Anda di halaman 1dari 19

KASUS

Seorang laki-laki berusia 26 tahun dibawa oleh istrinya ke ruang unit gawat darurat
Rumkit Putrihijau Medan ,tiba-tiba pasien mengalami henti napas dan henti jantung.
Perawat memakai alat pelindung diri,kemudian mengecek respon pasien dan
mengaktifkan sistem emergency, setelah itu perawat melakukan tindakan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) kepada pasien dan perawat yang lain mengecek tanda-tanda vital
pasien , diperoleh TD 150/100 mmHg, Nd = 100 x/m, Sh = 36 oC, RR = 28x/m. Istri
pasien mengatakan bahwa sebelumnya suaminya mengalami sakit kepala, nyeri pada
pundak, sedikit sesak.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN
PEMBERIAN TINDAKAN AIRWAY BREATHING MANAGEMENT
PADA Tn.B DI RS PUTRIHIJAU
MEDAN

Disusun Oleh:
Muhammad Irfan Kuzaini (19.028)
Igo Setiawan ()

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM I BUKIT BARISAN MEDAN

2021
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. TINJAUAN TEORITIS MEDIS


A. DEFINISI

Airway – Breathing Management (AB) merupakan suatu upaya atau tindakan pembebasan jalan
nafas agar terjaminnya pertukaran gas secara normal. Keadaan henti nafas bisa disebabkan karena korban
mengalami serangan jantung (hearth attack), tenggelam, tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan dan
lain-lain. (Wahyuni,2019)

Pada saat kondisi napas dan denyut jantung berhenti maka sirkulasi darah dan transportasi
oksigen berhenti, sehingga dalam waktu singkat organ-organ tubuh terutama organ vital akan mengalami
kekurangan oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan. Organ yang paling
cepat mengalami kerusakan adalah otak, karena otak hanya akan mampu bertahan jika ada asupan
gula/glukosa dan oksigen. (Wahyuni,2019)

Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam jumlah yangdapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS Jantung
“Harapan Kita”, 2001). Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam
paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel
tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg / hiperkapnia (Brunner & Sudarth, 2001)

Airway yaitu jalan nafas, setiap korban yang tak sadarkan diri jalan nafasnya akan terganggu
sehingga aliran udara ke paru-paru akan terhambat. (Arifin,2015)

Airway merupakan komponen yang penting dari sistem pernapasan adalah hidung dan mulut,
faring, epiglotis, trakea, laring, bronkus dan paru. Breathing (Bernapas) adalah usaha seseorang secara
tidak sadar/otomatis untuk melakukan pernafasan. Tindakan ini merupakan salah satudari prosedur
resusitasi jantung paru (RJP). (Sitorus,2018)

Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang


mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2
(karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Peristiwa menghirupkan udara ini disebut
inspirasi dan menghembuskannya disebut ekspirasi (Syaifudin, 2006).
- GOLDEN PERIOD

 Jika dalam waktu lebih dari 10 menit, otak tidak mendapat asupan oksigen dan glukosa maka otak
akan mengalami kematia secara permanen

 Kematian otak berarti pula kematian si korban

 Golden period pada korban yang mengalami henti nafas dan henti jantung adalah dibawah 10 menit.
Artinya dalam waktu kurang dari 10 menit penderita yang mengalami henti nafas dan henti jantung
harus sudah mendapatkan pertolongan

- RENTANG PERNAFASAN NORMAL

 Bayi : 25-50 x/menit

 Anak : 15-30 x/menit

 Dewasa : 12-20x/menit

B. ETIOLOGI

Henti nafas daapat terjadi karena tenggelam, stroke, obstruksi jalan nafas oleh benda asing, inhalasi
asap, kelebihan dosis obat, terkena aliran listrik, trauma, dan infark miokard. Pada saat terjadi henti
jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. (Avriana,2017)

Depresi sistem saraf pusat Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat
pernafasan yang menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga
pernafasan lambat dan dangkal. Kelainan neurologis primer Akan memperngaruhi fungsi pernapasan.
Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak
terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla
spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan
sangatmempengaruhiventilasi. (Avriana,2017)

Daerah yang sering mengalami sumbatan adalah hipofarings

● Pada 1/3 kasus tidak sadar, rongga mulut tersumbat selama ekspirasi krn 1)Palatum mole bertindak
sbg katub, 2)Kongestif 3) darah, 4)Lendir

●Penyebab lain sumbatan jalan nafas seperti muntahan, darah

●Penyebab laringospasme Þ ransangan jalan nafas atau pada pasien stupor dan koma dangkal
●Sumbatan jalan nafas bawah disebabkan oleh broncospasme, sekresi broncus, aspirasi isi lambung
atau benda asing

C. ANATOMI JALAN NAPAS

1. Saluran Pernapasan Atas


a. Hidung

Hidung merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi (terdiri dari: Psedostrafiedciliated
columnar epithelium)yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan
partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung,sel golbetdan kelenjar serous yang berfungsi
melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal
tersebut dibantu dengan concha2.

