Anda di halaman 1dari 6

Pancasila di Era Globalisasi Ditinjau dari Aspek

Pertahanan dan Keamanan

Oleh:
Muhammad Rafi Wibowo
2158011032

Pendidikan Pancasila
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Pendahuluan
Setiap negara pasti memiliki tujuan dan cita-citanya masing-masing. Negara Kesatuan
Republik Indonesia sendiri memiliki cita-cita yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. Akan tetapi di era global seperti sekarang ini, nilai-nilai Pancasila yang seharusnya
menjadi acuan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tidak dihiraukan lagi baik oleh
kalangan muda maupun kalangan dewasa. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya
krisis moral dan krisis keteladanan yang terjadi, seperti korupsi yang merajalela, tindak
kejahatan yang meningkat, serta pola hidup masyarakat yang semakin bebas tanpa
mengenal batas. Itu semua merupakan wujud dari penyimpangan nilai-nilai Pancasila
yang harus diwaspadai dan dihadapi demi mempertahankan pertahanan dan keamanan
nasional. (Adi, 2016)

Tinjauan Pustaka
 Pancasila
Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia yang menjadikannya sebagai
sumber nilai-nilai kehidupan untuk negara Indonesia. Jadi, segala kegiatan yang
dilakukan negara tidak luput dari nilai-nilai Pancasila tersebut, termasuk peraturan
dan hukum yang ada. Itulah mengapa Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum yang ada di Indonesia. Pancasila juga merupakan pandangan hidup
bagi bangsa Indonesia, yang mana semua aktivitas yang masyarakat lakukan
berdasar kepada nilai-nilai Pancasila (sulisworo, et.al, 2012). Adapun nilai-nilai
tersebut sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
Jadi kita sebagai warga negara Indonesia harus beriman dan bertakwa kepada
tuhan. Dan kita juga harus saling menghormati antar sesama umat beragama
sehingga tercipta lingkungan yang aman dan damai.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Sebagai masyarakat yang baik, sudah seharusnya kita saling membantu dan
menjaga satu sama lain dalam membela kebenaran yang ada di Indonesia.
3. Persatuan Indonesia.
Yang berarti kita harus bersatu dalam mementingkan kepentingan bangsa diatas
kepentingan pribadi masing-masing, kita juga harus cinta dan bangga pada
bangsa Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh khidmat dan Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
Kita harus menghormati dan menghargai pendapat orang lain serta kita harus
mementingkan kepentingan negara dibandingkan dengan kepentingan masing-
masing, oleh karena itu kita bermusyawarah untuk mencapai tujuan bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Kita harus memiliki budi pekerti yang baik antar sesama dan juga kita harus
mengimbangi antara hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia.
(Sumber: Badan Ideologi Pembinaan Pancasila)

 Globalisasi
Globalisasi diambil dari kata global yang berarti dunia. Globalisasi merupakan
fenomena bergeraknya peradaban manusia dalam kehidupan global. Globalisasi ini
mempengaruhi segala aspek yang ada di kehidupan masyarakat, yang membuatnya
memiliki dampak positif sekaligus juga dampak negatif. Dampak positifnya, seperti
semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta taraf kehidupan masyarakat
yang lebih baik, sedangkan dampak negatifnya, seperti perubahan gaya hidup
masyarakat yang menjadi kebarat-baratan, meningkatnya sifat konsumtif dan
individualis, serta adanya kesenjangan sosial di masyarakat. (Nurhaidah, 2015)

 Pertahanan keamanan nasional


Menurut Buzan (dikutip dalam Yani, 2007), keamaan merupakan upaya
kemerdekaan atas suatu ancaman ataupun kemampuan negara dan masyarakat
dalam menjaga kemerdakaan dari berbagai ancaman. Keamanan dibagi menjadi 3
yaitu, keamanan individu, keamanan nasional, keamanan internasional. Namun,
yang terpenting adalah pertahanan nasional karena pertahan nasional dapat
menghubungkan hubungan antara pertahanan-pertahanan lainnya. Keamanan
berbeda dengan pertahanan, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu agar
terbebas dari suatu ancaman, tetapi keamanan lebih bersifat menghindari dan
antisipasi jika dibandingkan dengan pertahanan. Keamanan mencakup: keamanan
militer, keamanan politik, keamanan sosial, keamanan ekonomi, dan keamanan
lingkungan. Ketahanan nasional merupakan kemampuan bangsa dalam
meningkatkan kekuatan nasional untuk mencegah ancaman-ancaman yang dapat
membahayakan identitas, integritas dan kehidupan bangsa dan negara (Yani, 2007).
Hal ini sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara bahwa
“pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman”.

Pembahasan
di era globalisasi ini, ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia diseluruh dunia
pun semakin menigkat, bisa melalui perdagangan, perjalanan, dan bentuk interaksi
lainnya, sehingga batasan-batasan negara pun menjadi semakin sempit. Pada era ini,
ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat berkembang dengan sangat pesat sehingga
menimbulkan banyak hal positif, tetapi juga dengan ancaman yang tak kalah banyaknya
(Ernawan, 2017). Sesuai dengan Undang-Undang no. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara yang menjelaskan bahwa “ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari
dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa”. Khususnya, dengan
berkembangnya teknologi informasi, tindak kejatan transnasional pun berkembang
menjadi semakin canggih dan terorganisasi. Tindak kejahatan yang bersifat
transnasional ini terjadi jika sudah melibatkan lebih dari satu negara. Menurut Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengesahan United Nations Convention Against
Transnational Organized Crime menjelaskan bahwa kejahatan transnasional meliputi
korupsi, perdagangan manusia, pencucian uang, perdagangan sejata api, perdangan
narkoba, cybercrime, dan lain-lain (Ruslaini, 2017)
Di Indonesia sendiri kejahatan transnasional yang terus meningkat yaitu:
 Perdagangan manusia

Banyak dari warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, namun tidak
memiliki dokumen ataupun sudah melebihi batas izin sehingga mereka rentan dalam
kasus perdagangan manusia. Dari total 7.193 orang yang terindikasi dalam
perdagangan manusia, 6.000 lebihnya berasal dari Indonesia, dengan rincian 5.838
perempuan dan 813 pria, rata-rata dari mereka merupakan warga yang berstatus
pendidikan hanya sampai sekolah dasar atau bahkan lebih rendah. (Ruslaini, 2017)
 Peredaran narkoba
Berdasarkan data BNN dan Puslitkes UI 2014 (dikutip dalam Rusiaini, 2017)
menyatakan bahwa angka penyalahgunaan narkoba mencapai 4 juta jiwa, dengan
1,6 juta mencoba-coba, 1,4 juta pengguna teratur, dan sisanya merupakan pecandu.
Diantara pengguna tersebut didominasi oleh pekerja seperti pegawai ataupun
wiraswasta dengan angka 56%, 20% tidak bekerja, dan sisanya merupakan pelajar
dan mahasiswa. Angka kematian dari penyalahgunaan tersebut mencapai 12.000
jiwa pertahun atau sekitar 30 orang dalam sehari. Yang lebih mengejutkan lagi, 75%
dari pengedaran narkoba yang ada berasal dari Lembaga Permasyarakatan seperti
penjara dan sebagainya.

 Kejahatan siber
Indonesia menempati posisi ke 5 dalam negara dengan pengguna internet
terbanyak. Pada tahun 2016, dari 256,2 juta jiwa penduduk Indonesia, 132,7 juta
jiwa merupakan pengguna internet. dari tahun ke tahun kejahatan siber berupa
ujaran kebencian ataupun penipuan selalu meningkat, Kejahatan siber ini dapat
mengancam keutuhan dan keamanan bangsa Indonesia. (Ruslaini, 2017)
Kejahatan transnasional ini berdampak kepada pertahanan negara sehingga negara
membutuhkan kerja sama antara anggota militer dan juga nonmiliter untuk
membangun pertahanan negara yang kuat sesuai dengan perannya dan fungsinya
masing-masing (Ruslaini, 2017). Hal ini sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahan Negara yang menyatakan bahwa “Sistem pertahanan negara adalah sistem
pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan
sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman”.
Nilai-nilai Pancasila yang merupakan karakteristik bangsa Indonesia haruslah terus kita
budayakan dengan cara memahami, menghayati, dan juga mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari agar menjadi insan yang berakhlak mulia, menumbuhkan
kesadaran akan hak dan kewajibannya dalam bernegara, dan menjalin hubungan yang
baik antara sesama warga Indonesia sehingga menciptakan daya tahan dan daya tangkal
bangsa yang unggul dalam menanggulangi berbagai macam ancaman (Adi, 2016).

Simpulan
Di era global yang memiliki banyak sisi positif maupun negatif ini, baik pemerintah dan
juga kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah mempertahankan serta
melestarikan nilai-nilai Pancasila yang merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia.
Dengan begitu, kita akan menjadi warga negara yang baik serta pandai dalam
menentukan sesuatu yang baik ataupun buruk bagi diri dan negara kita yang mana jika
ini terjadi maka ancaman krisis moral yang menyebabkan berbagai macam tindak
kejahatan pun akan berkurang sehingga kedaulatan dan keutuhan bangsa Indonesia
dapat terjamin keamanannya serta menciptakan kondisi lingkungan negara Indonesia
yang aman, nyaman, tentram, adil, dan makmur.

Referensi
Adi, P. (2016) ‘PEMBUDAYAAN NILAI-NILAI PANCASILA BAGI MASYARAKAT SEBAGAI
MODAL DASAR PERTAHANAN NASIONAL NKRI’, JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN, 1
(1), 37-50 [online]. Available.

Sulisworo, D., Wahyunungsih, T., Arif, D. B. (2012). ‘Pancasila Sebagai Filsafat dan
Implikasinya’. PANCASILA. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan|Hibah
Pembelajaran Non Konvensional.

BDAN IDEOLOGI PEMBINAAN PANCASILA. Makna Pancasila Dalam Pandangan Hidup.


Dikutip dari https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/256/makna-pancasila-sebagai-
pandangan-hidup-ketahui-isi-dari-kelima-butirnya.html
Nurhaidah, M. I. M. (2015). ‘DAMPAK PENGARUH GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN
BANGSA INDONESIA’, JURNAL PESONA DASAR, 3 (3), 1-14 [online]. Available.
Yani, Y. M. (2007). ‘UPAYA STRATEGIS MENJABARKAN AMANAT UUD 1945 TENTANG
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA) DALAM
RANGKA MEMBANGUN DAYA TANGKAL BANGSA DAN NEGARA’.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG
PERTAHANAN NEGARA
Ernawan, D. (2017). ‘Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah di
Indonesia’. Jurnal Kajian LEMHANNAS RI. 5-10 [online]. Available.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG


PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST TRANSNASTIONAL ORGANIZED
CRIME (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENENTANG TINDAK PIDANA
TRANSNASIONAL YANG TERORGANISASI).
Ruslaini. (2017). ‘Grand Strategi Pemerintah Untuk Menanggulangi Kejahatan
Transnasional’. Jurnal Kajian LEMHANNAS RI. 47-54 [online]. Available

Anda mungkin juga menyukai