Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU LINGKUNGAN
PANDANGAN SEORANG ARSITEK TERHADAP FILM YANG
DIADAPTASIKAN

DISUSUN OLEH
Kenrick Tandrian
(20.184.0010)

DOSEN:
Endi Martha Mulia,S.T.,MSi

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang telah
memberikan rahmat Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Pandangan Seorang Arsitek Tehadap Film Yang
diadaptasikan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Endi Martha Mulia,S.T.,MSi pada bidang studi “Ilmu
Lingkungan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Pandangan Seorang Arsitek Tehadap Film Yang
diadaptasikan” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Endi Martha


Mulia,S.T.,MSi, selaku dosen dalam bidang studi Ilmu Lingkungan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah


ini dan saya juga menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 15 Oktober 2021

Kenrick Tandrian

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ........................................................... 1
D. Manfaat Pembahasan ......................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2


A. Sinopsis................................................................................ 2
B. Analisis Sinopsis .................................................................. 4

BAB III PENUTUP .................................................................................. 7


A. Kesimpulan .......................................................................... 7
B. Saran ................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini kita tahu proses terjadinya kerusakan itu berasal sebagian
besar berasal dari pembangunan liar. banyak sekali kasus pencemaran
atau kerusakan lingkungan akibat dari pembangunan. Seperti beberapa hal
diantaranya, banjir, longsor, air sungai yang terkena limbah, rusaknya
pepohonan di hutan, dan spesies hewan yang nyaris punah karena
daerahnya dirusak. Pembangunan berkepanjangan iniliah yang menjadi
pemicu utama juga dalam menimbulkan kerusakan lingkungan. Kita
sebagai penduduk bumi harus bisa memperbaikinya karena awal dari
keruskaan tersebut juga berasal dari manusia. Tujuannya bagaimana
pembangunan dapat berjalan tanpa merusak lingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas, terdapat beberapa
rumusan masalah antara lain:

 Keruskan lingkungan akibat maraknya pembangunan


 Seberapa penting hubungan antara bangunan dan manusia
 Bagaimana menjalankan pembangunan tanpa merusak lingkungan
 Peran apa yang harus dilakukan seorang arsitek

C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan-tujuan pembahasan dari makalah ini
adalah:
Pembangunan selanjutnya harus menjadi solusi atas dampak negatif
pembangunan yang terjadi selama ini, sehingga proses pembangunan
dapat menjamin usaha, kesejahteraan dan kualitas kehidupan sekarang
dan dimasa akan datang.

D. Manfaat Pembahasan
Untuk menyatukan suatu hal yang disatukan dalam suatu
pembangunan, yaitu ekologi, ekonomi dan sosial. Ketiga hal tersebut, bila
dilaksanakan dengan baik, diharapkan dapat menjaga keseimbangan
ekosistem dan mengurangi dampak pemanasan global. Tentunya
dibutuhkan sikap optimis dari berbagai kalangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sinopsis
Kita tahu dari kedua film tersebut menampilkan masalah yang sama
yaitu Global Warming. Fenomena pemanasan global (global warming)
merupakan permasalahan yang nyata dan dapat dirasakan dampaknya
saat ini. Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata
rata atmosfer, laut dan daratan bumi.

Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah


pembangunan. bangunan dan industri konstruksi berdampak kepada
perubahan iklim serta pemanasan global yang terjadi saat ini.
Pembangunan terutama rumah semakin marak dilakukan oleh orang dan
developer. Kebutuhan akan rumah sangat banyak dan akan terus
meningkat seiring dengan meningkatnya penduduk dan tingkat rumah
tangga khususnya di Indonesia.

Akibat dari kemajuan peradaban manusia, pembangunan pun


semakin digalakkan dalam segala segi kehidupan. Ini bisa kita lihat dalam
tayangan film Home dimana kota-kota besar dunia seperti Dubai, New York,
Los Angeles, Shanghai dibangun di atas “kesuperpoweran” manusia dan
seolah menjadi simbol kemegahan peradaban manusia dari waktu ke
waktu.
Bukan hanya diindonesia, Shenzhen, di Cina dengan ratusan
pencakar langit dan jutaan penduduknya, hanyalah sebuah kampung
nelayan kecil sekitar 40 tahun yang lalu. Di Shanghai, 3.000 menara dan
pencakar langit telah dibangun dalam 20 tahun. Ratusan lainnya sedang
dibangun. Hari ini, lebih dari setengah dari 7 milyar penduduk dunia tinggal
di perkotaan. Di New York yang merupakan Megalopolis pertama di dunia
adalah simbol eksploitasi energi yang diberikan Bumi kepada umat
manusia. Kekuatan jutaan imigran, tenaga batubara, kekuatan minyak yang
tak terkalahkan. Amerika Serikat adalah yang pertama memanfaatkan
kekuatan revolusioner yang fenomenal dari "emas hitam".

Perluasan ladang garapan dan pertanian satu tanaman mendorong


pertumbuhan parasit. Ini juga menjadi penyebab dari terjadinya kerusakan
lingkungan tersebut. Penebangan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan,
penggarapan tanah untuk dijadikan tempat menanam dan penggusuran
lahan untuk pembangunan. Membuat keadaan ekologi semakin terpuruk,
semua hal tersebut adalah salah satu pemicu dalam kerusakan lingkungan

2
dibumi. Over population, degradasi lahan sebagai akibat dari kegiatan
pertanian, penggunaan pestisida yang menimbulkan keracunan dan
kematian, rusaknya ekosistem laut dan berkurangnya hasil tangkapan
akibat penangkapan ikan yang merusak dan berlebihan; meningkatnya
karbon akibat deforestasi; krisis energi akibat eksploitasi pertambangan
berlebihan; pencemaran tanah dan air oleh berbagai industri; pencemaran
udara dari berbagai gas buangan, hingga terancam punahnya
kenakeragaman hayati beberapa spesies tanaman dan hewan adalah
sebagian kecil dari contoh dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan
oleh pembangunan dan kemajuan peradaban manusia. Bisa dibilang,
pembangunan selalu menyisakan sisi negatif yang tidak saja mengganggu
dan merubah kondisi alami lingkungan, tapi juga menimbulkan kerugian
bagi manusia itu sendiri. Kini, semua dampak yang ditimbulkan itu
bermuara ke satu isu lingkungan yang sangat luar biasa yaitu pemanasan
global.
Dalam banyak kasus, hutan tidak akan tumbuh kembali, dan tanah itu
kemudian dikonversi ke padang rumput. Namun dalam kasus hutan hujan,
kita telah melihat secara langsung bahwa ketika pohon-pohon itu ditebang,
tidak, mereka tidak kembali, tanah menjadi sangat kering, dan siklus nutrisi
yang biasa dilakukan pohon-pohon itu tidak lagi berfungsi. Apa yang
mengarah ke selanjutnya: gurun. Kami telah melihat mereka, dan kami telah
menyaksikan mereka tumbuh keliling dunia. Karena kami telah menebang
pohon dari sepanjang tepi daerah yang sangat kering, penggurunan itu
telah menyebar kemana dulu ada hutan.

Fakta sederhananya adalah, ekosistem yang menopang kehidupan


sedang terurai sistem yang telah berevolusi untuk ratusan juta tahun.
Buktinya sekarang sudah jelas. peradaban industri telah menyebabkan
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, dan dampak kita hanya
mempercepat. Kita telah kehilangan 30 tahun terakhir dalam
penangulangan terhadap pemanasan global.

