IJTIHAD
Dosen Pengampu : Shohibul Adib,S.Ag.,M.S.I
Disusun Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian ijtihad
Menurut Bahasa mengerahkan segala kesanggupan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit. Kata ijtihad berasal dari Bahasa arab ialah
dari kata “al-jahdu” yang berarti “daya upaya atau usaha yang keras”.
Ijtihad berarti berusaha keras “untuk mencapai atau memperoleh
sesuatu”. Dalam kaitan ini adalah usaha maksimal dalam melahirkan
hukum-hukum syariat dari dasar-dasarnya melalui pemikiran dan
penelitian yang sungguh-sungguh dan mendalam.
Ijtihad menurut definisi ushul fiqih yaitu pengarahan segenap
kesanggupan oleh seorang ahli fiqih untuk memperoleh pengetahuan
tentang hokum-hukum syara’ dan hukum syara’ menunjukan bahwa ijtihad
hanya berlaku dibidang fiqih,bidang hukum yang berkenaan dengan amal,
bukan bidang pemikiran amaliy dan bukan bidang nizhariy.
Pengertian-pengertian di atas jelas memberikan pandangan yang
mendasar bahwa ijthad adalah usaha sungguh-sungguh dan mendalam
yang dilakukan oleh individu atau sekelompok untuk mencapai atau
memperoleh Sesuatu hukum syariat melalui pemikiran yang sungguh-
sungguh berdasarkan dalil naqli yakni Al-Quran dan Hadist.Orang orang
yang mampu menetapkan hukum suatu peristiwa dengan jalan ini disebut
Mujtahid.
B. Hukum Ijtihad Dan Pahalanya
Dari seorang mujtahid wajib berijthad untuk orang lain bila tidak
ada yang sanggup menetapkan hukum pristiwa yang berada pada orang lain
tetapi ketika masih ada mujtahid atau tidak ada kehawatiran habisnya waktu
mengamalkan peristiwa yang hendak di cari hukumnya maka berijthad itu
wajib kifai.Seorang mujtahid hendaklah mengamalkan hasil ijthadnya baik
memutuskan perkara atau memberi fatwa karena pendapat seseorang
sepeninggal Rasulullah saw. bukan merupakan hujjah yang harus diikuti
kaum muslimin hanya untuk orang awam yang tidak mempunyai
kesanggupan untuk berijthad hendaknya mengikutinya.
Sebagai imbalan jerih payah seorang mujtahid dalam berijthad
sekalipun ijhtihadnya tidak tepat ia akan diberi satu pahala kalau ijthadnya
tepat ia akan dapat pahala ganda sebagai imbalan sabda Rasulullah saw.
yang artinya:
“apabila seorang hakim memutuskan masalah dengan jalan ijtihad
kemudian benar, makai ia mendapat dua pahala . Dan apabila keliru maka
ia mendapat satu pahala”
C. Metode ijtihad
Ada beberapa metode atau cara untuk melakukan ijtihad, baik
ijtihad dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain.
Metode atau cara berijthad adalah :
a. Ijma adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai
suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa.
b. Qiyas adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat
ketentuannya didalam Al-Quran dan As-Sunnah dengan hal lain yang
hukumnya disebut dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul.
c. Istidlal adalah menetapkan dalil suatu peristiwa.
d. Mashlahah mursalah, adalah cara menemukan hukum sesuatu hal yang
tidak terdapat ketentuannya baik di dalam Al-Quran maupun dalam
kitab-kitab hadist, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan
masyarakat atau kepentingan umum.
e. Istihsan,adalah cara menemukan hukum dengan cara menyimpang dari
ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan social.
f. Istihsab adalah menetapkan hukum suatu hal menurut keadaan yang
terjadi sebelumnya,sampai ada dalil yang mengubahnya.
g. Urf adalah yang tidak bertentangan hukum islam dapat dikukuhkan
tetap terus berlaku bagi masyarakat bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hukum berijtihad adalah wajib ain dan wajib kifayah sebagai imbalan
jerih payah seorang mujtahid dalam berijtihad sekalipun ijtihadnya tidak tepat ia
akan diberi Tuhan satu pahala,akan tetapi kalau ijtihadnya tepat dan benar akan
dapat mendapatkan pahala yang ganda.
https://www.slideshare.net/NurDh2/makalah-ijtihad-214711045
http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/ijtihad.html?m=1