Anda di halaman 1dari 4

Kewirausahaan I Reguler

Dosen : Lulu Anastesi Sayekti, S.Pi., S.AP, M.Si

NAMA : MUH.BATARA GURU ZAIS

(0117180823)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

2020\2021
1. Analisa usaha Fotokopi X dari aspek manajemen, SDM, teknologi, dan linkungan. Antara
lain:
a. Dari segi manajemen

Dilihat dari persediaan manajemen Fotokopi X bahwa usaha tersebut sudah


melakukan aturan yang seefektif dan seefiesien mungkin. Hal ini di lihat dari kebutuhan
yang sudah terpenuhi dari perlengkapan dan peralatan usaha Fotokopi tersebut. Dengan
ini usaha fotokopi dapat menghindari kerugian dari kenaikkan harga bahan baku sewaktu
waktu dan dapat mengantisipasi orderan yang lebih banyak pada hari biasanya dan akan
terhindar dari kekurangan bahan baku.

b. Dari segi SDM

Usaha Fotokopi X yang maju tak lepas dari peran para karyawan usaha tersebut,
kompetensi, profesionalitas, loyalitas dan pelayanan yang memuaskan konsumen ini
dapat dilihat dalam menberikan pelayanan. Dimana para karyawan fotokopi yang
berjumlah 4 orang dengan spefikasi ialah 3 orang pria yang bertugas melayani kebutuhan
konsumen dan 1 orang wanita bekerja pada posisi di bagian kasir pembayaran. Di lihat
dari pembagian tugas parah karyawan yang sudah memenuhi kelayakan sehinggah
menberikan pelayanan yang maksimal bagi para konsumen.

c. Dari segi teknologi dan lingkungan

Teknologi Yang Digunakan

Peralatan-peralatan yang digunakan oleh “Fotokopi X”terdiri dari berbagai


spesifikasi antara lain adalah sebagai berikut :

Mesin fotokopi 3 buah, mesin jilid 1 buah, mesin potong kertas 1 buah, mesin
laminating 1 buah, mesin pressmika 1 buah, komputer 1 buah, Printer 1 buah, scanner 1
buah.

Dari spefikasi peralatan yang digunakan oleh fotokopi sudah memenuhi


kebutuhan kerja dengan teknologi yang modrn.
Sedangkan dampak lingkungan dari usaha fotokopi X sudah melakukan riset
dengan hasil tidak ada dampak yang membahayakan lingkungan dari aktifitas oleh usaha
tersebut. Walaupun tidak ada dampk negatif bagi lingkungan, tetapi fotokopi x tetap
melakukan program dan perencanaan untuk pembiayaan terhadap pengelolaan
lingkungan. Hal itu

dilakukan untuk mencegah jika sewaktu-waktu dibutuhkan dana yang


berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan serta menyangkut fotokopi
X sebagai salah satu usaha / bisnis dilingkungan tersebut.

2. Pola kepemimpinan yang dapat di lihat dari Pak Hermawan adalah pola kepemimpinan
Transformasional dilihat dari perubahan mentalitas dan perilaku karyawan menjadi lebih
baik dengan tingkat kemampuan kepemimpinan Transformasional oleh Pak Hermawan
terhadap karyawannya sehinggah mampu menyadari pentingnya hasil pekerjaan.

Sedangkan pola kepemimpinan Pak dedi mengambarkan Kepemimpinan yang


Otokratis. Dengan semua kebijakan yang hanya ditentukan oleh Pak Dedi dan
cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap
karyawan pak dedi.

3. Menurut pendapat saya pendekatan yang saya lakukan dalam memotivas dengan cara
memelihara hubungan yang baik. Hubungan yang baik dapat dengan berkomunikasi, hal
ini bagi saya sangat penting  dalam menciptakan kehangatan dalam suasana bekerja.
Suasana kerja yang hangat dan kekeluargaan akan membuat karyawan merasa nyaman
dan automatis produktivitas yang dihasilkan akan semakin baik sehinggah ambisi ambisi
tertentu dapat dikendalikan.
4. Etika bisnis yang buruk :
1) Kasus Pembajakan
Kasus pembajakan dalam industri musik dan film di Indonesia sudah menjadi
sesuatu yang biasa di masyarakat umum namun sesungguhnya hal tersebut sangat
merugikan bagi para pelaku bisnis di industri musik dan film di Indonesia, namun
karena lemahnya pengawasan pemerintah dan kurang tegasnya tindakan hukum
bagi oknum-oknum pelaku pembajakan, membuat para pelaku tidak jera terhadap
perbuatannya. Banyaknya kios-kios yang menjual barang-barang bajakan
membuat semakin pelik masalah pembajakan di Indonesia.
2) Kasus Pemalsun
Kasus ini membahas tentang terjadinya pemalsuan bilyet deposito yang dilakukan
karyawan bank BTN sebesar RP 258 miliyar rupiah, kasus dugaan pemalsuan
bilyet deposito yang dilaporkan BTN itu bermula dari laporan tertanggal 16
November 2016. Laporan itu terkait kegagalan pencairan deposito sebelum jangka
waktu pencairan, setelah dilakukan investigasi ternyata hasil yang di dapat
perseroan menemukan bilyet deposito tersebut secara kasat mata dinyatakan
palsu, hasil penyelidikan juga menemukan bahwa oknum-oknum yang melakukan
pemalsuan adalah orang-orang yang mengaku sebagai karyawan bank BTN, kasus
ini juga sudah di serahkan kepada pihak berwajib secara keseluruhan untuk
mengetahui lebih lanjut.
3) Kasus Penipuan
Kasus ini membahas tentang pengelolaan makanan yang tidak sehat. Dimana
dalam pengelolaan makanan tersebut di temukan bahan berbahaya bagi tubuh,
seperti boraks. Diketahui boraks adalah bahan pengawet kimia yang biasanya
digunakan dalam pengawetan jenaza. Terungkapnya kasus ini dari seorang
pedagang kaki lima yang menggunakan boraks pada bahan olahan baksonya.

Anda mungkin juga menyukai