Anda di halaman 1dari 17

DESAIN ALAT PIROLISIS SEDERHANA UNTUK PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK

SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

OLEH

ASLIM ZUL FAISAL


21701009

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik


Pada Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Kendari

PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN LOGO .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 6
F. Definisi Operasional ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah plastik........................................................................................... 7
1. Pengertian sampah plastik .................................................................... 7
2. Jenis-jenis sampah plastik..................................................................... 7
3. Dampak sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan…………… . 8
B. Alat pirolisis .............................................................................................. 10
C. Pengujian bahan bakar .............................................................................. 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 14
B. Populasi dan Sampel.................................................................................. 14
C. Alat dan Bahan .......................................................................................... 14
D. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 14
E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 15
F. Cara Pengumpulan Data ........................................................................... 15
G. Prosedur Kerja ........................................................................................... 16
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 16
I. Alur Penelitian ........................................................................................... 17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah plastik merupakan salah satu dari sekian banyak sampah yang dibuang oleh
manusia karena banyak yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari baik itu
untuk perorangan, toko, maupun perusahaan besar. Pembuangan sampah sampah plastik ke
dalam air dan tanah juga marak terjadi, hal tersebut semakin memicu kerusakan alam.
Mengapa demikian? Karena sampah plastik terbuat dari bahan anorganik. Bahan-bahan
anorganik tersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh bakteri pengurai. Apabila
ditimbun di dalam tanah untuk menguraikannya butuh waktu berjuta-juta tahun. Dan apabila
dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh waktu lama untuk menguraikannya
(Untoro, 2013)
Produksi sampah nasional menunjukkan tren yang terus meningkat seiring dengan
terjadinya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk. Salah satu jenis
sampah yang menjadi perhatian adalah sampah plastik. Kontribusi sampah plastik terhadap
total produksi sampah nasional mencapai 15% dengan pertumbuhan rata-rata mencapai
14,7% per tahun dan menempatkan sampah plastik sebagai kontributor terbesar kedua
setelah sampah organik (Kholidah dkk, 2018; Dokhikhah dkk, 2015; Trihadiningrum dkk,
2006). Apabila diuraikan secara cermat, semua jenis sampah dapat dikelola melalui
pendekatan teknologi yang tepat agar bisa meningkatkan nilai produksi dan hal ini dapat
secara efektif jika semua pihak bisa melibatkan diri melalui system bank sampah dan
memanfaatkan tknologi tepat guna. Contoh, sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi
kompos atau biogas, sampah anorganik bisa didaur ulang dan dijual dalam bentuk tercacah
atau bahan jadi lain, serta sampah anorganik yang sulit didaur ulang dapat di proses menjadi
Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui proses pirolisis.
Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia dan sudah
dianggap sebagai bahan pokok kebutuhan rumah tangga ataupun domestik sehingga
keberadaan sampah plastik semakin meningkat. Pengolahan sampah plastik menjadi bahan
bakar minyak merupakan salah satu pengembangan dari ilmu pengetahuan yang
memberikan manfaat positif untuk mengatasi masalah lingkungan, meningkatkan taraf hidup
orang banyak, juga menjadi tawaran solusi mencari bahan bakar alternatif. Konversi yang
dihasilkan dari proses ini mencapai 60% bahkan lebih, tergantung dari bahan plastik yang
digunakan dan dengan penambahan zat kimia lain (Hakim, 2012). Plastik juga merupakan
bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi
lingkungan.
Beberapa praktik telah diusulkan untuk mengatasi masalah ini. Yang lebih
sederhana adalah dengan menerapkan Prinsip 3R: mengurangi, menggunakan kembali, dan
mendaur ulang sampah. Namun, untuk bahan berbasis plastik yang tidak dapat didaur ulang,
jenis teknologi lain yang digunakan, seperti dengan pirolisisuntuk mengubahnya menjadi
bahan bakar cair. Teknologi pirolisis merupakan salah satu alternatife penyelesaian masalah
sampah perkotaan maupun pedesaan terutama jenis sampah anorganik yang sulit di daur
ulang, seperti kantong kresek (Liesitino dkk, 2006), botol air minum kemasan (Mandala dkk,
2006), styrofoam (Salamah & Maryudi, 2018), dan jenis sampah anorganik lainnya. Sampah-
sampah tersebut dapat diubah menjadi minyak sintetis yang bisa dimanfaatkan kembali oleh
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Cara pembuatan alat pirolosis sederhana untuk pembuatahn bahan bakar alternative
2. Mengkaji dari hasil proses pirolisis sampah plastik yang menghasilkan bahan bakar
alternatif

