Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN PUSTAKA

Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan

nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-

menerus secara sinergi. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa

ketahanan nasional ialah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa

untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya, menuju kejayaan

bangsa dan negara. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia adalah

keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemempuan

menggambarkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin

kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan

nasional.

Ketahanan nasional mempunyai kata kunci yaitu Keuletan

merupakan kualitas diri, Ketangguhan adalah kualitas yang

menunjukkan kekuatan atau kekokohan sebagaimana dipersepsikan

dari luar oleh pihak lain, Ancaman merupakan hal atau usaha yang

bersifat mengubah kebijaksanaan dan dilaksanakan secara

konsepsional kriminal serta politis, Tantangan merupakan usaha yang

4
bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan, Hambatan

merupakan usaha yang bertujuan melemahkan secara tidak

konsepsional yang berasal dari diri sendiri, Gangguan adalah

hambatan yang berasal dari luar yang bertujuan melemahkan secara

tidak konsepsional, Identitas adalah ciri khas suatu bangsa dilihat

secara keseluruhan yang membedakannya dengan bangsa lain,

Integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan

nasional suatu bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.

Ketahanan nasional juga mempunyai fungsi yaitu Ketahanan

Nasional sebagai kondisi dinamik bangsa, Ketahanan Nasional

sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan Negara dan

Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir Komprehensif Integral.

Ketahanan nasional itu bisa dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri

pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal

dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan

kekuatan nasional.

Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala

tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam

maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang

dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup

bangsa dan negara. Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan

nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-

5
ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara

agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa

Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang

dinamakan ketahanan nasional.

Maka dari itu, kita sebagai warga Negara Indonesia harus

memiliki ketahanan nasional, agar bisa mengatasi sekaligus melawan

ancaman dari Negara luar. Misalnya dalam hal budaya, sumber daya

alam daan lain sebagainya. Dalam hal budaya, budaya kita sudah

banyak yang diambil oleh Negara lain, maka dari itu kita harus bisa

mengatasi dan melawannya, kita harus mempunyai ketahan nasional.

Lalu, dalam hal sumber daya alam, banyak sumber daya alam

Indonesia yang dicuri atau diambil alih oleh Negara lain. Kita sebagai

warga Indonesia yang memiliki sumber daya alam tersebut

seharusnya lebih kuat dibanding mereka, jangan sampai ada lagi yang

dicuri dari Negara kita.

Oleh karena itu, ketahanan nasional itu sangat penting dimiliki

oleh warga Negara Indonesia, agar bisa mengatasi dan melawan

ancaman yang mengancam Negara kita ini. Dan agar Negara kita juga

menjadi aman dan tentram dari ancaman Negara lain. Jangan sampai

Negara kita yang kaya ini diambil alih oleh Negara lain. Jadi kita harus

memiliki ketahanan nasional.

6
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD

1945) adalah sumber dari segala sumber hukum. UUD 1945

memberikan landasan serta arah dalam pengembangan sistem serta

penyelenggaraan pertahanan negara. Substansi pertahanan negara

yang terangkum dalam Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 di

antaranya adalah pandangan bangsa Indonesia dalam melihat diri dan

lingkungannya, tujuan negara, sistem pertahanan negara, serta

keterlibatan warga negara.

UUD 1945 mereaksikan sikap bangsa Indonesia yang

menentang segala bentuk penjajahan. Bangsa Indonesia akan

senantiasa berjuang untuk mencegah dan mengatasi usaha-usaha

pihak tertentu yang mengarah pada penindasan dan penjajahan.

Penjajahan bagi bangsa Indonesia merupakan tindakan keji yang tidak

berperikemanusiaan serta bertentangan dengan nilai-nilai keadilan.

Pertahanan negara tidak dapat dipisahkan dari kemerdekaan yang

diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan

Indonesia bukan merupakan hadiah, melainkan diperoleh dari hasil

perjuangan pergerakan bangsa Indonesia melalui pengorbanan jiwa

dan raga. Oleh karena itu, bangsa Indonesia menempatkan

kemerdekaan sebagai kehormatan bangsa yang harus tetap dijaga

dan dipertahankan sepanjang masa. Namun, mewajibkan warga

negara dalam upaya pertahanan negara harus didukung oleh

7
perangkat perundang-undangan sebagai pelaksanaan dari UUD 1945.

Landasan konstitusional kemerdekaan mengemukakan pendapat

adalah UUD 1945 yang termuat dalam:

Pasal 28: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, untuk

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya

ditetapkan dengan undang-undang,”

Pasal 28E Ayat (3): “Setiap orang berhak atas kebebasan

berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Landasan hukum usaha pembelaan negara - Usaha pembelaan

negara yang dilakukan oleh warga negara memiliki landasan hukum

yang mendasari warga negara dalam setiap usaha pembelaan negara

tersebut. Landasan hukum tentang usaha pembelaan negara tersebut

adalah sebagai berikut.

Sesuai dengan Pasal 4 UU No. 2 Tahun 2002 bahwa kepolisian

negara RI bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang

meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib

dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman

dan pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketenteraman

masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM.

Berdasarkan Pasal 2 dan Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 2002

tersebut dapat diketahui bahwa kepolisian negara Republik Indonesia

adalah sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban

8
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,

serta menegakkan HAM.

Kewajiban sebagai peserta didik adalah belajar keras dan tekun

dalam rangka usaha pembelaan negara.

Ketentuan umum UU RI No. 3 Tahun 2002, antara lain sebagai

berikut:

1. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

2. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat

semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan

sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh

pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan

berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,

dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Sesuai dengan Pasal 4 UU RI No.3 Tahun 2002 tersebut tujuan

pertahanan negara adalah untuk menjaga dan melindungi kedaulatan

negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa

dari segala bentuk ancaman.

9
Adapun fungsi pertahanan negara menurut Pasal 5 UU RI No. 3

Tahun 2002 adalah untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh

wilayah NKRI sebagai satu kesatuan pertahanan.

Berdasarkan UU RI No. 34 Tahun 2004, bahwa Tentara

Nasional Indonesia adalah merupakan tentara pejuang, tentara

nasional, dan tentara profesional. Pengertiannya sebagai berikut:

a. Tentara pejuang adalah tentara yang telah berjuang menegakkan

Negara Republik Indonesia.

b. Tentara Nasional adalah tentara yang berkebangsaan Indonesia

yang melaksanakan tugas demi kepentingan negara di atas

kepentingan pribadi, daerah, ras, suku, agama, dan golongan.

c. Tentara rakyat adalah tentara di mana anggotanya berasal dari

warga negara Indonesia.

d. Tentara profesional adalah tentara yang telah terlatih, terdidik, dan

dilengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan

dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara

dengan prinsip demokrasi, supremasi hukum dan HAM, ketentuan

hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Adapun komponen-komponen dalam ketahanan nasional

adalah:

10
1. Komponen Utama

Komponen utama pertahanan Negara adalah Tentara Nasional

Indonesia (TNI). TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,

dan Angkatan Udara. TNI adalah komponen yang berperan

sebagai TNI adalah komponen yang berperan sebagai alat

pertahanan negara. Selain itu,Kepolisian Negara Republik

Indonesia juga merupakan komponen utama yang berperan dalam

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan

hukum, memberikan pengayoman, serta pelayanan kepada

masyarakat.

2. Komponen Cadangan

Komponen cadangan antara lain warga negara, sumber daya

alam, serta sarana dan prasarana nasiohal yang telah disiapkan

untuk memperkuat komponen utama. Pengerahan secara serentak

(mobilitas) sumber daya alam, manusia, dan sarana prasarana

akan menjadi komponen penting dalam menyokong pertahanan

negara.

3. Komponen Pendukung

Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat

dipakai untuk meningkatkan kekuatan komponen utama dan

komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk

kekuatan nyata untuk perlawanan fisik. Komponen pendukung

11
terdiri dari 5 segmen : militer (polisi, brimob, satpol PP, satpam,

satgas partai, dan lain-lain), tenaga ahli (sumber daya manusia

sesuai keahlian), industri, sumber daya alam atau buatan dan

sarana prasarana, serta sumber daya manusia.

Selain itu, pertahanan Negara juga memiliki aspek-aspek

penting yaitu:

a. Aspek Geografis

Kondisi geografis sebuah negara akan memberi petunjuk

mengenai lokasi negara tersebut di atas permukaan bumi. Indonesia,

sebagai negara kepulauan, memiliki posisi geografis di posisi silang

dunia antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia, serta

antara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Dengan demikian, Indonesia berada di posisi strategis untuk jalur

perdagangan. Kondisi Indonesia yang juga termasuk negara

kepulauan, membuat Indonesia memiliki banyak keberagaman, baik

dari segi karakteristik daerahnya maupun dari segi kebudayaannya.

Setiap wilayah di Indonesia memiliki ciri khas, budaya, adat

istiadat dan keindahan yang berbeda. Oleh karena itu, Indonesia

membutuhkan ketahanan nasional untuk menjaganya. Dari situ,

lahirlah geopolitik dan geografis, dimana geopolitik merupakan

12
kebijakan politik suatu negara terkait posisi geografisnya untuk

mencapai tujuan geopolitik, sementara geografis adalah pelaksanaan

dari geopolitik tersebut yang dipengaruhi juga oleh kondisi geopolitik

Indonesia.

b. Aspek Kependudukan

Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penduduk

yang besar. Hal ini bisa jadi merupakan kekuatan bagi Indonesia

karena penduduk merupakan unsur yang sangat penting dalam

kehidupan dan perkembangan suatu negara, terutama berkaitan

dengan pembangunan nasional. Akan tetapi, pernyataan ini baru bisa

dibenarkan jika jumlah penduduk yang besar juga diimbangi oleh

kualitas penduduk yang baik pula. Oleh karena itu, demi menjaga

ketahanan nasional, kita perlu untuk bisa melihat persoalan yang

muncul dari aspek kependudukan ini untuk selanjutnya mencari solusi

yang tepat untuk mengatasinya.

Jika jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan

kualitasnya yang baik, bukan tidak mungkin hal tersebut justru akan

mengganggu ketahanan nasional. Pada umumnya, masalah-masalah

kependudukan yang dihadapi Indonesia berkaitan dengan tingkat

pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, kualitas penduduk yang

13
relatif rendah terutama berkaitan dengan pendidikan dan keterampilan,

serta terbatasnya lapangan pekerjaan yang meningkatkan

pengangguran. Jika persoalan-persoalan ini tidak segera diatasi,

bukan tidak mungkin akan berpengaruh pada ketahanan nasional

yang terganggu. Akan ada banyak tindak kejahatan, kemiskinan dan

masalah lainnya yang bisa menjadi ancaman untuk ketahanan

nasional.

c. Aspek Kekayaan Alam

Kekayaan negara, yang merupakan salah satu contoh dari

trigatra dan pancagatra, adalah segala sumber dan potensi alam, baik

di darat, laut maupun udara, yang ada di dalam wilayah kekuasaan

negar a tersebut. Kekayaan alam yang ada di muka bumi ini bisa

dibilang tidak tersebar merata. Ada negara yang kaya akan sumber

daya tambang, tapi tidak memiliki kekayaan laut. Ada pula negara

yang kaya akan hasil pertanian, tapi tidak memiliki kekayaan

perikanan. Karena ketidakmerataan kekayaan alam ini, setiap negara

perlu mengelola kekayaan alam yang dimiliki agar bisa dimanfaatkan

dengan merata dan optimal.

