Anda di halaman 1dari 2

B.

Dasar Hukum
Ulama fiqih sepakat bahwa mudharabah disyaratkan dalam islam berdasarkan Al-
Qur’an, Sunah, Ijma’, dan Qiyas.132[3]
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an memandang mudharabah sebagai salah satu bentuk transaksi yang
penting dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayat yang berkenaan dengan
mudharabah, antara lain:
‫ضرب ُۡونَ فى ااۡل َ ۡرض ي ۡبتَ ُغ ۡونَ م ۡن فَ ۡ هّٰللا‬ ٰ
ِ‌ۙ ‫ض ِل‬ ِ َ ِ ِ ِ ۡ َ‫َواخَ ر ُۡونَ ي‬
Artinya:
“Dan mereka yang lain berjalan diatas bumi untuk menuntut karunia Allah
SWT.” (QS. Al-Muzammil: 20)
َ‫ هّٰللا َ َكثِ ۡيرًا لَّ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡفلِح ُۡون‬X‫ض ِل هّٰللا ِ َو ۡاذ ُكرُوا‬
ۡ َ‫ض َو ۡابتَ ُغ ۡوا ِم ۡن ف‬ ‫اۡل‬ ٰ
ِ ‫ فِى ا َ ۡر‬X‫ت الصَّلوةُ فَا ْنتَ ِشر ُۡوا‬ ِ ُ‫فَاِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan sholat, bertebaranlah kamu dimuka bumi dan
carilah karunia Allah SWT Dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
beruntung” (Al-Jumu’ah: 10)
ؕ ۡ‫ضاًل ِّم ۡن َّربِّ ُکم‬
ۡ َ‫س َعلَ ۡي ُکمۡ ُجنَا ٌح اَ ۡنت َۡبتَ ُغ ۡوا ف‬
َ ‫لَ ۡي‬
Artinya:
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu” (QS. Al-Baqarah: 198)
Menurut Abu Bakr Jabir Al-Jaza’iri (2002: 128), ayat tersebut berarti, berjalan
di bumi dengan jalan kaki dan terkadang berjalan untuk kebaikan orang-orang
muslim. Di antara ayat-ayat Al Qur’an di atas, terdapat kata yang dijadikan oleh
sebagian besar ulama fiqh adalah kata dharaba fil ardhi menunjukkan arti perjalanan
atau berjalan di bumi yang dimaksud perjalanan untuk tujuan berdagang
(mudharabah).
2. Hadis
Di antara hadis yang berkaitan dengan mudharabah adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Shuhaib bahwa Nabi SAW bersabda:
:ُ‫ث فِ ْي ِه َّن ْالبَ َر َكة‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم ق‬
ٌ َ‫ ثَال‬:‫ال‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ أَ َّن النَّب‬: ‫عن َع اَبِيَه قَ َل‬
ْ ‫ُحيْب‬ َ ‫ح بين ص‬ َ ‫ع َْن‬
ِ ِ‫صال‬
‫ت الَ لِ ْلبَي ِْع )رواه ابن ماجه عن صهيب‬ ِ ‫ َو َخ ْلطُ ْالبُ ِّر بِال َّش ِعي ِْر لِ ْلبَ ْي‬،ُ‫ضة‬ َ َ‫و ْال ُمق‬،
َ ‫ار‬ َ ‫اَ ْلبَ ْي ُع إِلَى أَ َج ٍل‬
Artinya:
Dari Shahih bin Suhaib dari bapaknya berkata: “bahwa Rasullullah SAW
bersabda, tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkatan yaitu jual beli
sampai batas waktu. Muqaradhah (memberi modal) dan mencampurkan
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (HR.
Ibnu Majah)
Hadis lain yang menjadi dasar kebolehan mudharabah adalah hadis riwayat
Thabrani.
Artinya:
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthallib,
jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah, maka ia
mensyaratkan agar dananya tidak di bawah mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan
tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan
Rasulullah pun membolehkannya”. (H.R Thabrani)
Di samping itu, para ulama juga beralasan dengan praktek mudharabah yang
dilakukan sebagian sahabat, sedangkan sahabat lain tidak membantahnya. Bahkan
harta yang dilakukan secara mudharabah di zaman mereka kebanyakan adalah harta
anak yatim, karena di Hijaz/Iraq lebih popular kata qiradh untuk mudharabah
tersebut. Oleh sebab itu, berdasarkan ayat, hadits dan praktek para sahabat tersebut,
para ulama fiqh menetapkan bahwa aqad mudharabah apabila telah memenuhi rukun
dan syarat, maka hukumnya adalah boleh. 1
Ayat dan hadis di atas menunjukkan bahwa mudharabah merupakan aktivitas
ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan satu sama lainya. Dalam
aktivitas muamalah sebagaimana yang dianjurkan dalam agama untuk saling tolong-
menolong pada jalan yang benar. Mudharabah juga suatu usaha yang mendapat
tempat yang baik dalam Islam dan Rasullulah SAW pun dalam masa hidupnya
mempraktekkan mudharabah bersama-sama para sahabat dan hal itu memenuhi
ketentuan-ketentuan syariat Islam.
3. Ijma'
Di antara ijma’ dalam mudharabah, adanya riwayat yang menyatakan bahwa
jamaah dari sahabat yang menggunakan harta anak yatim untuk mudharabah.
Perbuatan tersebut tidak ditentang oleh sahabat lainnya (al-Kasani, t.t: 79).
4. Qiyas
Mudharabah di qiyaskan al-Musyaqah (menyuruh seseorang untuk mengelola
kebun). Selain diantara manusia, ada yang miskin dan ada juga yang kaya. Di satu
sisi, banyak orang kaya yang tidak dapat mengusahakan hartanya. Di sisi lain, tidak
sedikit orang miskin yang mau bekerja, tetapi tidak memiliki modal. Dengan
demikian, adanya mudharabah ditujukan antara lain untuk memenuhi kedua golongan
diatas, yakni untuk kemaslahatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka

1
Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Medan: FEBI UIN-SU Press,2014), hlm.163.

Anda mungkin juga menyukai