Anda di halaman 1dari 40

Pertemuan ke-06

PERPETAAN
SKALA

Pertemuan ke-07
PERPETAAN
THEMA
Bagaimana Obyek Permukaan Bumi Digambarkan?

1. Obyek digambarkan dengan simbol


2. Bentuk Permukaan bumi digambarkan dengan
Proyeksi Peta
3. Detail informasi obyek ditentukan dengan skala
4. Jenis informasi digambarkan berdasarkan thema

1
3 SKALA PETA
DETAIL INFORMASI OBYEK DITENTUKAN DENGAN SKALA

Skala Peta adalah perbandingan antara jarak pada peta


dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi atau di
lapangan.

Contoh :

Jarak sebenarnya antara Jakarta – Bogor adalah 50 km.


Pada peta skala 1 : 100.000,
maka jarak antara kedua kota tersebut di peta adalah?

1 cm di peta = 100.000 cm / 1 km di lapangan,


Maka 50 km di lapangan = 50 cm di peta

2
Jika jarak antara dua titik di lapangan 5,0 km dan kedua
titik itu digambarkan di peta dengan jarak 5,0 cm,
maka skala peta tersebut adalah?

5 cm 5 cm
---------- = ---------------- = atau ditulis 1 : 100.000
5 km 500.000 cm

3
DETAIL INFORMASI DITENTUKAN
OLEH SKALA PETA

Skala besar, obyek


digambarkan lebih
detail/rinci

Jadi, kedalaman
informasi
yang ditampilkan
peta, ditentukan
oleh skala

Skala kecil, obyek


digambarkan lebih
sederhana
4
5
Semakin besar skala peta, maka semakin teliti dan
semakin detail unsur dan informasi yang disajikan
(Sebaliknya)

Pekerjaan teknis/fisik di lapangan: Peta skala besar


Perencanaan umum (rencana tata ruang
tingkat propinsi): Peta skala kecil

6
Jenis Skala Peta

• Skala Numeris: Angka (perbandingan dari suatu jarak


di peta dengan jarak yang sama sebenarnya di
lapangan) 1:100.000

• Skala Grafis: Garis (dengan menggambar suatu garis


pada bagian informasi peta, di mana pada garis
tersebut dibuat bagian-bagian/segmen garis yang
panjangnya menunjukkan jarak di permukaan bumi.

7
Skala Sebutan Penggunaan
 1: 10.000 Sangat besar Peta kerja/lapangan

1: 25.000 – 1: 50.000 Besar Peta kerja


/perencanaan lapangan

1: 100.000 Sedang Perencanaan tingkat Kabupaten

1: 250.000 – 1: 500.000 Kecil Perencanaan tingkat Provinsi

8
Penggunaan Skala untuk Pembuatan Peta Dasar
Kehutanan pada Masing-Masing Wilayah Provinsi
P ro v i n s i Skala Peta dasar
Peta yang digunakan
1. Provinsi di P. Sumatera 1 : 50.000 Peta Rupabumi (RBI)/ Peta
Topografi (TOP)

2. Provinsi di P. J a w a 1 : 25.000 Peta Rupabumi (RBI)

3. Provinsi P. B a l i 1 : 25.000 Peta Rupabumi (RBI)

4. Provinsi N T B 1 : 25.000 Peta Rupabumi (RBI)

5. Provinsi N T T 1 : 25.000 Peta Rupabumi (RBI)

6. Provinsi di P. 1 : 50.000 Peta Rupabumi (RBI)/ Peta


Kalimantan Topografi (TOP)

1 : 50.000 Peta Rupabumi (RBI)


7. Provinsi di P. Sulawesi
1 : 25.000 Peta Rupabumi (RBI)
8. Provinsi di Maluku
1 : 100.000 Peta Rupabumi (RBI)/ Peta
9. Provinsi di Papua Topografi (TOP)

1 : 250.000 Peta Dasar Tematik


10. Wilayah Nasional Kehutanan yang dibuat dari
Citra Landsat 7 ETM+
Geocorrected.
9
4 JENIS INFORMASI DIGAMBARKAN BERDASARKAN THEMA

Klasifikasi Peta
• Peta Dasar: peta yang menunjukkan obyek-obyek
dipermukaan bumi pada posisi yang sebenarnya, yang
digunakan sebagai dasar bagi kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan data dan informasi yang
berreferensi geografis (misalnya untuk pembuatan peta-
peta tematik). RBI, TOP, JOG

• Peta Tematik : peta yang menyajikan informasi tentang


suatu tema atau maksud tertentu, dalam kaitannya
dengan unsur topografi yang spesifik sesuai tema peta.
Peta analisis & Sintesis: peta tanah, peta kelas lereng
dan peta curah hujan, Peta TGHK (Departemen
Pertanian, Kehutanan, Dinas, Swasta, dll) 10
JENIS PETA SUMBER DATA

a. Peta Dasar • Peta Rupabumi Indonesia atau Peta


Topografi.
• Peta Dasar Tematik Kehutanan yang dibuat
dari Citra Landsat 7 ETM+ Geocorrected.
b. Peta Kawasan Hutan • Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi, dan Peta Rencana Pengukuhan dan
Penatagunaan Hutan (RPPH) bagi provinsi
yang belum ada peta penunjukannya;
• Peta Penetapan Kawasan Hutan yang telah
temu gelang maupun yang masih partial;
• Peta Perubahan Fungsi dan Perubahan Status
Kawasan Hutan.
c. Peta Wilayah Administrasi • Peta Batas Wilayah Administrasi
Pemerintahan Pemerintahan, meliputi batas Negara,
Provinsi, Kabupaten/Kota yang diterbitkan
oleh Departemen Dalam Negeri.

11
Peta Tematik Kehutanan
JENIS PETA SUMBER DATA

a. Penutupan lahan, sebaran • Peta hasil penafsiran citra dan inventarisasi hutan
dan potensi hutan, yang dikeluarkan Baplan,
b. Penggunaan dan peman- • Peta-peta perijinan lampiran keputusan Menteri
faatan kawasan hutan, Kehutanan,
c. Sebaran dan populasi • Peta hasil inventarisasi satwa yang dikeluarkan oleh
satwa, Baplan dan Ditjen PHKA,
• Peta Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial yang
d. Rehabilitasi lahan dan per dkeluarkan oleh Ditjen RLPS,
hutanan sosial, • Peta DAS dan Sub DAS yang dkeluarkan oleh Ditjen
e. Daerah Aliran Sungai (DAS) RLPS,
dan Sub DAS, • Peta Jaringan Jalan Angkutan Kayu yang dikeluar
f. Jaringan jalan angkutan kan oleh Baplan,
kayu, • Peta Rencana Karya Pengusahaan Hutan yang di
g. Rencana Karya Pengusa- keluarkan oleh Ditjen BPK,
haan hutan, • Peta hasil inventarisasi sosekbud yang dikeluar kan
h. Sebaran penduduk di dalam Baplan, Peta BPS dan Peta RBI/TOP,
dan sekitar hutan, • Peta Sebaran dan Potensi Tambang yang dikeluar
i. Sebaran dan potensi kan oleh Deptamben,
tambang • Peta Tanah yang dikeluarkan Puslitanak Deptan,
j. Jenis tanah, • Peta Intenstias Hujan yang dikeluarkan BMG,
k. Intensitas hujan, • Peta Kelas Lereng sesuai ketentuan yang berlaku,
l. Kelerengan,
12
RINCIAN PETA
• Alat bantu: gambaran, posisi, arah ke lokasi,
memasukkan data & informasi, pelaporan.
• Penyajian aneka ragam informasi:
a. Simbol dan Warna, sudah baku
b. Informasi Tepi Peta (marginal information)
• Bentuk & Kenampakan Geografi: simbol titik, simbol
garis, simbol area.
• Wujud Peta: simbol piktorial, simbol huruf, simbol
geometrik.
• Komposisi Peta: judul peta, skala peta, arah utara,
legenda, angka koordinat geografis, diagram lokasi,
sumber data, pembuat peta.
13
PENGGUNAAN INFORMASI PETA

• Jarak, garis terpendek antara 2 titik.


