NIM : 1686201018
RESUME
Lafaz Ayat Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 78, Artinya, dan Isi Kandungannya.
َ ٰ ون أُ َّم ٰهَتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَ َش ْئـًٔ"ا َو َج َع َل لَ ُك ُم ٱل َّس ْم َع َوٱأْل َب
َْص َر َوٱأْل َ ْفٔـِٔ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون ِ َُوٱهَّلل ُ أَ ْخ َر َج ُكم ِّم ۢن بُط
“Dan Allah mengeluarkan kau dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kau pendengaran, penglihatan dan hati, semoga kau
bersyukur.” (QS an-Nahl : 78)
Isi Kandungannya :
Ayat 78 surah an-Nahl ini masih bersahabat kaitannya dengan Surat Al-Mu’minun
Ayat 12 – 14 sebagaimana dijelaskan di atas. Pada ayat ini, Allah Swt. menegaskan bahwa
saat seorang anak insan dilahirkan ke dunia, beliau tidak tahu apaapa. Dengan kekuasaan dan
kasih sayang-Nya, Allah Swt. membekalinya dengan atribut tambahan yang nantinya
sanggup berfungsi untuk mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
Atribut-atribut tersebut ialah berupa tiga unsur penting dalam proses pembelajaran bagi
manusia, yakni: pendengaran, penglihatan dan hati/akal pikiran. Yang menarik untuk
ditelaah, bahwa ternyata telinga yakni unsur penting yang pertama kali dipakai bagi orang
yang berguru guna memahami segala sesuatu. Menurut sebuah teori inovasi modern, bayi
yang masih dalam kandungan sanggup menangkap pesan yang disampaikan dari luar dan ia
sangat peka. Maka ada hebat yang menyarankan semoga anak nantinya berkembang dengan
kecerdasan tinggi dan kehalusan budi, hendaknya selama di dalam kandungan ia sering
diperdengarkan musik klasik dan irama-irama yang lembut. Atau bila dalam konteks Islam,
hendaknya bayi dalam kandungan sering diperdengarkan ayatayat suci al-Qur’an, kalimah-
kalimah tayyibah. Karena diyakini bahwa sang bayi sanggup menangkap pesan menlalui
telinga itu.
تِ ْب ال َّس َما َوا َ قَا َل يَا آ َد ُم أَ ْنبِ ْئهُ ْم بِأ َ ْس َمائِ ِه ْم ۖ فَلَ َّما أَ ْنبَأَهُ ْم بِأ َ ْس َمائِ ِه ْم قَا َل أَلَ ْم أَقُلْ لَ ُك ْم إِنِّي أَ ْعلَ ُم َغي
َض َوأَ ْعلَ ُم َما تُ ْب ُدونَ َو َما ُك ْنتُ ْم تَ ْكتُ ُمون
ِ َْواأْل َر
“Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-
katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui
apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS Al-baqarah : 33)
Isi Kandungannya :
Awal ayat 31 : “ َو َعلَّ َم آَ َد َم اأْل َ ْس َما َء ُكلَّهَاDan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya”. Adapun nama-nama yang diajarkan oleh Allah kepada Adam, menurut
Mujahid adalah nama setiap binatang yang melata, nama setiap burung, nama burung gagak,
nama burung merpati, dan nama segala sesuatu. Menurut Ibnu Abbas, nama-nama yang diajarkan
oleh Allah kepada Adam adalah semua nama-nama yang dikenal oleh manusia dewasa ini, seperti
manusia, binatang yang melata, langit, bumi, tanah yang datar, tanah yang luas, laut, unta, keledai
dan lain sebagainya, hingga nama kentut yang berbunyi dan kentut yang tidak berbunyi. Dan
pendapat Ibnu Abbas inilah pendapat yang shahih, yaitu Allah mengajarkan segala macam nama
kepada Adam, baik dzat, sifat, maupun af’alnya (perbuatannya), baik yang besar maupun yang
kecil. Tengah ayat 31 ض هُ ْم َعلَى ْال َماَل ئِ َك ِة َ “ ثُ َّم ع ََرkemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat”. Maksudnya adalah Allah memperlihatkan nama-nama itu sebagaimana yang dikatakan
oleh Abdur Razak, dari Ma’mar, dari Qatadah: “Kemudian Allah mengemukakan nama-nama
tersebut kepada para malaikat.” Akhir ayat 31 َص ا ِدقِين َ “ فَقَا َل أَ ْنبِئُونِي بِأ َ ْس َما ِء َه ؤُاَل ِء إِ ْن ُك ْنتُ ْمlalu Allah
berfirman : "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar!". Maksud akhir ayat ini menurut Ibnu Abbas adalah Allah berfirman kepada
para malaikat : Sebutkanlah nama-nama benda yang telah Aku perlihatkan kepada kalian, wahai
para malaikat yang mempertanyakan : `Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah? Yaitu dari kalangan
selain kami; padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu? Jika ucapan kalian itu benar
bahwa jika Aku menciptakan khalifah di muka bumi ini selain dari golongan kalian ini, maka ia
dan semua keturunannya akan durhaka kepada-Ku, membuat kerusakan, dan menumpahkan
darah. Dan jika Aku menjadikan kalian sebagai khalifah di muka bumi, maka kalian akan
senantiasa mentaati-Ku, mengikuti semua perintah-Ku, serta menyucikan diri-Ku. Maka jika
kalian tidak mengetahui nama-nama benda yang telah Aku perlihatkan kepada kalian itu, padahal
kalian telah menyaksikannya, berarti kalian lebih tidak mengetahui akan sesuatu yang belum ada
dari apa-apa yang nantinya akan ada atau akan terjadi. Demikianlah penafsiran yang paling tepat
menurut Ibnu Jarir.