14
Pengelolaan kekayaan alam ini akan mempengaruhi

bagaimana ketahanan nasional bisa terwujud. Apabila kekayaan alam

bisa dimanfaatkan secara maksimal dan berdaya saing, maka sebuah

negara akan bisa memiliki bargaining position yang kuat. Tidak hanya

itu, pengelolaan aspek kekayaan ini juga harus lestari, artinya

pengelolaan harus dilakukan secara berkesinambungan agar

manfaatnya bisa dirasakan juga oleh generasi selanjutnya untuk

pembangunan nasional yang akan datang. Dengan demikian,

kesejahteraan akan bisa dinikmati oleh seluruh warga negara dan

ketahanan nasional pun akan bisa tercapai.

d. Aspek Ekonomi

Ketahanan nasional juga mencakup ketahanan ekonomi, yang

bisa diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian

bangsa yang ulet dan tangguh dalam menghadapi serta mengatasi

segala hambatan, ancaman dan tantangan untuk menjamin

kelangsungan perekonomian negara dengan landasan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945. Perekonomian merupakan salah satu

aspek kehidupan yang sangat berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan masyarakat, mencakup kegiatan produksi, distribusi dan

konsumsi barang dan jasa. Segala usaha perekonomian ini akan

berdampak pada taraf hidup masyarakat.

15
Sistem perekonomian yang dianut oleh sebuah negara akan

memberi ciri khas tersendiri pada kehidupan perekonomian sebuah

negara. Misalnya, negara dengan sistem perekonomian liberal akan

sangat sensitif dengan pengaruh-pengaruh dari luar negaranya.

Sebaliknya, negara dengan sistem perekonomian sosialis akan kurang

peka dengan pengaruh dari luar karena semua kegiatan ekonomi ada

dalam kendali pemerintah. Tingkat kepekaan negara terhadap

pengaruh dari luar ini tentu saja akan memiliki andil dalam ketahanan

nasionalnya, terutama ketika perekonomian telah menjadi contoh

ancaman non-militer.

e. Aspek Sosial-Budaya

Aspek sosial pada dasarnya berhubungan dengan bagaimana

interaksi manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang di dalamnya

terkandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan dan

solidaritas. Sementara itu, hakikat dari budaya adalah sistem nilai yang

merupakan hasil dari hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa

yang akan menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta menjadi

kekuatan pendukung dalam penggerak kehidupan.

16
Oleh karena itu, aspek sosial-budaya ini akan menjadi cara

hidup suatu masyarakat yang termanifestasi dalam tingkah laku dan

cara mereka berinteraksi satu sama lain. Segala bentuk interaksi

dengan cara-cara tertentu ini akan menimbulkan toleransi dan rasa

persatuan sebagai sebuah bangsa yang akan berpengaruh juga pada

ketahanan nasional. Fungsi toleransi dalam kehidupan ini sangat

penting, terutama mengingat Indonesia yang memiliki beragam

kebudayaan dengan tradisi, sifat dan corak tersendiri sehingga perlu

adanya sikap yang tepat agar tidak menjadi ancaman maupun

hambatan bagi ketahanan nasional.

f. Aspek Pertahanan dan Keamanan

Aspek pertahanan dan keamanan ini berkaitan dengan

bagaimana ketahanan nasional dalam menghadapi dan mengatasi

segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dalam,

baik langsung maupun tidak langsung, berbahaya bagi identitas,

integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Aspek yang

satu ini merupakan upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu

sistem pertahanan dan keamanan, dengan cara menyusun,

mengerahkan dan menggerakkan potensi yang dimiliki.

17
Hal ini termasuk mengintegrasi dan mengkoordinasi segala

potensi tersebut, dengan TNI dan Polri sebagai pelaksana utama.

Namun, untuk itu diperlukan pemenuhan syarat integrasi nasional

untuk bisa mewujudkan kemakmuran bangsa. Wujud dari aspek

pertahanan dan keamanan ini bisa dicerminkan dari bagaimana

bangsa bisa menangkal ancaman, dilandasi dengan kesadaran bela

negara seluruh rakyatnya. Hal ini terutama untuk memelihara stabilitas

pertahanan dan keamanan yang dinamis, mengamankan

pembangunan dan hasil dari pembangunan, serta menjaga kedaulatan

negara.

g. Aspek Politik

Politik berasal dari kata policy yang berarti kekuasaan atau

pemerintahan atau kebijaksanaan. Aspek politik ini berhubungan

dengan bagaimana ketahanan nasional menghadapi dan mengatasi

segala tantangan, hambatan dan ancaman pada kehidupan politik

bangsa dan negara. Ketahanan nasional dengan aspek politik ini

mencakup ketahanan pada aspek politik dalam negeri dan ketahanan

pada aspek politik luar negeri.

