Seorang perempuan berusia 35 tahun , hamil 9 bulan diantar suaminya ke IGD PKM Pagesangan dengan
keluhan utama nyeri kepala, pandangan kabur dan nyeri ulu hati
1. Apakah kemungkinan diagnosis dari keluhan utama tersebut?
2. Data apakah yang Anda perlukan untuk menggali riwayat penyakit dan mengarahkan pada
diagnosis?
Learning Objective
Mahasiswa mengetahui kemungkinan diagnosis dari keluhan utama tersebut
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan epidemiologi dan klasifikasi hipertensi dalam
kehamilan
Mahasiswa mampu menyebutkan beberapa patofisiologi dari hipertensi dalam kehamilan
Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan
Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis hipertensi dalam kehamilan pada maternal
dan fetal.
Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan dipusat layanan
primer serta proses perujukannya. (meliputi sikap terhadap penyakitnya dan sikap terhadap
kehamilannya)
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dan prognosis dari hipertensi dalam kehamilan.
Step 4
- Seperti step 4 tutorial seven jump, mintalah mahasiswa untuk membuat mind map yang
menggambarkan alur pikir mereka dalam membuat DD.
- Minta mahasiswa untuk menentukan DD
Step 5
Menentukan LO:
- Data apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis? (pemeriksaan penunjang yang
diperlukan)
- LO terkait skenario, yaitu tentang hipertensi dalam kehamilan
Step 6
Mencari jawaban LO
Step 7
- Menjawab LO general tentang hipertensi dalam kehamilan , tutor memberikan jawaban data
pemeriksaan penunjang yang diminta oleh mahasiswa dan meminta mahasiswa untuk
menginterpretasikan
- Menyimpulkan
KETERANGAN SKENARIO:
DIAGNOSIS :
G3P2A0H2 36/37 minggu kehamilan tunggal + Presentasi kepala + Preeklampsia berat dengan
impending eklampsia
EPIDEMIOLOGI :
Hipertensi terjadi pada 5-10 % kehamilan.Preeklampsia merupakan hipertensi dalam kehamilan
yang mempengaruhi 2- 10% kehamilan diseluruh dunia.Lebih dari 4 juta wanita hamil tiap tahunnya
terjadi preeklampsia.Diperkirakan 50.000 sampai 70.000 wanita dan 500.000 bayi mati oleh karena
preeklampsia setiap tahunnya.Bahkan preeklampsia merupakan penyebab utama mortalitas dan
morbiditas pada janin dan penyebab 15-20% kematian ibu diseluruh dunia.Data di Indonesia
menyebutkan bahwa kematian ibu tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, preeklampsia-eklampsia dan infeksi.Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah berubah,
dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan preeklampsia-eklampsia
proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebabkan
oleh preeklampsia-eklampsia
PATOFISIOLOGI PREEKLAMPSIA
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.Banyak teori
telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, namun tidak ada satupun teori
tersebut yang dianggap mutlak benar.
Beberapa patofisiologi dari preeklampsia
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
3. Teori adaptasi kardiovaskuler
4. Teori defisiensi genetik
5. Teori defisiensi gizi
6. Teori Intorelansi imunologik antara ibu dan janin
7. Teori Inflamasi
Garis besar patofisiologi preeklampsia
4. Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal.
40 % edema dijumpai pada hamil normal
60 % edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi
80 % edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endothel kapiler.Edema yang
patologis adalah edema yang nondependen pada muka dan tangan, atau edema generalisata,
dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
5. Hematologis
Perubahan hematologis disebabkan oleh :
- Hipovelomia akibat vasospasme dan hipoalbuminemia
- Hemolisis mikroangiopatik akibat spasme arteriole dan kerusakan endothel
arteriole.
Perubahan tersebut dapat berupa :
a. Peningkatan hematokrit akibat hipovolemia
b. Peningkatan viskositas darah
c. Thrombositopenia : gejala dari hemolisis mikroangiopatik
Disebut thrombositopenia bila trombosit < 100.000 / cc
Hemolisis dapat menimbulkan destruksi eritrosit
6. Hepar
Perubahan pada hepar akibat vasospasme dan iskemia :
a. Terjadi “nekrosisakibat perdarahan periportal” pada lupus perifer
Keadaan ini menimbulkan peningkatan enzym hepar
b. Perdarahan ini dapat melebar dan meluas dibawah kapsula hepar disebut :“subscapular
hematoma” yang dapat menimbulkan rupture hepar, sehingga perlu pembedahan. Hematoma
subscapular inilah yang menimbulkan rasa nyeri epigastrium.
7. Neurologik
a. Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan vasogenik edema
b. Gangguan visus
Akibat spasme arteri retina dan edema retina terjadi :
- pandangan kabur
- skotomata
- Amaurosis : yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan +
- Ablatio retina : retinal detachment
c. Hiperrefleksi :
Hiperrefleksi sering dijumpai pada preeklampsia berat, namun bukan faktor prediksi terjadinya
eklampsia.
d. Kejang eklampsia
Penyebab kejang eklampsia belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang
adalah edema cerebri, vasospasme cerebri , iskemia
e. Perdarahan intracranial
Perdarahan intracranial meskipun jarang, namun dapat terjadi pada preeklampsia berat dan
eklampsia
8. Kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskuler disebabkan :
a. Peningkatan “cardiac afterload” akibat hipertensi.
b. Penurunan “cardiac preload”akibat hipovolemia.
9. Paru – paru
Penderita preeklampsia berat mempunyai risiko besar terjadinya edema paru.
Penyebab edema paru ialah :
a. Payah jantung kiri
b. Kerusakan sel endothel pada pembuluh darah kapiler paru
c. Menurunnya diuresis
10. Janin
Preeklampsia dan eklampsia memberi pengaruh buruk pada janin, yang disebabkan :
a. menurunnya perfusi uteroplasenta (karena hipovolemia, vasospasme dan kerusakan sel endothel
pembuluh darah plasenta).
b. iatrogenik prematuritas
Dampak preeklampsia dan eklampsia pada janin adalah
a. Intrauterine growth restriction (IUGR) dan oligohydramnios
b. Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak langsung akibat :
- Pertumbuhan janin terhambat
- Oligohidramnion
- Prematuritas
- Solusio plasenta
TATALAKSANA PREEKLAMPSIA
Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu dipertanyakan, bagaimana :
1) sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan, atau terapi medisinal
2) sikap terhadap kehamilannya; berarti mau diapakan kehamilan ini
a) apakah kehamilan akan diteruskan sampai aterm ?
Disebut perawatan kehamilan “konservatif” atau “ekspektativ “
b) apakah kehamilan akan diakhiri (diterminasi) ?
Disebut perawatan kehamilan “aktif” atau “aggressive “
Tujuan utama perawatan preeklampsiaialah :
a. Mencegah kejang
b. Mencegah pendarahan intra cranial
c. Mencegah gangguan fungsi organ vital
d. Melahirkan bayi sehat
Sikap terhadap penyakitnya:
1. Segera masuk rumah sakit untuk rawat inap.
2. Tirah baring miring ke satu sisi (kiri)
3. Pengelolaan cairan
a. Pengelolaan cairan pada penderita preeclampsia dan eclampsia sangat penting, karena
penderita preeclampsia dan eclampsia mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan
oliguria.
b. Monitoring : input cairan (melalui oral maupun infuse ) dan output cairan (melalui urine)
menjadi sangat penting. Artinya harus dilakukan pengukuran secara tepat berapa jumlah cairan yang
keluar melalui urine.
c. Pemberian cairan :
Cairan intravena :
1) Cairan yang diberikan adalah 5 % Ringer-dectrose atau cairan garam faali
jumlah tetesan : < 125 cc/jam
2) Atau Infuse Dextrose 5%. Yang tiap 1 liternya diselingi dengan infuse Ringer lactate (60-125
cc/jam) 500 cc.
3) Dipasang Foley Catheter : untuk mengukur output urine
d. Oliguriaterjadi bila produksi urine < 30 cc/jam dalam 2-3 jam atau < 500 cc/24 jam.
