Anda di halaman 1dari 10

Makalah Narasi

Disusun Oleh :

 Siti Dina Dian Cholida


 Sismarianti

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang "Narasi” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas bahasa
Indonesia dengan judul "Narasi”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa
ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

Jakarta, Oktober 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menulis paragraf narasi termasuk kegiatan mengarang. Hasil dari kegiatan mengarang adalah
berupa karangan. Karangan merupakan bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
menulis atau pengarang dalam kesatuan yang utuh.

Untuk menulis sesuatu hal yang menarik kita perlu berfikir. Sebuah paragraf yang menarik,
pertama kita harus apa itu paragraf. Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang mengandung beberapa
informasi yang relevan tentang suatu ide. Paragraf yang baik biasanya terpusat pada satu topik kalimat.
Ketika kita mempunyai petunjuk untuk mulai menulis, kita dapat menyelesaikan paragraf tersebut dengan
sukses. Sebuah kalimat topik akan membantu kita untuk memilih informasi yang relevan.

Pada dasarnya paragraf terdiri dari 3 bagian, yaitu perkenalan, isi dan kesimpulan. Pada bagian
perkenalan, sebuah paragraf akan secara langsung memaparkan sesuatu yang menjadi tema atau topik
paragraf tersebut. Dalam bagian ini masalah belum sepenuhnya dipaparkan. Biasanya hanya secara global
saja sebuah masalah itu diperkenalkan. Kemudian pada bagian isi, tema paragraf tersebut mulai
memunculkan masalah utamanya, yang tadinya global kemudian mulai mengerucut. Ide pokoknya mulai
menampakkan klimaksnya. Dan yang terakhir merupakan bagian kesimpulan. Bagian berisi suatu
pemecahan dari masalah yang telah dipaparkan pada bagian isi tadi. Di bagian ini pula diberikan suatu
kesimpulan tentang paparan yang sudah tertulis diatas.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang dan judul di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan karangan narasi?
2.    Apa saja jenis-jenis karangan narasi dan perbedaannya?
3.    Bagaimanakah langkah-langkah menyusun/menulis karangan narasi?

C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan karangan narasi
2.    Mengetahui jenis karangan narasi dan perbedaan-perbedaannya
3.    Mengetahui langkah-langkah dalam menyusun/ menulis karangan narasi
D. Metodologi
Dalam penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (telaah kepustakaan), yaitu cara yang
dilakukan oleh seseorang dalam sebuah penelitian dan penulisan laporan dengan melibatkan data dan
informasi yang telah dipublikasikan oleh orang lain melalui media massa (Slamet, 2004:51).
BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian Narasi


Dalam KKBI (2002:774) narasi adalah pengisahan suatu cerita atau kejadian, ceritaatau deskripsi
suatu kejadian atau peristiwa, kisahan.
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas jelasnya kepada
pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000:136).
Narasi adalah suatu karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. (Achmad,dkk.1992:50)
Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang berdasarkan urutan waktu.
Karangan yang termasuk jenis ini adalah karangan fiksi, seperti novel, cerpen, dan roman. (Abdul
Munif.2007:5)
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman nmanusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke
waktu (Semi, 2003:29).
Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa halyang berkaitan dengan narasi.
Hal tersebut meliputi:
1.) berbentuk cerita atau kisahan,
2.) menonjolkan pelaku,
3.) menurut perkembangan dari waktu ke waktu,
4.)disusun…secara…stematis.

1.1 Ciri-Ciri Karangan Narasi


Ada beberapa cirri karangan narasi dari karangan lain/ adapun cirri tersebut adalah:
Dari segi isi.
Karangan narasi isinya berupa cerita atau memaparkan suatu peristiwa. Baik peristiwa rekaan maupun
peristiwa yang nyata. (Keraf.1989:138)

Dari segi tujuan


Sasaran utama narasi bukan memperluas pengetahuan seseorang tetapi berusaha memberi makna atas
peristiwa atau bkejadian itu sebagai pengalaman. Kerena, sasarannya adalah makna peristiwa atau
kejadian itu. (Keraf.1989:138)
Dari segi unsur
Narasi dapat dilihat dari komponen-kompionen yang memebentuknya : perbuatan, penokohan, latar,
dan sudut pandang. (Keraf.1989:138)

Dari segi penggunaan bahasa


Bahasa yang digunakan dalam karangan narasi ada yang cenderung figuratif dan menitik beratkan
kata-kata konotatif dan ada juga yang cenderun g kebahasa informatif dengan menitikberatkan
kepada penggunaan kata-kata denotative

Ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
 Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.

 Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat
berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
 Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.

 Memiliki nilai estetika.

 Menekankan susunan secara kronologis.


Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi
suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks.
Perbedaannya, Keraf lebih memilih cirri yang menonjolkan pelaku.

2.    jenis-jenis karangan narasi dan perbedaannya


2.1.Narasi…Ekspositorik…(Narasi…Teknis)
……Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi
ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang
ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir
dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku
pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan..unsursugestif..atau..bersifat..objektif.

2.2.Narasi…Sugestif
…..Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan
suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
2.3 Perbedaan Antara Narasi Ekspositorik dan Sugestif
Menurut Keraf (1987:133-139), narasi ekpositoris dan narasi sugestis memiliki..ciri-
ciri..yang..berbeda.
Narasi..ekspositoris..memiliki..ciri-ciri..sebagai..berikut:
a. Memperluas..pengetahuan
b. Menyampaikan...informasi..mengenai..suatu..kejadian
c. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan nasional
d. Bahasanya lebih cenderung ke bahasa informatif dengan menitik
…beratkan..pada..penggunaan..kata-kata..denotatif.

Narasi sugestis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


a. Menyampaikan suatu makna atau amanat yang tersirat
b. Menimbulkan daya khayal
c. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan.makna, sehingga kalau perlu
penalaran dapat dilanggar
d. Bahasanya lebih cenderung ke bahasa figuratif dengan menitik
beratkan..pada..penggunaan...kata-kata..konotatif.

Berdasarkan kutipan di atas, tujuan narasi  ekspositoris adalah untuk memberikan informasi
kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Sedangakan narasi sugestis
menyampaikan suatu makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya, sehingga
dapat menimbulkan daya tarik bagi pembaca dari daya khayal yang dikembangkan oleh
pengarangnya. Jadi, jelas bahwa antara narasi ekspositoris dan narasi sugestis terdapat perbedaan
tujuan pengarang dalam menarasikan suatu kejadian atau peristiwa.

3.   Langkah-langkah menyusun karangan narasi


Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah –akhir.
 Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal
harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
 Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan
menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks,secara..berangsur-angsur
cerita akan mereda.
 Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam ada yang
menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan
akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses
kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai
dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H,
1.(What) : Apa yang akan diceritakan
2.(Where): Dimana seting/lokasi ceritanya
3.(When) : Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung
4.(Who) : Siapa pelaku ceritanya
5.(Why) : Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi
6.(How) : Bagaimana cerita itu dipaparkan.

Contoh narasi berisi fakta:

Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia


memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat
pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang
dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni
1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke
Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya
sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus.
Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara
nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan
hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.
Contoh narasi fiksi :
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat
tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku
jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu.
Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di
hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan
untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah
Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

Adapun pendapat lain menyebutkan langkah- yang harus dilakukan dalam menyusun karangan
narasi, antara lain:
1). Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
2). Tetapkan sasaran pembaca kita
3). Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
4). Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
5). Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwasebagai pendukung cerita
6). Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1.    Narasi di bagi menjadi dua jenis yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Kedua jenis narasi ini
dapat dibedakan melalui ciri-ciri yang terkandung dalam karangan narasi itu sendiri.
2.    Penulisan karangan narasi dapat menggunakan metode 5W+1H.

B. SARAN
Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar makalah ini dapat membantu dan menjadi
acuan dalam menyusun karangan narasi. Penulis juga menyarankan kepada pembaca agar mampu menulis
karangan narasi dengan baik menggunakan metode 5W+1H.

Anda mungkin juga menyukai