Di zaman modern ini, dunia terglobalisasi, pertumbuhan berlanjut


menjadi fokus utama dari banyak perusahaan dan pemerintah yang
menghabiskan lingkungan kita untuk keuntungan ekonomi. Tapi bagaimana
dengan kita sebagai individu, sebagai konsumen? Sejauh mana kita dapat
bertahan? bukan masalah perkembangan teknologi, Masalahnya adalah
caranya yang kita pikirkan dalam menjaga kelestarian bumi.

3
B. Analisis Sinopsis
Lantas bagaimana cara agar kita dapat menghadapi pemanasan
global ini dan bagaimana cara menjalankan pembangunan tanpa
menimbukan seamkin besarnya pemanasan global dari pandangan
seorang arsitek?
Bagi pandangan para ahli, Green building dapat menjadi solusi
pembangunan dalam mengurangi dampak global warming. Green Building
adalah konsep Bangunan hijau mengarah pada struktur dan pemakaian
proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber
daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan
tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan
peruntuhan.
Bangunan ramah lingkungan atau green building adalah suatu
bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan,
pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dalam aspek penting
penanganan dampak perubahan iklim. Prinsip lingkungan yang dimaksud
adalah mementingkan unsur pelestarian fungsi lingkungan. Beberapa
negara tertentu telah menerapkan konsep green building, dapat menjadi
tolok ukur yang mudah dipahami masyarakat tentang bagaimana
penerapan green building untuk huniannya.
Green Building didesain untuk mereduksi dampak lingkungan
terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui efisiensi dalam
penggunaan energi, air dan sumber daya lain, perlindungan kesehatan
penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja, mereduksi limbah atau
buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi, pencemaran padat, cair
dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan. Pada umumnya dalam
pelaksanaan konstruksi berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar proyek. Begitu juga dalam pelaksanaan proyek
bangunan gedung. Dalam proses pembangunan gedung biasanya sangat
berdampak langsung terhadap lingkungan sekitarnya. Pada pelaksanaan
pembangunan gedung bisanya dapat mengganggu kenyamanan
masyarakat dan banyak kerugian kerugian yang ditimbulkan oleh
pelaksanaan proyek tersebut terhadap lingkungan sekitar maupun kerugian
bagi proyek itu sendiri. Untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan
dalam pelakasanaan proyek, seharusnya para pengusaha konstruksi
menggunakan konsep green construction. Selain mengurangi dampak
terhadap lingkungan bahkan bisa mencapai mutu dengan tepat sesuai
dengan yang telah terdapat dalam spesifikasi. Tetapi saat ini di Indonesia
masih enggan menggunakan konsep green construction untuk sebuah
proyek. Dikarenakan bahwa menurut pandangan pengusaha konstruksi di
indonesia tidak sesuai dangan hitungan bisnis. Tetapi jika menggunakan
konsep Arsitektur Hijau tersebut, dan masih terdapat ketidakpastian
terhadap mutu yang dihasilkan.

4
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman masyarakat mengenai dampak pembangunan rumah terkait
pemanasan global, green building dan penerapannya pada hunian yang
mereka tempati. Pemahaman masyarakat mengenai dampak
pembangunan hunian rumah tinggal, green building dan penerapannya
pada hunian dirasa penting karena masyarakat merupakan konsumen dari
pembangunan khususnya rumah tinggal. Semakin masyarakat memahami
dan menerapkan green building pada huniannya maka semakin membantu
pengurangan dampak pemanasan global.
Konsep Green Building tersebut mencoba melakukan efisiensi pada
empat faktor, di antaranya:
Efisiensi Desain Struktur, Tahap konsep dan desain merupakan dasar
dalam setiap proyek konstruksi. Tahap ini juga mempengaruhi biaya hingga
kinerja proyek. Tujuan konsep green building di tahap ini ialah
meminimalkan dampak pembangunan, mulai dari pelaksanaan hingga
penggunaan. Bila tahap ini tidak efisien, maka akan memberikan efek buruk
pada lingkungan. Misalnya pemakaian bahan bangunan yang sangat
banyak atau pemborosan.
Efisiensi Energi, Konsep green building juga mencakup langkah-
langkah hemat energi. Baik energi yang dibutuhkan sehari-hari seperti
udara dan sinar matahari yang masuk ke bangunan maupun energi dari sisi
operasional. Contohnya, bangunan yang memakai kayu cenderung
menghasilkan energi pembuangan lebih rendah ketimbang bahan dari batu,
beton, atau baja. Efisiensi energi pada bangunan juga berkaitan dengan
penggunaan listrik.
Efisiensi Air, Manusia tak bisa hidup tanpa air itu adalah kebenaran,
sementara pasokan air bersih masih jadi polemik tersendiri. Untuk itu
konsep green building juga memerhatikan efisiensi penggunaan air.
Termasuk cara mendapatkan air dan pengelolaannya yang ramah
lingkungan. Misalnya untuk mendapatkan air bisa dengan tandon air
penadah hujan, sumur resapan, dan sebagainya.
Efisiensi Material, Pembangunan tentu berkaitan dengan material
penyusunnya. Hal ini juga ada hubungannya dengan efisiensi desain
struktur. Untuk menerapkan konsep green building sebaiknya memakai
material yang sesuai kebutuhan, tidak lebih dan tidak juga kurang. Patut
diingat, semakin banyak material yang dipakai, maka akan semakin
memberatkan dana pembangunan, dampak pada lingkungan, pengeluaran
energi dalam konstruksi, dan sebagainya.
Penerapan green building didalam hunian rumah sebenarnya sudah
dapat dilakukan oleh masing masing pemilik rumah. Meskipun demikian,
yang menjadi masalah adalah minimnya kesadaran dan pemahaman dari

5
masyarakat untuk menerapkannya sehingga dibutuhkan sosialisasi secara
menyeluruh kepada masyarakat yang ingin membangun maupun yang
sudah memiliki bangunan rumah.
Dengan menerapkan konsep ini di bangunan masa mendatang
diharapkan dapat memulihkan keadaan bumi kita secara perlahan lahan.
Dan mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Tetapi dengan
memulainya tahap demi tahap akan membuat keadaan bumi membaik.
Menyatukan keadaan ekologi, ekonomi, dan sosial, dengan itu diharapkan
dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak
pemanasan global.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kedua film tersebut menyoroti segala bentuk kerusakan
lingkungan yang terjadi di bumi, terutama keruskan akibat maraknya
pembangunan. Kesadaran dan pemahaman masyarakat akan lingkungan
yang masih minim menjadi penyebab utama yang membuat hunian memiliki
dampak terhadap pemanasan global. Selain itu, perubahan iklim menjadi
dampak yang paling dirasakan dari pembangunan hunian. Pemahaman
masyarakat mengenai green building lebih didominasi pemahaman yang
merujuk pada perancangan yang ramah lingkungan dan penghijauan pada
bangunan. Hampir sebagian responden menganggap sudah menerapkan
green building dalam huniannya, namun bentuk penerapan yang dilakukan
ternyata belum maksimal dan menyeluruh. Penerapan yang paling banyak
dilakukan masyarakat dengan cara memaksimalkan penghijauan di dalam
bangunan dan menghemat penggunaan listrik

B. Saran
Dengan menyatukan ketiga hal ini dalam suatu pembangunan, yaitu
ekologi, ekonomi dan sosial. Ketiga hal tersebut berada di dalam konsep
green building, bila dilaksanakan dengan baik, diharapkan dapat menjaga
keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak pemanasan global.
Tentunya dibutuhkan sikap optimis dari berbagai kalangan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://sahbuddinpalabbi.blogspot.com/2013/09/ulasan-film-home.html

http://45.141.56.22/the-11th-hour-2007-gt/

https://environment-indonesia.com/penerapan-green-building-di-indonesia/

https://hanih.wordpress.com/2008/08/12/the-11th-hour/

Anda mungkin juga menyukai