b. Faring

Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm. Terdiri dari nasofaring, orofaring, dan
laringofaring.Nasofaring(terdapatpharyngealtonsildanTuba Eustachius).Orofaring(merupakan pertemuan
rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah).Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara
dan aliran makanan).
2 Saluran Pernapasan Bawah

a. Trakea

Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan seperti huruf C.
Bagian belakang dihubungkan olehmembran fibroelasticmenempel pada dinding depanusofagus.Pada bayi,
trakea berukuran lebih kecil, sehingga tindakan mendongakan kepala secara berlebihan (hiperekstensi)
akan menyebabkan sumbatan pada airway.
b. Bronkus

Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebutcarina.Bronkuskanan
lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengantrachea. Bronchuskanan bercabang menjadi: lobus superior,
medius, inferior. Brochuskiri terdiri dari: lobus superiordaninferior.
c. Bronkiolus

Merupakan jalan napas intralobular dengan diameter 5 mm, tidak memiliki tulang rawan maupun
kelenjar di mukosanya. Bronkiolus berakhir pada saccus alveolaris. Awal prosespertukaran gas terjadi di
bronkiolus respiratorius.

d. Alveolus

Alveolus adalah kantong udara berukuran sangat kecil dan merupakan akhir bronkiolus respiratorius
sehingga memungkinkan pertukaran O2dan CO2. Alveolus terdiri dari membran alveolar dan ruang
interstisial.
D. PATOFISIOLGI

Pasien mengalami toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap.
Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali ke asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru
alami kerusakan yang ireversibel. Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital,
frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt.

Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg). Gagal nafas penyebab terpenting
adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan
anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai
kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal.

Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat
agen menekan pernafasan dengan efek yang dikeluarkan atau dengan meningkatkan efek dari analgetik
opioid.
E. PATHWAY
Trauma Kelainan neurologis
Gangguan syaraf pernafasan & otot pernafasan
Peningkatan permeabilitas membrane alveolar kapiler
Gangguan epithelium alveolar Gangguan endothelium kapiler
Penumpukan cairan alveoli cairan masuk ke intertitial
Oedema Pulmo Peningkatan tahanan jalan nafas
Penurunan comlain paru Kehilangan fungsi silia sal.pernafasan

Cairan surfaktan menurun Bersihan Jalan nafas tak efektif

Gangguan pengembangan paru


Kolape alveoli

Ventilasi dan perfusi tidak seimbang Gangguan pertukaran gas

Hipoksemia, Hiperkepnia O2 CO2

Tindakan Primer Dyapsnea Cyanocie


A,B,C,D,dan E
Ventilasi Mekanik

Resti Infeksi Resti Cidera


F. MANIFESTASI KLINIS

Progresif
KAJI !

Obstruksi

Parsial Total

Tanda- tanda henti nafas dan jantung menurut Pusbankes118 (2010) yaitu:
a. Ketiadaan respon; pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di
pundak ataupun cubitan.
b. Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan
pernafasan dibuka.
c. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).

Terdapat 3 masalah dalam henti nafas dan henti jantung


1. Gagal nafas total
• Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
• Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada
pengembangan dada pada inspirasi
• Adanya kesulitasn inflasi paru
2. Gagal nafas parsial
• Terdenganr suara nafas tambahan seperti snoring dan whizing.
• Ada retraksi dada
3. Hiperkapni atau hipoksemia
• Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
• Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)
G. PENATALAKSANAAN
o Penatalaksaan Membuka Jalan Nafas Tanpa Alat

Bila pasien tidak sadar :


1. Head – tilt / chin lift (ekstensi kepala / angkat dagu)
2. Jaw Thurst (manufer mendorong mandibula ke depan)
3. Cross finger /finger sweep
4. Heimlich manuver (abdominal thrust, chest thrust, back blow)

 Head – tilt / chin lift

Head tilt (ekstensi kepala)


o Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh pangkal lidah pasien
o Letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan kebawah, sehingga kepala menjadi
tengadah dan penyangga lidah tegang akhirnya lidah terangkat ke depan
Chin Lift (angkat dagu)
o Lakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan
o Gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien
o Angkat dan dorong tulangnya ke depan, 2-3 jari tangan menahan tulang mandibula
Head tilt/Chin lift
Perhatikan:
- Jari tidak boleh menekan terlalu dalam pada jaringan lunak di bawah dagu
- Ibu jari tidak digunakan untuk mengangkat dagu
- Mulut jangan ditutup
- Jika pernafasan mulut ke hidung diperlukan, tangan di atas dagu dapat digunakan untuk
menutup mulut supaya pernafasan mulut ke hidung lebih efektif

 JAW THURST

1. Pegang sudut rahang bawah pasien dan angkat dengan kedua tangan, satu tangan tiap sisi,
mendorong mandibula ke depan sambil ekstensikan kepala ke belakang
2. Bila bibir tertutup, buka bibir bawah dengan ibu jari
3. Bila pernafasan mulut ke mulut diperlukan, tutup lubang hidung dengan meletakkan pipi penutup
hidung

