Anda di halaman 1dari 3

Defisit neraca pembayaran merupakan masalah yang akut di negara-

negara berkembang. Pengecualian hanya terbatas pada beberapa negara tertentu


yang sedang mengalami boom dalam ekspornya dalam waktu yang terbatas
pula. Sampai sekarang para ahli ekonomi belum sepakat mengenai apa
penyebab dari deficit neraca pembayaran tersebut dan bagaimana cara untuk
mengatasinya. Dewasa ini ada dua cara pendekatan yang berlainan dalam
menganalisa masalah deficit neraca pembayaran di negara-negara berkembang.

Pendekatan pertama adalah two-gap model , pendekatan ini


dikembangkan oleh Professor Chenery beserta mahasiswa-mahasiswanya di
Harvard sejak awal 1960 an. Kerangka analisa model ini menggunakan
identitas pendapatan nasional berdasarkan teori Keynes, guna menghitung
berapa jumlah bantuan luar negeri yang diperlukan oleh suatu negara
berkembang guna dapat mencapai laju pertumbuhan ekonomi tertentu.

Menurut two-gap model, setiap negara berkembang menghadapi apakah


saving-gap ataukah foreign exchange-gap atau kah keduanya. Gap yang
pertama terjadi jika tabungan domestik yang dapat dimobilisir oleh suatu negara
jauh lebih kecil dibanding jumlah pengeluaran investasi suatu target laju
pertumbuhan ekonomi tertentu. Gap yang kedua terjadi jika nilai ekspor negara
tersebut lebih kecil dibanding jumlah devisa yang diperlukannya untuk
mengejar target pembangunan tertentu tersebut. Dalam perekonomian terbuka,
sebagian atau seluruh kekurangan tersebut dapat ditutup oleh pemasukan modal
dari luar negeri.

Dari identitas akunting pendapatan nasional, diketahui bahwa selisih


antara pengeluaran investasi masyarakat dengan jumlah tabungan dalam
negerinya adalah sama dengan selisih antara impor dengan nilai ekspor.
Walaupun secara akunting atau ex post. Saving gap sama dengan foreign
exchange gap, namun keduanya belum tentu sama ex ante.

Sebagian besar dari model-model two-gap mengasumsikan bahwa gap


yang satu tidak tergantung pada gap yang lainnya dan hubungan antara
keduanya bersifat mutually independent. Ini berarti bahwa tabungan dalam
negeri tidak dapat disubstitusikan dengan bantuan luar negeri, begitu pula
sebaliknya.

Saving gap adalah kesenjangan (selisih) antara tingkat tabungan dengan


tingkat investasi, misalnya : r tabungan : 29,2%, r invesrasi : 33,4% dengan
keadaan seperti itu maka Saving gap nya dapat berupa 3,5%. Saving gap juga
dapat diartikan situasi di mana tingkat tabungan saat ini tidak cukup untuk
mencapai tujuan ekonomi. Di negara-negara berkembang, saving gap biasanya
mengacu pada defisit antara tabungan agregat saat ini dan tingkat tabungan
yang diperlukan untuk menyediakan dana untuk investasi bisnis.

Foreign exchange gap adalah kesenjangan (selisih) antara kebutuhan


devisa untuk membiayai impor barang atau jasa dengan penerimaan devisa hasil
ekspor barang atau jasa, misalnya : Impor (M) : 33,4%, Ekspor (X) : 29,2%,
dengan keadaan seperti itu maka Foreign exchange gap nya dapat berupa 3,5%.
Foreign exchange gap juga dapat diartikan situasi dimana tingkat penerimaan
devisa hasil ekspor barang atau jasa tidak cukup untuk membiayai impor barang
atau jasa.

Pendekatan kedua adalah The Monetary Approach to Balance of Payment


Theory atau disingkat Mabop. Teori ini mengasumsikan bahwa nilai tukar
dipatok, bahwa ekonomi berada dalam ekuilibrium kerja penuh jangka panjang,
bahwa permintaan uang adalah fungsi pendapatan yang stabil, bahwa perubahan
jumlah uang beredar tidak mempengaruhi variabel nyata, bahwa dalam jangka
panjang tingkat harga suatu negara dan tingkat bunga bertemu di tingkat dunia
karena elastisitas tinggi substitusi antara barang dalam perdagangan
internasional dan modal yang sangat mobile, dan bahwa perubahan dalam
pasokan uang disebabkan oleh perubahan tingkat pertukaran mata uang asing
cadangan tidak disterilkan oleh otoritas moneter.

Karakteristik yang membedakan dari pendekatan moneter, berbeda


dengan Keynesian, adalah penekanan pada efek perubahan pasokan uang pada
aktivitas ekonomi. Stok uang nominal, atau basis moneter, dianggap sebagai
instrumen kebijakan moneter, dan bunga berfokus pada efek perubahan
instrumen ini terhadap output, harga domestik, dan suku bunga. Jika output
tetap, maka secara alami hanya harga dan suku bunga yang akan dapat berubah.

Kesimpulannya Two-gap model dan Mabop mendekati permasalahan


ekonomi dari kaca mata yang berbeda. Oleh karenanya keduanya lebih bersifat
komplementer daripada substitutif. Two-gap model merupakan peralatan analisa
yang ampuh untuk memahami ketidakseimbangan structural di negara-negara
berkembang. Model tersebut sangat berguna untuk mengidentifikasi
kemungkinan hambatan-hambatan dalam usaha akselerasi pembangunan di
negara-negara berkembang dan alternative tindakan kebijaksanaan-
kebijaksanaan apa yang perlu ditempuh untuk mengatasinya. Model tersebut
bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk mengidentifikasikan sektor-sektor
ekonomi dan proyek-proyek pembangunan yang menghadapi hambatan dan
sekaligus memberikan saran bagaimana cara mengatasinya guna tetap dapat
meningkatkan penggunaan sumber-sumber ekonomi dalam negeri.
Mabop memperkaya pemahaman mengenai aspek internasional dari
tindakan kebijaksanaan ekonomi dalam negeri. Khususnya, cara pendekatan ini
menambah pengertian akan efektifitas kebijaksanaaan moneter dan
hubungannya dengan neraca pembayaran dan stabilitas harga.

Anda mungkin juga menyukai