Anda di halaman 1dari 39

PERTEMUAN 8

BAHAS TUNTAS :

KEPERAWATAN JIWA DAN


KEPERAWATAN GERONTIK
KEPERAWATAN
JIWA
Terapi modalitas kep. Jiwa
• Mengubah atau menata lingkungan agar tercipta perubahan
perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku
adaptif.
• Melatih agar mampu beradaptasi dengan lingkungan diluar RS

Terapi • Memodifikasi keyakinan dan sikap yang


lingkungan
mempengaruhi perasaan dan perilaku klien.
• Hubungan antara perawat dan klien
• Membantu menemukan stressos yang
untuk mengubah perilaku klien Terapi Terapi menjadi penyebab gangguan jiwa,
• Tahapan orientasi, tahapan kerja, individu lingkungan
selanjutnya mengidentifikasi dan mengubah
dan tahapan terminasi
pola fikir dan keyakinan yang tidak akurat
Terapi menjadi akurat.
biologis

• Terapi somatic didasarkan pada model medical di mana gangguan


jiwa dipandang sebagai penyakit murni karena gangguan pada
saraf
• pemberian obat, intervensi nutrisi,electro convulsive therapy
(ECT), foto terapi, dan bedah otak.
Terapi modalitas kep. Jiwa
• Terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga dimana
setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi sebagai terapis

Terapi
keluarga • Mengubah perilaku dengan memberi
• Mengkaji tingkat perkembangan, status contoh perilaku adaptif untuk ditiru klien.
emosional anak, hipotesa Terapi Terapi • Pasien phobia
diagnostiknya, dan melakukan bermain perilaku
intervensi untuk mengatasi masalah
anak. Terapi
aktivitas
• Anak deperesi, ansietas, child abuse kelompok • terapi yang menggunakan akivitas sebagai stimulus yang
terkait dengan pengalaman dan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok.
• membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi
• gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri , gangguan
• Berdiskusi antar sesama pasien dan dipimpin atau orientasi realitas, kurang inisiatif atau ide.
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas • Kegiatan : menonton televisi, membaca dan melihat gambar
kesehatan jiwa yang telah terlatih
• TAK: Stimulasi Persepsi, TAK Sosialisasi
Meningkatkan kemampuan
sosialisasi pada pasien
dengan isolasi sosial.
Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi

• Adalah gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan


sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
• Ada 5 : pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan dan
perabaan

• Comforting (ansietas sedang,


halusinasi menyenangkan) pengertian • Predisposisi : biologis (trauma kepala, narkotika) ,
• Comdemning (ansietas berat, psikologis (korban), sosbud (penolakan
halusinasi menjijikan) lingkungan)
• Controlling (ansietas berat, fase Faktor • Presipitasi : riwayat penyakit infeksi, penyakit
pengalaman sensori berkuasa) kronis atau kelainan struktur otak, adanya riwayat
• Conquering (panik, melebur dalam Rentang kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-
pengaruh halusinasi) respon kegagalan dalam hidup, kemiskinan
Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
• Membina hubungan saling percaya
• Mengenal halusinasi dan mampu
Tujuan
mengontrol halusinasi dengan menghardik
• Mengontrol halusinasi dengan enam benar
minum obat
• Mengontrol halusinasi dengan bercakap –
cakap
Evaluasi • Mengontrol halusinasi dengan aktifitas
sehari – hari

Pasien mampu:
1) Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
2) Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
3) Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi 1) Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
4) Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi 2) Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui empat cara
5) Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi: mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat,cakap
(a) Menghardik halusinasi cakap dan melakukan aktifitas di rumah
(b) Mematuhi program pengobatan 3) Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
(c) Bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi 4) Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk
(d) Menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mengatasi masalah pasien
mau tidur pada malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan 5) Menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
melaksanakan jadwal
tersebut secara mandiri
6) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan
halusinasi
Perilaku Kekerasan
Respons emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap
kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai
ancaman

pengertian

• Predisposisi : biologis (trauma kepala, narkotika) ,


psikologis (korban), sosbud (penolakan
lingkungan)
• Presipitasi : kekhawatiran, kehilangan, dan
Rentang respon Faktor serangan
Perilaku Kekerasan
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan penyebab marah
Tujuan
3) Menjelaskan perasaan saat penyebab marah/perilaku kekerasan
4) Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
5) Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan
6) Melakukan kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan
7) Memakan obat secara teratur
Tindakan 8) Berbicara yang baik saat marah
9) Melakukan kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah

Tindakan keperawatan kepada keluarga :


1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien. Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
2) Menjelaskan pengertian, tAnda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku a) Patuh minum obat
kekerasan/ risiko perilaku kekerasan. b) Fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal.
3) Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan. c) Sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan, menolak dan
4) Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan. meminta rasa marahnya
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
mendukung pasien untuk mengontrol emosinya.
6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur
Defisit Perawatan Diri
• Gangguan didalam melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan
diri, berhias, makan, toileting).

• Gangguan kebersihan diri, ditandai


dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit pengertian
• Predisposisi : biologis (penyakit fisik dan mental) ,
berdaki dan bau, kuku panjang dan
psikologis (korban), sosbud (Kurangnya dukungan
kotor.
Tanda dan sosial)
• Ketidakmampuan berhias/berdandan, Faktor
gejala • Presipitasi : penurunan motivasi, kerusakan
ditandai dengan rambut acak-acakan,
kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah yang
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
Tujuan
dialami individu
tidak sesuai, pada pasien laki-laki
tidak bercukur, pada pasien wanita
tidak berdandan.
• Ketidakmampuan makan dan minum
secara mandiri, ditandai dengan • Membina hubungan saling percaya
ketidakmampuan mengambil makan • Melakukan kebersihan diri secara mandiri
dan minum sendiri, makan • Melakukan berhias/berdAndan secara baik
berceceran, dan makan tidak pada • Melakukan makan dengan baik
tempatnya. • Melakukan BAB/BAK secara mandiri
Harga Diri Rendah
• berkembangnya persepsi diri yang negatif dalam
berespon terhadap situasi yang sedang terjadi

• Mengkritik diri sendiri


• Perasaan tidak mampu
• Pandangan hidup yang pesimis pengertian • Predisposisi : biologis (keturunan, trauma kepala) ,
• Penurunan produktifitas psikologis (penolakan, kegagalan), sosbud
• Penolakan terhadap kemampuan (penilaian negatif dari lingkungan, kondisi sosial
Tanda dan
diri Faktor ekonomi )
gejala
• Kurang memperhatikan perawatan • Presipitasi : riwayat trauma, ketegangan peran
diri, berpakaian tidak rapih, selera (transisi kanak-kanak ke remaja, anggota keluarga
Rentang
makan kurang, respon yang bertambah atau berkurang)
• tidak berani menatap lawan bicara,
lebih banyak menunduk, bicara
lambat dengan
• nada suara lemah.
Harga Diri Rendah
1) Membina hubungan saling percaya
Tujuan untuk 2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
6) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya
Tujuan untuk
keluarga

a) Mengenal masalah harga diri rendah


b) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
c) Merawat harga diri rendah
d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien
e) Menilai perkembangan perubahan kemampuan klien
Isolasi Sosial
• seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya

1) Perasaan sepi
2) Perasaan tidak aman
3) Perasan bosan dan waktu terasa pengertian
lambat • Predisposisi : biologis (keturunan, trauma kepala) ,
4) Ketidakmampun berkonsentrasi psikologis (penolakan, kegagalan), sosbud
Tanda dan
5) Perasaan ditolak Faktor (penilaian negatif dari lingkungan, kondisi sosial
gejala
6) Banyak diam ekonomi, usia, pendidikan )
7) Tidak mau bicara • Presipitasi : struktur otak, abuse dalam keluarga
Tujuan : pasien
8) Menyendiri mampu
9) Tidak mau berinteraksi
10) Tampak sedih
11) Ekspresi datar dan dangkal
12) Kontak mata kurang
a. Membina hubungan saling percaya
b. Menyadari isolasi sosial yang dialaminya
c. Berinteraksi secara bertahap dengan
anggota keluarga dan lingkungan
sekitarnya
d. Berkomunikasi saat melakukan kegiatan
rumah tangga dankegiatan sosial
Isolasi Sosial
1) Menjelaskan kebiasaan keluarga berinteraksi dengan klien.
2) Menjelaskan penyebab pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Pasien 3) Menyebutkan keuntungan bergaul dengan orang lain.
4) Menyebutkan kerugian tidak bergaul dengan orang lain.
5) Memperagakan cara berkenalan dengan orang lain,dengan perawat, keluarga, tetangga
6) Berkomunikasi dengan keluarga saat melakukan kegiatan sehari-hari
7) Berkomunikasi saat melakukan kegiatan sosial
8) Menyampaikan perasaan setelah interaksi dengan orang tua.
Keluarga 9) Mempunyai jadwal bercakap-cakap dengan orang lain.
10) Merasakan manfaat latihan berinteraksi dalam mengatasi isolasi sosial

