesuai ketentuan Gambar Kerja.

5.2.3 Kabel data harus dari tipe category- 6 dengan dimensi sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja, produk AMP, Belden atau yang setara.

5.2.4 Soket Outlet untuk data/komputer harus dari tipe sesuai petunjuk
Gambar Kerja, produk Boss, Schneider atau setara.

5.2.5 Switch Hub mempunyai kapasitas 6 port, 16 port dan 24 port sesuai
yang ditentukan dalam Gambar Kerja dari produk Cisco, HP atau yang
setara.

5.3 Pipa konduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Diameter pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja
atau disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan di dalamnya.

produk pipa konduit Boss, clipsal atau setara

5.4 Alat penyambung kabel dan aksesori harus dari 3M atau yang setara.

6. PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1 Umum

6.1.1 Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor


lainuntuk memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.

6.1.2 Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai


tidak sesuai oleh Pengawas Lapangan.

6.1.3 Kontraktor secara teratur harus membuang kotoran dan bahan tak
terpakai agar dapat bekerja dengan aman.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

6.1.4 Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja, peralatan


pemasangan,peralatan pengujian dan melaksanakan pengujian serta
mencatatnya.

6.2 Pemasangan

6.2.1 Setiap kotak terminal harus memiliki cadangan sekurang-kurangnya


20% .

6.2.2 Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel.

6.2.3 Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya Orange/putih


orange, Hijau /putih Hijau, Biru/Putih Biru, Coklat/Putih Coklat) harus
digunakan untuk kode warna pekerjaan pemasangan.

6.2.4 Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal.

6.2.5 Semua kabel komunikasi harus ditempatkan di dalam konduit.

6.2.6 Tinggi maksimal pemasangan kotak terminal sambung ±160cm dan


tinggi minimal ± 40cm.

6.3 Pemasangan Kabel Tanah.

6.3.1 Kabel tanah harus ditanam pada kedalaman minimal 80 cm dan diberi
penutup lapisan pasir halus (bebas batuan) tebal minimal 10 cm, dan
diatasnya ditutup dengan batu bata.

6.3.2 Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam


conduit yang terbuat dari bahan metal

6.3.3 Kontraktor harus membuat diagram jalur kabel.

6.3.4 Setiap jalur kabel harus diberi tanda kabel yang jelas.

6.3.5 Pekerjaan galian dan urukan untuk penanaman kabel harus


dilaksanakan sesuai Spesifikasi Teknis.

6.3.6 Sebelum dan setelah peletakan kabel, Kontraktor harus mengukur data
kualitas kabel yakni isolasi antar kawat, kawat pembumian,
tahanan/lcop,atenuasi pada 800 Hz, hubungan menerus dan tahanan
pelindung kabel.

Paraf PPTK :___


Rencana Kerja dan Syarat Teknis

6.4 Lapisan Pelindung

6.4.1 Semua bahan yang dipasang harus sudah memiliki lapisan pelindung.

6.4.2 Konduit kabel telepon harus diberi cat dalam warna sesuai Skema
Warna yang akan diberikan kemudian. Bahan cat dan cara
pengerjaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

6.5 Pengujian dan Uji Penampilan

6.5.1 Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang


dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa
seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan,

6.5.2 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga kerja untuk


pengujian dan perawatan peralatan pengujian dan perlengkapannya
agar tetap dalam kondisi baik selama waktu pengujian,

6.5.3 Hasil pengujian harus dicatat oleh Kontraktor dan diserahkan secara
resmikepada Pengawas Lapangan sebelum serah terimapekerjaan,

6.5.4 Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan


olehPengawas Lapangan.

Paraf PPTK :___

Anda mungkin juga menyukai