PENDIDIKAN PANCASILA
Oleh:
Joana Therescova Kasim (20209065)
Leony Agnes Nonutu (20209055)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
Makalah “Memahami Demokrasi Pancasila” ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Pendidikan Pancasila di Universitas Negeri Manado. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang apa Demokrasi Pancasila itu.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Meity Abast selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya sistem politik
demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih memegang teguh
rakyat selaku pemegang kedaulatan. Sejak merdeka, perjalanan kehidupan demokrasi di Indonesia
Terpimpin (1959–1966) dan Demokrasi Pancasila (1967–1998). Tigamodel demokrasi ini telah
reformasi demokrasi yang diterapkandi Indonesia semakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah
melahirkan empat orang presiden. Mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati hingga
Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden Soeharto
dikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi (1965)
pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa Indonesia. “Apakah demokrasi
itu? Demokrasi adalah ‟pemerintahan rakyat‟. Masyarakat bebas berpendapat dan berorganisasi dan
rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya. Komisi negara dibentuk oleh
negara. Diperbolehkannya jalur independen atau calon perseorangan di luar jalur politik mencalonkan
diri dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) turut meramaikan kehidupan demokrasi di Indonesia.
kebebasan berpendapat serta rakyat menikmati kebebasan berorganisasi. Dalam kondisi seperti ini,
beberapa kalangan menilai penerapan demokrasi di Indonesia harus dijiwai dengan ideologi atau
Pancasila sebagai konsep diungkapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 saat
menyampaikan pidatonya yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafah negara yang diberi
Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1945, sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mencapai konsensus nasional dan gentlemen agreement tentang
dasar negara Republik Indonesia. Konsensus nasional yang mendasari dan menjiwai Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu dituangkan dalam suatu naskah yang oleh Mr Muhammad Yamin
disebut Piagam Jakarta. Piagam Jakarta merupakan hasil kompromi tentang dasar negara Indonesia
yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan. Di dalam Piagam Jakarta terdapat lima butir, sebagai berikut:
3. Persatuan Indonesia
perwakilan
Pada saat penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan
Muqaddimah (preambule). Selanjutnya, saat pengesahan UUD ‘45 18 Agustus 1945 oleh PPKI
diubah menjadi Pembukaan UUD setelah butir pertama diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perubahan butir pertama dilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah berkonsultasi
Para wakil rakyat Indonesia ketika itu terbagi atas dua kelompok aliran pemikiran. Di satu
pihak mereka yang mengajukan agar negara itu berdasarkan kebangsaan tanpa kaitan khas pada
ideologi keagamaan. Di pihak lain, mereka yang mengajukan Islam sebagai dasar negara. Mengingat
Indonesia adalah bangsa yang majemuk , maka kata – kata “menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
– pemeluknya“ di ganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa“. Hal ini terjadi karena setelah
ada protes dari perwakilan Indonesia bagian timur yang mayoritas adalah non muslim. Hal ini
membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki rasa tenggang rasa yang besar
dan saling menghormati satu sama lain dan mengutamakan kepentingan bersama/umum daripada
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
Era Reformasi ?
C. Tujuan
D. Manfaat
mengatur hidup dan sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikan semua teratur tanpa terjadi hal–
hal yang melewati batas norma kesopanan. Jadi jelas bahwa pendidikan Pancasila selalu diajarkan di
setiap tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, maupun Perguruan Tinggi sangatlah
bermanfaat agar kita menjadi manusia demokrasi yang selalu menghargai pemdapat orang lain,
tenggang rasa dan bertanggung jawab dalam menjadi warga negara yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad
ke-5 SM. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem“demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita
kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi
sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat
ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Menurut Wikipedia Indonesia,
demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam
taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta
pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi
konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-
Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang
Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa demokrasi
yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi konstitusionil. Dengan
demikian demokrasi Indonesia mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai khusus
seperti nilai-nilai yang memberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, tanah air dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
pemerintah dan masyarakat, usaha dan krida manusia dalam mengolah lingkungan hidup. Pengertian
lain dari demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan
Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi suatu
sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Kenyataannya, baik
dari segi konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan untuk
rakyat keseluruhan, tetapi populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan
menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga tidak mampu mewakili
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada
Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain
sebagainya. Terdapat dua landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk
harus diketahui oleh setiap orang yang menjadi pemimpin negara / rakyat / masyarakat / organisasi /
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku pengurusa rakyat,
yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh rakyatnya, dan sekaligus selaku
pelayanan rakyat, yaitu tidak boleh/bisa bertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2
UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45 serta
prinsip yang terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu
sebagai berikut:
belaka(Machsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-lembaga
negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan tindakannya
bagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga
absolutisme(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan
bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi,
di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok konstitusional, seperti
MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan dalam
pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi,
MPR mempunyai:
a. Menetapkan UUD
b. Menetapkan GBHN
a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
e. Mengubah undang-undang.
4. Presiden
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara
tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada
majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden
harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah hak inisiatif, hak
6. Menteri Negara
Menteri Negara adalah pembantu presiden, Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri negaraBerdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah
tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR
kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara
PENUTUP
Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya bisa
dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia sendiri demokrasi pancasila
sudah mendarah daging disetiap warga nya, karena demokrasi itu mencerminkan kehidupan
bermasyarakat, sistem demokrasi / pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk diterapkan di
indonesia karena adat dan budaya negara indonesia bertolak belakang dengan negara barat, NKRI
harga mati, demokrasi pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu kita.
DAFTAR PUSTAKA
-Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
-Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang: Fakultas
-Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.