C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan cara pembuatan alat pirolisis sederhana
2. Mendiskripsikan sifat fisikokimia dari hasil proses pirolisis sampah plastic

D. Manfaat Penelitian
1. Dapat dengan mudah mengetahui prosedur pembuatan alat pirolisis sederhana dalan
memanfaatkan plastik hasil buangan masyarakat.
2. Memanfaatkan plastik yang sudah terbuang menjadi bahan lain berupa BBM yang
memiliki nilai produksi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penulisan proposal ini penulis dapat menggambarkan ruang lingkup dan batasan
masalah sebagai berikut:
1. Jenis sampah plastik yang digunakan berdasarkan plastik yang digunakan seperti
polypropylene (PP), High Density Polyethylene (HDPE) dan Polyethylene Terephthalate
(PET).
2. Pembuatan alat pirolisis sederhana berdasarkan bahan yang digunakan dari logam besi.
3. Estimasi hasil bahan bakar alternatif dari proses pirolisis berdasarkan volume alat yang
digunakan.

F. Definisi Operasional
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2018.
2. Plastik adalah Plastik adalah senyawa polimer dengan struktur kaku yang terbentuk
dari polimerisasi monomer hidrokarbon yang membentuk rantai panjang.
3. Pirolisis adalah dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses pemanasan
tanpa atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya, di mana material mentah
akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.
4. Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
5. Alternatif adalah pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah plastik
1. Pengertian plastik
Istilah “palstik” berasal dari Bahasa Yunani “palsticos” atrinya cocok
untuk dicatak benjadi beberapa bentuk seperti Istilah ''plastik'' berasaldari kata Yunani
''plastikos'', artinya cocok untuk dicetak; menjadi berbagai bentuk. Plastik merupakan
bahan organik yang mempunyai kemampuan untuk dibentuk ke berbagai bentuk,
apabila terpapar panas dan tekanan. Plastik dapat berbentuk batangan, lembaran, atau
blok, bila dalam bentuk produk dapat berupa botol, pembungkus makanan, pipa,
peralatan makan, dan lain-lain. Komposisi dan material plastik adalah polymer dan zat
additive lainnya. Polymer tersusun dari monomer-monomer yang terikat oleh rantai
ikatan kimia (Waste management information, 2004).

Plastik merupakan material terbuat darinafta yang merupakan produk turunan


minyak bumi yang diperoleh melalui proses penyulingan. Karakteristik plastik yang
memiliki ikatan kimia yang sangat kuat sehingga banyak material yang dipakai oleh
masyarakat berasal dari plastik. Namun plastik merupakan material yang tidak bisa
terdekomposisi secara alami (non biodegradible) sehingga setelah digunakan, material
yang berbahan baku plastik akan menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh mikroba
tanah dan akan mencemari lingkungan.

2. Jenis-jenis plastik
Berdasarkan jenis produknya,terdapat 6 jenis plastik yaitu Polyethylene
Terephthalate (PET), High Density Polyethylene (HDPE), Polyvinyl Chloride (PVC),
Low Density Polyethylene (LDPE), Polypropylene (PP), Polystyrene (PS) dan Other.
(Hartulistiyoso, dkk, 2014). Umumnya sampah plastik memiliki komposisi 46%
Polyethylene (HDPE dan LDPE), 16% Polypropylene (PP), 16% Polystyrene (PS), 7%
Polyvinyl Chloride (PVC), 5% Polyethylene Trephthalate (PET), 5% Acrylonitrile-
Butadiene-Styrene (ABS) dan polimer-polimer lainnya. Lebih dari 70% plastik yang
dihasilkan saat ini adalah Polyethylene (PE), Polpropylene (PP), Polystyrene (PS), dan
Polyvinyl Chloride (PVC) sehingga sebagian besar studi yang dilakukan berhubungan
dengan keempat jenis polimer tersebut (Praputri dkk, 2016).

Berdasarkan asalnya, sampah plastik dibedakan menjadi sampah plastik


industri dan sampah plastik rumah tangga. Sampah plastik industri berasal dari industri
pembuatan plastik maupun industri yang bergerak di bidang pemrosesan. Sampah
plastik rumah tangga dihasilkan terkait dengan aktivitas manusia sehari-hari misalnya
plastik kemasan, plastik tempat makanan atau minuman (Syamsiro dkk, 2013).

Berdasarkan sifatnya, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu


thermoplastic dan thermosetting. Thermoplastic adalah bahan plastik yang bila
digunakan untuk membuat material tertentu dapat didaur ulang dan dibuat menjadi
bentuk material yang lain melalui proses pemanasan. Contoh thermoplastic antara lain
yaitu Polyethylene, Polypropylene, Nylon, Polycarbonate. Thermosetting adalah
plastik yang jika telah dibuat dalam material tertentu, tidak dapat dicairkan untuk
didaur ulang atau dibuat produk lain. Contoh plastik yang termasuk thermosetting
antara lain Phenol formaldehyde, Urea Formaldehyde, Melamine
Formaldehyde (Das & Pandey, 2007; Surono, 2013).

3. Dampak sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan


Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat
kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang
dihasilkan, sebagai contoh plastik. Kebanyakan plastic seperti PVC, agar tidak bersifat
kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut. Beberapa contoh
pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA),
dan bifenil poliklorin (PCB), acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(2-ethylhexyl)
phthalate (DEHP). Penggunaan bahan pelembut ini dapat menimbulkan masalah
kesehatan, sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB dapat
menimbulkan kamatian pada jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik),
olehkarenanya sekarang sudah dilarang pemakaiannya..
Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai
yusho.Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-
benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita
hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. Contoh
lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan
pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan
pelembut ini ke dalam makanan.
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormone kewanitaan
pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusak sistem
peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker
hati. Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui secara pasti,
hasil penelitian yang dilakukan pada hewan sudah seharusnya membuat kita berhati-
hati.Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi maka sebaiknya jika harus
menggunakan plastik maka pakailahplastik yang terbuat dari polietilena
danpolypropylene atau bahan alami (daun pisang misalnya).Sedangkan plastik
memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme
tanah. Oleh karena itu seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran
terhadap tanah dan air dilingkungan kita tetapi pembakarannyadan akan mengeluarkan
asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur
dan terjadi gangguan kesuburan.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri
makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai contoh adalah
penggunaan kantong plastik(kresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan dan
lain-lain. Menurut seorang ahli kimia, zat pewarna hitam ini kalau terkena panas
(misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai terdegradasi menjadi bentuk
radikal, menyebabkan penyakit.Selain itu faktor yang menyebabkan rusaknya
lingkungan hidup yang sampai saat ini adalah faktor pembuangan limbah sampah
plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit
dikelola.Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah
bekas kantong plastik itu benar-benar terurai.Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar
plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini
adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan
mencemari tanah dan air tanah. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan,
sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer.Salah satunya dengan
melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah
kantong plastik telah menjadi musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup.
Sejumlah Negara mulai mengurangi penggunaan kantong plastik diantaranya
Filipina, Australia, Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia,
Finlandia, Denmark, Jerman, Swiss, dll.

