Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No.

4 Tahun 2013 ISSN 2337-9995


Program Studi Pendidikan Kimia jpk.pkimiauns@ymail.com
Universitas Sebelas Maret

PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) LEBIH TINGGI
DARI PADA THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA MATERI
PELAJARAN TATA NAMA SENYAWA KIMIA DAN
PERSAMAAN REAKSI KIMIA

Dwi Arief Setiawan1*, Elfi Susanti VH.2, dan Sri Mulyani2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

*Keperluan korespondensi, telp: 085726114904, email: dwiarief.setiawan@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode pembelajaran


kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Think-Pair-Share (TPS) terhadap prestasi
belajar siswa pada materi pokok tata nama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia kelas X
semester gasal di SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian Randomized Pretest-Posttest
Comparison Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 8
Surakarta tahun pelajaran 2012/ 2013. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik
Cluster Random Sampling. Sampel terdiri dari dua kelas, kelas X.3 sebagai kelas eksperimen 1
pembelajaran dengan metode NHT dan kelas X.7 sebagai kelas eksperimen 2 pembelajaran
dengan metode TPS. Dalam penelitian data yang diambil berupa prestasi belajar kognitif, dan
prestasi belajar afektif siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes prestasi kognitif,
angket afektif, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t
pihak kanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan
metode kooperatif tipe NHT menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
penggunaan metode kooperatif tipe TPS pada materi pokok tata nama senyawa kimia dan
persamaan reaksi kimia kelas X semester gasal SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran
2012/2013. Hal ini terbukti dari hasil uji-t pihak kanan harga t hitung prestasi belajar aspek kognitif
(1,88) dan aspek afektif (1,99) lebih besar dari ttabel (1,67).

Kata kunci: Kuasi Eksperimen , NHT, TPS, Prestasi Belajar, Tata Nama Senyawa Kimia

PENDAHULUAN program pendidikan. Proses kegiatan


adalah langkah-langkah atau tahapan
Pembelajaran adalah sesuatu yang yang dilalui pendidik dan peserta didik
dilakukan oleh siswa, bukan dibuat dalam pembelajaran [1].
untuk siswa. Pembelajaran pada SMA Negeri 8 Surakarta adalah
dasarnya merupakan upaya pendidik salah satu satuan pendidikan di kota
untuk membantu peserta didik Surakarta. Berdasarkan kegiatan
melakukan kegiatan belajar. Tujuan wawancara yang telah dilakukan pada
pembelajaran adalah terwujudnya akhir bulan Mei 2012 di SMA Negeri 8
efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar Surakarta mengenai keadaan sekolah
yang dilakukan peserta didik. Pihak- secara umum dan mengenai kondisi
pihak yang terlibat dalam pembelajaran pembelajaran kimia khususnya kelas X,
adalah pendidik (perorangan dan/atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan
kelompok) serta peserta didik masih berpusat pada guru. Dalam hal ini
(perorangan, kelompok dan/atau pembelajaran yang dilakukan masih
komunitas) yang berinteraksi edukatif didominasi guru, sedangkan siswanya
antara satu dengan yang lainnya. Isi kurang aktif dalam pembelajaran di
kegiatan adalah bahan (materi) belajar kelas. Disini siswa berperan sebagai
yang bersumber dan kurikulum suatu pendengar dan mencatat hal penting

