Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA I

“INDUSTRI SEMEN”

Disusun Oleh :

Kelompok V (A1)

Putri Andani Br Berutu


NIM. 200140001
Tengku Hastriad NIM.
200140018
Asni Berlian NIM. 200140020
Maulana Heru Mulya NIM. 200140021
Delia Ramadani NIM. 200140030

JURUSAN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan

kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan

hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Industri Semen”

dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Suryati, ST., MT

selaku dosen mata kuliah Proses Industri Kimia I di Universitas Malikussaleh.

Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi

pembaca tentang industri semen.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Suryati,

ST., MT selaku dosen mata kuliah Proses Industri Kimia I. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses

penyusunan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

2.1 Pengertian Semen...........................................................................3


2.2 Jenis-jenis Semen............................................................................4
2.3 Bahan Baku Pembuatan Semen......................................................5
2.4 Rangkaian Alat yang Digunakan Dalam Pembuatan Semen .........6
2.5 Proses Pembuatan Semen...............................................................7
2.6 Contoh Salah Satu Industri Semen.................................................9
BAB III PERMASALAHAN.........................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................13
KESIMPULAN...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata semen dari diambil dari kata caementum yang artinya bahan perekat
yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan atau mengikat bahan-bahan
padat menjadi satu kesatuan yang kokoh. Pada saat sekarang ini, istilah semen
dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat yang terdiri dari zat organik
maupun dari zat anorganik yang dapat dipergunakan untuk bangunan gedung.
Sedangkan secara umum semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive dan
sifat cohesive, yang digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material) lainnya
seperti pasir dan batu kerikil.

Seiring perkembangan zaman, semen dibuat sesuai dengan


kebutuhan dalam pembangunan. Salah satu contohnya yaitu Semen Portland
yang merupakan jenis semen yang paling banyak digunakan di dalam kontruksi
Indonesia. Semen portland ditemukan oleh Joseph Aspdin pada tahun 1824.
Dikatakan semen portland, karena beton yang dibuat dengan semen ini
menyerupai batu bangunan yang ada di Pulau Portland, Inggris.

Semen (cement) merupakan hasil industri dari paduan bahan baku, yaitu
batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan
pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk. Semen
termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan semen?

b. Apa saja jenis-jenis semen?

c. Apa saja bahan baku dalam pembuatan semen?

1
d. Apa saja alat-alat yang digunakan dalam pembuatan semen?

e. Bagaimana proses pembuatan semen dalam industri semen ?

f. Apa salah satu contoh pabrik industri semen?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui pengertian dari semen.

b. Mengetahui jenis-jenis dari semen.

c. Mengetahui bahan baku pembuatan semen.

d. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pembuatan semen.

e. Mengetahui proses pembuatan semen dalam industri semen.

f. Mengetahui salah contoh pabrik industri semen.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Semen


Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempersatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi bahan perekat antara dua
atau lebih bahan sehingga menjadi satu bagian yang kompak atau dalam
pengertian luas adalah material yang memberikan sifat rekat antara batuan-
batuan konstruksi bangunan.

Usaha untuk pembuatan semen pertama kali dilakukan dengan cara


membakar batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang
Inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu
kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling dan dibakar menjadi
lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi
batu tohor (CaO) dan karbon dioksida (CO2). Batu tohor (CaO) bereaksi dengan
senyawa-senyawa lain membentuk klinker kemudian digiling sampai menjadi
tepung yang kemudian kenal dengan Portand.

Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai
serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting. Penggunaannya antara lain
meliputi beton, adukan, plesteran,bahan penambal, adukan encer (grout) dan
sebagainya. Semen portland dipergunakan dalam semua jenis beton struktural
seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat
dengan tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu digunakan
dalam segala macam adukan seperti fundasi, telapak, dam, tembok penahan,
perkerasan jalan dan sebagainya. Apabila semen portland dicampur dengan pasir
atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata atau batu, atau
sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah
dalam.

3
Bila semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah atau
kerikil) dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air, maka terdapatlah beton.
Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik
yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat
hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat
sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya.

2.2. Jenis-jenis Semen


2.2.1 Semen Portland
Semen ini terdiri dari berbagai macam, yaitu:
a. Semen Portland Type I (Semen Reguler)
Semen jenis ini adalah semen yang umumnya digunakan untuk bangunan
yang tidak memakai persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan
tekanan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0%-
0,1%. Dapat digunakan sebagai bangunan rumah pemukiman, perkerasan jalan,
struktur rel dan lain-lain.

b. Semen Portland Type II (Semen Modifikasi)


Semen ini jenis yang kegunaannya memerlukan ketahanan terhadap
sulfat dan panas hidrasi sedang. Cocok dipakai pada tanah dan air yang
mengandung sulfat 0,1%-0,2%. Dapat digunakan pada pinggiran laut, bangunan
bekas rawa, saluran irigasi, dan landasan jembatan.

c. Semen Portland Type III (Semen Kekuatan Awal Tinggi)


Semen ini merupakan jenis semen yang penggunaannya menuntut
kekuatan awal tinggi. Biasanya digunakan untuk daerah yang bersuhu dingin,
bangunan bertingkat dan bangunan didalam air yang tidak memerlukan ketahanan
terhadap sulfat.

d. Semen Portland Type IV (Semen Kalor Rendah)


Semen jenis ini dalam penggunaanya menuntut persyaratan panas hidrasi
yang rendah. Digunakan untuk daerah yang bersuhu panas, pembuatan beton dan
konstruksi berdimensi tebal.

4
e. Semen Portland Type V (Semen Tahan Sulfat)
Semen jenis ini dalam penggunaanya menuntut persyaratan sangat tahan
terhadap sulfat yang mengandung lebih dari 0,2%. Sangat cocok untuk instalasi
limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan
pembangkit tenaga air.

2.2.2 Semen Portland Campuran (Mixed Cement)


Digunakan untuk konstryksi ringan, sedang, untuk plesteran, pemasangan
bata dan bahan bangunan.

2.2.3 Semen Putih


Digunakan untuk plamir tembok, pembuatan tekel/traso, pemasangan
keramik, tegel dam marmer. Semen jenis ini mudah diberi warna sesuai
keinginan.

2.2.4 Oil Well Cement (OWC)


Digunakan untuk pembuatan lapisan sumur minyak yang dalam dan untuk
menyumbat sumur setelah di bor.

2.3. Bahan Baku Pembuatan Semen


2.3.1 Batu kapur
Calsium Carbonat (CaCO3) berasal dari pembentukan geoligis yang pada
umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen portland sebagai sumber kapur
(CaO). Batu kapur pada umumnya juga bercampur dengan MgCO 3, MgSO4,
Alumina silikat dan senyawa oksida lainnya. Batu kapur berwarna abu-abu hingga
kuning dikarenakan mengandung senyawa besi dan organik.

2.3.2 Tanah Liat


Tanah liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang
mempunyai sumber senyawa silika, senyawa alumina dan senyawa besi.

2.3.3 Gipsum
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang lebih
banyak dari pada mineralnya. Gipsum berfungsi memperlambat proses pengerasan

5
dari semen (retarde). Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya
atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder. Gipsum yang paling umum
ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO 4.2H2O.
Dalam pengujian kuat tekan semen dengan kandungan gipsum yang bervariasi
menggunakan campuran gipsum natural dan gipsum sintetis dengan perbandingan
1:1 dengan target SO3 dalam semen 1,3 %, 1,5%, 1,7% dan 1,9 %.
Adapun kegunaan gipsum yaitu:
a. Mengatur waktu pengikatan daripada semen atau yang dikenal dengan
sebutan retarder.
b. Selain sebagai pengatur waktu pengikatan dan penyebab pemuaian,
gypsum juga dapat mempengaruhi kuat tekan baik itu nilai kuat tekan
maupun perkembangan kuat tekan.
Sedangkan kerugian gypsum yaitu:
a. Gypsum dalam semen dapat memberikan efek negatif apabila dalam
jumlah yang besar,yang mana dapat menyebabkan terjadinya pemuaian
pada semen pada saat digunakan itulah sebabnya penggunaan gypsum
harus dikontrol secara ketat.

2.4 Rangkaian Alat yang Digunakan Dalam Pembuatan Semen


2.4.1 Stockpile
Yaitu berfungsi untuk penumpukan bahan seperti batu kapur, tanah liat
maupun gipsum.
2.4.2 Hammer Crusher dan Clay Cutter
Yaitu berfungsi sebagai cursher atau pemecah bahan baku yang akan
digunakan.
2.4.3 Rotary Kiln
Yaitu berfungsi untuk tempat pembakaran rawmealb dan tempat kalsinasi
100%.
2.4.4 Belt Conveyor
Yaitu berfungsi sebagai mengangkut bahan baku yang clay cutter, grate
cooler dan ball mill.

6
2.4.5 Screw Convenyor
Yaitu membawa bahan baku ke wadah penampung bahan.
2.4.6 Ball Mill
Yaitu berfungsi untuk menghaluskan terak dan gipsum.
2.4.7 Grate Cooler
Yaitu berfungsi untuk mendinginkan terak yang keluar dari rotary kiln.
2.4.8 Pompa
Yaitu untuk memompa air atau larutan.
2.4.9 Clarifier
Yaitu berfungsi sebagai tempat koagulasi dan flokulasi.
2.4.10 Sand Fillter
Yaitu berfungsi menyaring kotoran air setelah air keluar dari clarifier.
2.4.11 Tangki Pelarut
Yaitu berfungsi sebagai tempat pelarut dan penyimpanan.
2.4.12 Tangki Penampung Air
Yaitu tempat penampung air.
2.4.13 Bar Screen
Yaitu tempat penyaring kotoran air.
2.4.14 Screen
Yaitu alat tempat penyortiran bahan baku.

2.5. Proses Pembuatan Semen


2.5.1 Proses Basah (Wet Process)
Proses basah diawali dengan pengecilan ukuran bahan baku (raw material)
menggunakan crusher. Setelah digiling, setiap jenis bahan baku disimpan di
tempat yang terpisah. Proses penggilingan disertai penambahan air ke wash mill,
sehingga campuran bahan baku yang dihasilkan berupa slurry yang mengandung
air 25-40 %.

Gambar 1. Diagram proses pembuatan semen dengan proses basah

7
Slurry diaduk sehingga menghasilkan campuran yang homogen. Slurry
yang telah homogen umumnya dibakar menggunakan long rotary kiln untuk
menghasilkan clinker lalu didinginkan di dalam cooler. Bahan tambahan yang
diperlukan untuk membuat clinker menjadi semen Portland adalah gypsum yang
telah digiling. Clinker dan gypsum digiling menggunakan ball mill, sehingga
dihasilkan semen dalam bentuk bubuk dan siap dikemas.

2.5.2 Proses Kering (Dry Process)


Proses penyiapan raw materials pada proses kering sama dengan proses
basah. Proses pencampuran dilakukan pada kondisi kering atau tanpa penambahan
air, pada tahap pencampuran inilah yang membedakan proses kering dengan
proses basah. Proses Kering dimulai dengan penghancuran bahan baku dan
dimasukkan ke dalam alat grinding mill dengan proporsi yang benar, bahan baku
tersebut dikeringkan dan diperkecil ukurannya menjadi bubuk yang halus.
Campuran meal diayak dan dimasukkan ke piring berputar yang disebut
sebagai granulator. Pada keadaan ini, butiran keras yang berdiameter sekitar 15
mm terbentuk. Butiran tersebut dimasak di pre-heating dengan mengalirkan gas
panas dari kiln. Butiran kemudian masuk ke kiln dan membentuk clinker, untuk
operasi selanjutnya sama dengan proses pada proses basah.

Gambar 2. Diagram proses pembuatan semen dengan proses kering

2.6 Contoh Salah Satu Industri Semen

8
Salah satu industry semen yang akan kami ambil sebagai contoh yaitu
industi semen Portland

Biasanya pada industri semen portland ini menggunkan bahan batu kapur
yang ditambahkan tanah liat kemudian dimasukan ke pulverizer untuk digiling,
kemudian masuk ke tube mill. Di tube mill terjadi penghalusan dalam keadaan
basah. Setelah dihaluskan di tube mill, hasilnya dipisahkan dengan classifier.
Hasil dari classifier ada 2 jenis, yaitu padatan dan berupa slurry. Padatan
dikembalikan lagi ke tube mill untuk dihaluskan lagi, sedangkan yang berupa
slurry di alirkan ke rotary filter. Di rotary filter, slurry yang dialirkan tadi di
filtrasi, dimana hasilnya berupa cairan dan padatan. Yang cairan di alirkan ke tube
mill dan berupa padatan di tambah slurry dan di masukkan ke waste heat boiler.
Di waste heat boiler padatan dipanasi. Dari bagian atas samping boiler
menghasilkan udara dan debu. Debu dialirkan ke boiler lagi oleh fan untuk di
recycle, sedangkan udara dikeluarkan.
Selanjutanya campuran padatan tadi di alirkan ke klin. Di dalam kiln
terjadi proses kalasinasi dan klinkerisasi. Klasinasi adalah proses reaksi peruraian
karbonat (CaCO3) menjadi CaO dan CO2 disebabakan adanya kontak dengan
panas. Besarnya CaO yang dihasilkan dari suatu proses kalsinasi disebut derajat
kalsinasi. Sedangkan klinkerisasi adalah proses pembentukan komponen utama

9
yang terdapat dalam semen Hasil dari kiln disebut klinker.

Reaksi yang terjadi di klin


CaCO3 → CaO + CO2

CaO + Al2O3 + SiO2 → campuran C3S, C2S, dan C3A


Dimana :

3 CaO + Al2O3 → 3 CaO.Al2O3 (C3A)


2 CaO + SiO2 → 2 CaO.SiO2 (C2S)

CaO + 2 CaO.SiO2 → 3CaO.SiO2 (C3S)


Gas panas yang digunakan di klin diambil dari hasil pembakaran bahan
bakarberasal dari belakang klin. Dikarenakan adanya putaran dan posisi klin yang
miring (rendah di bagian belakang) maka material padatan bergerak dari depan ke
belakang.

Selama pergerakan, terjadi kontak antara material dengan gas panas yang
bergerak kedepan. Semakin kearah belakang temperatur semaking tinggi,
sehingga akan terjadi proses perubahan wujud dan komposisi dari klin feed
menjadi klinker.
Klinker lalu dialirkan ke cooler, disini klinker akan membentuk menjadi
butiran-butiran disebabkan pendinginan yang mendadak. Pendinginan ini
menggunakan udarayang dimasukkan ke cooler.Udara ini menjadi udara panas
setelah digunakan untuk pendinginan, selanjutnya udara panas ini dimanfaatkan
untuk proses pembakaran di klin.

Dari cooler butiran ini disimpan sementara di clinker storage. Lalu


butiran-butiran klinker ini di haluskan kembali dan dicampur gipsum. Untuk
mendapatkan butiran yang homogen, klin diayak di peripheral screen. Peripheral
screen ini terdiri dari beberapa tingkat, jadi klin akan masuk ke ayakan ke-1.
Ukuran yang lolos dari ayakan akandilanjutkan ke ayakan berikutnya, sedangkan
yang tertinggal akan dikembalikan kemasukan awal atau dimasukkan ke tube mill,
dimana kedua-duanya bertujuan untuk menghaluskan kembali agar dapat lolos
ayakan. Dari pengayakan ini akan dihasilkan semen dengan ukuran yang sama.

10

11
BAB III
PERMASALAHAN

Pabrik semen memiliki banyak sekali equipment yang tersusun di


dalamnya, salah satunya adalah rotary kiln. Rotary kiln ini sendiri berbentuk
silinder yang terbuat dari baja dan dilengkapi dengan preheater sebagai pemanas
awal dan prekalsiner. Gerakan antara material dan gas panas hasil pembakaran
batubara berlangsung secara counter current. Karena panas yang ditimbulkan
batubara tinggi, maka rotary kiln perlu dilapisi batu tahan api pada bagian
dalamnya untuk mencegah agar baja tidak meleleh. Rotary kiln dipasang secara
horizontal dengan kemiringan sebesar 4o.
Rotary kiln selalu diusahakan untuk tidak mengalami downtime, oleh
sebab itu diperlukan pemeliharaan yang baik agar dapat terus bekerja secara
kontinyu. Sehingga diperlukannya hal-hal yang harus dilakukan agar kerja dari
rotary kiln berjalan dengan baik dan semestinya serta menghasilkan semen
portland dengan kuliatas bagus.
Pada rotary kiln terjadi proses perubahan kimia dalam pembentukan
clinker. Pada unit proses ini dibutuhkan energi termal yang besar untuk
memproduksi clinker. Rotary kiln juga merupakan sebuah perangkat
pyroprocessing yang digunakan untuk menaikkan material atau bahan baku
sampai pada suhu tinggi (kalsinasi) dalam suatu proses berkelanjutan. Clinker
masuk rotary kiln dengan temperature 1400oC, setelah itu clinker diputar di dalam
rotary kiln dengan kapasitas 8000ton/jam dan turun menuju ke clinker cooler.
Panas pada rotary kiln didapat dari burner dengan bahan bakar batubara
dalam bentuk pulverize. Di beberapa pabrik semen, gas sisa pemanasan kiln
digunakan kembali untuk memanaskan preheater, tetapi terdapat juga beberapa
pabrik semen yang memiliki tambahan burner dengan bahan bakar batubara dalam
bentuk pulverize untuk memanaskan preheater.

12
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk produksi semen portland ini, dipilih proses kering (dry process).
Pemilihan proses kering didasarkan pada beberapa aspek jika dibandingkan
dengan proses basah. Dari aspek ukuran kiln yang digunakan, proses kering
menggunakan kiln yang lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan proses
basah. Proses kecil membutuhkan energi bahan bakar yang lebih sedikit sehingga
dari aspek ekonomi, proses kering lebih ekonomis.
Pada alat pabrik ini memiliki satu alat yakni rotary kiln yang memiliki
peran penting dalam operasional maupun proses produksi di pabrik, dan juga
merupakan jantung produksi dari sebuah pabrik semen. Fungsi utama rotary kiln
adalah sebagai tempat terjadinya kontak antara gas panas dan material umpan kiln
sehingga terbentuk senyawa-senyawa penyusun semen, yaitu C3S, C2S, C3A dan
C4AF.
Dikarekan rotary kiln adalah alat penting dalam proses pembuatan semen
portland, maka ada beberapa perawatan yang harus dilakukan agar kerja dari
rotary kiln berjalan dengan baik. Hal-hal yang harus dilakukan yaitu melakukan
pengecekan pada alat secara berkala (Schedule Maintenance), alat dioperasikan
hingga rusak baru diperbaiki secara keseluruhan (Breakdown Maintenace),
melakukan pemeriksaan dengan prediksi atau analisis terhadap alat (Predictive
Maintenance).
Dalam makalah ini diambil salah satu data pabrik yang direncanakan
memproduksi semen Portland dengan kapasitas 2.000.000 ton/tahun atau
(277.777,8 kg/jam). Operasi pabrik dilakukan secara kontinyu, 24 jam/hari,
selama 300 hari dalam setahun. Dari hasil perhitungan, semen Portland dengan
kapasitas sebanyak 2.000.000 ton/tahun (277.777,8 kg/jam) diproduksi dengan
memperoleh spesifikasi komponen kimia seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Spesifikasi Produk Semen Portland
Komponen Produk (kg)
C2S 120.079,14
C3S 42.905,09
C3A 45.596,59

13
C4AF 33.046,72
MgO 5.401,38
K2O 27.777,78
Na2O 1.265,97
TiO2 1.493,30
P2O5 197,18
CaSO4.2H2O Fvf 14,61
Total 277.777,8
Untuk menghasilkan produk dengan kapasitas di atas diperlukan bahan
baku limestone 205,7 ton/jam; clay 15,77 ton/jam; copper slag 13,72 ton/jam;
pasir silika 13,72 ton/jam; dan WPSA 93,9 ton/jam.
Setelah didapat hasil produksi, maka bisa dilakukan analisa ekonomi
sebagai berikut:
Hasil Perhitungan Analisa Ekonomi
Keterangan Unit Jumlah
Total investment Rp 905.004.485.583
cost
Interest % per thn 11
IRR % 33,7
POT Tahun 3,6
BEP % 48,9
Harga bahan baku Rp/tahun 754.732.416.960
Harga jual produk Rp/tahun 2.400.000.000.000
Project life Tahun 15
Waktu konstruksi Tahun 2
Operasi pertahun hari/tahun 300

Dari hasil analisa ekonomi tersebut di atas, terlihat bahwa IRR sebesar
21,8% berada di atas bunga pinjaman 11%. Selain itu, terlihat bahwa fluktuasi
bahan baku tidak mempengaruhi signifikan terhadap kenaikan atau penurunan
nilai IRR pabrik sehingga pabrik semen Portland layak untuk didirikan.

14
KESIMPULAN
Kata “semen” dari diambil dari kata caementum yang artinya bahan
perekat yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan atau mengikat bahan-
bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh. secara umum semen adalah bahan
yang mempunyai sifat adhesive dan sifat cohesive, yang digunakan sebagai bahan
pengikat (bonding material) lainnya seperti pasir dan batu kerikil. proses
pembuatan semen dibedakan atas dua proses yaitu proses basah (wet process) dan
proses kering (dry process). Pada pabrik semen Portland menggunakan proses
kering karena energi bahan bakar yang lebih sedikit sehingga dari aspek ekonomi,
proses kering lebih ekonomis. Bahan baku pembuatan semen adalah batu kapur,
tanah liat, pasir silica, pasir, gipsum. Alat yang sangat penting dalam proses
industry semen uaiti rotary kiln sehingga dibutuhkan perawatan dan pemeloharaan
yang baik agar alat tersebut bisa berjalan dengaan baik dan menghasilkan semen
yang berkualitas tinggi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Austin, Shereve. 1984. Chemical Process Indutries. Fuel and Industrial Gasses.
Salah, Dr Basil. 2010. Concrete Technology.
http://henrinurcahya.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancaman-
ekologid/
http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positif-maupun.html
http://id.wikipedia.org/wiki/semen#Jenis_semen
http://irmanrostaman.wordpress.com/2012/03/27/proses-pembuatan-semen-
cement-mamufacturing-process/

16

Anda mungkin juga menyukai