Anda di halaman 1dari 7
bakat semata, Menurutnya, menulis juga tidak terbatas pada minat dan tidak cukup dibangun oleh kebiasaan. Penulis harus memiliki kemampuan mengenai aspek pengetahuan, sikap, proses, keterampilan, hasil, dan profesi dalam menulis. Mahasiswa perlu mempelajari mata kuliah ini supaya dapat meghasilkan karya tulis kreatif. Karya tulis kreatif bisa Anda temui di media massa, buku sastra, dsb. Mengapa? karena artikel hasil penulisan kreatif itu sendiri adalah artikel yang produknya bisa dinikmati oleh masyarakat pembaca. Dapat membuat karya tulis kreatif merupakan bentuk kebanggaan tersendiri gan sebuah keharusan bagi mahasiswa. Mahasiswa adalah kaum intelek yang diharapkan membawa perubahan. Mahasiswa memang harus kritis namun kritis yang dimaksud disini adalah kritis yang positif atau membawa manfaat bagi masyarakat. Contohnya : Seorang mahasiswa harus bisa menyuarakan aspirasi, harus selalu mengawal pemerintah dalam mengambil keputusan atas suatu kebijakan. Sejarah mencatat bahwa dari tangan mahasiswa lah reformasi itu tercipta. Berapa juta mahasisa yang turun ke jalan pada tahun 1998? Suara_mahasiswa selalu didengar. Maka itu mahasiswa harus_berani bersuara. Menyuarakan kebenaran untuk membangun sebuah bangsa yang bermartabat dan sesuai dengan cita-cita luhur. Dalam era modem menyuarakan aspirasi tidak harus turun kejalan mahasiswa dapat menulis karya yang dapat dibaca oleh pihak terkait. Saat pertama rasakan lara Tahun 95, Seno Gumira Adjidarma menerbitkan cerpen dengan judul Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi. Melalui cerpen tersebut, Seno panggilan akrabnya menceritakan seorang karyawati yang dilarang bernyanyi di kamar mandi oleh Pak RT tempat karyawati tersebut kost. Pak RT mendapat aduan dari para isti yang merasa resah. Para suami menjadi bersikap dingin diranjang setelah suaminya mendengar suara nyanyian karyawati tersebut setiap kali mandi. Para suami berimajinasi setiap kali mendengar nyanyian karyawati tersebut. Meskipun sudah dilarang bernyanyi sambil mandi, para suami tetap saja berimajinasi setiap mendengar guyuran air mandi karyawati tersebut Akhimya karyawati pergi meningalkan tempat kost tersebut, tetapi para suami tetap saja bersikap dingin di ranjang. Melalui cerpen tersebut, Seno menyampaikan pesan bahwa imajinasi tidak bisa dikekang. Semua orang bebas berimajinasi. Hal tersebut tentu menggambarkan suasana masa Orde Baru; setiap orang tidak memiliki kebebasan mengkritik. Bahkan karya pun dibatasi. Itu sebabnya pada akhir film yang dibintangi Penulisan Kreatif 2 Grup Lawak Warkop DKI terdapat pesan Tertawalah Sebelum Tertawa itu Dilarang. Melalui cerpen ini, Seno mendapat beberapa penghargaan salah satunya South East Asia Write Award. Pada masa itu, mengkritik pemerintah memang berbahaya. Pengkritik bisa dipidana bahkan sampai kehilangan nyawa.Namun, melalui cerpen tersebut Seno berhasil mengkritik tanpa dipenjara bahkan sampai kehilangan nyawa. la kritik kebebasan berpikir melalui bahasa kiasan. Tahun 2017, Ni Komang Ariani pemah menulis cerpen berjudul Perempuan Berambut Api. Cerpen tersebut menceritakan seorang perempuan tua yang memiliki kuasa namunmenyebalkan. Karena kuasanya tersbeut, membuat orang-orang selalu. mengikuti tutur katanya. Namun, tidak di belakang erempuan tersebut Cerpen tersebut merupakan kritik terhadap seseorang namun dilakukan melalui karya tanpa melukai perasaan orang yang disindir dalam cerpen tersebut. Dari dua cerpen di atas, kita dapat belajar bahwa menulis kreatif membutuhkan keterampilan khusus untuk bisa membuat tulisan. Tulisan sastra bisa menggunakan bahasa sastra. Tulisan populer bisa menggunakan bahasa populer. Penulis bisa menyampaikan idenya melalui tulisan. Matakuliah Menulis Kreatif ini mengajarkan mahasiswa untuk dapat menulis di media massa. Menulis di media massa merupakan hal yang gampang tetapi susah. Dikatakan gampang karena menulis kreatif bersumber dari kemampuan diri sendiri, Dikatakan susah karena tidak semua tulisan bisa diterbitkan oleh redaksi Apalagi pesaing untuk menulis di media massa sangat banyak dan dari berbagai kalangan. Maka dari itu mahasiswa perlu belajar sungguh-sungguh agar tulisannya dapat tembus dan dimuat di media massa. 4. Mengapa Mahasiswa Perlu Menulis di Media Massa? Sebagian dari kita selalu bertanya, mengapa perlu menulis di media massa? Jawabannya mudah, antara lain : a. Masyarakat perlu bersuara Negara melalui UUD 1945 pasal 28 poin E menjamin kebebasan berserika/berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Mahasiswa bisa berpartisipasi dalam © membangun masyarakat. Mahasiswa bisa menyampaikan aspriasi berupa oponi, kriik, dan saran kepada publik dan pemerintah melalui tulisan b. Pemerintah pertu dikawal Mahasiswa bisa mengawal pemerintahan melalui tulisan. Mahasiswa merupakan bagian penting dari pembangunan sebuah bangsa. Mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi melalui tulisan. Kemampuan mahasiswa dalam publikasi pemikiran melalui pemikiran masih sangat langka. Tidak ada 10% dari jumlah mahasiswa di Indonesia yang berani menyampaikan aspirasi melalui tulisan. 9 Setiap masalah membutuhkan solusi Mahasiswa merupakan kaum intelek. Usianya yang muda membuat ide- ide yang disampaikan masih segar. Mahasiswa bisa memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi di masyarakat. d. Honorarium Setiap tulisan yang berhasil diterbitkan akan mendapatkan honor. Honor menulis memang tidak banyak. Namun, honor ini dapat meningkatkan motivasi menulis. Ada yang mengatakan honor menulis biasa saja. Bagi penulis pemula, tulisan yang berhasil terbit merupakan kebahagiaan yang luar biasa. Namun, mendapatkan honor atas jerih payahnya dalam menulis mampu menambah kebahagiaan. Bersuara melalui tulisan jauh lebih mudah dibandingkan harus berorasi dipinggir jalan. Selain itu juga lebih aman. Bahaya yang ditimbulkan pun sangat minim. Menulis artikel hanya memerlukan waktu 1 atau 2 jam saja. Oleh karena itu, mari kita belajar menulis di media massa. Kceuali menulis karya sastra bisa berhari-hari. |. Karakter Tulisan Kreatif Yunus (2015:10-11) mengatakan bahwa tulisan kreatif memiliki tiga karakter utama, yaitu : a. Imajinatif Menekankan pada daya khayal penulis untuk menggali dan mengekplorasi bahan dan ide tulisan secara optimal. Meskipun khayalan tersebut bersumber dari pengalaman pribadi, penulis harus mampu membuat tulisan tersebut menarik dan lebih baik. b. Ekspresif Penulis harus mampu menggugah pengalaman batin pembaca melalui ekspresi penulis yang berkaitan dengan pengalaman dan pengetahuannya. c. Apresiatif Menekankan pada kesengajaan penulis dalam menyenangi dan menikmati ide cerita yang akan disajikan dalam tulisan sehingga mampu menciptakan nilai baru terhadap karya yang dihasilkan, termasuk nilai-nilai baru dalam kehidupan. 3. Jenis-jenis Ai rtikel Artikel merupakan rangkaian kata yang tertulis. Menurut KBBI, artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau essai dsb. Artikel dibagi menjadi a. Artikel ilmiah yaitu artikel yang ditulis berdasarkan pengamatan dan menganut kaidah penulisan ilmiah. Artikel ilmiah bisa berupa jumal ilmiah, esai ilmiah dan makalah. b. Artikel pop yaitu artikel yang ditulis faktual dan dimuat di media massa. Artikel pop bisa berupa berita, opini publik, editorial, esai populer, dan kolom. ©. Artikel sastra yaitu artikel yang ditulis dari hasil imajinasi pengarang, Artikel sastra bisa berupa cerita pendek ataupun cerita bersambung. 