DOSEN PEMBIMBING
CI KLINIK
MAHASISWA:
Fenilia Putri
1914320064
FAKULTAS KESEHATAN
Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat
dibenarkan yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas
terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh
kecemasan tersebut. (Riyadi&Purwanto,2010)
Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa
terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.
Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium,
nausea, diare.
Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia,
tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi
Resiko mencederai TUM: Klien tidak mencederai diri a. BHSP dengan klien
diri sendiri, orang sendiri, orang lain dan lingkungan Memperkenalkan diri dengan
lain dan lingkungan sopan dan ekspresi wajah
berhubungan TUK: Klien mampu mengontrol bersahabat
dengan gangguan rasa cemasnya Tanyakan nama klien
perilaku; Jabat tangan klien
kecemasan
b. Pasien akan terlindung dari bahaya
Terima dan dukung pertahanan
klien
Kenalkan realita yang
berhubungan dengan mekanisme
koping klien
Berikan umpan balik pada klien
tentang perilaku, stressor dan
sumber koping
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sesuai dengan
permasalahan keamanan yang dihadapi oleh klien. Perawat melakukan tindakan untuk mencapai
yang telah ditetapkan. Implementasi keperawatan ditujukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan keamanan klien. Karena sebagian besar tindakan keperawatan dapat diterapkan
pada semua lingkungan, maka intervensi tersebut harus terdiri dari dua bagian: pertimbangan
tahap perkembangan dan perlindungan lingkungan. Kategori pertama dari intervensi mencakup
intervensi yang spesifik untuk mengurangi risiko pada setiap kelompok perkembangan usia.
Intervensi lingkungan bertujuan untuk memodifikasi lingkungan sehingga dapat megeliminasi
atau meminimalkan bahaya yang ada atau berpotensial.
5. Evaluasi
Rencana perawatan, yang dirancang untuk mengurangi risioko pada klien dievaluasi dengan
cara membandingkan criteria hasil dengan tujuan yang ditetapkan selama tahap perencanaan. Jika
tujuan telah tercapai, maka intervensi keperawatan dianggap efektif dan tepat. Jika tidak tercapai,
maka perawat harus menentukan apakah ada risiko baru yang berkembang pada klien atau apakah
risiko sebelumnya tetap ada. Evaluasi terhadap masalah ansietas dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam mengurangi ansietas tersebtut.
1. Sudahkah ancaman terhadap integritas kulit atau sistem dari pasien berkurang dalam
sifat, jumlah, asal dan waktunya ?
2. Apakah perilaku klien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau lebih ringan ?
3. Sudahkah sumber koping klien dikaji dan dikerahkan dengan adekuat?
4. Apakah klien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyai pandangan terhadap
perasaan tersebut?
5. Apakah klien menggunakan respon koping adaptif?
6. Sudahkan klien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi ansietas?
7. Apakah klien menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan pertumbuhan atau
perubahan personal?
C. DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih Astuti (2017). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Masalah Psikologi
Ansietas. Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
Donsu, T.D.J. (2017). Psikologi Keperawatan, Aspek-Aspek Psikologi, Konsep Dasar
Psikologi, Teori Perilaku Manusia. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Hawari, D. (2011). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Edisi ke 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Buchanan, H., Niven, N. (2002). Validation of Facial Image Scale to Assess Child Dental
Anxiety. Int J Paedtr Dent. Vol. 12 (1) : 47 – 52.
Fitria, Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Salemba
Medika, Jakarta.
I. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 3 Tahun
Agama : Hindu
No.CM : 028990
Jaminan : BPJS
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.I
Umur : 34 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikkan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a) Saat Masuk Rumah Sakit
Pembengkakan kulit pada ujung penis
b) Saat Pengkajian
Pembengkakan kulit pada ujung penis
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya rewel dan cemas sejak 2 minggu yang lalu
karena ada pembengkakan pada ujung penisnya, pasien sempat dibawa ke
puskesmas untuk diperiksa, pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut ke RS. 3 hari sebelum masuk ruang rawat inap bedah, pasien
melakukan pemeriksaan di poli anak RSU Negara dan didiagnosa Phymosis
oleh dokter, dan dianjurkan untuk melakukan pembedahan sirkumsisi. Pasien
rewel karena akan dilakukan tindakan operasi.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan sudah mengalami pembengkakan pada ujung
penisnya sejak 1 tahun yang lalu, pasien mengalami demam.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien memiliki riwayat hipertensi yaitu nenek
4) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat masuk rumah sakit/puskesmas sebelumnya: 2 minggu lalu
karena kulit pada ujung penis menggelembung
b) Riwayat operasi sebelumnya: Tidak ada
c) Riwayat anestesi sebelumnya: Tidak ada
d) Riwayat pasien mendapatkan tranfusi darah: Tidak ada
e) Riwayat didiagnosis penyakit menular: Tidak ada
5) Riwayat pengobatan/Konsumsi Obat
- Obat yang pernah dikonsumsi: Paraxion
- Obat yang sedang dikonsumsi: tidak ada
6) Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi
7) Kebiasaan
- Merokok : Tidak ada
- Alkohol : Tidak ada
- Kopi/teh/soda : Tidak ada
- Olahraga rutin : Tidak ada
c. Pola Kebutuhan Dasar
1) Udara atau oksigenasi
a) Sebelum sakit
- Gangguan pernafasan : Tidak ada
- Alat bantu pernafasan : Tidak ada
- Sirkulasi udara : Normal
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
b) Saat ini
- Gangguan pernafasan : Tidak ada
- Alat bantu pernafasan : Tidak ada
- Sirkulasi udara : Normal
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
2) Air/Minum
a) Sebelum sakit
- Frekuensi : 3-4 gelas/hari (1700cc)
- Jenis : Air putih
- Cara : Oral
- Minum terakhir : Tidak terkaji
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
b) Saat ini
- Frekuensi : 3-4 gelas/hari (1700cc)
- Jenis : Air putih
- Cara : Oral
- Minum terakhir : Tidak terkaji
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum sakit
- Frekuensi : 2-3 kali/hari
- Jenis : Makanan padat (nasi lauk)
- Porsi : 1 porsi di habiskan
- Diet khusus : Tidak ada
- Makanan yang disukai : Semua makanan
- Nafsu makan : Normal
- Puasa terakhir : Tidak ada
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
b) Saat ini
- Frekuensi : 2-3 kali/hari
- Jenis : Makanan padat
- Porsi : 1 porsi di habiskan
- Diet khusus : Tidak ada
- Makanan yang disukai : Semua makanan
- Nafsu makan : Normal
- Puasa terakhir : Tidak ada
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
4) Eliminasi Frekuensi
a) BAB
a) Sebelum sakit
- Frekuensi : 1-3 x/hari
- Konsistensi : Lembek
- Warna : warna feses
- Bau : Bau khas feces
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
b) Saat ini
- Frekuensi : 1-3 x/hari
- Konsistensi : Lembek
- Warna : warna feses
- Bau : Bau khas feces
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
b) BAK
a) Sebelum sakit
- Frekuensi : 8-10 x/hari jumlah urin banyak
- Konsistensi : Normal
- Warna : warna khas urine
- Bau : Amoniak
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Ujung penis kembung saat BAK
- Lainnya : Tidak ada
b) Saat ini
- Frekuensi : 6-8 x/hari jumlah urin banyak
- Konsistensi : Pertama kencing lancar,
selanjutnya netes
- Warna : warna khas urine
- Bau : Amoniak
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Kulit ujung penis menggelembung
- Lainnya : Lubang penis kecil
-
5) Pola aktivitas dan istirahat
a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total
2) Pemeriksaan Kepala
a) Inspeksi
Bentuk kepala: normochepalus / normal), kesimetrisan (+),luka (-), darah
(-), trepanasi (-), kebersihan (+), persebaran rambut (merata/), rambut
rontok (-).
b) Palpasi
Nyeri tekan: Tidak terkaji
Edema: Tidak terkaji
3) Pemeriksaan Wajahs
Inspeksi
Ekspresi wajah: menangis dan cemas, dagu kecil (-), Edema (-),
Kelumpuhan otot-otot fasialis (-) sikatrik (-), micrognathia (-), rambut
wajah (-) kondisi wajah: tampak takut.
4) Pemeriksaan Mata
a) Inspeksi
Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+),
Kelopak mata / palpebra: oedem (-), ptosis (-), peradangan (-)
luka (-), benjolan (-), Bulu mata : tidak rontok,
konjunctiva dan sclera :merah muda, sklera putih, Warna iris : hitam,
Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis)
Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : Tidak terkaji
Tanpa Snelen Card : Tidak terkaji
Pemeriksaan lapang pandang : Tidak terkaji
b) Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata: Tidak terkaji
5) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
(1) Amati bagian telinga luar : bentuk kiri dan kanan simetris, Warna :
warna kulit. lesi (-), nyeri tekan (-), peradangan (-), penumpukan
serumen (-).
(2) Dengan otoskop periksa membran tympany amati perdarahan: tidak
terkaji, perforasi: tidak terkaji
(3) Uji kemampuan kepekaan telinga : Tidak terkaji
(a) Tes bisik : Tidak terkaji
(b) Dengan arloji : Tidak terkaji
(c) Uji weber : Tidak terkaji
(d) Uji rinne : Tidak terkaji
(e) Uji swabach : Tidak terkaji
6) Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
(1) Bentuk tulang hidung dan septum nasi: tidak ada pembengkakan
(2) Meatus : perdarahan (-), Kotoran (-), Pembengkakan (-), pembesaran
/ polip (-)
8) Pemeriksaan Leher
Inspeksi
(1) Bentuk leher (simetris), peradangan (-), jaringan parut (-),
perubahan warna (-), massa (-)
(2) Kelenjar tiroid, Tidak terkaji
(3) Vena jugularis : Tidak terkaji
(4) Pembesaran kelenjar limfe: Tidak terkaji, posisi trakea (simetris)
(5) Pemeriksaan leher : dari pangkal leher ke angulus mandibular :
Tidak terkaji
(6) Pergerakan rahang ke depan : dapat dilakukan
(7) Fleksi/ekstensi kepala dan leher : dapat dilakukan
9) Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Inspeksi
(1) Bentuk (simetris), pembengkakan: tidak terkaji
(2)Kulit payudara: warna kulit: tidak terkaji, perubahan warna: tidak
terkaji
(3)Putting : pembengkakan: tidak terkaji
Palpasi
Nyri tekan: tidak terkaji, benjolan massa: tidak terkaji
10) Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang : tidak
terkaji, bentuk dada (simetris), keadaan kulit : tidak terkaji
- Retrasksi otot bantu pernafasan: tidak terkaji
- Pola nafas : Eupnea
- Cianosis: tidak terkaji, batuk : Tidak ada
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : tidak terkaji
Perkusi
Area paru : tidak terkaji
Auskultasi
- Suara nafas
Area Vesikuler : tidak terkaji, Area Bronchial : tidak terkaji, Area
Bronkovesikuler : tidak terkaji
- Suara tambahan
Terdengar : tidak terkaji
b. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Ictus cordis : tidak terkaji
Palpasi
Palsasi pada dinding torak teraba : tidak terkaji
Perkusi
Batas-batas jantung normal
Batas atas : ICS II : tidak terkaji
Batas bawah : ICS V : tidak terkaji
Batas Kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra : tidak terkaji
Batas Kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra : tidak terkaji
Auskultasi
BJ I : tidak terkaji
BJ II : tidak terkaji
Bunyi jantung tambahan : BJ III : tidak terkaji
555 555
(2) uji kekuatan otot : 555 555
555
555
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), mual –
muntah (-) riwayat kejang (-), penurunan tingkat kesadaran (-), riwayat
pingsan (-),
2) Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius : tidak terkaji
Nervus II, Opticus : pasien dapat melihat dengan jelas
Nervus III, Ocumulatorius : pasien dapat menggerakkan bola mata
keatas
Nervus IV, Throclearis : pasien dapat menggerakkan atau memutar
bola mata
Nervus V, Thrigeminus :
(1) Cabang optalmicus : tidak terkaji
(2) Cabang maxilaris : pasien dapat mengatupkan gigi dan
menutup mulut
(3) Cabang Mandibularis : dapat mengunyah dan menutup mulut
Nervus VI, Abdusen : pasien dapat menggerakkan mata ke sisi kiri dan
kanan
Nervus VII, Facialis : pasien dapat mengerutkan dahi
Nervus VIII, Auditorius : pasien dapat mendengar dengan jelas
Nervus IX, Glosopharingeal : tidak terkaji
Nervus X, Vagus : tidak terkaji
Nervus XI, Accessorius : tidak terkaji
Nervus XII, Hypoglosal : tidak terkaji
3. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris), atropi (-) kekuatan otot : tidak terkaji
4. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer: tidak terkaji
Menguji sensasi panas / dingin : tidak terkaji
5. Memeriksa reflek kedalaman tendon : tidak terkaji
3. Data Penunjang Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HB 10,2 gr/dl 13,2 – 17,3 gr/dl
HCT 32,8 % 40,0 50,0 %
WBC 9,5 10^3/µ 4,0 – 10,0 10^3/µ
PLT 600 10^3/µ 4,40 – 5,50 10^3/µ
LYM 4,7 10^3/µ 1,0-5,5 10^3/µ
MON 0,7 10^3/µ 0,1-1,0 10^3/µ
GRA 4,1 10^3/µ 2,0-8,0 10^3/µ
LYM% 49,9 % 25-50 %
MON% 7,1 % 2,0-11,5 %
GRA% 43,0 % 50-85,0 %
GDS 94 mg/dL 70-150 mg/dL
UREUM 14 mg/dL 7-20 mg/dL
KREATININ 0.7 mg/dL 0,6-12 mg/dL
SGOT 42 µ/L 3-45 µ/L
SGPT 35 µ/L 0-35 µ/L
b. Pemeriksaan Radiologi :
Cor: Bentuk dan ukuran normal
Pulmo: tak tampak infiltar, tak tampak kelainan
Sinus phrenicocostalis kanan-kiri tajam
Hemidiafragma kanan-kiri normal
Tulang-tulang normal
Hasil pemeriksaan radiologi: Foto thorax normal
Problem Nama
No Rencana Intervensi &
(Masalah
Kesehatan Paraf
Anestesi) Tujuan Intervensi