• Arah
a. Sudut arah, diukur dengan garis pangkal
utara/selatan dengan nilai 0° - 90°
b. Azimuth arah diukur mulai dari utara searah jarum
jam dengan besar sudut antara 0° - 90°
• Letak
a. berdasarkan koordinat geografis,
b. berdasarkan jarak & arah.
• Ketinggian dan Kemiringan lereng (kontur)

14
15
CAKUPAN PETA DASAR TEMATIK KEHUTANAN SKALA 1 : 250.000
94° 30' BT 96° BT 102° BT 108° BT 114° BT 120° BT 126° BT 132° BT 138° BT 141° BT

6° LU
6° LU

0421 0521 0621 2521

0420 0520 0620 1220 1320 1820 1920 2420 2520

0519 0619 0719 1119 1219 1319 1719 1819 1919 2419 2519

0418 0518 0618 0718 0818 1118 1218 1318 1418 1718 1818 1918 2018 2418 2618

0517 0617 0717 0817 0917 1017 1217 1317 1417 1517 1617 1717 1817 1917 2017 2117 2217 2317 2417 2517 2617 2817

0516 0616 0716 0816 0916 1016 1216 1316 1416 1516 1616 1716 1816 1916 2016 2116 2216 2316 2416 2516 2616 2716 2816
0° 0°

0615 0715 0815 0915 1015 1315 1415 1515 1615 1715 1815 1915 2015 2115 2215 2315 2515 2615 2715 2815 2915 3015 3115

0614 0714 0814 0914 1014 1114 1314 1414 1514 1614 1714 1814 1914 2014 2114 2214 2314 2414 2514 2614 2714 2814 2914 3014 3114 3214 3314

0713 0813 0913 1013 1113 1213 1313 1413 1513 1613 1713 1813 2013 2113 2213 2313 2413 2513 2613 2713 2813 2913 3013 3113 3213 3313 3413

0712 0812 0912 1012 1112 1212 1312 1412 1512 1612 1712 1812 2012 2112 2212 2312 2412 2512 2612 2712 2812 2912 3012 3112 3212 3312 3412

0911 1011 1111 1711 1811 2011 2111 2211 2311 2711 2811 2911 3011 3111 3211 3311 3411

0910 1010 1110 1210 1410 1610 1710 1910 2010 2110 2210 2310 2810 2910 3010 3210 3310 3410
6° LS 6° LS

1109 1209 1309 1409 1509 1609 1709 1809 2109 2209 2309 2709 2809 2909 3009 3309 3409

1108 1208 1308 1408 1508 1608 1708 1808 1908 2108 2208 2308 2408 2508 2608 2708 2808 3008 3208 3308 3408

1407 1507 1607 1707 1807 1907 2007 2107 2207 2307 2407 2507 2607 2707 2807 3207 3307 3407

1806 1906 2006 2106 2306 2406 3406

2005 2105 2205 2305 2405


11° LS

11° LS
94° 30' BT 96° BT 102° BT 108° BT 114° BT 120° BT 126° BT 132° BT 138° BT 141° BT

PERNYATAAN BERSAMA
Menindaklanjuti MoU antara Departemen Kehutanan dan BAKOSURTANAL
1525/11.Kum/2003
No. : ___________________ , tanggal 11 September 2003
OT.02/62.KA/IX/2003
tentang Penyelenggaraan Survei dan Pemetaan Sumber Daya Hutan

Maka :
1. Telah disusun Peta Dasar Tematik Kehutanan secara nasional pada skala 1 : 250.000, dengan memanfaatkan
teknologi Remote Sensing ( citra Landsat 7 ETM+ , SRTM ), Geographic Information System (GIS) dan GPS
2. Peta Dasar Tematik Kehutanan dimaksud telah dilakukan Koreksi dan Verifikasi teknis oleh BAKOSURTANAL,
dan dinyatakan layak untuk dasar pemetaan pada skala 1 : 250.000

Dengan ini menyatakan :


Peta Dasar Tematik Kehutanan merupakan kerangka dasar yang harus diacu bagi seluruh
pemetaan tematik kehutanan pada skala 1 : 250.000 secara nasional, dalam rangka
membangun Basis Data Spasial Kehutanan
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Bogor, 27 Juni 2006

KEPALA BAKOSURTANAL MENTERI KEHUTANAN

RUDOLF W. MATINDAS H.M.S. KABAN

16
LEGAL ASPEK
DICETAK DAN DITERBITKAN OLEH :
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)
JALAN RAYA JAKARTA- BOGOR KM 46 TLP : (021)8752062 FAX :62-21-8752064
TLX :48305 BAKOST IA CIBINONG 16911-BOGOR
http://www.bakosurtanal.go.id
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia

Catatan
Apabila dikerjakan oleh dua instansi, maka ditulis
secara terpisah contoh:
- Diterbitkan : Bappeda Kab.Bogor
- Didesain/Dibuat : Bakosurtanal

17
Status Peta Kehutanan

Peta Kehutanan berdasarkan statusnya terdiri


dari :
➢ Peta berkekuatan hukum
➢ Peta tidak berkekuatan hukum.

18
➢ Peta kehutanan yang berkekuatan hukum adalah yang
dibuat secara jelas pembuatan/penerbitannya yang
didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, di mana dalam prosesnya paling tidak
mengikuti tahapan “Buriksah”, yaitu ada pembuat,
pemeriksa, dan pengesah peta.
Jelas tujuan dan penggunaannya, sebagai contoh :
peta lampiran Surat Keputusan, peta lampiran Berita
Acara, dan sebagainya.
Tercantum nama, jabatan dan tanda tangan baik
pembuat, pemeriksa maupun pengesahnya.

➢ Peta tidak berkekuatan hukum yaitu peta-peta


kehutanan yang menggambarkan tema-tema
perkembangan hasil kegiatan pembangunan
kehutanan, kondisi fisik sumber daya hutan dan tema
penggunaan serta penutupan lahan lainnya. 19
Pemutakhiran Peta
Pemutakhiran peta dasar kehutanan pelaksanaannya dilakukan
oleh Badan Planologi Kehutanan → PKTL.

Periode pemutakhiran peta dasar kehutanan dilakukan setiap 3


(tiga) tahun, dalam hal ini adalah sesuai dengan perkembangan
kegiatan yang telah dilaksanakan, antara lain:
➢ Hasil pelaksanaan kegiatan tata batas kawasan hutan.
➢ Adanya bencana alam, seperti : gempa bumi yang besar dan
tsunami yang dapat merobah permukaan bumi.

20
Contoh Pemutakhiran Peta Topo skala 1 : 10.000
untuk pantai-pantai Aceh dan Sumatera Utara sebanyak
895 lembar bantuan oleh Australia.
21
Biaya
Pada tahun 2003, berdasarkan Keputusan Kepala Badan Planologi Kehutanan
Nomor : 68/Kpts/VII-Set/2003 tentang STANDAR BIAYA BIDANG
PLANOLOGI KEHUTANAN, antara lain :
1. Pembuatan Peta Tematik manual 1 (satu) lembar (tidak termasuk bahan)
berkisar antara Rp 152.000,- sampai dengan Rp 228.000,-
2. Pembuatan Peta Tematik digital 1 (satu) lembar/layer (tidak termasuk bahan)
a) non-kontur berkisar antara Rp 480.000,- sampai dengan Rp 880.000,-
b) kontur Rp 1.060.000,-

Pada tahun 2021?

22
TATA LETAK PETA RUPABUMI

23
JUDUL PETA

PETA RUPABUMI INDONESIA


Lembar 1209 – 1427
1 : 10.000
CIPAYUNG
Edisi Digital : I - 1999

24
Sistim Penomoran Peta

1209 : JAKARTA 1209 – 14 : BOGOR


1209 – 1 : CIANJUR 1209 – 142 : CIPAYUNG
Sistem penomoran lembar lembar peta dimulai dari batas 91°T sampai 141°
dengan interval 1,5° dan 15°S hingga 10°U dengan interval 1°. Lembar peta
skala 1:250.000 dari barat ke timur diberi nomor urut 01, 02, 03 s/d 34 dan Dari
selatan ke utara dengan urut 01,02,03 s/d 25, Contoh Lembar Peta 1 : 250.000 di
atas 1209 s/d 1209 -142

25
INDEKS PETA
PETUNJUK LETAK PETA DIAGRAM LOKASI
6°25'00'' 5°45'00''

1209-1433 1209-1441 1209-1442


CIBITUNG GARUNGSANG CIMANDALA
JAKARTA
6°27'30'' 6°15'00''

1209-1419 1209-1427 1209-1428


CIAWI CIPAYUNG PROP. JAWA BARAT

6°30'00'' 6°45'00''

1209-1416 1209-1424 1209-1425


CIRERENG SUKABIRUS CISARUA

6°32'30'' 7°15'00''
106°47'30'' 106°50'00'' 106°52' 106°55' 106°00'00'' 106°45'00'' 107°30'00''

26
SISTEM GEOREFERENSI

Proyeksi : ……………….. Transverse Mercator


Sistem Grid : ………….…… Grid Geografi dan Grid Universal
Tranverrse Mercator
Datum Horizontal :......................... Datum Geodesi Nasional 1995 ( DGN-95)
Datum Vertical :.......................... Muka Laut di Lembar
Satuan Tinggi :.......................... Meter
Selang Kontur :.......................... 5 meter

27
28
29
PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT

30
ORIENTASI (ARAH) PETA

31
Penggaris Lintang Bujur

30"
1'
0' 1'

10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

Interval skala terkecil adalah 1 detik

32
04’ 00”

04’ 30”
Posisi Kotak :
Bujur = 137
05’ 00”

Lintang = 02

05’ 30”

06’ 00”

06’ 30”

07’ 00”
137 52’ 30”

52’ 30” 53’ 30” 54’ 00” 54’ 30” 55’ 00”
02 07’ 30” 33
MENENTUKAN BUJUR

30"
04’ 00” 0' 21”

0 1 2 3 4 5 6

Posisi Sekolah :
Bujur = 137 55’ 00” +
Bujur = 137 55’ 21”

55’ 00”
34
6
5
MENENTUKAN LINTANG

30"

4
3
2
10”

0 1
0'
04’ 00”

Posisi Sekolah :
Lintang = 02 04’ 00”
-
Lintang = 02 03’ 50”

55’ 00”
35
04’ 00”

Posisi Sekolah :
Bujur = 137 55’ 21”

Lintang = 02 03’ 50”


137 52’ 30”

02 07’ 30” 55’ 00”


36
o
06o42’00” LS 106 59’30” BT

o
06 42’30” LS 107 00’00” BT
o

30” = 3.65 cm
LS =2.4 cm BT = 0.9 cm

1 cm = 8.2”
LS = 2.4 cm = 2.4 x 8.2” =
20”
BT =0.9 cm = 0.9 x 8.2 = 7”

Posisi TTG 228:


06o42’20” LS
106o59’37” BT
37
Jarak
Mngukur panjang jalan dari A ke B

Benang

30"
0'

0 1 2 3 4 5 6
Peta RBI Skala 1 : 25.000
A B
Panjang jalan di peta = 5 cm
Panjang jalan sebenarnya adalah
5 x 25.000 = 125.000 cm = 1250 m = 1,25 km
38
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai