Anda di halaman 1dari 4

- Internal 

1)   CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain :


 Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen) 
 Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior 
 Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus. 
 Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum 
 Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum. 

2)   “Lumbo Peritoneal Shunt” 


CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka
atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Teknik Shunting:
Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu frontalis,
ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe. 
- Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan analisis. 
- Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletak proksimal dengan
tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter) maupun yang terletak di distal dengan
katup berbentuk celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara 5-
150 mm, H2O. 
- Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium kanan jantung
melalui v. jugularis interna (dengan thorax x-ray ujung distal setinggi 6/7). 
- Ventriculo-Peritneal Shunt 
 Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan 
 Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.
Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan tidak
diperlukan adanya revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.
Komplikasi yang sering terjadi pada shunting: infeksi, hematom subdural, obstruksi,
keadaan CSS yang rendah, ascites akibat CSS, kraniosinostosis. 

I. KONSEP KEPERAWATAN HIDROCEFALUS


1.    Anamnesa
a.  Riwayat penyakit / keluhan utama
Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan
pupil, kontriksi penglihatan perifer
b. Riwayat penyakit sekarang
Menanyakan tentang keluhan yang dialami sekarang mulai dari peningkatan TIK,
muntah dan mengeluh sakit kepala, iritabel, pupil edema kejang baik vokal maupun
umum, perubahan pupil, perubahan pola makan, perubahan tanda vital (tekanan darah,
sistol naik, nadi turun, nafas tidak teratur).
c. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Adanya riwayat meningitis, infeksi intrakranial/ hemoragie, anoxia prenatal atau
infeksi intrauterine. 
d.Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan pada keluarga tentang di dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang
diderita oleh klien
e.Riwayat Perkembangan
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras
atau tidak.
f.Riwayat Psiko Sosial
Peran terhadap keluarga akan menurun yang diakibatkan oleh adanya perubahan
kesehatan sehingga dapat menimbulkan psikologis klien dengan timbul gejala-gejala
yang di alami dalam proses penerimaan terhadap penyakitnya.
9. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindari.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi 
-Anak dapat melihat keatas atau tidak
-Pembesaran kepala. 
-Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas. 
b. Palpasi 
-Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar. 
-Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang,
keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c. Pemeriksaan mata
-Akomodasi
-Gerakan bola mata
-Luas lapang pandang
-Konvergensi
-Didapatkan hasil dan alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas. 
-Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

3. Observasi Tanda-Tanda Vital

Didapatkan data – data sebagai berikut :


-Peningkatan sistole tekanan darah.
-Penurunan nadi / Bradicardia.
-Peningkatan frekwensi pernapasan
4. Diagnosa Klinis
Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari
pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang ), Opthalmoscopy : Edema
Pupil. CT Scan Memperlihatkan (non – invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi
komputer. Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.
5. Diagnosa Keperawatan
- Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d perfusi serebral
- Nyeri akut yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
- Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurang informasi dalam
keadaan krisis

6. Intervensi Keperawatan
Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d perfusi serebral
Observasi :
- Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi,gangguan metabolisme,edema
serebral)
- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah meiningkatn tekanan nadi
melebar, kesadaran menurun)
- Monitor MAP
- Monitor CVP
- Monitor status pernapasan
Terapeutik :
- Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
- Berikan posisi semi fowler
- Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu.
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intracranial
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik :
- Sediakan materi pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurang informasi dalam
keadaan krisis
Observasi :
- Identifikasi risiko keselamatan
- Identifikasi pencetus dan dinamika krisis
Terapeutik :
- Sediakan tempat aman dengan suasana yang mendukung
- Lakukan tindakan pencegahan dari risiko bahaya fisik
- Hindari memberikan keyakinan yang salah
- Fasilitasi memutuskan tindakan untuk menyelesaikan krisis
Edukasi :
- Jelaskan kemampua yang dapat digunakan untuk menyelesaikan krisis
- Jelaskan mekanisme masa lalu dan saat ini serta eefektifannya
- Jelaskan tindakan alternatif untuk menyelesaikan krisis.
7. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan kerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kegiatan meliputi pengumpulan data berkelanjutan, dan
mengobservasi kondisi anak. Memberikan pembelajaran dan aktivitas yang tepat
pada anak dengan intervensi yang telah ditetapkan.
8. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui respon anak baik subjektif maupun objektif
terhadap hasil yang diharapkan dari rencana keperawatan. Menentukan apakah
dibutuhkan revisi rencana, untuk mengevaluasi perubahan.

Anda mungkin juga menyukai