• Membantu pasienberinteraksi dengan orang lain


• Mendampingi pasien melakukan aktivitas rumah tangga dan kegiatan sosial sambil
berkomunikasi
• Melibatkan pasien melakukan kegiatan harian di rumah dan kegiatan sosialisasi di lingkungan
• Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk interaksi sosial
• Memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi Isolasi sosial
• Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan rujukan
Gangguan Citra Tubuh
• sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar
termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk,
fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu

1) Perubahan dan hilangnya


anggota tubuh
2) Menyembunyikan atau pengertian
• Mengidentifikasi citra tubuhnya
memamerkan bagian tubuh yang
• Meningkatkan penerimaan terhadap citra
terganggu
tubuhnya
3) Menolak melihat bagian tubuh
• Mengidentifikasi aspek positif diri
4) Menolak menyentuh bagian tubuh
• Mengetahui cara-cara untuk
5) Aktifitas social menurun Tanda dan Tujuan : pasien
gejala mampu meningkatkan citra
6) Perasaan tidak berdaya, tidak
tubuh
berharga dan keputusasaan
• Melakukan cara-cara untuk
7) Keinginan yang tinggi terhadap
meningkatkan citra tubuh
bagian tubuh yang terganggu
• Berinteraksi dengan orang lain tanpa
8) Sering mengatakan kehilangan
terganggu
yang terjadi
9) Merasa asing terhadap bagian
tubuh yang hilang
Waham
• suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol

1) Cara berfikir magis dan primitif, pengertian


perhatian, isi pikir, bentuk, dan • Predisposisi : biologis (keturunan, trauma kepala) ,
pengorganisasian bicara kacau Tanda dan psikologis (penolakan, kegagalan), sosbud
2) Afek tumpul (kurang respons Faktor (penilaian negatif dari lingkungan, kondisi sosial
gejala
emosional, afek datar, afek tidak ekonomi, usia, pendidikan )
sesuai, reaksi berlebihan, • Presipitasi : struktur otak
Rentang respon
ambivalen)
3) Implusif
Tujuan : klien dapat

• Membina hubungan saling percaya


• Mengindentifikasi kemampuan yang
dimiliki
• Mengindentifikasi kebutuhan yang tidak
dimiliki
• Berhubungan dengan realistis
• Klien dapat dukungan dari keluarga
• Menggunakan obat dengan benar
KEPERAWATAN
GERONTIK
Lansia
• Usia > 60 tahun

pengertian

Dasar hukum
Jenis lansia pembinaan
lansia

• UU Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan


1) Tipe Kepribadian Konstruktif
Lansia,
2) Tipe Kepribadian Mandiri
• PP Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan
3) Tipe Kepribadian Tergantung
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia,
4) Tipe Kepribadian Bermusuhan
• KepPres Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi
5) Tipe Kepribadian Kritik Diri
Nasional Lansia
Posyandu Lansia
• wahana pelayanan yang dilakukan dari, oleh, dan untuk
lansia yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

pengertian
Pemeriksaan kemandirian dalam • Sasaran langsung : lansia >60 tahun
melakukan ADL, Pemeriksaan status • Sasaran tidak langsung
mental, status gizi, TD, HR, HB, Gula Jenis 1) Keluarga dimana usia lanjut berada
Sasaran
darah, protein urin, rujukan ke PKM, pelayanan
• 2) Organisasi sosial terkait
kegiatan olahraga rutin lansia, • 3) Masyarakat luas
penyuluhan kesehatan Tujuan dan
mekanisme

• Meningkatkan derajat kesehatan lansia


untuk mencapai masa tua yang bahagia
& berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat
• Mekanisme meja 1 (pendaftaran), meja 2
(pelayanan kesehatan oleh kader), meja
3 (pencatatan), meja 4 (penyuluhan
kesehatan dari pkm), meja 5 (pelayanan
medis)
Askep Gerontik

• Health promotion, preventif, mengoptimalkan


Fokus kep. fungsi mental, mengatasi gangguan kesehatan
Gerontik umum

PERUBAHAN FISIK,
Pengkajian data
PSIKOLOGIS DAN
PSIKOSOSIAL
Pengkajian status fungsional : index Katz Pengkajian status kognitif : MMSE (Mini Mental State Exam)

Pengkajian status kognitif : SPMSQ (Short Portable Mental Status


Questionaire)
Diagonsa

P+E+S
Penulisan

Jenis

• Aktual
• Resiko
• Promosi kesehatan
• Sindrom
Intervensi
Gangguan pemenuhan keb. Nutrisi Gangguan kebersihan diri Masalah mekanisme pertahanan diri
• Berikan makanan sesuai dengan kalori yang • Bantu lansia untuk melakukan upaya • Dorong aktifitas sosial dan komunitas,
dibutuhkan, kebersihan diri, • Dorong lansia untuk mengembangkan
• Banyak minum dan kurangi makanan yang • Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun hubungan,
terlalu asin, lunak yang mengandung minyak atau berikan • Dorong lansia berhubungan dengan
• Berikan makanan yang mengandung serat, skin lotion seseorang yang memiliki tujuan dan
• Batasi pemberian makanan yang tinggi • Ingatkan lansia untuk membersihkan telinga ketertarikan yang sama,
kalori, dan mata, • Dukung lansia untuk menggunakan
• Batasi minum kopi dan teh. • Membantu lansia untuk menggunting kuku. mekanisme pertahanan yang sesuai,
• Kenalkan lansia kepada seseorang yang
mempunyai latar belakang yang sama.
Gangguan keamanan dan keselamatan lansia Gangguan istirahat tidur
• Anjurkan dan latih menggunakan alat bantu • Sediakan tempat tidur yang nyaman,
• Latih berpindah dari tempat tidur ke kursi • Mengatur waktu tidur dengan aktivitas sehari- Ggn hubungan interpersonal melalui komunikasi
• Gunakan pengaman tempat tidur hari, • Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak
• Bantu lansia ke kamar mandi • Atur lingkungan dengan ventilasi yang cukup, mata,
• Usahakan ditemani jika berpergian bebas dari bau-bauan, • Mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan
• Letakkan bel dekat pasien • Latih lansia dengan latihan fisik ringan untuk dilakukan,
• Tempatkan di ruangan yang terjangkau memperlancar sirkulasi darah dan melenturkan • Menyediakan waktu berbincang-bincang
• Lantai bersih, rata dan tidak licin otot • Memberikan kesempatan lansia untuk
• Ada pegangan di WC • Berikan minum hangat sebelum tidur, misalnya mengekspresikan atau perawat tanggap
• Hindari lampu yang redup susu hangat • terhadap respon verbal lansia,
• Pejamkan mata sebentar jika berpindah dari • Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai
ruangan terang ke gelap dengan kemampuan lansia,
• Menghargai pendapat lansia.
TAK Lansia
• Stimulasi sensori musik
• ungkapan perhatian, kualitas dari musik memiliki andil
terhadap fungsi-fungsi struktur otak

• Orientasi realita pengertian


• Stimulasi presepsi
• Lansia diorientasikan pada kenyataan • Klien dilatih mempersepsikan stimulus
yang ada disekitar klien, yaitu diri Tanda dan yang disediakan atau stimulus yang
Faktor
sendiri, orang lain yang ada gejala pernah dialami.
disekeliling klien atau orang yang • membaca majalah, menonton acara
dekat dengan klien, dan lingkungan televisie
Tujuan
yang pernah mempunyai hubungan
dengan klien

• Sosialisasi
• Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara
bertahap dari interpersonal (satu per satu), kelompok, dan
massa. Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok
SOAL KEPERAWATAN JIWA
Contoh soal
Berikut ini adalah Jenis terapi modalitas pada Ny Y datang diantar oleh keluarganya karena
klien pada gangguan jiwa…. menolak makan dan mengatakan makan yang
disajikan terasa seperti muntahan, nanah dan
a. Intervensi nutrisi
terasa amis darah. Berdasarkan data diatas Ny Y
b. electro convulsive therapy (ECT) mengalami halusinasi..
c. foto terapi a. Pendengaran
d. bedah otak b. Penglihatan
e. terapi bermain c. Penciuman
d. Pengecapan
e. Perabaan
Contoh soal
Pada intervensi keperawatan, perawat melatih Ny Sejak Kecil Tn A mengatakan tidak pernah
Yuni untuk mengatakan, “Saya tidak mau dengar! mendapatkan kasih sayang dari orang tua, orang tua
Kamu tidak ada!” adalah salah satu cara selalu membeda-bedakan Tn A dengan kakak dan
mengontrol halusinasi dengan.. adiknya serta selalu dikatakan bahwa Tn A anak yang
membawa sial bagi keluarga. Berdasarkan data
a. Menghardik halusinasi
diatas, predisiposisi Tn A mengalami gangguan Jiwa
b. Bercakap-cakap dengan orang lain karena faktor...
c. Melakukan aktivitas yang terarah a. Genetik
d. Menggunakan obat secara teratur b. Biologis
e. Meningkatkan kontak dengan realita c. Psikologis
d. Neurobiologis
e. Neuro Transmiter
Contoh soal
Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien Evaluasi kemampuan keluarga defisit perawatan
perilaku kekerasan untuk intervensi obat adalah: bila diri berhasil apabila keluarga dapat, kecuali..
pasien mampu….
a. Mengenal masalah yg dirasakan dalam
a. Muka memerah, suara keras dan tinggi merawat pasien
b. Pasien mengatakan ingin memukul orang lain b. Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang
c. Keluarga mengatakan pasien baru saja dibutuhkan oleh pasien
merusak barang-barang dirumah c. Mengajak pasien kesalon kecantikan
d. Keluarga membuatkan jadwal kegiatan pasien d. Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda
sehari-hari kambuh dan rujukan.
e. Pasien mengatakan telah minum obat sesuai e. Merawat dan membimbing pasien dalam
aturan merawat diri
Contoh soal
Bila tidak dilakukan tindakan keperawatan pada Berikut adalah data subyektif yang Anda temukan
pasienharga diri rendah dengan benar dan pada pasien dengan harga diri rendah….
berkelanjutan, maka akan berakibat munculnya
a. Pasien mengatakan saya bodoh suster, saya
diagnosa….
tidak bisa apa-apa suster
a. Isolasi Sosial:menarik diri
b. Semua pekerjaan dapat saya kerjakan suster
b. Waham
c. Saya seorang presiden lo suster
c. Perilaku kekerasan
d. Walaupun saya sakit jiwa suster tapi saya ini
d. Mencederai diri dan orang lain seorang pewaris kerajaan Inggris
e. Halusinasi e. saya merasa seperti ada yang mengikuti saya
Contoh soal
Setelah membina hubungan saling percaya, tindakan Data obyektif yang dapat diobservasi pada pasien
keperawatan selanjutnya yang harus Anda lakukan dengan gangguan citra tubuh adalah….
untuk pasien menarik diri adalah:
a. Perubahan dan hilangnya anggota tubuh, baik
a. Menilai kemampuan yang masih bisa digunakan struktur, bentuk dan fungsi
b. Berkenalan dengan satu orang b. Menyembunyikan atau memamerkan bagian
tubuh yang terganggu
c. Menetapkan tujuan hidup
c. Menolak melihat bagian tubuh
d. Menyusun jadwal kegiatan
d. Menolak menyentuh bagian tubuh
e. Bergaul dengan orang lain
e. Pasien mengatakan malu dengan dirinya
SOAL KEPERAWATAN
GERONTIK
Contoh soal
Prinsip otonomi pada prinsip etik perawatan pada Tipe lansia yang memiliki kecenderungan
lansia adalah mengalami post power sindrome, apalagi jika
pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang
a. Prinsip bahwa seorang inidividu mempunyai
dapat memberikan otonomi pada dirinya,
hak untuk menentukan nasibnya, dan
merupakan tipe lansia..
mengemukakan keinginannya sendiri.
a. Konstruktif
b. Pelayanan pada lansia harus memandang
seorang lansia yang sakit dengan pengertian b. Kepribadian mandiri
dan kasih sayang
c. Kepribadian tergantung
c. Prinsip pelayanan pada lansia harus
d. Kepribadian bermusuhan
memberikan perlakuan yang sama bagi
semua. e. Dependent
d. Pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada
keharusan untuk mengerjakan yang baik
e. Pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada
keharusan untuk berbicara jujur
Contoh soal
Menyarankan lansia untuk olah raga secara teratur Lansia mengalami perubahan sosial ekonomi karena
termasuk fokus keperawatan gerontik: pensiun. Data yang perlu dikaji adalah….
a. Health Promotion a. Bagaimana mengatasi stres yang di alami
b. Prevention b. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
c. Kuratif c. Apakah lansia sering mengalami kegagalan
d. Supportif d. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi
waktu luang
e. Rehabilitatif
e. Berapa gaji yang dimiliki saat masih bekerja
Contoh soal
Lansia perlu pendekatan spiritual, data yang perlu Lansia yang tinggal di Panti Werdha sebagian besar
dikaji pada perubahan spiritual adalah…. mengalami penurunan tajam penglihatan, beberapa
orang diantaranya pernah jatuh. Diagnosis
a. Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah
keperawatan yang dapat dirumuskan dari kasus
apakah dengan berdoa
tersebut adalah..
b. Apakah optimis dalam memandang suatu
a. Risiko cidera pada kelompok lansia di Panti
kehidupan
Werdha
c. Bagaimana mengatasi stres yang di alami
b. Ketidakberdayaan pada kelompok lansia di Panti
d. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri Werdha
e. apa agama yang dianut sekarang c. Risiko perdarahan pada kelompok lansia di Panti
Werdha
d. Gangguan mobilitas fisik pada kelompok lansia
di Panti Werdha
e. Harga diri rendah
Contoh soal
Perawat sedang merawat Tn. J usia 69 tahun di panti Perawat sedang mengkaji Ny. W usia 67 tahun yang
werda. Klien mengeluh sangat putus asa dan sudah datang ke poli geriatric. Klien mengeluh sering sakit –
tidak bisa lagi menjalani hidup ini. Klien pernah sakitan khususnya pada bagian tulang – tulang dan
mencoba untuk melakukan percobaan bunuh diri persendian. Klien mengatakan baru kali ini
namun digagalkan oleh lansi lain yang di memeriksakan kesehatannya. Perawat akan
ruangannya. Klien merasa tidak ada lagi yang melakukan pemeriksaan pada klien. Manakah
memperhatikannya sehingg tidak layak lagi hidup di pertimbangan perubahan normal yang terjadi pada
dunia ini. Apakah intervensi utama yang diberikan lansia ..
perawat untuk kasus diatas ..
a. Tremor
a. Memindahkan benda – benda yang berpotensi
klien gunakan untuk bunuh diri b. Edema

b. Melakukan edukasi tentang makna hidup yang c. Mata rabun


lebih bermanfaat d. Berkurangnya reflek tubuh
c. Berkomunikasi terapeutik terhadap masalah e. Inkontinesia urin
yang dialami klien
d. Melakukan konseling untuk mendengarkan
masalah klien
e. Mengajak klien berkenalan dengan orang lain
Contoh soal
Klien Tn. G usia 68 tahun datang ke puskesmas Klien Tn. A 60 tahun datang ke poli geriatri dengan
dengan keluhan pusing dan demam. Klien masalah polymyalgia rheumatic. Klien mengatakan
mengatakan seharian berada di sawah dan berpanas sakit dan kaku saat berjalan dan bergerak. Kekakuan
– panasan di bawah terik matahari. TTV TD 130/90 dirasakan pada bahu, leher, dan persendian lutut dan
mmHg, T 38,5c, HR 120 x/m, RR 24 x/m. Klien kaki. TTV TD 120/80 mmHg, T 37,6c, HR 80 x/m, RR 20
terpasang infus RL 20 tpm. Tampak lemas, dan x/m, perawat akan melakukan edukasi tentang
merasa haus. Manakah diagnosis keperawatan yang makanan yang harus dihindari. Manakah makanan
paling tepat untuk kasus tersebut.. yang harus dihindari untuk dikonsumsi oleh lansia
pada kasus diatas ..
a. Hyperthermia
a. Minyak kelapa dan mangga
b. Intoleransi aktifitas
b. Tauge dan mie instan
c. Gangguan proses pikir
c. Jamur dan sarden
d. Gangguan suhu tubuh
d. Nasi dan cabai
e. Gangguan nutrisi
e. Mangga dan jeruk

Anda mungkin juga menyukai