18
h. Aspek Ideologi

Aspek yang terakhir adalah aspek ideologi. Ideologi adalah

sebuah sistem nilai yang merupakan ajaran yang bulat untuk memberi

motivasi bagi warga negara. Di dalam ideologi juga terdapat konsep

dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh sebuah bangsa

dan negara. Ideologi bisa dikatakan kuat jika di dalamnya terkandung

nilai-nilai yang bisa memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup

yang dimiliki oleh rakyat, baik sebagai individu maupun sebagai

masyarakat. Aspek ideologi dalam ketahanan nasional ini akan

menunjukkan bagaimana kekuatan nasional dalam menghadapi dan

mengatasi segala ancaman, hambatan dan tantangan yang datang

dari dalam maupun luar berbahaya bagi kelangsungan kehidupan

ideologi bangsa dan negara.

Saat ini, Indonesia mempunyai ancaman pertahanan dari dalam

dan luar misalnya Masalah KKN, Kesenjangan ekonomi masyarakat,

Kasus narkoba, Upaya penggantian ideologi Pancasila, Makar

atau penggulingan pemerintah, Perebutan kebudayaan Indonesia,

dll.

Banyak kasus pertahanan nasional salah satunya yaitu

Pertempuran Laut Aru. Pertempuran Laut Aru adalah suatu

19
pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari

1962 antara Indonesia dan Belanda. Insiden ini terjadi sewaktu dua

kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Frely milik Belanda

menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI

Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi

04,49° LS dan 135,02° BT. Komodor Yos Sudarso gugur pada

pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal,

"Kobarkan semangat pertempuran".

Armada Indonesia di bawah pimpinan Komodor Yos Sudarso,

yang saat itu berada di KRI Macan Tutul, berhasil melakukan manuver

untuk mengalihkan perhatian musuh sehingga hanya memusatkan

penyerangan ke KRI Macan Tutul. KRI Macan Tutul tenggelam

beserta awaknya, tetapi kedua kapal lainnya berhasil selamat.

Hari H untuk pelaksanaan operasi penyusupan adalah Senin,

15 Januari 1962. Pada H minus tiga (-3), semua kapal ALRI telah

merapat di rendezvous point di sebuah pulau di Kepulauan Aru.

Pasukan yang sudah diturunkan dari Hercules AURI juga sudah

diangkut kapal dari Letfuan menuju pulau tersebut. Pada hari pertama

di titik itu, pesawat-pesawat Belanda sudah datang mengintai. Hal

yang sama terjadi pada H -2 dan H -1.

20
Hari H pukul 17.00 waktu setempat, tiga kapal mulai bergerak.

KRI Harimau berada di depan, membawa antara lain Kolonel Sudomo,

Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo. Di belakangnya adalah KRI

Matjan Tutul yang dinaiki Komodor Yos Sudarso. Sedangkan di

belakang adalah KRI Matjan Kumbang.

Menjelang pukul 21.00, Kolonel Mursyid melihat radar blips

pada lintasan depan yang akan dilewati iringan tiga kapal itu. Dua di

sebelah kanan dan satu di kiri. Blips tersebut tidak bergerak,

menandakan kapal-kapal sedang berhenti. Ketiga KRI kemudian

melaju. Tiba-tiba terdengar dengung pesawat mendekat, lalu

menjatuhkan flare yang tergantung pada parasut. Keadaan tiba-tiba

menjadi terang-benderang, dalam waktu cukup lama. Tiga kapal

Belanda yang berukuran lebih besar ternyata sudah menunggu

kedatangan ketiga KRI.

Kapal Belanda melepaskan tembakan peringatan yang jatuh di

samping KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk balas

menembak namun tidak mengenai sasaran. Komodor Yos Sudarso

memerintahkan ketiga KRI untuk kembali. Ketiga kapal pun serentak

membelok 180°. Naas, KRI Matjan Tutul macet dan terus membelok

21
ke kanan. Kapal-kapal Belanda mengira manuver berputar itu untuk

menyerang mereka. Sehingga mereka langsung menembaki kapal itu.

Tembakan pertama meleset, tetapi tembakan kedua tepat mengenai

KRI Matjan Tutul. Menjelang tembakan telak menghantam kapal,

Komodor Yos Sudarso meneriakkan perintah, "Kobarkan semangat

pertempuran!"

Kemenangan Belanda itu menghentikan usaha Indonesia untuk

mengusir pasukan Belanda dan menghasut warga untuk

memberontak. Kegagalan ini membuat Jendral Nasution malu dan

menolak memberikan kabar ini ke Sukarno, sehingga Kolonel Murshid

yang memberi kabar kegagalan ini. Hari itu disebut "Hari Dharma

Samudra".

AURI pun berada dalam kondisi ditekan karena misi yang gagal

itu. Orang mengira, kekuatan AURI mampu melayang-layang

selamanya di udara dan mengawasi setiap jengkal wilayah RI. Bahkan

operasi itu sendiri tidak pernah dibicarakan dengan pimpinan AURI.

Namun saat gagal, kesalahan ditimpakan ke pihak AURI. Untuk

mengakhiri polemic.

22
Dengan kasus diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa

pertahanan Indonesia saat ini sudah sangat baik dilihat dari beberapa

kesuksesannya melawan ancaman dari luar dan dalam negeri.

B. ANALISIS MASALAH

ketahanan nasional ialah kemampuan dan ketangguhan suatu

bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya, menuju

kejayaan bangsa dan negara. Oleh karena pertahanan suatu bangsa

dijaga dan diamankan oleh beberapa segmen sehingga dapat

menjaga kemerdekaan bangsa itu sendiri.

Ketahanan nasional dapat dijaga dan diamankan oleh Tentara

Nasional Indonesia (TNI), polisi, satpol pp, resimen mahasiswa,

linmas, satpam, dll. Tanpa adanya beberapa segmen tersebut sudah

dipastikan ketahananan bangsa tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya.

Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia masih tetap tegak berdiri sebagai satu

bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Hal

tersebut membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki keuletan dan

ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan dalam mengatasi

setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan dari

manapun datangnya.

23
Indonesia mempunyai ancaman pertahanan dari dalam dan luar

misalnya Masalah KKN, Kesenjangan ekonomi masyarakat, Kasus

narkoba, Upaya penggantian ideologi Pancasila, Makar atau

penggulingan pemerintah, Perebutan kebudayaan Indonesia, dll.

Dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa

kini dan di masa yang akan datang, bangsa Indonesia harus tetap

memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten

dan berkelanjutan. Ketahanan Nasional adalah kondisi yang harus

dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

kita sebagai bangsa yang mempunyai jati diri dan kepribadian

yang berbeda dengan bangsa lain harus tetap memelihara dan jati diri

dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa. Identitas

nasional memiliki beberapa unsur, yaitu: Pancasila, Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI), konstitusi UUD 1945, Bhinneka Tunggal

Ika, nilai budaya, bendera, bahasa nasional, lagu kebangsaan,

lambang negara, dan lagu-lagu wajib.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak

melalui efektivitas pembinaan kebangsaan melalui pembentukan sikap

nasionalisme. Sikap nasionalisme sebagai sikap mental dan

menempatkan kesetiaan tertinggi pada negara, menjaga nilai-nilai

luhur, dan memelihara unsur-unsur identitas nasional.

24
Pertempuran Laut Aru adalah suatu pertempuran yang terjadi di

Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962 antara Indonesia dan

Belanda. Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal jenis destroyer, pesawat

jenis Neptune dan Frely milik Belanda menyerang RI Matjan Tutul

(650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI Harimau (654) milik Indonesia

yang sedang berpatroli pada posisi 04,49° LS dan 135,02° BT.

Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah

menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat

pertempuran".

Dengan kasus diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa

pertahanan Indonesia saat ini sudah sangat baik dilihat dari beberapa

kesuksesannya melawan ancaman dari luar dan dalam negeri.

25

Anda mungkin juga menyukai