Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

IJTIHAD
Dosen Pengampu : Shohibul Adib,S.Ag.,M.S.I

Disusun Oleh :

1. Farras Nabil Khanifah


2. Sarivatul Khasanah
3. Zekina
4. Zidni Ilma Nafia

Manajemen Pendidikan Islam

Staia Syubbanul Wathon Al Husain Magelang

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam sejarah islam,ijtihad telah banyak digunakan sejak dahulu.
Dari ajaran Al-Quran dan Hadits adanya ijtihad. Al-Quran dan Hadist
kebanyakan hanya menjelaskan garis besarnya saja, maka ulama berusaha
menggali maksud dan rinciannya dari kedua sumber tersebut melalui
ijtihad
Kemudian setelah wafatnya Rasulullah semakin luas dan para
sahabat menyebar keberbagai penjuru sehingga mereka dihadapkan pada
persoalan yang tidak ditemukan hukum nya dalam Al-Quran dan Hadist.
Hal itu, mengharuskan mereka menyelesaikanya dengan cara ijtihad.
Jadi,begitu pentingnya memahami ijtihad sebagai kunci untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat islam sejak
dulu,sekarang dan masa yang akan datang. Ijtihad sebagai sumber ketiga
setelah Al-Quran dan Hadist. Inilah yang membuat islam tidak kehilangan
karakternya sebagai agama yang dinamis.
Dari dasar sumber yang sama ternyata muslimin memahmi dengan
berbeda. Awal perbedaan ini,nampak jelas ketika Rasulullah saw.wafat.
Al-Quran dalam artian wahyu atau kalam ilahi dan penjelas dalam praktik
kehidupan sehari hari nabi saw itu terhenti. Seiring berjalanya
waktu,permasalan-permasalahan yang ditemui umat islam pun kian
berkembang. Ketika permasalahan-permasalahan tersebut tidak dapat lagi
di selesaikan hanya melalui Al-Quran dan Hadist, maka timbullah istilah
ijtihad.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini berupa :


1. Apa yang dimaksud dengan ijtihad ?
2. Apa hukum berijtihad dan bagaimana pahalanya ?
3. Bagaimana metode dalam berijthad ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ijtihad
Menurut Bahasa mengerahkan segala kesanggupan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit. Kata ijtihad berasal dari Bahasa arab ialah
dari kata “al-jahdu” yang berarti “daya upaya atau usaha yang keras”.
Ijtihad berarti berusaha keras “untuk mencapai atau memperoleh
sesuatu”. Dalam kaitan ini adalah usaha maksimal dalam melahirkan
hukum-hukum syariat dari dasar-dasarnya melalui pemikiran dan
penelitian yang sungguh-sungguh dan mendalam.
Ijtihad menurut definisi ushul fiqih yaitu pengarahan segenap
kesanggupan oleh seorang ahli fiqih untuk memperoleh pengetahuan
tentang hokum-hukum syara’ dan hukum syara’ menunjukan bahwa ijtihad
hanya berlaku dibidang fiqih,bidang hukum yang berkenaan dengan amal,
bukan bidang pemikiran amaliy dan bukan bidang nizhariy.
Pengertian-pengertian di atas jelas memberikan pandangan yang
mendasar bahwa ijthad adalah usaha sungguh-sungguh dan mendalam
yang dilakukan oleh individu atau sekelompok untuk mencapai atau
memperoleh Sesuatu hukum syariat melalui pemikiran yang sungguh-
sungguh berdasarkan dalil naqli yakni Al-Quran dan Hadist.Orang orang
yang mampu menetapkan hukum suatu peristiwa dengan jalan ini disebut
Mujtahid.
B. Hukum Ijtihad Dan Pahalanya
Dari seorang mujtahid wajib berijthad untuk orang lain bila tidak
ada yang sanggup menetapkan hukum pristiwa yang berada pada orang lain
tetapi ketika masih ada mujtahid atau tidak ada kehawatiran habisnya waktu
mengamalkan peristiwa yang hendak di cari hukumnya maka berijthad itu
wajib kifai.Seorang mujtahid hendaklah mengamalkan hasil ijthadnya baik
memutuskan perkara atau memberi fatwa karena pendapat seseorang
sepeninggal Rasulullah saw. bukan merupakan hujjah yang harus diikuti
kaum muslimin hanya untuk orang awam yang tidak mempunyai
kesanggupan untuk berijthad hendaknya mengikutinya.
Sebagai imbalan jerih payah seorang mujtahid dalam berijthad
sekalipun ijhtihadnya tidak tepat ia akan diberi satu pahala kalau ijthadnya
tepat ia akan dapat pahala ganda sebagai imbalan sabda Rasulullah saw.
yang artinya:
“apabila seorang hakim memutuskan masalah dengan jalan ijtihad
kemudian benar, makai ia mendapat dua pahala . Dan apabila keliru maka
ia mendapat satu pahala”
C. Metode ijtihad
Ada beberapa metode atau cara untuk melakukan ijtihad, baik
ijtihad dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain.
Metode atau cara berijthad adalah :
a. Ijma adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai
suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa.
b. Qiyas adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat
ketentuannya didalam Al-Quran dan As-Sunnah dengan hal lain yang
hukumnya disebut dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul.
c. Istidlal adalah menetapkan dalil suatu peristiwa.
d. Mashlahah mursalah, adalah cara menemukan hukum sesuatu hal yang
tidak terdapat ketentuannya baik di dalam Al-Quran maupun dalam
kitab-kitab hadist, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan
masyarakat atau kepentingan umum.
e. Istihsan,adalah cara menemukan hukum dengan cara menyimpang dari
ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan social.
f. Istihsab adalah menetapkan hukum suatu hal menurut keadaan yang
terjadi sebelumnya,sampai ada dalil yang mengubahnya.
g. Urf adalah yang tidak bertentangan hukum islam dapat dikukuhkan
tetap terus berlaku bagi masyarakat bersangkutan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pengertian ijtihad menurut bahasa mengerahkan segala kesanggupan untuk


mengerjakan sesuatu yang sulit. Ijtihad tidak diterapkan kepada”pengerjaan
sesuatu yang mudah atau ringan “kata ijtihad berasal dari Bahasa adalah dari
kata”Al jahdu” yang berarti”daya upaya atau usaha keras”.

Ijtihad berarti berusaha keras untuk mencapai atau memperoleh


sesuatu.Dalam kaitan ini pengertian ijtihad adalah usaha maksimal dalam
melahirkan hukum hukum syariat dari dasar dasar nya melalui pemikiran dan
penelitian yang sungguh sungguh yang mendalam.

Hukum berijtihad adalah wajib ain dan wajib kifayah sebagai imbalan
jerih payah seorang mujtahid dalam berijtihad sekalipun ijtihadnya tidak tepat ia
akan diberi Tuhan satu pahala,akan tetapi kalau ijtihadnya tepat dan benar akan
dapat mendapatkan pahala yang ganda.

Syarat-syarat berijtihad : mengetahui bahasa Arab,mempunyai


pengetahuan yang mendalam tentang Al-Quran dan Al Sunnah, mengetahui letak
ijma’ dan khilaf ,mengetahui maqashid al Syariah,memiliki pemahaman dan
penalaran yang benar,memiliki pengetahuan tentang ushul fiqih,niat dan I’tikad
yang benar.Metode dalam ijtihad: ijma,qiyas,istidlal,mashlaha mursalah, istihsan,
istishab,urf.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/NurDh2/makalah-ijtihad-214711045
http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/ijtihad.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai