Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhamad Aris

Nim : 020419239

Prodi : D3 Keperawatan

Tingkat/Semester : Semester IV

Study : Keperawatan Maternitas

Dosen : Ns. Prystia Riana Putri, M. Kep

Tugas !!!

Pertemuan Ke-5

1. Buatlah rangkuman mengenai pemeriksaan Leopold I, II, III, IV


Rangkuman:

PEMERIKSAAN LEOPOLD

Pemeriksaan leopold diperkenalkan oleh Christian Gerhard Leopold adalah seorang


ginekolog jerman yang lahir di Meerane, Saxony. Pemeriksaan leopold dilakukan pada ibu
hamil, Usia kehamilan(UK) Trimester III. Pemeriksaan leopold ini tedapat pada Leopold I,
Leopold II, Leopold III, Dan Leopold IV.

Tujuan :

 Untuk mengetahui letak posisi janin

LEOPOLD I

Tujuan :

 Untuk mengetahui bagian teratas janin


 Untuk menentukan usia kehamilan

Cara Kerja :

1. Ibu diminta berbaring dengan kaki di tekuk


2. Pemeriksa berdiri di samping kanan dan menghadap ke wajah ibu dan hangkatkan
tangan terlebih dahulu
3. Mulai meraba dengan mantak, namun tetap lembut atau kedua tangan meraba bagian
fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri
4. Susuri area tengah perut ibu hingga atas dan rasakan bagian teratas dari janin atau
meraba yang bagian ada pada fundus.

Bila :

1. Terasa bulat, keras dan melenting saat ditekan maka bagian tersebut adalah Kepala
2. Terasa bulat, lunak dan tidak melenting saat ditekan maka bagian tersebut adalah
bokong

Pada leopold I biasanya bidan akan mengukur Tinggi Fundus Uteri(TFU) untuk
memperkirakan usia kandungan.Hal ini bisa dilakukan 2 cara :

1. Mc Donald atau mengukur dengan pita pengukur


Ukur jarak fundus uteri dengan simpisis bupis

Rumus :

UK(Bulan) = TFU (cm) x 2

Atau

UK(Minggu) = TFU (cm) x 8

2. Jari
Cara ini bagus juga untuk di ingat karena hanya menggunakan dengan cari dan
tidak perlu menggunakan alat

Minggu 12 : 1-2 jari diatas simpisis


Minggu 16 : Pertengahan antara simpisis dan pusat

Minggu 20 : Tiga jari di bawah pusat

Minggu 24 : Sepusat

Minggu 28 : Tiga jari diatas pusat

Minggu 32 : Pertengahan pusat - Px

Minggu 36 : Tiga jari dibawah Px

Minggu 40 : Pertengahan pusat - Px

LEOPOLD II

Di lakukan untuk menentukan letak punggung janin.

Dengan cara setelah melakukan leopold I:

1. Letakkan kedua tangan pemeriksa beradadi sebelah kanan dan kiri perut ibu
2. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri
kearah kanan
3. Raba perut sebelah kanan mengguinakan tangan kiri dan rasakan bagian apa yang
ada di sebelah tangan kanan

Bila :

1. Teraba panjang atau lebar dan keras maka posisi peraba adalah punggung
2. Teraba kecil-kecil, batas tidak jelas maka bagian tersebut terdapat ekstrimitas atau
jari-jari bayi

LEOPOLD III

Tujuan :

 Untuk menentukan bagian terbawah dari janin

Pada leopold III yang meraba hanya salah satu tangan pemeriksa yaitu menggunakan
jempol atau ibu jari dan jari-jari lainnya untuk menahan pada fundus uteri.

Bila :
1. Terasa bulat, keras dan melenting saat ditekan maka bagian tersebut adalah Kepala
2. Terasa bulat, lunak dan tidak melenting saat ditekan maka bagian tersebut adalah
bokong
3. Terasa atau teraba kosong kemungkinan letak lintang

Setelah dengan menentukan letak bagian terbawah janin

Bila :

 Masih bisa di goyang = Belum Masuk PAP


 Tidak bisa di goyang = Sudah Masuk PAP

Ket : PAP = Pintu Atas Panggul

LEOPOLD IV

Tujuan :

 Untuk memastikan bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum

Cara kerja :

1. Pemeriksa meminta ibu untuk menguluruskan kakinya dan menghadap ke kaki ibu
2. Kedua tangan pemeriksa menekan dengan lembut menyusuri perut ibu hingga ke
bawah

Bila :

1. Kedua tangan pemeriksa dapat saling bertemu maka bagian bawah janin belum
masuk PAP atau Konvergen
2. Kedua tangan pemeriksa tidak saling bertemu maka bagian bawah janin sudah
masuk PAP atau Divergen

2. Menurut anda, Mengapa pemeriksaan leopold itu penting ?

Jawab :
Untuk dijalani agar kondisi kesehatan ibu dan anak dapat terpantau. Dengan
pemeriksaan rutin selama kehamilan untuk memantau kondisi serta letak posisi janin
sehingga dapat menentukan persalinan yang terbaik

3. Kapan pemeriksaan Leopold dilakukan ?

Jawab :

Saat menjalani pemeriksaan kandungan rutin di trimester tiga kehamilan atau saat
kontraksi sebelum persalinan.

4. Apa yang dimaksud dengan Antenatal Care (ANC)?


Jawab :
Antenatal care mengacu pada perawatan yang diberikan kepada ibu yang diharapkan dari
saat pembuahan dikonfirmasi sampai awal persalinan. Ini sebuah layanan hemat biaya
pencegahan.
ANC adalah penilaian klinis kehamilan ibu dan janin, dengan tujuan memperoleh hasil
yang tebaik bagi ibu dan anak
5. Apa perbedaan kunjungan ANC I, ANC II dan ANC III?
Jawab :
Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal :
a. Satu kali kunjungan selama trimester I(selama 14 minggu)
o Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil
o Mendeteksi masalah dan menanganinya
o Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
o Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
o Mendorong perilaku yang sehat(gizi, latihan, dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya)
b. Satu kali kunjungan selama trimester II(selama minggu 14-28)
o Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsia(tanya ibu tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau tekanan
darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)
c. Dua kali kunjungan selama trimester III(antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke-36)
Antara minggu 28-36 :
o Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah
ada kehamilan ganda

Setelah 36 minggu:

o Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
6. Mengapa kunjungan ANC penting dilakukan oleh ibu hamil?
Jawab :
Sangat penting. Melalui ANC berbagai informasi serta edukasi terkait kehamilan dan
persiapan persalinan bisa diberikan kepada ibu hamil sejak dini mungkin. Kurangnya
pengetahuan mengenai tanda bahaya kehamilan sering terjadi karena kurangnya
kunjungan ANC. Kurangnya kunjungan ANC ini bisa menyebabkan bahaya bagi ibu
maupun janin seperti terjadinya pendarahan saat masa kehamilan karena tidak
terdeteksinya tanda bahaya.

Anda mungkin juga menyukai