Anda di halaman 1dari 1

Si Monte dari Batak

Sore hari ketika Briliant selesai bermain, dia mencari mamanya untuk menanyakan
sesuatu. Briliant berpikir bahwa dia akan bahagia dengan apa yang akan didapatkan esok hari di
sekolahnya.
“Mama…besok ada market day di sekolah, enaknya aku jualan apa ya, mah?”, Tanya Briliant
pada mamanya.
Briliant ingin agar dagangannya esok hari habis terjual dann mendapat banyak uang.
Uang itu akan dia kumpulkan untuk membeli mainan. Anak seusia Briliant yang masih kelas dua
SD memang masih senang dengan mainan meskipun segala macam mainan di rumahnya sudah
lengkap.
“Seperti memo jaya aja, Nak. Toko mainan langgananmu itu”. Kata papanya sambil mneyeruput
teh manisnya.
Briliant menggambar sendiri tokoh-tokoh avanger pada stik es krimnya. Venom, hulk, kapten
amerika, dan masih banyak lagi. Dia berharap teman-teman di sekolahnya banyak yang membeli
mainan hasil karyanya itu.
Briliant menata rapi mainan stik es krimya di samping dagangan teman-temannya. Ada
yang jualan minuman, makanan, mainan, es, snak, dan yang lainnya. Briliant kecil yang energik
tidak malu menawarkan dagangannya pada teman-temannya yang lain.
“Kak, stik kak, ada gambarnya bagus lo..”.
Dagangan Briliant banyak terjual. Ternyata teman-temannya lebih menyukai mainan daripada
makanan dan minuman.
Salah satu temannya berdiri terpaku melihat-lihat sambil memegang stik es krim Briliant.
“Ini apa?”
“Stik es krim, saya gambari sendiri tokoh avenger. Bisa buat mainan juga lo”.
Briliant menjelaskan cara memainkan stik tersebut. Monte, nama anak yang berasal dari Batak
tersebut terheran-heran.
“Aku suka, aku mau beli, tapi….Dang Adong Hepeng”, kata Monte.
Briliant bingung karena tidak tahu apa maksudnya. Monte pun menjelaskan artinya.
“Aku tidak punya uang”, Jelas Monte.
Briliant akhirnya merelakan stik es krimya yang tinggal tersisa lima stik diberikan pada Monte
kakak kelasnya itu.
“Terima kasih, Kau baik, Dongan”, Kata Monte sambil menjabat tangan Briliant.

Anda mungkin juga menyukai