 Cross Finger

- Ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut pasien
 Finger Sweep

Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan tengah) yang bersih, menggunakan dengan sarung tangan/ kassa
untuk membersihkan menggorek/ mengait semua benda asing dalam rongga mulut

 Heimlich manuver
o Abdominal thurst

Untuk Pasien sadar dengan obstruksi parsial:


Bantu / tahan pasien tetap berdiri/ condong ke depan dengan merangkul dari belakang
1. Lakukan hentakan mendadak dan keras pada titik silang garis antar tulang belikat dan
garis punggung tulang belakang
2. Rangkul pasien dari belakang dengan kedua lengan dengan menggunakan kepalan
kedua tangan, hentakkan mendadak pada ulu hati
3. Hentikan bila pasien jatuh tidak sadar

Bila pasien tidak sadar:


1. Tidurkan pasien terlentang
2. Lakukan back blow dan chest thurst
3. Tarik lidah dan dorong rahang bawah untuk melihat benda asing : bila terlihat sumbatan
ambil dengan jari
4. Usahakan memberikan nafas
5. Bila jalan nafas tetap tersumbat, ulangi lagi
6. Segera panggil bantuan setelah pertolongan pertama dilakukan selama 1 menit

o Back Blow

Penderita sadar:
1. Bila pasien dapat batuk keras, observasi ketat
2. Bila nafas tidak efektif/ berhenti, lakukan back blow 5x (hentakkan keras mendadak
pada punggung pasien dititik silang garis antar belikat dengan tulang punggung /
vertebra)

Pada Bayi:
5x hentakan pada punggung dengan 2 jari membuka mulut bayi
 Chest Thurst
(untuk bayi, anak gemuk dan wanita hamil)

Bila penderita sadar :


Lakukan chest thurst 5 kali (tekan tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu
jari dibawah garis imajinasi antara kedua puting susu pasien

Bila penderita tidak sadar:


-Tidurkan terlentang
- lakukan chest thurst
- tarik lidah apakah ada benda asing
- beri nafas buatan

 Penatalaksanaan Membuka Jalan Nafas Dengan Alat


1. Pemasangan pipa orofaringeal airway/ OPA
2. Pemasangan pipa nasofaring
3. Pemasangan pipa endotracheal tube / ETT
4. Penghisapan benda cair (suctioning)

1. Pemasangan Pipa Orofaring Airway

Indikasi :

• Utk mempertahankan jalan nafas tetap terbuka dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke
belakang yg dapat menutup jln nafas terutama pada ps tdk sadar

Teknik pemasangan
1. Buka mulut pasien (chin lift/ gunakan ibu jari dan telunjuk)
2. Siapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya
a. Bersihkan dan basahi agar licin

b. Arahkan lengkungan menghadap ke langit-langit (ke Palatal)


c. Masuk separuh, putar lengkungan mengarah ke bawah lidah
d. Dorong pelan-pelan sampai posisi tepat
3. Yakinkan lidah sudah tertopang pipa orofaring. Lalu, lihat, dengar, dan raba nafasnya

Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)

2.Pemasangan pipa nasofaring


• Teknik :

1. Nilai lubang hidung, septum nasi, ukuran


2. Pakai sarung tangan
3. Beri jelly pada pipa dan kalau perlu tetesi lubang hidung dg vasokontriktor
4. Hati-hati dg kelengkungan tuber yg menghadap ke arah septum/ ujungnya diarahkan telinga
5. Dorong pelan-pelan hingga seluruhnya masuk, lalu pasang plester (kalau perlu)

3. Pemasangan ETT
o Henti jantung dan sedang dilakukan kompresi jantung luar
o Pasien-pasien dengan ventilasi yang tidak adekkuat ( walaupun o.s. sadar )
o Melindungi airway ( koma, areflexia, henti jantung )
o Tidak dapat diventilasi dengan adekuat dengan cara-cara yang konvensional pada pasien-
pasien yang tidak sadar

Alat yang diperlukan:


1. Laringoskop à - periksa lampu
- cara memasang blade

2. Jenis Blade :
- Lengkung : macintosh
- Lurus ( Straight) :
(Miller, Wisconsin, Magil)

4. Suctioning
Prinsip :

1. Membersihkan benda asing cair dalam jalan nafas


2. Masukkan kanula penghisap tidak boleh lebih dari 5-10 detik

Cara kerja

3. Mencuci tangan, pakai handscoon


4. Penghisap dihubungkan dengan pipa kecil (dapat gunakan NGT atau pipa lainnya) yang bersih.
5. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi
6. Memberikan Oksigen 2 – 5  menit
7. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
8. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
9. Tekanan suction:
1. Bayi 60-80 mmHg
2. Anak-anak 80-100 mmHg
3. Dewasa 100-120 mmHg
10. Memasukkan kanul suction dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)
11. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar
(Lakukan penghisapan tidak boleh lebih dari 5-10 detik)
12. Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
13. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
14. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
15. Mengobservasi secret tentang warna, bau dan volumenya
16. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
17. Merapikan pasien dan lingkungan
18. Berpamitan dengan pasien
19. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
20. Mencuci tangan kembali

Anda mungkin juga menyukai