Anda di halaman 1dari 14

A.

Judul :
“Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terkait Penyakit Tuberculosis Melalui
Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Wakadia”.

B. Pendahuluan
B.I. Latar Belakang
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mengatur tentang fungsi ASN
(Aparatur Sipil Negara) yaitu sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik, 2)
Pelayan Publik, dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa, yang harus dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan kepada
publik (masyarakat). Untuk mewujudkan fungsi-fungsi ini maka diperlukan
sosok ASN yang profesional, yaitu ASN yang mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga tugas jabatannya dilaksanakan dengan efektif
dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional seperti tersebut
di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar).
Sebelum menjadi PNS, calon PNS harus mengikuti Pelatihan Dasar
yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS.
Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS
yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam
melayani masyarakat secara berkesinambungan (continuous) dan menerapkan
nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi). PNS juga dituntut untuk meningkatkan
profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan
bebas dari praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Dewasa ini, pelayanan publik di bidang kesehatan pun cukup menjadi
perhatian, mengingat pembangunan kesehatan secara umum merupakan
bagian dari Pembangunan Nasional dan khususnya di Kabupaten Muna
merupakan salah satu sektor yang memegang peranan yang cukup penting.
Oleh karena itu, sangat diharapkan kesadaran dan kepedulian ASN yang
bersentuhan dengan bidang kesehatan untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya secara baik dan berkualitas.
Latar belakang penulisan rancangan aktualisasi ini agar peserta
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan LXI
Kabupaten Muna dapat memahami nilai-nilai dasar dari ANEKA dan dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut sesuai dengan indikatornya, serta
dapat menerapkan nilai-nilai dasar dari ANEKA di tempat tugas masing-
masing sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
memuaskan mayarakat.
B.II. Tujuan
 Memberikan gambaran program pelatihan yang berkaitan dengan nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi).
 Menyelesaikan persyaratan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
LXI di Pemerintahan Kabupaten Muna yang akan menjadi dasar bagi
kami para tenaga kesehatan untuk melanjutkan tugas dan tanggung jawab
masing-masing di tempat kerja sehingga menghasilkan pelayanan di
bidang kesehatan yang bermutu dan memuaskan masyarakat.
B.III. Manfaat
 Memberikan pelayanan dibidang kesehatan yang bermutu dan memuaskan
masyarakat.
 Menambah wawasan masyarakat mengenai dunia kesehatan khususnya
penyakit Tuberculosis.
 Mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat
secara berkesinambungan (continuous) dan menerapkan nilai-nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi).
B.IV. Dasar Hukum
 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mengatur tentang fungsi ASN
(Aparatur Sipil Negara) yaitu sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik, 2)
Pelayan Publik, dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa
 PERLAN Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis untuk
mewujudkan ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah
Pelatihan Dasar.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis dalam pasal 22 ayat (1) dan (3),
dalam rangka mendukung penyelenggaraan program penanggulangan TB
diperlukan data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi.

C. Gambaran Umum Organisasi


C.I. Profil
1) Keadaan Umum Puskesmas Wakadia
Pusat Kesehatan Masyarakat atau disingkat dengan Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai
salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan. Puskesmas Wakadia merupakan
Puskesmas rawat jalan yang berlokasi di Kecamatan Watopute
Kabupaten Muna.
i. Kondisi Geografi
Puskesmas Wakadia terletak di Ibu Kota Kecamatan Watoputi,
sekitar 13 Km dari Ibu Kota Kabupaten Muna.Wilayah kerja
Puskesmas Wakadia Kecamatan Watoputi terletak antara 4-5
derajat LS dan 122-123 derajat BB. Wilayah kerja Puskesmas
Wakadia terdiri dari 3 Desa dengan luas wilayah ……..Km2.
Secara teritorial batas-batas wilayah kerja Puskesmas Wakadia
Kecamatan Watoputi adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Lasalepa
 Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Katobu
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kusambi

Tabel i.1. Wilayah Kerja Puskesmas Wakadia


N NAMA DESA / LUAS
STATUS
O KELURAHAN WILAYAH
1 LAKAPODO 12,23 Km² Desa
2 WAKADIA Km² Desa
3 MATARAWA Km² Desa
JUMLAH Km²

ii. Keadaan Demografi


Wilayah cakupan kerja Pukesmaas Wakadia tahun 2017 dihuni
oleh 3873 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1029 KK, ini bisa
kita liat dari beberapa desa yang ada di wilayah kerja pkm
Wakadia. Masyarakat mayoritas mata pencahariannya adalah
petani dan permebelan dan setiap tahun masih banyak dikalangan
anak laki-laki usia produktif yang keluar wilayah Kab. Muna
dengan alasan untuk mencari pekerjaan yang kemudian ditambah
dengan angka kematian yang cukup tinggi, sehingga tentu saja hal
ini dapat mengurangi populasi jumlah penduduk di Kecamatan
Watopute.
Tabel ii.1 Keadaan Penduduk wilayah kerja puskesmas wakadia Tahun 2017
Dirinci / Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk
Nama Desa / Jumlah
No Laki- Perempua Total
Kelurahan KK
laki n
1 Lakapodo 574 533 1107 349
2 Wakadia 887 925 1812 508
3 Mata rawa 450 504 954 172
JUMLAH 1911 1962 3873 1029

iii. Keadaan Sumber Daya


Adapun indikator sumber daya meliputi:
a. Ketersediaan Sarana Kesehatan

Untuk menyelenggarakan pelayanan keseahatan di


Wilayah kerja Puskesmas Wakadia didukung oleh
sarana/fasilitas kesehatan sebagaimana tertera pada tabel
berikut ini :

Tabel iii.1 Sarana / Fasilitas Kesehatan Puskesmas Wakadia

Posyan
Kondisi Faskes
du
Desa / Jumlah Rusa Rusa
N0 Status/ Jenis Faskes
Kelurahan (Buah) k k
Baik
Ringa Bera
n t
1 Ds. Lakapodo Pustu 1 1 - - 1 Pos
2 Ds. Wakadia Pustu 1 1 - - 1 Pos
3 Ds. Matarawa Pustu 1 1 - - 1 Pos
a. PKM Induk
- Gedung Kantor/
1 1 - -
Rawat Jalan
4
1
b. Kendaraan roda 2 1 1 - -
c. Kendaraan roda 4 0 - 0 -

b. Tenaga Kesehatan
Dari berdirinya puskesmas wakadia pada Tahun 2018
didukung oleh 74 orang tenaga kesehatan. Distribusi tenaga
kesehatan di Puskesmaas Wakadia seperti pada tabel berikut.

Tabel iii.2 Distrbusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wakadia Tahun 2018


N Jumla STATUS
Profesi PN PT
O h HONORER SUKARELA
S T
1 Dokter Umum 0 0 1 0 0

3 Dokter Gigi 0 0 1 0 0

4 S.Kep 7 1 0 0 6

5 S.Farm. 1 0 0 0 1

6 DIII.Farm 2 0 0 0 2

7 SKM 6 1 0 0 5

10 D IV Kebidanan 4 0 0 0 4

11 D III Keperawatan 17 2 0 0 15

12 D III Kebidanan 17 3 0 0 14

13 S. Gizi 2 0 0 0 2

14 S2.Bidan 1 1 0 0 0

18 Perawat Gigi 2 0 0 0 2

Jumlah 59 0 0 0
Tabel iii.3 Distribusi Tenaga Non Kesehatan Puskesmas Wakadia Tahun 2018
N Jumla Pendidika Status
Profesi PN
O h n Honor/Kontrak
S
1 Sopir 1 SMA - 1

2 Cleaning Service 4 SMA - 4

3 Satpam 1 SMA - 1

4 Administrasi 1 SI - 1

Jumlah 0 - - 0

c. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan untuk melaksanaka peran dan
fungsi Puskesmas Wakadia sebagai penyedia layanan
kesehatan di wilayah binaan Puskesmas Wakadia bersumber
dari Bantuan Oprasional Kesehatan (BOK) dan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)
iv. Analisa Situasi
Berdasarkan data surveylance pada Bulan Januari-Juni tahun
2018 , diperoleh data 10 besar penyakit di wilayah Puskesmas
Wakadia, seperti yang tertera dalam tabel sebagai berikut

Tabel iv.1 Besar Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Wakadia Dari


Januari-Juni Tahun 2018
JUMLAH
No. JENIS PENYAKIT
PENDERITA

1 ISPA 247

2 DIARE 43

3 GASTRITIS 27

4 NYALGIA 25

5 HIPERTENSI 18

6 Dermatitis 17

7 RHEUMATOID 10

8 GANGGUAN GIGI 115


9 LBP 9

10 BRONCHITIS 9

2) Visi, Misi dan Motto Puskesmas Wakadia


i. Visi Puskesmas Wakadia
Terwujudnya puskesmas yang handal menuju masyarakat yang
berprilaku hidup sehat dan sejahtera.

ii. Misi Puskesmas Wakadia


a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang
Prima, Transparan dan berkualitas sesuai prosedur dan
berstandarisasi.
b. Mencegah dan menangani penyakit serta masalah kesehatan
lainnya, guna meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat, sejahtera dan berkeadilan.
iii. Maksud dan Tujuan
Profil yang kami tampilkan ini, di samping untuk kami jadikan
sebagai bahan laporan, juga untuk mengevaluasi hasil kinerja
kami di Puskesmas Wakadia tentang tingkat keberhasilan atau
pencapaian Cakupan Program Kegiatan yang telah kami lakukan
selama 6 Bulan berjalan, juga merupakan acuan bagi kami untuk
memaksimalkan diri dalam upaya menjalankan dan meningkatkan
cakupan semua program kegiatan di wilayah kerja Puskesmas
Wakadia kaitannya dengan pelayanan kesehatan masyarakat serta
berupaya untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi
semua kendala dan permasalahan-permasalahan yang ada
merupakan hambatan dalam pencapaian cakupan program.
Saat ini kami telah melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, seperti upaya
kesehatan dasar terpadu yang bersumber masyarakat, Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) yang meliputi penyuluhan
kesehatan (Health Education) penjaringan resiko, pemantauan
kesehatan ibu dan anak, sweeping imunisasi dan lain-lain
sebagainya.
C.II. Tugas dan Fungsi Puskesmas
Mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 Tahun 2014
disebutkan bahwa Puskesmas memiliki tugas untuk melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Puskesmas
menyelenggarakan dua fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsinya dalam penyelenggaraan UKM
tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana disebutkan di atas,
Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

D. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Sesuai SK Jabatan


Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
139 Tahun 2003 tugas pokok dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan
pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
Untuk dokter Pertama yaitu dokter dengan pangkat Penata Muda Tingkat I
yang bergolongan III/b memiliki rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter Umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter Umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan
Kementerian Kesehatan, diterangkan pula tentang uraian tugas seorang dokter
umum di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Adapun uraian tugasnya
adalah:
1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
5. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman
kerja untuk menyusun catatan medis pasien
6. Menyusun draft visum et repertum
7. Melaksakan tugas jaga
8. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas
9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
10. Menyusun laporan lain-lain

E. Identifikasi dan tetapkan isu/masalah, dan dampaknya bila tidak segera


ditanggulangi
E.I. Identifikasi Isu

Kondisi yang Rumusan


No Uraian Tugas Kondisi Saat Ini
Diharapkan Isu/Masalah
1. Melakukan Meningkatnnya Masih banyak Kurangnya
penyuluhan pemahaman masyarakat yang pemahaman
medik masyarakat tentang tidak memahami masyarakat
penyakit mengenai tentang penyakit
Tuberculosis di penyakit Tuberculosis di
wilayah Kerja Tuberculosis di wilayah Kerja
Puskesmas Wakadia. wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Wakadia.
Wakadia.
2. Melakukan Berkurangnya Masih banyak Tingginya kasus
pelayanan kunjungan pasien pasien ISPA di Infeksi Saluran
medik umum ISPA di wilayah wilayah Kerja Pernapasan akut
rawat jalan kerja Puskesmas Puskesmas (ISPA) di
tingkat pertama Wakadia Wakadia wilayah Kerja
Puskesmas
Wakadia
3. Membuat Optimalnya Masih banyak Belum
catatan medik pengisian rekam rekam medis optimalnya
rawat jalan medis di puskesmas yang pengisian rekam
wakadia pengisiannya medis
tidak lengkap
dan berulang.

E.II. Isu/Masalah
Pemilihan Isu Dari Aspek Kriteria APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, Layak).

No Penyebab / Dampak Kriteria Total Peringkat


A P K L
1 Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang penyakit 5 5 5 5 20 1
Tuberculosis di wilayah Kerja
Puskesmas Wakadia.
2 Tingginya penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut 4 5 4 4 17 2

(ISPA).
3 Belum optimalnya pengisian 4 4 3 5 16 3
Rekam Medis
Dari ketiga isu yang di Analisis APKL tersebut yang mendapatkan
peringkat paling tinggi yaitu : Masih kurangnya pemahaman masyarakat
tentang penyakit Tuberculosis di wilayah Kerja Puskesmas Wakadia
dengan skor 20.
E.III. Dampak
Dampak Isu terdiri dari :
 Penyakit Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Wakadia semakin
meningkat;
 Masih ada stigma negatif (penyakit Tubeculosis tidak dapat
disembuhkan) berkembang di masyarakat, sehingga masyarakat
tidak memeriksakan diri ke Puskesmas Wakadia;
 Banyak pasien Tuberkulosis putus obat;
 Tidak terjadi pola hidup sehat pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Wakadia.

