Anda di halaman 1dari 9

DHF(Dengue Hemoragic Fever )

Definisi
• penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus
dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti ( betina )
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi, yang biasanya memburuk setelah dua
hari pertama. Uji tourniket akan positif
dengan/tanpa ruam disertai beberapa atau
semua gejala perdarahan (Soeparman, 1999)
Gambaran klinis
• bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara 13 – 15
hari, rata – rata 2 – 8 hari.
• Penderita biasanya mengalami ;
– Demam akut / suhu meningkat tiba-tiba (selama 2 – 7 hari).
– Sering disertai menggigil
– Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, hematoma ) serta
perdarahan :epitaksis, hematemesis, hematuria dan malena
– Keluhan pada saluran pernapasan ; batuk, pilek, sakit waktu menelan
– Keluhan pada saluran cerna ; mual, muntah, tak nafsu makan, diare,
konstipasi
– Keluhan sistem tubuh yang lain ; nyeri atau sakit kepala, nyeri pada
otot, tulang dan sendi, nyero otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal
pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan pada muka,
pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotopobia, otot-otot sekitar
mata sakit bila disentuh.
– Hepatomegali, splenomegali
KLASIFIKASI
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji
tourniquet (+), trombositopenia, dan hemakonsentrasi
2. Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan darah rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung
dan ujung jari ( tanda-tanda dini renjatan )
4. Derajat IV
Renjatan berat ( DSS ) dengan nadi tak teraba dan tekanan
darah tak dapat diukur
Kriteria klinis demam berdarah ( DHF )
1. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian
turun secara lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik,
seperti anoreksia, lemah, nyeri pada punggung, tulang,
persendian dan kepala
2. Manifestasi perdarahan ; uji tourniquet positif, petekie,
purpura, ekimosis, epitaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, malena.
3. Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus
4. Dengan / tanpa renjatan
Renjatan biasanya terjadi pada saat demam menurun ( hari
ke 3 dan ke 7 sakit ). Renjatan yang terjadi pada saat
demam biasanya mempunyai prognosis buruk.
5. Kenaikan nilai hematokrit / hemokonsentrasi
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah ; Leukopenia terjadi pada hari ke 2 atau 3, karena
berkuarangnya limfosit pada saat peningkatan suhu
pertama kali. Trombositopenia dan hemokonsentrasi. Uji
tourniquet positif merupakan pemeriksaan yang penting.
Masa pembekuan normal tapi masa perdarahan
memanjang.
2. Urine ; Mungkin ditemukan albuminuria ringan
3. Sum – sum tulang ; Pada awal sakit biasanya hiposeluler,
kemudian menjadi hiperseluler pada hari ke-5 dengan
gangguan maturasi
4. Serologi ; Dengan mengukur titer antibodi dengan cara
haemaglutination inhibition test ( HI Test ) atau dengan uji
pengikatan komplemen untuk mengetahui tipe virus yang
mungkin timbul kembali dari 4 serotipe yang ada.
Penatalaksanaan
DHF tanpa penyulit adalah ;
1. Tirah baring
2. Makanan lunak
Bila belum ada nafsu makan dianjurkan minum
banyak 1,5 – 2 liter dalam 24 jam.
3. Medikamentosa yang bersifat simptomatis
Antipiretik, kompres dingin
4. Antibiotika diberikan bila terdapat
kekhawatiran infeksi sekunder
5. Terapi cairan intra vena
6. Transfusi
KOMPLIKASI

1. Perdarahan pada semua organ tubuh


seperti; perdarahan ginjal, otak, jantung, patu-
paru, limfa dan hati karena pembuluh darah
mudah rusak dan bocor. Sehingga tubuh
kehabisan darah dan cairan, serta
menyebabkan kematian.
2. Enselopati
3. Gangguan kesadaran dan disertai kejang
4. Disorientasi
PENCEGAHAN
• Vaksin pencegahan DBD hingga saat ini belum tersedia.
• 1. Gerakan 3 M
a. Menguras tempat – tempat penampungan air secara teratur
sekurang – kurangnya sekali seminggu atau penaburan bubuk abate
ke dalamnya.
b. Menutup rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang
dapat menampung air
2. Pemberantasan vektor :
a. Fogging ( penyemprotan )
Kegiatan ini dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologis
memenuhi kriteria
b. Abatisasi
Semua tempat penampungan air di rumah dan bangunan yang
ditemukan jentik Aedes aegypti ditaburi bubuk abate dengan
dosis 1 sendok makan peres (10 gram) abate untuk 100 liter air

Anda mungkin juga menyukai