DISUSUN OLEH:
PROGRAM STUDI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ACARA II
UJI KELARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum
a. .Mengetahui kelarutan zat organik dalam bebrapa pelarut
b. Menentukan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya
2. Waktu praktikum
Jumat, 5 November 2021
3. Tempat praktikum
4. Lantai II, Laboratorium Kimia Lanjut, R.C.1.2, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Kelarutan merupakan keadaan suatu senyawa baik padat, cair ataupun gas
yang terlarut dalam padatan , cairan, atau gas yang akan membentuk laruta
homogen. Kelarutan tersebut bergantung pada pelarut yang digunakan serta
suhu dan tekanan. Dibidang farmasi, kelarutan memiliki peran penting dalam
menentukan bentuk sedian dan untuk menentukan konsentraasi yang dicapai
pada sirkulasi sistemik untuk menghasilkan respon farmakologi. (Yoga dan
Rini, 2018)
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas pelarut yaitu oleh
momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionic dan zat polar
lainnya. Sesuai dengan itu, air bercampur dengan alcohol dalam segala
perbandingan dengan melarutkan gula dan senyawa polihidroksi lain. Etanol
memiliki kelarutan yang mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam
eter P.
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat
terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH
larutan, dan untuk jumlah yang lebih kecil, bergantung pada terbaginya zat
terlarut. Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila dilarutkan dan
dikatakan mempunyai panas larutan negatif yang menyebabkan meningkatnya
kelarutan dengan kenaikan suhu. Kelarutan suatu zat akan bertambah seiring
dengan meningkatnya suhu.
1. Alat-Alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Penjepit kayu
c. Pipet tetes
d. Pipet volume 1 ml
f. Rubber bulb
g. Tabung reaksi
2. Bahan-Bahan Praktikum
a. Aquades (H2O12)
c. Butanol (C4H10O)
D. SKEMA KERJA
Anilin + H2O
Tidak larut
Asam benzoat
Asetaldehi
Butanol
Naftalena
+ H2O
Larut
Tidak larut + NaOH + Dietil Eter
+ Dietil Eter
Larut
Larut
HCl 5% NaHCO3 5%
Tidak larut
Tidak larut Larut
La
k La
H2SO4 96% La k
Se Ti m k
te us m m
Tidak larut Larut da La
ng La
ta us
k rut us m
ah k
La bir er
H3PO4 85% m
be
lar rut us
rw
ut ta
k
be
S1 S2
I N2 N1 MM B A2 A1 rw SA SB
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Asam I
× - × - × × - -
Benzoat
Naftalena × - × - × × - - I
Anilin × - × - √ - - - B
Tidak S1
Asetildeh √ √ - - - - - berubah
ida warna
× - N2
Butanol × - × - × √
Asam - - A1
× - √ √ - -
benzoat
- - I
Naftalena × - × - × ×
√ - N1
Anilin × - × - × √
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang uji kelarutan. Tujuan dari
praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui kelarutan zat organik dalam
beberapa pelarut dan menentukan golongan suatu zat organik berdasarkan
kelarutannya. Kelarutan didefenisikan dalam besaran kuantitatif sebagai
konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan
secara kualitatif didefenisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat
untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Kelarutan suatu bahan dalam
suatu pelarut tertentu menunjukkan konsentrasi maksimum larutan yang dapat
dibuat dari bahan dan pelarut tersebut.
Pada pencampuran pertama dengan Aquades (H2O), untuk asetildehid
hasilnya tidak larut dan menggumpal, butanol hasilnya tidak menggumpal
namun juga tidak larut dikarenakan tidak menyatu, asam benzoat juga tidak
larut saat dicampur aquades, begitupula dengan naftalena. Selanjutnya
pencampuran dengan NaOH 5%, Semua larutan seperti butanol, asam benzoat,
anilin, naftalena serta asetildehid tidak ada yang larut saat dicampur.
Kemudian pencampuran ketiga yaitu HCl saat dicampur dengan anilin bisa
larut dan berwarna bening, sedangkan butanol tidal larut, berwarna bening
sama seperti naftalena, untuk asetil dehid dan asam bezoat jug tidak laarut
saat dicampur HCl. Pencampuran keempat yaitu dengan dtambah H2SO4 saat
dicampur dengan butanol menjadi larut dan berwarna bening begitupula
dengan asetildehid juga menjadi larut dengan warna agak kemerahan,
sedangkan untuk naftalena dan asam benzoat setelah dicamput tetap tidak
larut. Saat asetildehid dicampur dengan H3PO4 warnanya berubah menjadi
merah kecoklatan, sedangkan butanol saat ditambahkan H3PO4 warnanya
menjadi ungu bening. Untuk florogusinol ditambah aquades dan dietil eter
menjadi larut dan saat dilakuan pengujian dengan kaertas lakmus berwarna
biru lakmusnya berubah menjadi merah.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat perbedaan tiap-tiap larutan
apabila dicampur dengan pelarutnya ada yang larut dan ada pula yang tidak
larut. Hal tersebut dari tiap-tiap larutan yaitu ada Anilin, Asam Benzoat,
Asetildehid, Butanol, Floroglusino l dan Naftalena yang dicampur dengan
pelarutnya yaitu Aquades (H2O) , NaOh 5%, HCl 5%, H2SO4 96%, dan H3PO4
pekat. Kemudian setelah membandingkan antara tabel hasil pengamatan
dengan tabel kelarutan sebenarnya terdapat banyak perbedaan, bahkan yang
sama itu hanya Naftalena. Hal tersebut disebabkan oleh hasil yang diperoleh
setelah melakukan percobaan dan pencampuran tidak sesuai. Kemungkinan
hal tersebut disebabkan oleh kurang teliti dalam melihat endapanya, atau
terlalu sebentar dikocok sehingga kemungkinan belum larut semuanya.
H. KESIMPULAN
a. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dikeahui kelarutan beberapa
zat organik seperti Anilin, Asam Benzoat, Asetildehid, Butanol,
Floroglusino dan Naftalena dalam beberapa pelarut yaitu Aquades (H2O) ,
NaOh 5%, HCl 5%, H2SO4 96%, dan H3PO4 pekat. Ada beberapa pelarut
yang walaupun telah dicampur dengan pelarutnya namun tetap tidak larut
atau tidak menyatu. Adapula yang larut atau bercampur dengan pelarutnya.
Hal yang menyebabkan larut atau tidaknnya yaitu bisa disebabkan oleh
penyesuaian teori yang walaupun sudah dicampur namun tetap tidak larut,
dan adapula yang disebabkan oleh kurangnya teliti dalam mengamati dan
pencampuran yang dilakukan kemungkinan takaran ukurannya tidak sesuai.
b. Berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa organik didalam air, eter, NaOH,
dan H2SO4, maka asetil dehid termasuk golongan S1, butanol termasuk
golongan N, asam benzoat termasuk dalam golongan A2, dan anilin
termasuk dalam golongan N. Air (H2O) merupakan pelarut paling efektif
untuk menentukan kepolaran suatu senywa.
I. SARAN
Diharapkan untuk praktikan agar kedepannya lebih teliti dan lebih baik
lagi dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSAKA