Anda di halaman 1dari 13

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT CALISTA ROY

NAMA: NAYLA YUSROTUL ZAHRA


NIM:19216114
TINGKAT 3C KEPERAWATAN

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) YATSI
JL.Arya Santika no.40A,Margasari,kec.Karawaci,Kota Tangerang,Banten
15114
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena
dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang
bertolak dari paradigma keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan
pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen
esensial dalam adaptasi keperawatan, yaitu : manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia
adalah makhluk holistic yang memiliki sistem adaptif yang selalu
beradaptasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep dasar model keperawatan menurut Calista Roy?
2. Bagaimana contoh aplikasi yang membuktikan bahwa teori Calista
Roy dibenarkan melalui penelitian?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa mampu mengetahui
teori dan konsep dasar keperawatan menurut Calista Roy dan mengetahui
aplikasi yang diterapkan atau dilakukan berdasarkan teori
1.4 Manfaat Penulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang model konseptual keperawatan
menurut Calista Roy
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy


Roy mengembangkan teori adaptasi, dengan memandang keluarga sama
halnya dengan individu, kelompok, organisasi, sosial dan akan beradaptasi
terhadap perubahan baik pada lingkungan internal ataupun eksternal. Koping
dijadikan strategi penyelesaian masalah keluarga.
(Mc Quiston, 1995) : Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi
menjadi dua yaitu empat  berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang
lainnya berdasarkan falsafah veritivity.
Falsafah humanisme/kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa
ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling
berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau
untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki
holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar
senantiasa bisa  berhubungan dengan orang lain. Falsafah veritivity yaitu
kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat
falsafah tersebut adalah :
1) Tujuan eksistensi manusia
2) Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3) Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
4) Nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi
dari konsep mayor Callista Roy :
a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya
input, control, proses, output dan umpan balik.  
b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,
konsektual dan residual.
c. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
d. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon
adaptif.
e. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
2.2 Model Konseptual Callista Roy
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4
elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan. Berikut
akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
1. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan
praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,
mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap
kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk
menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan
adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi
keperawatan menggambarkan lebih khusus  perkembangan ilmu keperawatan
dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari
tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah
mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi
dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal
berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi
membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan
memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti
ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.
2. Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem
yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang
memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus
manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan
regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai
sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
secara keseluruhan atau beberapa unit untuk  beberapa tujuan.
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan
konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah
komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia
digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk
semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses,
proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal
dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam
dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai
suatu sistem yang adaptif.
TEORI PENEGASAN
 Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu
1) Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.
2) Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri,
fungsi  peran dan Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi
dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi, peran, dan interdependensi. Berikut
penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan.
a. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi
fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan
proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu
ventilasi,  pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti
jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan
ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan
istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam
memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh.
(Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses
imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini
penting sebagai fungsi  proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.
(Sato, 1984 dalam Roy 1991).
2.3 Teori Calista Roy
 Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy
(1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi
seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-
menerus  berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan- perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk  beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan
respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka
ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif
maupun negatif.
5. Sehat dan sakit adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
manusia.
 Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep
keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau
keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya:

1. Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu


berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus
beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.
3. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh
roy, diantaranya:
a. Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan
seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang
individu.
b. Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami
seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat
mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara
subjektif.
c. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri
tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses
penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy


  Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori
sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih
menjadi  pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat
atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep
lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori
praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji
respon  perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep
diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa
mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan
residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan
akurat. Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-
hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan
effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.
Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada
sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus  pada proses adaptasi pasien
dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses
keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan  perilaku cara merawat
(caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku
caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

2.5 APLIKASI MODEL KEPERAWATAN MENURUT CALISTA ROY


1) Aplikasi konsep stress adaptasi menurut Calista Roy terhadap
pengalaman ibu rumah tangga pasca trauma kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) E-Jurnal Sariputra,Februari 2016 Vol. 3(1)
Adaptasi stres menurut teori keperawatan Setres adapasi Sister Calista Roy
terdiri dari 4 model adaptasi : 1). Fisiologis, mencakup pengkajian oksigenesi,
nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, keseimbangan cairan dan elektrolit, 2)
Konsep diri, mencakup pengkajian terdap keyakinan atau spiritual, body image,
integritas fisik, prinsip serta ideal dirinya 3) Role-function megkaji bagaimana
hubungan sosial pasien terhadap orang lain, 4) Saling ketergantungan, mengkaji
kemampuan untuk mencintai dan menerima cinta, menghargai dan niai, serta hal
yang spesifik dalam mode ini adalah significant others dan support system.
2) Aplikasi Model Konsep Keperawatan Calista Roy Pada Tn.N Post
OP Hernia Inguinalis Di Ruangan Safa RS.Kota Bengkulu Provinsi
Bengkulu
Teori adaptasi Calista Roy merupakan model keperawatan yang menguraikan
bagaimana individu mampu meni gkatkan kesehatan dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif serta mampu merubah perilaku yang inadaptif.
Jenis studi kasus ini adalah studi kasus post operasi hernia inguinalis dengan
aplikasi teori Calista Roy dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan perhatian pada
objek tertentu. Hasil penelitian didapatkan keefektifan dalam teori Calista Roy
pada post op hernia inguinalis ini yaitu mengajarkan klien untuk beradaptasi baik
beradaptasi perilaku maupun fisiologi, dimana Tn.N dapat beradaptasi baik
internal dan eksternal, dengan melaksanakan implementasi yang diberikan dengan
mengacu pada adaptasi untuk mencapai derajat optimal yang telah disampaikan
dapat dilakukan dengan Tn.N secara bertahap.
3) Modus Adaptasi Pasien Diabetes Mellitus Terhadap Penyakit Yang
Diderita Dengan Pendekatan Konsep Model Calista Roy (CHM-K Health
Journal Volume 11 No.2 Oktober 2016)

Gambaran pengalaman adaptasi partisipan yang mengalami penyakit


diabetes mellitus dalam penelitian ini tampak pada hasil tema-tema yang
ditemukan oleh peneliti. Dari masing- masing hasil temuan ini menunjukan
respon partisipan baik dari segi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependen dalam menghadapi penyakit diabetes mellitus. Respon yang
ditemukan ini merupakan usaha dari setiap partisipan dalam menjalankan terapi
pengobatan serta usaha dalam menata pola hidup yang baru agar dapat
meyesuaikan diri dengan penyakit diabetes mellitus tersebut. Selain itu masing-
masing partisipan memliki usaha yang berbeda-beda dalam menyesuaikan diri
terhadap penyakit diabetes.
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal
balik dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come
ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang
sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam
mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan
kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-
konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem
adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yang
merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran informasi bahan
dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan
menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi
perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu
beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni
merawat
 
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2010)  Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperwatan
Profesional.Jakarta : EGC Patricia A. Potter. 2013. fundamental of
nursing  :Jakarta : EGC
Alimul Azis.(2002). Pengantar Pendidikan Keperawatan.Jakarta : CV Sagung
Seto
Rosdakarya. Wijaya, A.S. & Yessie, M.P. 2013. Keperawatan medikal bedah:
keperawatan dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika. Pitt, M. & Philips,
K. 1991. The Psychology of Health. 3.

Lesti Elisa 2016 Aplikasi Teori Adaptasi Calista Roy dalam Pemberian ASKEP
dengan Artritis Rematoid Kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai