Judul :
“Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terkait Penyakit Tuberculosis Melalui
Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Wakadia”.
B. Pendahuluan
B.I. Latar Belakang
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mengatur tentang fungsi ASN
(Aparatur Sipil Negara) yaitu sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik, 2)
Pelayan Publik, dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa, yang harus dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan kepada
publik (masyarakat). Untuk mewujudkan fungsi-fungsi ini maka diperlukan
sosok ASN yang profesional, yaitu ASN yang mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga tugas jabatannya dilaksanakan dengan efektif
dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional seperti tersebut
di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar).
Sebelum menjadi PNS, calon PNS harus mengikuti Pelatihan Dasar
yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS.
Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS
yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam
melayani masyarakat secara berkesinambungan (continuous) dan menerapkan
nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi). PNS juga dituntut untuk meningkatkan
profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan
bebas dari praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Dewasa ini, pelayanan publik di bidang kesehatan pun cukup menjadi
perhatian, mengingat pembangunan kesehatan secara umum merupakan
bagian dari Pembangunan Nasional dan khususnya di Kabupaten Muna
merupakan salah satu sektor yang memegang peranan yang cukup penting.
Oleh karena itu, sangat diharapkan kesadaran dan kepedulian ASN yang
bersentuhan dengan bidang kesehatan untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya secara baik dan berkualitas.
Latar belakang penulisan rancangan aktualisasi ini agar peserta
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan LXI
Kabupaten Muna dapat memahami nilai-nilai dasar dari ANEKA dan dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut sesuai dengan indikatornya, serta
dapat menerapkan nilai-nilai dasar dari ANEKA di tempat tugas masing-
masing sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
memuaskan mayarakat.
B.II. Tujuan
Memberikan gambaran program pelatihan yang berkaitan dengan nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi).
Menyelesaikan persyaratan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
LXI di Pemerintahan Kabupaten Muna yang akan menjadi dasar bagi
kami para tenaga kesehatan untuk melanjutkan tugas dan tanggung jawab
masing-masing di tempat kerja sehingga menghasilkan pelayanan di
bidang kesehatan yang bermutu dan memuaskan masyarakat.
B.III. Manfaat
Memberikan pelayanan dibidang kesehatan yang bermutu dan memuaskan
masyarakat.
Menambah wawasan masyarakat mengenai dunia kesehatan khususnya
penyakit Tuberculosis.
Mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat
secara berkesinambungan (continuous) dan menerapkan nilai-nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi).
B.IV. Dasar Hukum
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mengatur tentang fungsi ASN
(Aparatur Sipil Negara) yaitu sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik, 2)
Pelayan Publik, dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa
PERLAN Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis untuk
mewujudkan ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah
Pelatihan Dasar.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis dalam pasal 22 ayat (1) dan (3),
dalam rangka mendukung penyelenggaraan program penanggulangan TB
diperlukan data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi.
Jumlah Penduduk
Nama Desa / Jumlah
No Laki- Perempua Total
Kelurahan KK
laki n
1 Lakapodo 574 533 1107 349
2 Wakadia 887 925 1812 508
3 Mata rawa 450 504 954 172
JUMLAH 1911 1962 3873 1029
Posyan
Kondisi Faskes
du
Desa / Jumlah Rusa Rusa
N0 Status/ Jenis Faskes
Kelurahan (Buah) k k
Baik
Ringa Bera
n t
1 Ds. Lakapodo Pustu 1 1 - - 1 Pos
2 Ds. Wakadia Pustu 1 1 - - 1 Pos
3 Ds. Matarawa Pustu 1 1 - - 1 Pos
a. PKM Induk
- Gedung Kantor/
1 1 - -
Rawat Jalan
4
1
b. Kendaraan roda 2 1 1 - -
c. Kendaraan roda 4 0 - 0 -
b. Tenaga Kesehatan
Dari berdirinya puskesmas wakadia pada Tahun 2018
didukung oleh 74 orang tenaga kesehatan. Distribusi tenaga
kesehatan di Puskesmaas Wakadia seperti pada tabel berikut.
3 Dokter Gigi 0 0 1 0 0
4 S.Kep 7 1 0 0 6
5 S.Farm. 1 0 0 0 1
6 DIII.Farm 2 0 0 0 2
7 SKM 6 1 0 0 5
10 D IV Kebidanan 4 0 0 0 4
11 D III Keperawatan 17 2 0 0 15
12 D III Kebidanan 17 3 0 0 14
13 S. Gizi 2 0 0 0 2
14 S2.Bidan 1 1 0 0 0
18 Perawat Gigi 2 0 0 0 2
Jumlah 59 0 0 0
Tabel iii.3 Distribusi Tenaga Non Kesehatan Puskesmas Wakadia Tahun 2018
N Jumla Pendidika Status
Profesi PN
O h n Honor/Kontrak
S
1 Sopir 1 SMA - 1
3 Satpam 1 SMA - 1
4 Administrasi 1 SI - 1
Jumlah 0 - - 0
c. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan untuk melaksanaka peran dan
fungsi Puskesmas Wakadia sebagai penyedia layanan
kesehatan di wilayah binaan Puskesmas Wakadia bersumber
dari Bantuan Oprasional Kesehatan (BOK) dan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)
iv. Analisa Situasi
Berdasarkan data surveylance pada Bulan Januari-Juni tahun
2018 , diperoleh data 10 besar penyakit di wilayah Puskesmas
Wakadia, seperti yang tertera dalam tabel sebagai berikut
1 ISPA 247
2 DIARE 43
3 GASTRITIS 27
4 NYALGIA 25
5 HIPERTENSI 18
6 Dermatitis 17
7 RHEUMATOID 10
10 BRONCHITIS 9
E.II. Isu/Masalah
Pemilihan Isu Dari Aspek Kriteria APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, Layak).
(ISPA).
3 Belum optimalnya pengisian 4 4 3 5 16 3
Rekam Medis
Dari ketiga isu yang di Analisis APKL tersebut yang mendapatkan
peringkat paling tinggi yaitu : Masih kurangnya pemahaman masyarakat
tentang penyakit Tuberculosis di wilayah Kerja Puskesmas Wakadia
dengan skor 20.
E.III. Dampak
Dampak Isu terdiri dari :
Penyakit Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Wakadia semakin
meningkat;
Masih ada stigma negatif (penyakit Tubeculosis tidak dapat
disembuhkan) berkembang di masyarakat, sehingga masyarakat
tidak memeriksakan diri ke Puskesmas Wakadia;
Banyak pasien Tuberkulosis putus obat;
Tidak terjadi pola hidup sehat pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Wakadia.
G. Susun strategi/solusi/kegiatan
Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas Wakadia mengenai
konsep kegiatan serta meminta persetujuan;
Membuat leaflet dan banner mengenai penyakit Tuberculosis;
Penyuluhan mengenai penyakit Tuberculosis di ruang tunggu pasien;
Pembagian masker bagi suspect/terduga kasus TB di poli umum;
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Wakadia mengenai penyakit Tuberculosis;
Menyampaikan edukasi tentang Tuberculosis melalui media sosial (akun
Puskesmas Wakadia).
I. Penutup
I.I. Kesimpulan
Kegiatan “Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terkait Penyakit
Tuberculosis Melalui Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Wakadia”
menerapkan nilai-nilai dasar PNS salah satunya komitmen mutu, dimana
kegiatan tersebut harus efektif, efisien, inovatif dan orientasi mutu agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai
yaitu pemahaman masyarakat mengenai penyakit tuberculosis meningkat
sehingga tidak ada lagi mitos yang berkembang di masyarakat, yang
akhirnya masyarakat lebih sadar dan memeriksakan diri ke puskesmas
wakadia dan masyarakat lebih tau cara pencegahan sehingga penularan
tuberculosis semakin menurun.
I.II. Saran
Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ANEKA salah satunya
komitmen mutu sebaiknya selalu diperhatikan dan dilakukan oleh seluruh
ASN di lingkungan kerja dengan selalu menanamkan kesadaran akan
pentingnya mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam ruang lingkup
kerja maupun kehidupan sehari-hari agar seluruh pelayanan dalam unit
kerja dapat memberikan hasil yang optimal bagi kepentingan masyarakat.