4. Artikel Populer Artikel populer yaitu artikel yang ditulis secara faktual dan dimuat di media masse. Artikel populer menganut kaidah penulisan jumalistik, seperti kebakuan bahasa, pemilihan diksi, memperhatikan ejaan, menghindari penggunaan bahasa yang jarang dipahami dan sebagainya. Meskipun artikel populer memiliki cir dimuat di media massa, tetapi tidak semua tulisan yang dimuat di media massa termasuk dalam kategori artikel populer. Artikel yang dimuat di media massa yang bukan termasuk artikel populer yaitu berita duka cita, informasi kehilangan, iklan, dan informasi lelang. Pembaca artikel populer berasal dari berbagai suku bangsa dan budaya sehingga penulis menghindari unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Selain itu karena dimust di media massa, penulis harus menghindan kesalahpaham: media massa an yang akan menimbulkan kontroversi. Hal itu karena pembaca merupakan masyarakat yang berasal dari berbagai macam golongan. Artikel yang ditulis hendaknya bisa dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Untuk itu, penulis harus memperhatikan kebutuhan halayak bukan Penulisan Kreatif kebutuhan kelompok. Contohnya, anak vespa menulis untuk komunitas vespa di media massa, maka pembaca yang tidak tergabung dalam komunitas vespa sulit memahaminya Penulis hendaknya menggunakan kosa kata yang mudah dipahami. Untuk itu, penulis harus menghindari penggunaan jargon/istilah khusus. Tidak semua pembaca memahami jargon/istilan khusus. Contohnya, jargo di dunia Perkeretaapian, jargon di lingkup kesehatan, ataupun jargon yang dipakai pihak kepolisian Penulis dengan media massa memiliki hubungan erat yang saling membutuhkan. Media massa, tanpa adanya artikel populer maka media tesebut tidak ada yang bisa dijual. Orang membeli koran, majalah dsb karena hendak mendapatkan informasi terkini bukan hanya sekadar kertas kosong. Honorarium: yang diterima oleh penulis tidakiah sedikit namun bervariatif. Tergantung dari besar redaksi dan wilayah pasar redaksi ; Ada 3 golongan redaksi berdasarkan wilayahnya, yaitu a. Golongan A yaitu redaksi yang wilayahnya pemasarannya berskala nasional. Produknya dipasarkan minimal di 3 provinsi. Honor yang diberikan redaksi kepada penulis jumlahnya lumayan. b. Golongan B yaitu redaksi yang wilayah pemasarannya berskala regional. Lingkup pemasarannya dalam 1 provinsi. Produknya dipasarkan minimal di 3 kabupaten/kota. Redaksi pada golongan ini ada yang memberikan honor kepada penulis namun ada juga yang tidak memberikan. cc. Golongan C yaitu redaksi yang wilayah pemasarannya berskala_lokal Produknya hanya dipasarkan di 1 kabupaten/kota saja. Biasanya golongan initidak memberikan honor kepada penulis. Meskipun honor yang diterima penulis dari redaksi masing-masing berbeda, penulis harus tetap memiliki semangat menulis. Honor bagi penulis bukanlah yang utama. Mampu menerbitkan artikel di media massa merupakan prestasi luar biasa. Hal itu karena tulisan yang terbit sudah mengalami proses seleksi di meja redaksi. Redaksi setiap hari menerima puluhan bahkan ratusan artikel dari para penulis. Namun, media hanya bisa menampilkan 1-3 artikel setiap harinya. Itu sebabnya, penulis baru akan sulit sekali menerbitkan karyanya di media massa. Penulis Penulis harus giat dan rajin mengirimkan naskahnya agar dikenal oleh pihak redaksi. Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1 5. Karya Sastra Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta Sastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, atau buku instruksi (Teew, 1984: 20-21). Sastra merupakan tulisan yang berisi ungkapan jiwa pengarang setelah melalui proses imajinasi. Pada zaman dahulu, karya sastra dianggap sakti dan mempunyai kekuatan. Pengarang pada masa itu seorang empu. Empu merupakan seseorang dari kasta brahmana yang dianggap mempounyai kesaktian sehingga karya dibuatnya dianggap mempunyai kesaktian, seperti keris, kitab, tombak, dsb. sastra banyak dibacakan pada saat beribadah (kitab), mengobati orang kesurupan (mantra), membersihkan jiwa. Apakah hanya empu saja yang bisa menulis? Tidak, para raja dan abdi keraton pjuga bisa menulis, akan tetapi hanya Empu lah sumber ilmu pngetahuan pada masa itu. Namun seiring berjalannya waktu, anggapan bahwa karya