4. Pemberian obat anti kejang :
Magnesium Sulfat (MgSO4)
Magnesium sulfat menghambat atau menurunkan kadar acetylcholine pada rangsangan serat syaraf
dengan menghambat transmisi neuromuskuler. Tranmisi neorumuskuler membutuhkan kalsium pada
sinaps. Pada pemberian magensium sulfat, maka magnesium akan menggeser kalsium, sehingga aliran
rangsangan tidak terjadi (Terjadi kompetitif inhibitor antara kalsium dan magnesium). Kadar kalsium
yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja magnesium sulfat. Magnesium sulfat sampai saat ini
tetap menjadi pilihan pertama untuk anti kejang pada preeklampsia atau eklampsia.
Cara pemberian :
A. ALTERNATIF 1 (Pemberian kombinasi IV dan IM)
untuk layananprimer, sekunder dan tersier
Loading dose
- Injeksi 4g iv (MgSO4 20%) selama 5 – 10 menit
- Injeksi 10g im (MgSO4 40%)pelan (5 menit), masing – masing pada bokong kanan
dan kiri berikan 5g. Dapat ditambahkan 1mL (Lidokain 2%) untuk mengurangi
ketidaknyamanan
Maintenance Dose
- Injeksi 5g IM (MgSO4 40%)pelan (5 menit), pada bokong bergantian setiap 4 jam
hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang terakhir
B. ALTERNATIF 2 (Pemberian IV)
hanya untuk layanan sekunder dan tersier
- Injeksi 4g IV (MgSO4 dilakukan dilusi pada 100cc cairan) berikan selama 15 – 20
menit
- Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1g/jam dengan syringe / infusion pump
C. Jika didapatkan kejang ulangan setelah pemberian MgSO4
Tambahan 2g IV (MgSO4 20%) selama 10 menit, dapat diulang 2 kali.
Jika masih kejang kembali beri diazepam
Catatan :
- Pemberian secara infusion drip (tanpa menggunakan pump) tidak disarankan
- Syarat pemberian MgSO4 wajib dipenuhi (RR 16 – 24x/menit, refleks patela (+),
produksi urin 100cc/4jam sebelum pemberian (evaluasi tiap pemberian SM
maintenance (IM)pada ALTERNATIF 1, dan tiap 4 jam pada ALTERNATIF 2)
- Sediakan Calcium Glukonas sebagai antidotum
5. Anti hipertensi diberikan bila :
a. Desakan sistolik ≥ 180 mmHg
b. Desakan diastolik≥ 110 mmHg
Obat antihipertensi yang dapat diberikan
Obat Dosis Keterangan
200-2.400 mg/hari P.o
Labetalol terapi lini pertama
terbagi dalam 3 dosis
Tidak diberikan secara
Nifedipine 30-120 mg/hari P.o
sublingual
0,5-3 g/hari P.o terbagi tidak efektif untuk mengontrol
Methyldopa
dalam 2 sampai 3 dosis severe hipertensi
Thiazide diuretics terapi lini kedua
Angiotensin-converting Berkaitan dengan fetal
enzyme inhibitors/ anomalies, merupakan
angiotensin receptor kontraindikasi pada kehamilan
blockers dan masa prekonsepsi
Alur tatalaksana preeklampsia
1. Sindroma HELLP
Singkatan HELLP pertama kali diperkenalkan oleh Weinstein,tahun 1982, yang menjelaskan,bahwa
Sindroma HELLP,ialah preeklampsia-eklampsia yang mengalami :
H : hemolisis,
EL : elevated liver enzyme : tanda adanya disfungsi hepar
LP : low patelet count : thrombositopenia
Insidensi Sindroma HELLP : 2-12 % dari kasus preeklampsia-eklampsia.
DAFTAR PUSTAKA
American College of Obstetricians and Gynecologists, 2013, Task Force Hipertension in
Pregnancy
Angsar MD, 2005, Kuliah Dasar “Hipertensi Dalam Kehamilan”. Ed IV
Cuningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL,2014, Williams Obstetric
24th ed. McGraw Hill Education
Steegers EA, von Dadelszen P, Duvekot JJ, Pijnenborg R, 2010, Preeclampsia. Lancer 376,
631-44