Anda di halaman 1dari 13

REZEKI TAK TERDUGA

Written by
Muhammad Irfan Rudiannoor

Draft 1
3 September 2021
1

FADE IN:
1. EXT. PINGGIR JALAN (LALU LALANG) – DAY
CAST: PEMUDA, ORANG MISTERIUS, EKSTRAS WARGA

Diawali dengan gambaran jalan yang sepi, sesekali


ada yang lewat. Munculah seorang pemuda yang terlihat
putus asa.
Berpakaian kemeja putih rapi seperti orang hendak
melamar pekerjaan sambil memegang map.
Beberapa saat kemudian dia mendapatkan panggilan
telepon dari penagih hutang. Dia memandangi HP karena
bingung harus diangkat telponnya atau tidak. Panggilan
berakhir, muncul banyak sekali notifikasi pesan dari
berbagai sumber. Dia melihat sedikit isi pesan tersebut
yang membuat dia semakin bingung dan tambah kacau.
Lalu dia melihat orang misterius yang membawa paket
dan seperti menawarkan atau meminta tolong ke orang
sekitar namun tidak ada yang menghiraukannya.
Kemudian orang misterius itu melihat pemuda yang
terdiam memperhatikannya dan lalu mendatanginnya.
Pemuda ini sambil berjalan mundur dan pergi namun
orang misterius ini tetap mengejarnya.

ORANG MISTERIUS
(terengah-engah)
Mas, Mas, Mas!

PEMUDA
(memeluk map)
Ada apa ya mas?

ORANG MISTERIUS
Jadi gini mas, saya mau minta tolong antarkan
beberapa paket ini ke alamat yang tertera sebelum jam 5
sore! Makasih ya mas. (memberikan paket sambil berjalan
cepat dan menjauh lalu pergi)

PEMUDA
Tapi mas…

ORANG MISTERIUS
(berteriak)
Oiya, untuk upahnya nanti setelah selesai semua
diantar ya. Alamatny ada di halaman paling akhir!
2

PEMUDA
(bersuara pelan)
Tapi..

Pemuda itupun terdiam sejenak karena bingung harus


berbuat apa, karena barang sudah berada ditangannya namun
sisi lain dia kurang yakin dengan apa yang dia dapatkan
(curiga).
Sedikit penasaran dan akhirnya dia mengecek isinya,
ternyata uang tunai dan sembako.
Kaget, karena dia juga sedang membutuhkan, namun,
dia sudah diberi kepercayaan walaupun dia tidak tahu
siapa yang menyuruhnya (prinsip).
Lalu dia mengecek alamat yang tertera dan mencoba
mengantarkan paket itu satu per satu.
CUT TO:

2. EXT. PINGGIR JALAN MENUJU RUMAH – DAY


CAST: PEMUDA

Pemuda itu berjalan sambil memastikan alamat sesuai


dengan yang tertera. Akhirnya dia menemukan tujuan pertama,
merasa senang dan langsung menghampiri rumah tersebut.
CUT TO:

3. EXT. TERAS RUMAH – DAY


CAST: PEMUDA, PENGHUNI RUMAH

Berdiri di depan pintu

PEMUDA
Permisi.. (ketok pintu) *berkali kali

PENGHUNI RUMAH / PENERIMA PAKET 1


Ya, sebentar.

Suara pintu terbuka


PENGHUNI RUMAH
Iya mas, ada apa ya?

PEMUDA
(terdiam sejenak karena bingung mau berbuat apa, dan
langsung ingat)
3

Oiya Pak, ini saya disuruh mengantarkan paket ini,


mohon diterima ya. (menyodorkan paket)

PENGHUNI RUMAH
Oiya, terima kasih banyak ya mas.
(Ekspresi wajah senang)

PEMUDA
Kalau begitu, saya pamit duluan ya Pak.
Terima kasih.
(Out frame)

PENGHUNI RUMAH
Iya mas, hati-hati
(mengamati pemuda itu pergi)

Alhamdulillah
(sambil melihat paket, lalu masuk ke dalam rumah dan
menutup pintu)

CUT TO:

4. EXT. PINGGIR JALAN – DAY


CAST: PEMUDA, DUA EKSTRAS PENERIMA PAKET

Dengan ekspresi senang dan Bahagia, dia mempersiapkan


untuk tujuan selanjutnya. Sambil jalan dan memastikan untuk
alamat kedua dan ketiga hingga transaksi berhasil.

CUT TO:

5. EXT. PINGGIR JALAN, WARUNG – DAY


CAST: PEMUDA, PEMILIK WARUNG, DUA WARGA, EKSTRAS

Merasa lelah dengan apa yang dilaluinya, diapun melihat


jam siang hari, cuaca sangat terik membuat pemuda tersebut
merasa haus. Dia melihat warung dan berencana untuk mampir.
Dia bingung harus lanjut dulu atau istirahat dulu karena
nanggung. Akhirnya dia memutuskan untuk istirahat sejenak di
warung untuk memberli minum.
Sesampai di depan warung pemuda itupun langsung memesan
minum es the dan duduk di kusri yang kosong. Sambil menunggu
dia tak sengaja mendengar obrolan warga tentang pinjaman
online.
WARGA 1
4

Eh bro, tahu ga, kemaren tuh tetanggaku disamperin


debtcollector, dia nagihnya pake toa, malu-maluin aja.

WARGA 2
Wah, temenku lebih parah sih. Hampir bacok-bacokan sama
debtcollector-nya, tapi ya, gitu..

WARGA 1
Ngeri ya, kalau ga punya uang, mending gausah ngutang,
ribet!

Pemuda itu memperhatikan percakapan mereka lalu


sesekali terdiam dan kepikiran, beberapa saat kemudian
pesanan minum dia sudah dating.

PEMILIK WARUNG
(inframe)
Ini mas, es tehnya.
(outframe)

PEMUDA
(kaget)
Oiya, terima kasih.

Mengaduk minumannya lalu menikmatinya. Shot sekitar.


CUT TO:

6. EXT. DEPAN WARUNG MENUJU JALAN – DAY


CAST: PEMUDA, PEMILIK WARUNG, PENERIMA PAKET, ANAK,
EKSTRAS

Kamera mengarah dari atas lalu sejajar dengan talent


lalu mengikuti pergerakan.
Pemuda tersebut bayar lalu pergi.

PEMUDA
Terima kasih ya bu. (Tukar)

PEMILIK WARUNG
Ya, sama-sama (Jual)

PEMUDA
(berjalan menjauh dari warung)
Alhamdulillah (sambil mengelus dada)
5

Pemuda tersebut berjalan sambil mengecek untuk


alamat selanjutnya. Lalu dia berjalan keluar dari kamera.
Transaksi berhasil di rumah ke empat.
Di perjalanan menuju tujuan terakhir, pemuda
tersebut melihat seorang anak yang termenung sedang duduk
di pinggir jalan trotoar. Pemuda menghampiri dan bertanya
ke anak tersebut.

PEMUDA
Ding, napa kam sedih?

ANAK
Ulun kada dapat pembagian makan nah.

PEMUDA
Has, napa bisa kaya itu?

ANAK
Tahu jua, ujar ampunku diambil
buhannya. Kada tahu buhan yang mana jua.
(Bukti dan dampak korupsi)

Shot mengarah ke pemuda yang terdiam, karena kasihan


tapi tidak bisa membantu. Sambil termenung dia melihat
paket yang dia pangku. Ada niat untuk memberikan paket
tersebut namun dia ingat kalau ini harus diantarkan
sesuai tujuan (prinsip). Akhirnya pemuda tersebut
memutuskan untuk memberikan paket terakhir untuk anak
tersebut. Karena dia yakin apabila diceritakan atau
dijelaskan kejadiannya, mereka bisa paham.

ANAK (CONT’D)
Maka ulun kadada baisi duit
nah, bingung gisan makan kena.
Mana abah lawan mama ulun lagi
garing nah, kakak ulun kadada
kabar jua.

PEMUDA
(memberikan paket ke anak tersebut)
Ni, gasan ikam.

ANAK
6

Bujuran gasan ulun kah?

PEMUDA
Hi’ih, gasan ikam, semoga cukup lah.

ANAK
Alhamdulillah, terima kasih mang lah.
Semoga Rezeki amang dibalas berkali-kali lipat.
Amin.

Pemuda itu merasa senang, bangga dan terharu karena


di-do’a-kan yang baik. Lalu anak tersebut berdiri dan
pamit.

ANAK
Ulun bulik dahulu mang lah. Assalamualaikum.
(Berjalan, berlari, girang, merasa bahagia)

Pemuda melihat anak tersebut

PEMUDA
Wa’alaikumsalam.
(Senyum dan melambaikan tangan)

Pemuda itu berdiri dan sambil mengecek jam/HP.


Melihat jam semakin mendekati, dia pun bergegas sambil
jalan cepat. Sambil berjalan diapun mengecek berkas untuk
ke alamat terahir. Karena tergesa-gesa, dia pun menabrak
seseorang hingga terjatuh.

PENGGUNA JALAN YANG TERTABRAK (Marah)


Woy, kalau jalan lihat-lihat dong!

PEMUDA
Maaf mas, maaf mas.

Dia pun langsung bergegas berdiri dan melanjutkan


perjalanan karena waktu semakin mendekat.
PENGGUNA JALAN (CONT’D)
MAAF, MAAF!
7

Kamera long shot menunjukkan pemuda yang berjalan


cepat dan sesekali berlari hingga terjatuh. Dia bangkit
sambil teriak kesakitan
PEMUDA
Ahh, babungulan banar.. (marah-marah sendiri, kesal)

Pemandangan kota
CUT TO:

7. EXT. DEPAN BANGUNAN – DAY TO NIGHT


CAST: PEMUDA, ANAK, ORANG TUA

Pemuda tersebut berjalan di depan pagar/gapura, tepat


di belakang kamera. Dia memastikan bahwa alamat yang tertera
sesuai dengan apa yang dia tuju. Sempat ragu, dia pun pergi
menjauh, baru beberapa langkah, dia teringat pesan orang
tuanya untuk selalu jujur apapun keadaannya (Berpegang teguh
kepada prinsip atau amanat).
Flashback masa kecil
MASA KECIL SI PEMUDA
(Membawakan nampan berisi makanan dan minuman untuk
orang tuanya yang sedang sakit.)

ORANG TUA
Nak, bapak cuman berpesan satu, Untuk tetaplah jujur
bagaimanapun keadaanya. Karena, dengan jujur, InsyaAllah
hidup kita akan dipermudah oleh Allah.

MASA KECIL SI PEMUDA


Iya, bah.

Shot kembali close up ke ekspresi wajah


pemuda(cembung/dutch angle) dan langsung kembali ke tempat
tersebut. Sesampainya di depan pagar/ gapura, dia menghela
nafas dan langsung memberanikan diri untuk masuk ke dalam.
CUT TO:

8. INT. DEPAN PINTU & DALAM RUANGAN – DAY TO NIGHT


8

CAST : PEMUDA, BAPAK MISTERIUS, ORANG MISTERIUS

Sudah beridi di depan pintu, tangan hendak mengetuk


namun masih ragu. Ketika hendak pergi, baru beberapa
langkah terdengar suara orang sedang marah. Merasa
penasaran akhirnya diapun memberanikan diri untuk masuk.

PEMUDA
(mengetuk lalu memegang gagang pintu dan badan
sedikit masuk)
Permisi.

Di dalam terlihat seorang bapak berjas rapi seperti


mafia atau bos besar dan disampingnya nampak seperti anak
buah yang sedang dimarahinya. Dia nampak berdiri sambil
kepala menunduk. Pemuda ini pun seperti mengenali pria
itu, namun sambil mengingat-ingat dia ditanya oleh bapak
tersebut.
BAPAK
Siapa kamu? (nada tegas)

PEMUDA
Saya.. (nada pelan)

Lalu anak buah bapak melihat ke pemuda

ANAK BUAH
Nah, ini dia Pak, orang yang saya suruh untuk
mengantarkan paket tadi.

PEMUDA
Iya, Pak, Tapi…

Bapak tersebut terlihat marah hingga memukul meja


dengan kedua tangannya, lalu berdiri dan menghampiri
pemuda tersebut. Bapak tersebut memegang kerah dan
mendorong badannya hingga menempel ke tembok sambil
berteriak marah-marah.
BAPAK
Setelah kamu gagal mengantarkan paket tersebut, kamu
masih berani datang ke sini, hah. (menampar)

PEMUDA
Tapi, Pak.
9

Belum sempat menyelesaikan pembicaraan, pemuda


selalu ditampar dan dipotong pembicaraannya.

BAPAK (CONT’D)
Kamu tahu apa yang kamu antar? (menampar)
Itu bukan sekedar paket sembako biasa (menampar)
Tapi itu adalah Kepercayaan (menampar)

Merasa kesal dan emosi karena tidak diberi


kesempatan untuk bicara, akhirnya pemuda tersebut
mendorong bapak tersebut hingga menjauh darinya

PEMUDA (Marah)
Bapak dengerin dulu penjelasan saya.

Suasana menjadi tenang, lalu pemuda itu menceritakan


apa yang terjadi.
CUT TO:

9. INT. KANTOR/RUANGAN – NIGHT


CAST: PEMUDA, BAPAK MISTERIUS, ORANG MISTERIUS

Suasana menjadi tenang, semua emosi menjadi reda. Anak


buah bapak menyiapkan minum untuk mereka dan menuangkan di
gelas.
BAPAK (CONT’D)
Jadi, setelah apa yang anda ceritakan, saya percaya
begitu aja? Gitu. (Songong) sambil merokok

Pemuda tersebut bergerak dari posisi bersender menjadi


tegak dan mendekati wajak bapak.

PEMUDA
Lalu, buat apa saya kemari kalau saya tahu akan
diperlakukan seperti ini (sambil menunjuk wajah, dan
memalingkan karena masih merasa kesal)

Beberapa saat kemudian bapak tersebut mengeluarkan


amplop putih yang berada di saku jas kirinya dan
meletakkannya di atas meja.
Pemuda itupun langsung menanggapi hal tersebut.