sastra mempunyai kesaktian sudah mulai bergeser karena mulai banyak orang-orang yang bisa baca tulis. Sastra menurut Horatio bersifat dulce etutille yakni indah dan berguna. Apakah karya satra itu harus menggunakan bahasa yang mendayu-dayu agar terkesan indah? Lantas bagaimana puisi yang menggunakan bahasa kasar? Keindahan bukan karena kesopanan dalam berbahasa, melainkan adanya permainan rasa, kata, bentuk, dan bunyi. Apakah karya sastra selalu berguna? Karya sastra mempunyai nilai guna bagi pembaca seperti pencerahan, edukasi, dsb. Pembaca membaca karya sastra untuk menghibur diri. Melalui karya sastra, penulis menyampaikan imajinasinya melalui tulisan. Melalui tulisan itu pengarang membawa pembaca untuk mengerungi alam imajinasi penulis. Pengarang memberikan kuasa sebebas-bebasnya kepada pembaca dalam mengimajinasikan bacaan sastranya. Dalam teori sastra juga membahas mengenai genre sastra (dibaca zongré sastra). Genre sastra menurut para ahi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi, dan meningkatnya selera manusia atas seni, genre sastra berkembang menjadi puisi, lagu, prosa, drama, film, dan komik. Puisi ada sejak sastra pertama lahir. Pulsi berkembang dan berkolaborasi dengan seni musik menghasilkan lagu. Apakah lagu sama dengan puisi? Tidak. Pertanyaan itu sama dengan apakah telor dan roli adalah sama? Tidak. Bukankah dalam roti terdapat telor? Roti merupakan perpaduan telor, ragi, tepung, dan air, Sama halnya dnegan lagu. Lagu merupakan perpaduan antara puisi (yang dikenal dnegan link) dan sen! musik (kadang terdapat sinematografi). Begity juga dengan film. Film merupakan perpaduan antara seni peran (drama) dan sinematografi. Begitu juga dengan komik. Apa itu komik? Komik merupakan perpaduan antara prosa dan seni lukis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa genre sastra modern saat ini meliputi puisi, lagu, prosa, drama, film, dan komik Sastra dikatakan modem karena menggunakan teknik, model, dan penyampaiannya yang modem. Puisi jika dulu ditulis dibatu dan kayu, kini bisa dinikmati melalui sistem cyber (digital). Jika dulu orang menikmati drama di gedung teater sekarang bisa dinikmati di bioskop bahkan di rumah jika membeli kaset rekaman (DVD). Orang ingin menikmati prosa, zaman dahulu harus menunggu seseorang yang berprofesi sebagai tukang cerita (dalang) untuk berhikayat, saat ini bisa dicari di perpustakaan, toko buku, internet hanya dengan membacanya saja. Komik saat ini tidak hanya dilihat di buku komik ataupun koran tapi bisa juga melalui situs intemet. Saat ini menikmati karya sastra menjadi sangat mudah. Hanya tinggal klik melalui ponsel, perangkat komputer, dsb, bisa menikmati karya sastra. Semua orang bisa menjadi sastrawan. Era sastra lama, hanya kaum brahmana saja yang bisa menjadi sastrawan karena hanya mereka yang tahu baca tuls serta berilmu tinggi. Dan jumlahnya bisa dihitung dengan jari seperti empu Kanwa, empu Tantular, empu Seddah, empu Sendok, dsb. di era modern siapa saja bisa menjadi sastrawan, membuat puisi (jelek sekalipun) dimuat diakun buku dir (facebook) bisa disebut sastrawan (secara teori). Hasilnya, banyak sastrawan sekuter (seniman kurang terkenal). Selain itu banyaknya karya sastra (sebagian menulis hanya untuk komersial) sehingga banyak karya sastra yang tidak berbobot (sastra pop). Cara Mengirimkan Naskah Banyak penulis pemula yang kebingungan mengenai pa yang ditakukannya setelah mempunyai naskah. Naskah yang sudah melalui tahap revisi’ penyuntingan pribadi sebaiknya segera dikirimkan ke redaksi media massa. Adapun langkah-langkah mengirimkan naskah ke redaks! yaitu : a. Menyiapkan naskah yang hendak dikirimkan; b. Menyiapkan biodata penulis seperti nama, alamat, jenjang pendidikan, profes! (profesi penulis sangat menentukan dimuat dan tidaknya sebuah artkel), nomor NPWP, nomor telpon yang bisa dihubungi, foto, dan nomor rekening;

Anda mungkin juga menyukai