B. Alat pirolisis
Pirolisis, yaitu proses degradasi termal molekul polimer rantai panjang
menjadimolekul yang lebih pendek dan kurang kompleks melalui panas dan tekanan,
tampaknya layak untuk didaur ulangdari sampah plastik. Proses ini mampu menghasilkan
minyak cair dalam jumlah besar hingga 80 wt. % padasuhu sedang sekitar 300 - 500 o C
(SM Fakhrhoseini, 2013). Pirolisis tidak menghasilkan banyakpencemaran lingkungan,
sehingga ketika campuran pakan tanpa Sulfur dan diklorinasipolimer, bahkan dengan itu,
pekerjaan dapat dilakukan untuk mengembangkan teknologi menjadi hijauteknologi.
Minyak mentah yang dihasilkan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti
tungku,boiler, turbin dan mesin diesel, dll.( AV Bridgwater, 2012). Selain itu, produk
sampingan berupa gas memilikinilai kalori yang dapat digunakan kembali untuk
mengkompensasi kebutuhan energi keseluruhan daripabrik pirolisis. Selain itu, penanganan
proses juga jauh lebih mudah dan fleksibel, penyortiran yang intens adalahtidak benar-benar
diperlukan karena campuran plastik yang berbeda dapat dimasukkan ke dalam reaktor, dan
dengan demikiankurang padat karya (F. Abnisa, 2014)
Pirolisis adalah proses material yang kompleks dekomposisi menjadi yang lebih
kecil, dengan menggunakan intensif perlakuan pemanasan di atmosfer yang miskin oksigen.
Untuk pirolisis plastik, produk utamanya adalah minyak, gas, dan arang.(Sharuddin dkk.,
2018). Beberapa aspek yang mempengaruhi kinerja pirolisis plastik adalah suhu, reaktor,
jenis, tekanan, waktu tinggal, dan jenis dan laju alirangas untuk tipe reaktor fluidized bed.
Suhu adalah factor yang paling penting karena pirolisis adalah proses
memutuskan/memecahkan ikatan kimia di dalam molekul. Suhu dalam skala molekul terkait
dengan besarnya energi vibrasi molekul. Karena itu,suhu tinggi mendorong pemutusan
ikatan kimia. Suhu optimum untuk pirolisis berbeda untuksetiap jenis plastik. Untuk PET,
suhu optimum adalah 350-520 °C, dan untuk LDPE pada kisaran 360-550 °C.Kisaran yang
hampir sama juga berlaku untuk HDPE, pada 378-539°C (Anuar Sharuddin et al., 2016).
Selain suhu,laju pemanasan juga membawa pengaruh yang signifikan, baik untuk tingkat
konversi atau komposisi produk dan nilai kalori (Tao et al., 2013).
Secara umum, ada tiga komponen pirolisis:reaktor: pemanas, reaktor, dan
pendingin. Untuk pemanas, gas (LPG) pembakaran umumnya digunakan (Gaurh &
Pramanik,2018) sebagai sumber panas. Jenis bahan bakar lainnya adalah pemanasanminyak
(Lee, Yoshida, & Yoshikawa, 2015). Di laboratorium-percobaan skala, listrik lebih disukai
karena kesederhanaan dan pengendalian (Abdullah et al., 2018;Yuliansyah dkk., 2015)

C. Pengujian bahan bakar


1. Pengujian Karakteristik Minyak Pirolisis
a. Viskositas
Fluida yang mengalir melalui sebuah pipa dapat dipandang terdiri atas
lapisan–lapisan tipis zat alir yang bergerak dengan laju berbeda–beda sebagai
akibat adanya gaya kohesi maupun adhesi. Viskositas juga bisa diartikan
kemampuan suatu zat untuk mengalir pada suatu media tertentu. Salah satu cara
untuk mengukur besarnya nilai viskositas zat cair adalah dengan menggunakan
viskometer. Sejumlah volume contoh yang terukur dalam kapiler viskometer yang
sesuai direndam dalam bath viscocity dengan suhu konstan 100ºF selama 30
menit, kemudian dialirkan. Waktu diukur untuk volume cairan contoh yang
mengalir dibawah gaya berat lewat kapiler viskometer yang telah dikalibrasi pada
suatu driving head yang reproducible dan pada suhu yang diketahui dan terkontrol
dengan baik.
b. Massa jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata suatu benda adalah total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis yang lebih tinggi
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (http://en.wikipedia.org/wiki/densitas).
Satuan SI massa jenis adalah kg/m3 . Suatu zat berapapun massanya dan
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk
menentukan massa jenis adalah :
𝑚
ρ= 𝑣 Dimana : ρ = massa jenis kg/m³

m = massa kg
v = volume m³
c. Nilai Kalor
Nilai kalor rendah (LHV, Lower Heating Value) adalah jumlah energi yang
dilepaskan dalam proses pembakaran suatu bahan bakar dimana kalor laten dari
uap air tidak diperhitungkan atau setelah terbakar temperatur gas pembakaran
dibuat 150ºC. Pada temperatur ini air berada dalam kondisi fasa uap. Jika jumlah
kalor laten uap air diperhitungkan atau setelah terbakar temperatur gas hasil
pembakaran dibuat 25ºC maka akan diperoleh nilai kalor atas (HHV,Higher
Heating Value). Pada temperatur ini air akan berada dalam kondisi fasa cair.
Salah 21 satu cara untuk mengukur nilai kalor suatu bahan bakar adalah dengan
menggunakan bomb kalorimeter. Caranya adalah dengan membakar bahan bakar
yang akan diuji menggunakan arus listrik, kemudian mencatat kenaikan suhu
yang terjadi pada kalorimeter kemudian membandingkannya dengan standar
asam benzoat untuk mendapatkan nilai kalor bahan bakar tersebut.

2. Pengujian efisiensi termal kompor dengan bahan bakar minyak pirolisis sampah plastik
Pada pengujian ini menggunakan kompor minyak yang telah dimodifikasi dan
menggunakan bahan bakar minyak pirolisis yang bertujuan untuk menguji besarnya
efisiensi termal kompor apabila menggunakan minyak pirolisis sebagai bahan bakarnya.
Metode yang digunakan yaitu dengan metode water boiling test (WBT).
Dasar teori yang digunakan untuk perhitungan efisiensi kompor minyak pirolisis
adalah sebagai berikut :
a. Panas Sensibel (Sensible Heat)
Panas sensibel adalah jumlah energi panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur air. Panas sensibel diukur sebelum dan sesudah air
mencapai temperatur pendidihan. Panas sensibel dihitung menggunakan
m x Cp x Δ𝑇
Rumus SH =
t

Dimana : SH = panas sensibel per satuan waktu (W)


M = massa air, (kg)
Cp = panas jenis air, (J/kgºC)
ΔT = beda temperatur air, ( ºC)
T = waktu pemanasan, (s)

b. Panas laten (Laten Heat)


Panas laten adalah jumlah energi panas yang digunakan dalam menguapkan
air. Panas laten dihitung menggunakan rumus :
LH = We× Hfg
Dimana : LH = panas laten per satuan waktu, (W)
We = massa air yang diuapkan, (kg/s)
Hfg = panas laten air, (J/kg)
c. Input energi panas
Input energi panas adalah jumlah energi panas yang tersedia dalam bahan
bakar. Input energi panas dihitung menggunakan rumus:
Qin = WF x HV
Dimana :
Qin = energi panas tersedia dalam bahan bakar per satuan waktu, (W)
WF = laju kebutuhan bahan bakar, (kg/s)
HV = nilai kalor (heating value) bahan bakar, (J/kg)
d. Efisiensi termal
Efisiensi termal adalah rasio energi yang digunakan dalam pendidihan dan
dalam penguapan air terhadap energi panas yang tersedia dalam bahan bakar.
Efisiensi termal dihitung dengan rumus :
𝑆𝐻+𝐿𝐻
TE =𝑊𝐹 𝑥 𝐻𝐹 x 100%
Dimana :
TE = efisiensi termal, (%)
SH = panas sensible per satuan waktu, (W)
LH = panas laten per satuan waktu, (W)
HV = nilai kalor bahan bakar, (J/kg)
WF = laju kebutuhan bahan bakar, (kg/s)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kecamatan konda, Kabupaten konawe Selatan.

B. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah sampah plastik. Sedangkan sample yang di gunakan
yaitu sampah jenis PP, HDPE, dan PET.

C. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Meteran,thermometer, kamera, wadah,
Mesin las, Adapun yang menjadi bahan penelitian ini yaitu sampah plastik jenis PP, HDPE,
dan PET

D. Jenis dan Sumber Data


Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan sehingga diperoleh
kondisi lalu-lintas di beberapa sekolah dasar pinggir jalandi Kota Kendari. Pengumpulan data
primer ini dilakukan dengan cara mengamati langsung obyek di lapangan.
Adapun yang dimaksud data primer dalam penelitian ini, yaitu :
a. Suhu
b. Alat pirolisis yang di buat
c. volume sampah plastik.
Data sekunder merupakan data tambahan yang diperlukan sebagai referensi untuk
mendukung data primer dalam menentukan estimasi emisi kendaraan bermotor untuk memprediksi
beban pencemar udara di beberapa sekolah dasar pinggir jalan di kota kendari.
Adapun yang dimaksud data sekunder dalam penelitian ini, yaitu mengenai Studi
kepustakaan dengan cara mengumpulkan data dari literatur-literatur yang ada hubungannya
dengan permasalahan dalam penelitian ini.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua), yaitu instrumen penghitungan
volume sampah plastik yang digunakan dan instrumen penghitungan volume bahan bakar
alternative dari hasil pirolisis.
F. Cara Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data, yakni :
1. Observasi lingkungan area penelitian
2. Pengumpulan sampah jenis PP, HDPE dan PET
3. Dokumentasi

G. Prosedur Kerja
Sampah dipotong-potong terlebih dahulu sebelum dipirolisis untuk memudahkan
pemasukan ke dalam reaktor dan memungkinkan reaktor terisi sampah dengan jumlah yang
lebih banyak. Prosedur yang dilakukan dalam proses pirolisis adalah sebagai berikut :
1. Menimbang bahan baku yaitu komposisi plastik
2. Memasukkan sampah plastik ke dalam reaktor untuk memulai proses pirolisis.
3. Memanaskan reaktor pirolisis dengan menggunakan gas LPG hingga suhu 360-
550ºC yang dijaga konstan.

H. Teknik Analisis Data


Analisis densitas minyak pirolisis, minyak tanah dan premium minyak dilakukan
dengan mengukur volume dan massa pada setiap sampel. Setiapsampel diambil 160 ml
menggunakan gelas ukur, kemudian sampel ditimbang untuk mendapatkan massa. Massa
jenis sampel adalah dihitung menggunakan tenses:
𝑚
M= 𝑉

M= Massa jenis (kg/𝑚3 )


m = Massa dalam sampel (kg)
V = Volume sampel (𝑚3 )
Analisis hasil minyak pirolisis, minyak tanah dan minyak premium dilakukan
dengan menganalisis waktu pembakaran setiap sampel bahan bakar, dimeningkatkan suhu
atau memanaskan air dan mengukur volumenyasisa air setelah pemanasan dengan
menggunakan masing-masing bahan bakarsampel. Analisis analisis kinerja waktu
pembakaran dilakukan dengan mengambil 10 ml masing-masing sampel bahan bakar
dimasukkan ke dalam tungku berbeda. Waktu yang dibutuhkan setiap sampel bahan bakar
untuk membakarbahan sampai habis akan dihitung dan dianalisa,bahan yang digunakan
adalah kayu 3x1cm.
Analisis kinerja sampel bahan bakar untuk memanaskan air dilakukan dengan
menggunakan masing-masing sampel sebagai bahan bakar untuk memanaskan 10 ml air.
Prosesdilakukan selama 5 menit dan seterusnya mengukur suhuair yang dipanaskan dengan
3 sampel bahan bakar yang berbeda dan terukurdan dianalisis. Analisis kinerja sampel bahan
bakar dalam air yang menguap adalahdilakukan dengan cara mengukur dan memanaskan 10
ml air selama 5 menit.Selanjutnya volume air yang tersisa setelah dipanaskan dengan 3
sampel bahan berbagai jenis bahan bakar diukur dan dianalisis
I. Alur Penelitian
Diagram Alir Penelitian

Mulai Persiapan :
Reaktor Pirolisis, Pipa, Unit Pendingin, Tempat minyak pirolisis, Thermometer, ,
timbangan digital, LPG

➢ Set temperatur pada : 3000 C, 3500 C, 4000 C dan 4500 C


➢ Jenis Plastik PP, HDPE dan PET

Pirolisis

Uji viskositas

Uji massa jenis minyak pirolisis

Uji Unjuk Kerja Kompor berbahan bakar minyak Pirolisis


dengan metode WBT

Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai