“INDUSTRI SEMEN”
Disusun Oleh :
Kelompok V (A1)
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Suryati, ST., MT
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Suryati,
ST., MT selaku dosen mata kuliah Proses Industri Kimia I. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kata semen dari diambil dari kata caementum yang artinya bahan perekat
yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan atau mengikat bahan-bahan
padat menjadi satu kesatuan yang kokoh. Pada saat sekarang ini, istilah semen
dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat yang terdiri dari zat organik
maupun dari zat anorganik yang dapat dipergunakan untuk bangunan gedung.
Sedangkan secara umum semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive dan
sifat cohesive, yang digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material) lainnya
seperti pasir dan batu kerikil.
Semen (cement) merupakan hasil industri dari paduan bahan baku, yaitu
batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan
pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk. Semen
termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari.
1
d. Apa saja alat-alat yang digunakan dalam pembuatan semen?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai
serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting. Penggunaannya antara lain
meliputi beton, adukan, plesteran,bahan penambal, adukan encer (grout) dan
sebagainya. Semen portland dipergunakan dalam semua jenis beton struktural
seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat
dengan tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu digunakan
dalam segala macam adukan seperti fundasi, telapak, dam, tembok penahan,
perkerasan jalan dan sebagainya. Apabila semen portland dicampur dengan pasir
atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata atau batu, atau
sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah
dalam.
3
Bila semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah atau
kerikil) dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air, maka terdapatlah beton.
Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik
yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat
hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat
sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya.
4
e. Semen Portland Type V (Semen Tahan Sulfat)
Semen jenis ini dalam penggunaanya menuntut persyaratan sangat tahan
terhadap sulfat yang mengandung lebih dari 0,2%. Sangat cocok untuk instalasi
limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan
pembangkit tenaga air.
2.3.3 Gipsum
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang lebih
banyak dari pada mineralnya. Gipsum berfungsi memperlambat proses pengerasan
5
dari semen (retarde). Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya
atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder. Gipsum yang paling umum
ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO 4.2H2O.
Dalam pengujian kuat tekan semen dengan kandungan gipsum yang bervariasi
menggunakan campuran gipsum natural dan gipsum sintetis dengan perbandingan
1:1 dengan target SO3 dalam semen 1,3 %, 1,5%, 1,7% dan 1,9 %.
Adapun kegunaan gipsum yaitu:
a. Mengatur waktu pengikatan daripada semen atau yang dikenal dengan
sebutan retarder.
b. Selain sebagai pengatur waktu pengikatan dan penyebab pemuaian,
gypsum juga dapat mempengaruhi kuat tekan baik itu nilai kuat tekan
maupun perkembangan kuat tekan.
Sedangkan kerugian gypsum yaitu:
a. Gypsum dalam semen dapat memberikan efek negatif apabila dalam
jumlah yang besar,yang mana dapat menyebabkan terjadinya pemuaian
pada semen pada saat digunakan itulah sebabnya penggunaan gypsum
harus dikontrol secara ketat.
6
2.4.5 Screw Convenyor
Yaitu membawa bahan baku ke wadah penampung bahan.
2.4.6 Ball Mill
Yaitu berfungsi untuk menghaluskan terak dan gipsum.
2.4.7 Grate Cooler
Yaitu berfungsi untuk mendinginkan terak yang keluar dari rotary kiln.
2.4.8 Pompa
Yaitu untuk memompa air atau larutan.
2.4.9 Clarifier
Yaitu berfungsi sebagai tempat koagulasi dan flokulasi.
2.4.10 Sand Fillter
Yaitu berfungsi menyaring kotoran air setelah air keluar dari clarifier.
2.4.11 Tangki Pelarut
Yaitu berfungsi sebagai tempat pelarut dan penyimpanan.
2.4.12 Tangki Penampung Air
Yaitu tempat penampung air.
2.4.13 Bar Screen
Yaitu tempat penyaring kotoran air.
2.4.14 Screen
Yaitu alat tempat penyortiran bahan baku.
7
Slurry diaduk sehingga menghasilkan campuran yang homogen. Slurry
yang telah homogen umumnya dibakar menggunakan long rotary kiln untuk
menghasilkan clinker lalu didinginkan di dalam cooler. Bahan tambahan yang
diperlukan untuk membuat clinker menjadi semen Portland adalah gypsum yang
telah digiling. Clinker dan gypsum digiling menggunakan ball mill, sehingga
dihasilkan semen dalam bentuk bubuk dan siap dikemas.
8
Salah satu industry semen yang akan kami ambil sebagai contoh yaitu
industi semen Portland
Biasanya pada industri semen portland ini menggunkan bahan batu kapur
yang ditambahkan tanah liat kemudian dimasukan ke pulverizer untuk digiling,
kemudian masuk ke tube mill. Di tube mill terjadi penghalusan dalam keadaan
basah. Setelah dihaluskan di tube mill, hasilnya dipisahkan dengan classifier.
Hasil dari classifier ada 2 jenis, yaitu padatan dan berupa slurry. Padatan
dikembalikan lagi ke tube mill untuk dihaluskan lagi, sedangkan yang berupa
slurry di alirkan ke rotary filter. Di rotary filter, slurry yang dialirkan tadi di
filtrasi, dimana hasilnya berupa cairan dan padatan. Yang cairan di alirkan ke tube
mill dan berupa padatan di tambah slurry dan di masukkan ke waste heat boiler.
Di waste heat boiler padatan dipanasi. Dari bagian atas samping boiler
menghasilkan udara dan debu. Debu dialirkan ke boiler lagi oleh fan untuk di
recycle, sedangkan udara dikeluarkan.
Selanjutanya campuran padatan tadi di alirkan ke klin. Di dalam kiln
terjadi proses kalasinasi dan klinkerisasi. Klasinasi adalah proses reaksi peruraian
karbonat (CaCO3) menjadi CaO dan CO2 disebabakan adanya kontak dengan
panas. Besarnya CaO yang dihasilkan dari suatu proses kalsinasi disebut derajat
kalsinasi. Sedangkan klinkerisasi adalah proses pembentukan komponen utama
9
yang terdapat dalam semen Hasil dari kiln disebut klinker.
Selama pergerakan, terjadi kontak antara material dengan gas panas yang
bergerak kedepan. Semakin kearah belakang temperatur semaking tinggi,
sehingga akan terjadi proses perubahan wujud dan komposisi dari klin feed
menjadi klinker.
Klinker lalu dialirkan ke cooler, disini klinker akan membentuk menjadi
butiran-butiran disebabkan pendinginan yang mendadak. Pendinginan ini
menggunakan udarayang dimasukkan ke cooler.Udara ini menjadi udara panas
setelah digunakan untuk pendinginan, selanjutnya udara panas ini dimanfaatkan
untuk proses pembakaran di klin.
10
11
BAB III
PERMASALAHAN
12
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk produksi semen portland ini, dipilih proses kering (dry process).
Pemilihan proses kering didasarkan pada beberapa aspek jika dibandingkan
dengan proses basah. Dari aspek ukuran kiln yang digunakan, proses kering
menggunakan kiln yang lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan proses
basah. Proses kecil membutuhkan energi bahan bakar yang lebih sedikit sehingga
dari aspek ekonomi, proses kering lebih ekonomis.
Pada alat pabrik ini memiliki satu alat yakni rotary kiln yang memiliki
peran penting dalam operasional maupun proses produksi di pabrik, dan juga
merupakan jantung produksi dari sebuah pabrik semen. Fungsi utama rotary kiln
adalah sebagai tempat terjadinya kontak antara gas panas dan material umpan kiln
sehingga terbentuk senyawa-senyawa penyusun semen, yaitu C3S, C2S, C3A dan
C4AF.
Dikarekan rotary kiln adalah alat penting dalam proses pembuatan semen
portland, maka ada beberapa perawatan yang harus dilakukan agar kerja dari
rotary kiln berjalan dengan baik. Hal-hal yang harus dilakukan yaitu melakukan
pengecekan pada alat secara berkala (Schedule Maintenance), alat dioperasikan
hingga rusak baru diperbaiki secara keseluruhan (Breakdown Maintenace),
melakukan pemeriksaan dengan prediksi atau analisis terhadap alat (Predictive
Maintenance).
Dalam makalah ini diambil salah satu data pabrik yang direncanakan
memproduksi semen Portland dengan kapasitas 2.000.000 ton/tahun atau
(277.777,8 kg/jam). Operasi pabrik dilakukan secara kontinyu, 24 jam/hari,
selama 300 hari dalam setahun. Dari hasil perhitungan, semen Portland dengan
kapasitas sebanyak 2.000.000 ton/tahun (277.777,8 kg/jam) diproduksi dengan
memperoleh spesifikasi komponen kimia seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Spesifikasi Produk Semen Portland
Komponen Produk (kg)
C2S 120.079,14
C3S 42.905,09
C3A 45.596,59
13
C4AF 33.046,72
MgO 5.401,38
K2O 27.777,78
Na2O 1.265,97
TiO2 1.493,30
P2O5 197,18
CaSO4.2H2O Fvf 14,61
Total 277.777,8
Untuk menghasilkan produk dengan kapasitas di atas diperlukan bahan
baku limestone 205,7 ton/jam; clay 15,77 ton/jam; copper slag 13,72 ton/jam;
pasir silika 13,72 ton/jam; dan WPSA 93,9 ton/jam.
Setelah didapat hasil produksi, maka bisa dilakukan analisa ekonomi
sebagai berikut:
Hasil Perhitungan Analisa Ekonomi
Keterangan Unit Jumlah
Total investment Rp 905.004.485.583
cost
Interest % per thn 11
IRR % 33,7
POT Tahun 3,6
BEP % 48,9
Harga bahan baku Rp/tahun 754.732.416.960
Harga jual produk Rp/tahun 2.400.000.000.000
Project life Tahun 15
Waktu konstruksi Tahun 2
Operasi pertahun hari/tahun 300
Dari hasil analisa ekonomi tersebut di atas, terlihat bahwa IRR sebesar
21,8% berada di atas bunga pinjaman 11%. Selain itu, terlihat bahwa fluktuasi
bahan baku tidak mempengaruhi signifikan terhadap kenaikan atau penurunan
nilai IRR pabrik sehingga pabrik semen Portland layak untuk didirikan.
14
KESIMPULAN
Kata “semen” dari diambil dari kata caementum yang artinya bahan
perekat yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan atau mengikat bahan-
bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh. secara umum semen adalah bahan
yang mempunyai sifat adhesive dan sifat cohesive, yang digunakan sebagai bahan
pengikat (bonding material) lainnya seperti pasir dan batu kerikil. proses
pembuatan semen dibedakan atas dua proses yaitu proses basah (wet process) dan
proses kering (dry process). Pada pabrik semen Portland menggunakan proses
kering karena energi bahan bakar yang lebih sedikit sehingga dari aspek ekonomi,
proses kering lebih ekonomis. Bahan baku pembuatan semen adalah batu kapur,
tanah liat, pasir silica, pasir, gipsum. Alat yang sangat penting dalam proses
industry semen uaiti rotary kiln sehingga dibutuhkan perawatan dan pemeloharaan
yang baik agar alat tersebut bisa berjalan dengaan baik dan menghasilkan semen
yang berkualitas tinggi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Austin, Shereve. 1984. Chemical Process Indutries. Fuel and Industrial Gasses.
Salah, Dr Basil. 2010. Concrete Technology.
http://henrinurcahya.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancaman-
ekologid/
http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positif-maupun.html
http://id.wikipedia.org/wiki/semen#Jenis_semen
http://irmanrostaman.wordpress.com/2012/03/27/proses-pembuatan-semen-
cement-mamufacturing-process/
16