F. Susun Komitmen Mutu/kondisi ideal layanan


Mutu ada dalam persepsi orang secara individual, yang diukur dari tingkat
kepuasan masing-masing terhadap produk/jasa yang diterimanya. Merujuk
definisi dari Goetsch dan Davis (2006: 6), manajemen mutu terpadu (Total
Quality Management / TQM) terdiri atas kegiatan perbaikan berkelanjutan yang
melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang terintegrasi secara
total untuk meningkatkan kinerja pada setiap level organisasi. Indikator dari nilai-
nilai dasar komitmen mutu, yaitu (Suyono, 2016):
1) Efektifitas adalah tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar
alur.
3) Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya.
4) Orientasi mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

Dari kasus/isu yakni “Kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit


Tuberculosis di wilayah Kerja Puskesmas Wakadia” susunan komitmen mutu
agar terjadi “Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terkait Penyakit Tuberculosis
Melalui Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Wakadia” yaitu : dengan
melakukan promosi kesehatan dengan efisien,efektif, inovasi dan orientasi mutu.
Adapun yang dilakukan yaitu :
1. Dengan membuat media informasi tentang tuberkulosis dengan cermat agar
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan literatur yang valid.
2. Dengan membuat media presentasi yang memuat informasi yang padat dan
jelas mengenai tuberculosis.
3. Dengan memberikan materi penyuluhan dengan informasi berdasarkan
literatur yang valid.
4. Dengan membagikan edukasi tentang tuberculosis di media sosial Puskesmas
Wakadia.
5. Dengan mengumpulkan masyarakat dengan bantuan para aparatur desa,
agar penyuluhan tepat sasaran.
6. Dengan membagikan masker secara merata sesuai sasaran

G. Susun strategi/solusi/kegiatan
 Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas Wakadia mengenai
konsep kegiatan serta meminta persetujuan;
 Membuat leaflet dan banner mengenai penyakit Tuberculosis;
 Penyuluhan mengenai penyakit Tuberculosis di ruang tunggu pasien;
 Pembagian masker bagi suspect/terduga kasus TB di poli umum;
 Melakukan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Wakadia mengenai penyakit Tuberculosis;
 Menyampaikan edukasi tentang Tuberculosis melalui media sosial (akun
Puskesmas Wakadia).

H. Analisis dampak dari strategi/solusi/kegiatan komitmen mutu


1. Presentasi penyakit Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Wakadia
menurun
2. Pemahaman masyarakat meningkat terkait penyakit tuberculosis sehingga
mayarakat menjadi lebih sadar dan memeriksakan diri ke puskesmas jika
mengalami gejala.
3. Masyarakat yang terdiagnosis tuberculosis lebih sadar dan melakukan
perilaku hidup sehat.
4. Penularan tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Wakadia akan
menurun
5. Masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan edukasi mengeai penyakit
tuberculosis.

I. Penutup
I.I. Kesimpulan
Kegiatan “Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terkait Penyakit
Tuberculosis Melalui Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Wakadia”
menerapkan nilai-nilai dasar PNS salah satunya komitmen mutu, dimana
kegiatan tersebut harus efektif, efisien, inovatif dan orientasi mutu agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai
yaitu pemahaman masyarakat mengenai penyakit tuberculosis meningkat
sehingga tidak ada lagi mitos yang berkembang di masyarakat, yang
akhirnya masyarakat lebih sadar dan memeriksakan diri ke puskesmas
wakadia dan masyarakat lebih tau cara pencegahan sehingga penularan
tuberculosis semakin menurun.
I.II. Saran
Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ANEKA salah satunya
komitmen mutu sebaiknya selalu diperhatikan dan dilakukan oleh seluruh
ASN di lingkungan kerja dengan selalu menanamkan kesadaran akan
pentingnya mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam ruang lingkup
kerja maupun kehidupan sehari-hari agar seluruh pelayanan dalam unit
kerja dapat memberikan hasil yang optimal bagi kepentingan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai