SALINAN
PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH
NOMOR 90 TAHUN 2018
TENTANG
1
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
2
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI DAN
PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI
Bagian Kesatu
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti
Pasal 2
3
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. Cuti tahunan;
b. Cuti besar;
c. Cuti sakit;
d. Cuti melahirkan;
e. Cuti karena alasan penting;
f. Cuti bersama;
g. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali Cuti di luar
tanggungan Negara untuk persalinan keempat dan
seterusnya; dan
h. Cuti yang dipergunakan ke luar negeri, kecuali Cuti
besar yang akan digunakan untuk menjalankan
kewajiban agama.
Bagian Kedua
Pendelegasian Wewenang Pemberian Cuti
Pasal 3
4
(6) Dalam hal pejabat yang berwenang di lingkungan
Pemerintah Daerah yang masih berstatus sebagai
pelaksana tugas, tidak dapat menandatangani surat
persetujuan pemberian Cuti.
BAB III
SYARAT PEMBERIAN CUTI
Bagian Kesatu
Cuti Tahunan
Pasal 4
5
k. PNS yang menduduki jabatan guru pada sekolah
yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-
undangan, disamakan dengan PNS yang telah menggunakan
hak Cuti tahunan; dan
l. Cuti tahunan kepada PNS di lingkungan Pemerintah Daerah,
tidak dapat diberikan pada saat 5 (lima) hari sebelum dan
sesudah pelaksanaan Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri dan
Natal, kecuali PNS yang bekerja di unit pelaksana teknis
pada Perangkat Daerah yang membidangi urusan kesehatan
atau PNS dengan alasan yang sangat penting.
Bagian Kedua
Cuti Besar
Pasal 5
Bagian Ketiga
Cuti Sakit
Pasal 6
7
Bagian Keempat
Cuti Melahirkan
Pasal 7
Bagian Kelima
Cuti Karena Alasan Penting
Pasal 8
8
e. PNS laki-laki sebagaimana dimaksud dalam huruf d,
diberikan Cuti alasan penting paling lama 10 (sepuluh) hari
kalender bagi istrinya melahirkan normal dan diberikan
paling lama 15 (lima belas) hari kalender bagi istrinya
melahirkan operasi cesar;
f. dalam hal PNS mengalami musibah kebakaran rumah atau
bencana alam, dapat diberikan Cuti karena alasan penting
dengan melampirkan surat keterangan paling rendah dari
ketua rukun tetangga;
g. lamanya Cuti karena alasan penting ditentukan oleh Bupati
atau pejabat yang menerima delegasi wewenang paling lama
1 (satu) bulan;
h. PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia
yang rawan dan/atau berbahaya dapat mengajukan Cuti
karena alasan penting guna memulihkan kondisi kejiwaan
PNS yang bersangkutan;
i. untuk menggunakan hak atas Cuti karena alasan penting,
PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara
tertulis dengan menyebutkan alasan kepada Bupati atau
pejabat yang menerima delegasi wewenang;
j. hak atas Cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud
dalam huruf i, diberikan secara tertulis oleh Bupati atau
pejabat yang menerima delegasi wewenang;
k. dalam hal keadaan yang mendesak, sehingga PNS yang
bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari Bupati
atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas Cuti karena alasan penting, pejabat
yang tertinggi di tempat PNS yang bersangkutan bekerja
dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk
menggunakan hak atas Cuti karena alasan penting;
l. pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam
huruf k, harus segera diberitahukan kepada Bupati atau
pejabat yang menerima delegasi wewenang;
m. Bupati atau pejabat yang menerima delegasi wewenang
dapat memberikan hak atas Cuti karena alasan penting
setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf l; dan
j. selama menggunakan hak atas Cuti karena alasan penting,
PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keenam
Cuti Bersama
Pasal 9
9
c. bagi PNS yang pada saat Cuti bersama, karena tugasnya
harus memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga
tidak dapat melaksanakan Cuti bersama, dapat diberikan
tambahan Cuti tahunan sejumlah Cuti bersama tersebut;
d. PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas Cuti
bersama, hak Cuti tahunannya ditambah sesuai dengan
jumlah Cuti bersama yang tidak diberikan; dan
e. Cuti bersama sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat
dilaksanakan setelah dikeluarkan surat edaran dari Bupati
sebagai tindak lanjut ditetapkannya Keputusan Presiden.
Bagian Ketujuh
Cuti di Luar Tanggungan Negara
Pasal 10
10
BAB IV
KETENTUAN LAIN
Pasal 11
(3) Hak atas Cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf a sampai dengan huruf e yang akan dijalankan di luar
negeri, hanya dapat diberikan oleh Bupati.
11
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Ditetapkan di Koba
pada tanggal 31 Desember 2018
Cap/Dto
IBNU SHALEH
Diundangkan di Koba
pada tanggal 31 Desember 2018
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA TENGAH,
Cap/Dto
SUGIANTO
12
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH
NOMOR 90 TAHUN 2018
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
BANGKA TENGAH.
PNS Yang
No. Pejabat Jenis Cuti
Diberikan Cuti
1 2 3 4
1. Bupati 1. Cuti Diluar Esselon II, Esselon III
Tanggungan Negara. dan Esselon IV serta
2. Cuti yang Jabatan Fungsional
dipergunakan ke luar Umum/Tertentu.
negeri.
3. Cuti Bersama.
Cap/Dto
IBNU SALEH
13