PEMUDA
Apa ini?
Setelah apa yang saya dapatkan (menunjuk bekas
tamparan) ini balasan anda. Heh! (memalingkan wajah)
10

Bapak menghisap rokok lalu menaruh di asbak


BAPAK (CONT’D)
Jangan ge’er anda.
Itu (menunjuk amplop) untuk mengobati luka anda
(Menunjuk ke wajahnya sendiri).

Mengambil sesuatu di kantong jas kanan.

BAPAK
Ini, untuk anda.
(meletakkan amplop coklat tebal di atas meja)

Pemuda itu pun shock dan kaget, tidak mengangka. Lalu


dia pelan-pelan mengambil amplop tersebut dan mengangkatnya.

PEMUDA
Ini.. Buat saya? (Tersedu-sedu)

BAPAK
Iya. (mematikan rokok di asbak)
Itu untuk anda.

Sebenarnya..

Flashback yang sudah terjadi dan memunculkan shot apa


yang terjadi sebenarnya.
BAPAK (CONT’D)
Saya itu mencari orang-orang jujur
seperti anda.
Jadi, semua yang anda lalui itu
adalah suruhan saya semua/ agen
saya.
Mereka saya suruh untuk menguji
anda.

PEMUDA (CONT’D)
Tapi,

(Shot Kembali ke pemuda, MCU)


kenapa pak? Kenapa harus, harus saya?

BAPAK (CONT’D)
Saya sebenarnya sudah lama mengamati anda,
namun, saya belum menemukan waktu yang tepat.
dan, tibalah waktunya.

CUT TO:
11

10.EXT. DEPAN PINTU – NIGHT


CAST: PEMUDA, BAPAK MISTERIUS, ORANG MISTERIUS

Semua bersiap untuk pulang, orang-orang berkumpul di


depan pintu. Pemuda dan bapak bersalaman.

PEMUDA
Terima kasih, Pak

BAPAK
Terima kasih untuk ?

PEMUDA
Terima kasih karena telah menampar saya.
Karena, Saya sadar kalau perjuangan saya gak sesuai
dengan apa yang saya dapat sekarang. Saya merasa ini
impas untuk saya. Terima kasih Pak.

BAPAK
Terima kasih kembali. Semoga itu cukup.

PEMUDA
Semoga kita bertemu lagi.

BAPAK
Semoga! (senyum)

Lalu pemuda itu pergi menjauh meninggalkan mereka.


Di tengah perjalanan, pemuda itu ingat bahwa belum
berkenalan dengan beliau. Ketika hendak membalikkan
badan, mereka semua menghilang.

PEMUDA
Oiya, Pak! (kaget)

Pemuda itu bingung lalu panik, lalu kamera shaking


blur dan
CUT TO:

11.INT. DALAM RUANGAN (MASJID ATAU AULA) – DAY


CAST: PEMUDA, EKSTRAS

Suara keramaian mulai terdengar jelas. Kamera Track out


dan pemuda itu kaget lalu terbangun dari tidurnya.
CUT TO:

12.EXT. PINGGIR JALAN RAYA – DAY


12

CAST: PEMUDA, ORANG MISTERIUS, EKSTRAS

Pemuda itu berjalan keluar dari gedung, dan


memperlihatkan pemuda inframe, streching lalu berjalan.
Ditengah perjalanan, mendapatkan panggilan telepon dari
penagih hutang sama seperti kejadian sebelumnya. Dia pun
shock dan kaget. Lalu dia melihat ke depan dan ada orang
misterius yang membawa paket, persis seperti apa yang
dialaminya. Orang misterius itu datang dan menghampiri
seperti kejadian di awal. Suara dialog samar dan kamera
track in fokus menuju ekspresi wajah tegang atau bingung
dengan tatapan kosong.

CREDIT TITLE

13.INT. RUANGAN MISTERIUS – NIGHT (AFTER CREDIT, OPTIONAL)


CAST: ANAK, BAPAK

Seseorang duduk dibalik kursi, lalu seseorang bapak


misterius datang menghampirinya.

BAPAK
Semua sudah sesuai rencana, Bos.

Seseorang memberikan amplop dan seperti


serum/vaksin.
BAPAK
Terima kasih, Bos.

Lalu bapak misterius ini pergi, outframe. Beberapa


saat kemudian seseorang duduk di kursi memalingkan
kursinya dan dia tertawa. Ternyata dia anak kecil yang
sempat ditolongnya menjadi dalang dari semua ini.

ANAK
(Tertawa pelan dan nyaring terbahak-bahak.)

THE END

Anda mungkin juga menyukai