Copyright © 2013 11
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 11-18

yang dijelaskan oleh guru. Pada proses Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pembelajaran guru biasanya sehingga prestasi belajar siswa dapat
menggunakan Lembar Kerja Siswa optimal dan tujuan pembelajaran yang
(LKS) dan diselingi dengan media power diharapkan dapat tercapai.
point serta praktikum di laboratorium Pemilihan metode pembelajaran
kimia sekolah. Akan tetapi sebagian yang tepat dalam materi pelajaran kimia
besar kegiatan pembelajaran dilakukan dapat mempermudah siswa dalam
dengan metode konvensional karena menerima materi pelajaran dengan
mudah diterapkan, praktis dan tidak mudah dan dapat mengingatnya dalam
banyak menyita waktu serta kurang jangka waktu yang lama, serta dapat
optimalnya sarana yang dimiliki sekolah mengkontruksi pengetahuan siswa. Oleh
seperti Liquid Crystal Display (LCD), karena itu dalam menerapkan
peralatan laboratorium yang masih pembelajaran berdasarkan kontruktivis-
kurang. Pada mata pelajaran ilmu me penggunaan metode pembelajaran
pengetahuan alam seperti kimia kooperatif sangat baik. Pembelajaran
persentase ketuntasan belajar siswa di kooperatif merujuk pada berbagai
SMA Negeri 8 Surakarta masih tergolong macam metode pengajaran dimana para
rendah. Kondisi ini kemungkinan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
disebabkan mata pelajaran kimia baru kecil untuk saling membantu sama
pertama kali didapatkan di sekolah dan lainnya dalam mempelajari materi
kondisi pembelajaran yang belum pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para
optimal di SMA Negeri 8 Surakarta. siswa diharapkan dapat saling
Materi tata nama senyawa kimia dan membantu, saling mendiskusikan dan
persamaan reaksi kimia adalah materi berargumentasi untuk mengasah
kimia bab ke-3 pada semester gasal di pengetahuan yang mereka kuasai saat
kelas X. Pada bab ini banyak terdapat itu dan menutup kesenjangan dalam
konsep baik itu mengenai penamaan pemahaman masing-masing. Beberapa
suatu senyawa kimia maupun alasan pentingnya penggunaan
persamaan dari reaksi kimia. Oleh pembelajaran kooperatif yaitu untuk
karena itu diperlukan motivasi belajar meningkatkan pencapaian prestasi para
yang tinggi, keaktifan dalam kegiatan siswa, dapat mengembangkan hubungan
pembelajaran dan perlunya belajar antar kelompok, penerimaan terhadap
dalam kelompok untuk mencapai hasil teman sekelas yang lemah dalam bidang
pembelajaran yang baik. Namun akademik, dan meningkatkan rasa harga
berdasarkan hasil observasi yang diri [2].
dilakukan ternyata nilai siswa pada bab Studi diartikan sebagai mempelajari,
ini masih belum optimal, sebagian besar mempelajari berarti ingin mendapatkan
dari mereka nilai ulangan murninya sesuatu yang khusus dengan didorong
kurang dari batas ketuntasan minimal oleh rasa ingin tahu terhadap sesuatu
yakni 70. Hal ini sesuai dengan hasil yang belum dipelajari dan dikenal [3].
pengamatan saya waktu melakukan Komparasi artinya perbandingan.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) Penelitian komparasi membahas
di SMA Negeri 8 Surakarta pada tahun mengenai persamaan-persamaan dan
pelajaran 2011/2012. Dengan perbedaan-perbedaan tentang benda-
persentase ketuntasan belajar yang benda, tentang prosedur kerja, tentang
masih rendah, dalam hal ini prestasi ide-ide, kritik terhadap orang. Dapat juga
belajar siswa yang masih kurang menjadi dilaksanakan dengan maksud untuk
indikator bahwa proses pembelajaran mebandingkan kesamaan pandangan
yang telah dilakukan belum optimal. dan perubahan pandangan orang, group
Untuk mengatasi masalah tersebut maka atau negara terhadap kasus, peristiwa
guru perlu memperhatikan penggunaan atau terhadap ide [4]. Berdasarkan
metode pembelajaran di kelas, kemudian penjelasan tersebut, maka studi
melakukan evaluasi terhadap komparasi adalah suatu penelitian yang
penggunaan metode pembelajaran membandingkan antara variabel-variabel
tersebut sudah sesuai dengan Kurikulum

Copyright © 2013 12
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 11-18

yang saling berhubungan dengan mengoptimalkan partisipasi siswa [5].


menemukan perbedaan-perbedaan dan Pada metode pembelajaran TPS
persamaan-persamaan. Dalam hal ini dalam pembelajarannya siswa
peneliti mengkomparasikan dua metode dikelompokan dan setiap kelompok
kooperatif yakni metode NHT dengan diberikan tugas atau permasalahan
metode TPS. Kedua metode ini memiliki mengenai materi pelajaran. Kemudian
kesetaraan dalam sintaknya dan relevan siswa dalam kelompoknya berpasangan
diterapkan pada materi pelajaran kimia, (dua orang) untuk berdiskusi dan hasil
serta kedua metode ini menerapkan diskusi tersebut di bagikan kepada
pembelajaran dalam kelompok yang pasangan lain dalam kelompoknya,
sama-sama menuntut keaktifan siswa setelah itu perwakilan kelompok
dalam pembelajaran. mempresentasikan hasil kerjasama
Pada dasarnya, NHT merupakan kelompoknya. Hasil diskusi ini kemudian
varian dari diskusi kelompok. Teknis dibahas bersama dengan dibimbing
pelaksanaannya hampir sama dengan guru, dari hasil diskusi ini guru
diskusi kelompok. Metode ini membimbing siswa dan menambahkan
dikembangkan oleh Frank yang bahasan materi pokok yang belum
memberikan kesempatan kepada siswa diungkapkan siswa, lalu menyimpulkan
untuk saling sharing ide-ide dan pembelajaran bersama-sama [6].
mempertimbangkan jawaban yang paling Pelaksanakan Pembelajaran aktif
tepat, sehingga hasil ini dapat dengan menggunakan beberapa
meningkatkan semangat kerja sama metode salah satunya TPS dapat
siswa [5]. meningkatkan interaksi siswa dengan
Metode pembelajaran NHT teman sebaya dan berdampak pada
dilakukan dengan memberikan peningkatan prestasi belajar siswa [8].
penomoran pada tiap siswa dalam Dari uraian diatas dapat
kelompoknya, selanjutnya dilaksanakan dikemukakan tujuan penelitian ini adalah
kerja kelompok untuk menyelesaikan untuk mengetahui pembelajaran kimia
permasalahan setiap siswa dalam dengan metode pembelajaran kooperatif
kelompoknya masing-masing harus tipe NHT dapat memberikan prestasi
bekerja sama untuk menyelesaikan belajar yang lebih tinggi dibandingkan
permasalahan yang diberikan guru. dengan metode pembelajaran kooperatif
Kemudian siswa yang dipanggil tipe TPS pada materi pokok tata nama
nomornya mempresentasikan hasil senyawa kimia dan persamaan reaksi
diskusi kelompoknya sebagai perwakilan kimia kelas X semester gasal di SMA
dari kelompoknya. Sedangkan untuk Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran
kelompok lain bertugas untuk menyimak 2012/2013.
dan nantinya jawaban tersebut akan
ditanggapi kelompok lain dan disertai METODE PENELITIAN
penjelasan dari guru, lalu disimpulkan
bersama-sama [6]. Penggunaan metode Penelitian ini dilaksanakan di
pembelajaran kooperatif dengan SMA Negeri 8 Surakarta pada kelas X
menggunakan model NHT berpengaruh semester gasal tahun pelajaran
dalam meningkatkan prestasi belajar 2012/2013.
siswa di bidang kimia, keberhasilan diri Penelitian ini menggunakan
dalam belajar, dan sikap belajar siswa rancangan penelitian dengan metode
dalam pelajaran kimia dibandingkan penelitian kuasi eksperimen atau
dengan metode ceramah-diskusi [7]. eksperimen semu menggunakan design
Metode TPS dikembangkan oleh penelitian Randomized Pretest-postest
Lyman, yang memungkinkan siswa untuk Comparison Group Design. Rancangan
bekerja sendiri dan bekerja sama ini menggunakan dua kelompok subyek,
dengan orang lain dan memberikan yaitu kelas X.3 dengan metode NHT
kesempatan yang lebih banyak kepada sebagai kelas eksperimen I dan kelas
siswa untuk berpartisipasi kepada teman X.7 dengan metode TPS sebagai kelas
yang lain, sehingga metode ini dapat eksperimen II. Untuk lebih jelasnya

Copyright © 2013 13
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 11-18

rancangan desain penelitian tercantum Untuk lebih memperjelas selisih nilai


pada Tabel 1 dibawah ini. kognitif kelas eksperimen 1 dan
eksperimen 2 disajikan dalam Gambar 1.
Tabel 1. Desain Penelitian Perluasan dari Sedangkan untuk mempermudah dalam
Randomized Pretest-Posttest mengamati nilai afektif kelas eksperimen
Comparison Group Design 1 dan eksperimen 2 disajikan dalam
Kelas Pretest Perlakuan Posttest Gambar 2.
Eksperimen I T1 X1 T2

Eksperimen II T1 X2 T2

keterangan :
X1 = pembelajaran dengan metode NHT
X2 = pembelajaran dengan metode TPS
T1 = tes awal
T2 = tes akhir
Teknik analisis data terdiri dari uji
prasyarat dan uji hipotesis. Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah
sampel penelitian ini dari populasi yang
normal atau tidak. Dalam penelitian ini,
uji normalitas yang digunakan adalah
metode Liliefors. Sedangkan untuk Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi
menguji homogenitas digunakan metode Selisih Nilai Kognitif Siswa Kelas
Barlett. Uji hipotesis yang digunakan Eksperimen 1 (NHT) dan Kelas
Eksperimen 2 (TPS)
adalah Uji-t pihak kanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh pada penelitian


ini adalah prestasi belajar kognitif dan
afektif pada materi pelajaran tata nama
senyawa kimia dan persamaan reaksi
kimia. Data tersebut adalah hasil nilai
pretest dan posttest aspek kognitif dan
nilai aspek afektif dari siswa yang
berasal dari kelas eksperimen NHT
(kelas X.3 sebagai kelas eksperimen 1)
sebanyak 30 siswa dan dari kelas
eksperimen TPS (kelas X.7 sebagai
kelas eksperimen 2) sebanyak 27 siswa. Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi
Data penelitian mengenai prestasi Nilai Afektif Siswa Kelas
belajar siswa secara ringkas disajikan Eksperimen 1 (NHT) dan Kelas
pada Tabel 2. Eksperimen 2 (TPS).

Tabel 2. Data Rangkuman Prestasi Belajar Uji Prasyarat Analisis


Siswa pada Kelas Eksperimen NHT
(Kelas X.3) dan Kelas Eksperimen Sebelum melakukan analisis uji
TPS (Kelas X.7) hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis. Uji yang digunakan
Kelas Rata-rata adalah:
Eksperimen Selisih Nilai Nilai 1. Uji Normalitas
Kognitif Afektif 2. Uji Homogenitas
1. NHT 34,43 125,07 Uji Normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Liliefors dan hasilnya
2. TPS 29,67 118,96 dapat dilihat dalam Tabel 3. Uji

Copyright © 2013 14
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 11-18

homogenitas yang digunakan adalah uji memenuhi syarat yaitu normal dan
Bartlet dengan taraf signifikasi 5%. homogen. Data dikatakan normal jika
Hasil uji homogenitas untuk nilai kognitif Lhitung < Ltabel. Sedangkan data dikatakan
dan afektif dapat dilihat pada Tabel 4. homogen jika X2hitung < X2tabel.
Uji-t dapat dilakukan apabila data

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif dan Selisih Nilai Afektif

Harga L
Kelas Data Kesimpulan
Hitung Tabel
Eksperimen Selisih Nilai Kognitif 0,133 0,162 Normal
NHT Nilai Afektif 0,074 0,162 Normal
Ksperimen Selisih Nilai Kognitif 0,125 0,171 Normal
TPS Nilai Afektif 0,162 0,171 Normal

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif dan Selisih Nilai Afektif

Data 
2

2
Kesimpulan
hitung tabel
Selisih Nilai Kognitif 0,616 3,841 Homogen
Selisih Nilai Afektif 0,087 3,841 Homogen

Uji Hipotesis
semester gasal SMA Negeri 8 Surakarta
Pengujian hipotesis dilakukan untuk tahun pelajaran 2012/2013, maka
membuktikan bahwa prestasi belajar digunakan uji-t pihak kanan. Uji-t pihak
siswa pada pembelajaran kimia dengan kanan dilakukan terhadap data selisih
metode NHT lebih tinggi dibandingkan nilai kognitif dan nilai afektif dengan taraf
dengan metode TPS pada materi signifikansi dipilih 5%. Hasil perhitungan
pelajaran tata nama senyawa kimia uji-t pihak kanan dirangkum pada Tabel
dan persamaan reaksi kimia 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis terhadap Selisih Nilai Pretest-Posttest pada Aspek Kognitif
Kelas N Rerata Daerah Kritis thitung Kesimpulan

Kelas Eksperimen NHT 30 34,43


DK ={t ‫׀‬ H0
1,88
thitung >1,67} Ditolak
Kelas Eksperimen TPS 27 29,67

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui dengan metode NHT lebih tinggi


bahwa harga thitung hasil uji-t pihak kanan dibanding dengan metode TPS pada
(1,88) lebih besar dari ttabel (1,67). Hal ini materi pelajaran tata nama senyawa
menyebabkan bahwa H0 ditolak. Maka kimia dan persamaan reaksi kimia
dapat dikatakan bahwa prestasi belajar semester gasal SMA Negeri 8 Surakarta
kognitif siswa dalam pembelajaran kimia tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis terhadap Nilai Aspek Afektif

Kelas N Rerata Daerah Kritis thitung Kesimpulan


Kelas Eksperimen NHT 30 125,07
DK ={t ‫׀‬
1,99
thitung >1,67} H0 Ditolak
Kelas Eksperimen TPS 27 118,96
kanan (1,99) lebih besar dari ttabel (1,67).
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui Hal ini menyebabkan bahwa H0 ditolak.
bahwa harga thitung hasil uji –t pihak

Copyright © 2013 15
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 11-18

Maka dapat dikatakan bahwa prestasi pretest-posttest aspek kognitif) harus


belajar afektif siswa pada pembelajaran memenuhi uji prasyarat yaitu normal
kimia dengan metode NHT lebih tinggi secara statistik dan variansi data dari
dibanding dengan metode TPS pada kedua sampel homogen. Berdasarkan
materi pelajaran tata nama senyawa Tabel 3 dan Tabel 4 semua kelompok
kimia dan persamaan reaksi kimia data terbukti normal dan homogen.
semester gasal SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan hasil pretest-posttest aspek
tahun pelajaran 2012/2013. kognitif dari kedua kelas sampel sesuai
Penelitian ini menggunakan uji Tabel 5 diketahui bahwa rata-rata selisih
prasyarat untuk mengetahui apakah nilai pretest-posttest pada kelas
analisis data untuk pengujian hipotetsis eksperimen NHT adalah 34,43
dapat dilanjutkan atau tidak. Dalam hal sedangkan pada kelas eksperimen TPS
ini uji prasyarat merupakan syarat yang adalah 29,67. Secara matematis rata-
harus dipenuhi agar uji-t dapat rata selisih nilai pretest-posttest pada
dilaksanakan. Uji prasyarat dilakukan kelas eksperimen NHT lebih tinggi dari
pada nilai mid semester gasal siswa pada kelas eksperimen TPS. Akan tetapi
kelas X.3 dan X.7 SMA Negeri 8 untuk membuktikan bahwa rata-rata
Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. selisih nilai pretest-posttest pada kelas
Sampel-sampel pada penelitian ini eksperimen NHT lebih tinggi dari pada
terdistribusi normal dan memiliki variansi kelas eksperimen TPS maka perlu
data yang homogen. Pada uji-t matching dilakukan uji-t pihak kanan. Berdasarkan
digunakan uji beda rerata dua pihak hasil uji-t pihak kanan terhadap rata-rata
untuk menyelidiki apakah dua sampel selisih nilai pretest-posttest seperti yang
kelas yang akan dikenai perlakuan tertera pada Tabel 5 dapat disimpulkan
setara atau tidak. Berdasarkan bahwa prestasi belajar kognitif siswa
terpenuhinya uji-t matching ini, maka dalam pembelajaran kimia dengan
kedua kelas sampel ini layak untuk metode NHT lebih tinggi dibanding
digunakan dalam penelitian kuasi dengan metode TPS pada materi
eksperimen ini. pelajaran tata nama senyawa kimia dan
Dalam penelitian ini sebelum persamaan reaksi kimia semester gasal
dilakukan pembelajaran materi pokok SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran
tata nama senyawa kimia dan 2012/2013.
persamaan reaksi kimia, terlebih dahulu Metode pembelajaran NHT dan TPS
dilakukan pretest. Pretest ini bertujuan memiliki kesetaraan dalam sintaknya dan
untuk mengukur kemampuan awal siswa relevan diterapkan pada materi tata
sebelum mereka mengikuti pembelajaran nama senyawa kimia dan persamaan
yang akan diberikan. Kemudian masing- reaksi kimia. Selain itu kedua metode ini
masing sampel diberikan pembelajaran juga sama-sama menuntut keaktifan
dengan perlakuan tertentu yaitu, kelas siswa dalam pembelajaran. Akan tetapi
X.3 diberikan metode pembelajaran NHT kedua metode ini memiliki perbedaan
dan kelas X.7 diberikan metode dalam pelaksanaannya dikelas.
pembelajaran TPS. Kedua metode Pelaksanaan pembelajaran yang
pembelajaran ini dilengkapi dengan berbeda ternyata menghasilkan hasil
modul pembelajaran yang dimaksudkan yang berbeda pula, Kedua metode
untuk menunjang proses belajar pembelajaran ini memiliki beberapa
mengajar dan sebagai bahan ajar kekurangan dan kelebihannya masing-
pelengkap untuk mengatasi kurangnya masing. Pada metode TPS kemungkinan
sumber belajar lain seperti buku terdapat dominasi dari siswa dalam
pelajaran. Setelah proses pembelajaran kelompok dan kesiapan siswa dalam
selesai pada kedua sampel dilakukan kelompok kurang terjaga. Hal ini dapat
posttest untuk mengetahui hasil prestasi terlihat ketika pada pembahasan hasil
belajar siswa. diskusi, hanya siswa yang aktif yang
Pengujian hipotesis dilakukan berusaha menjawab dan memberi
dengan menggunakan uji-t pihak kanan. tanggapan, sementara sebagian besar
Untuk itu data yang akan diuji (data siswa yang lain pasif, hanya diam dalam

Copyright © 2013 16
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 11-18

kelompok. Padahal keaktifan siswa pembelajaran dengan metode NHT lebih


dalam pembelajaran kooperatif tinggi daripada dengan metode
merupakan faktor yang penting untuk pembelajaran TPS. Selanjutnya
menunjang tujuan pembelajaran. berdasarkan hasil uji-t pihak kanan
Sedangkan pada metode NHT jika sesuai Tabel 6 diperoleh kesimpulan
terdapat siswa yang sangat aktif bahwa prestasi belajar afektif siswa
dikelompok akan menimbulkan sedikit pada pembelajaran kimia dengan
gangguan karena siswa tersebut akan metode NHT lebih tinggi dibanding
berusaha menjawab walaupun tidak dengan metode TPS pada materi
mendapat panggilan nomor dari guru. pelajaran tata nama senyawa kimia dan
Peran guru dalam mengatasi masalah persamaan reaksi kimia semester gasal
tersebut adalah dengan mengingatkan SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran
kepada siswa tersebut untuk bersabar 2012/2013. Hal ini dipengaruhi oleh
agar memberikan kesempatan kepada tingkat ketertarikan siswa terhadap
teman yang mendapat panggilan nomor pembelajaran yang dilakukan. Dalam
untuk menjawab pertanyaan yang pembelajaran NHT tingkat ketertarikan
diberikan guru. Para siswa dalam kelas siswa lebih tinggi dari pembelajaran
kooperatif diharapkan dapat saling TPS. Hal ini karena siswa lebih
membantu, saling mendiskusikan dan termotivasi untuk bersiap-siap ketika
berargumentasi untuk mengasah tiba-tiba guru memanggil nomor siswa
pengetahuan yang mereka kuasai saat untuk menjawab pertanyaan atau
itu dan menutup kesenjangan dalam menanggapi jawaban dari kelompok lain
pemahaman masing-masing [2]. Kurang dengan ini dapat memberikan dampak
aktifnya siswa pada metode TPS ini positif yang mengakibatkan prestasi
dikarenakan presentasi hanya diwakili belajar afektifnya lebih tinggi.
oleh sebagian siswa dalam kelompok. Berdasarkan hasil uji-t pihak kanan
Sedangkan pada metode NHT proses terhadap selisih prestasi belajar kognitif
pembelajarannya lebih merata karena dan prestasi belajar afektif, ternyata
siswa mendapatkan kesempatan yang keberhasilan siswa pada aspek afektif
sama dan kesiapannya terjaga sesuai menjadi faktor penunjang bagi
dengan pemanggilan nomor siswa keberhasilan pembelajaran pada aspek
secara acak oleh guru. Jadi pada kognitif. Hal ini terlihat pada metode
pembelajaran NHT ini mau tidak mau pembelajaran NHT yang memiliki
siswa dituntut untuk aktif dalam prestasi belajar afektif yang tinggi diikuti
kelompoknya, sehingga siswa dapat dengan hasil belajar pada aspek
lebih aktif terlibat dalam pembelajaran kognitifnya yang lebih tinggi dari
yang nantinya akan memberikan pembelajaran dengan metode TPS.
pengaruh positif terhadap tercapinya Berdasarkan penjelasan diatas
tujuan pembelajaran. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Pada penelitian ini perbedaan kimia dengan metode kooperatif tipe
prestasi belajar tidak hanya terjadi pada NHT menghasilkan prestasi belajar yang
aspek kognitif saja tetapi juga terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
pada aspek afektifnya. Prestasi belajar penggunaan metode kooperatif tipe TPS
afektif ini diberikan pada akhir pada materi pokok tata nama senyawa
pembelajaran bersamaan dengan kimia dan persamaan reaksi kimia kelas
posttest kognitif. Intrumennya berupa X semester gasal SMA Negeri 8
angket afektif yang mencangkup sikap, Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.
minat, nilai, konsep diri dan moral. Jadi metode yang lebih tepat untuk
Berdasarkan Tabel 6 diketahui digunakan dalam pembelajaran kimia
bahwa rata-rata nilai prestasi belajar pada materi pelajaran tata nama
afektif untuk pembelajaran dengan senyawa kimia dan persamaan reaksi
metode NHT adalah 125,07 dan untuk kimia adalah metode pembelajaran NHT.
metode pembelajaran TPS adalah
118,96. Secara matematis rata-rata nilai
prestasi belajar afektif untuk

Copyright © 2013 17
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 11-18

KESIMPULAN [8] Yerigan, T. 2008. Journal of College


Teaching & Learning. 5 (6), 19-24.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kimia
dengan metode kooperatif tipe NHT
menghasilkan prestasi belajar yang lebih
tinggi dibandingkan dengan penggunaan
metode kooperatif tipe TPS pada materi
pokok tata nama senyawa kimia dan
persamaan reaksi kimia kelas X
semester gasal SMA Negeri 8 Surakarta
tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini
terbukti dari hasil uji-t pihak kanan harga
thitung prestasi belajar aspek kognitif
(1,88) dan aspek afektif (1,99) lebih
besar dari ttabel (1,67).

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih penulis


sampaikan kepada Drs. H. Sarsidi, M.M
selaku Guru Mata Pelajaran Kimia SMA
Negeri 8 Surakarta.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Isjoni. 2011. Cooperative Learning.


Bandung: Alfabeta.

[2] Slavin, R.E. 2010. Cooperative


Learning Teori, Riset dan Praktik.
Terjemahan Nurulita Yusron.
Bandung: Nusa Media.

[3] Poerwodarminto. 2003. Kamus


Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

[4] Arikunto, S. 2010. Prosedur


Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

[5] Huda, M. 2011. Cooperative


Learning: Metode, Teknik, Struktur
dan Model Terapan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

[6] Hanafiah & Suhana, C. 2009.


Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Refika Aditama.

[7] Lago, R.G.M. 2007. Journal of


Higher Education Research. 5 (1),
209-223.

Copyright © 2013 18

Anda mungkin juga menyukai