Anda di halaman 1dari 4

URGENSI PENDIDIKAN ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19

Oleh : Anggi Novia Julianti

Mahasiswa BPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saat ini dunia sedang digemparkan oleh wabah penyakit yang berasal dari kota Wuhan,
China. Penyakit yang berasal dari infeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Virus ini biasa disebut COVID-19, virus yang dapat menyerang pada gangguan
sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti
pneumonia. Virus ini pertama kali dilaporkan pada badan WHO tanggal 31 Desember 2019 di
negara yang pertama terkonfirmasi yaitu China tepatnya di kota Wuhan. Akibat kemunculan
virus ini menyebabkan banyak perubahan pada aspek kehidupan yang semakin hari semakin
mengkhawatirkan.

Virus COVID-19 pertama muncul di Indonesia pada 02 Maret 2020, hal ini menimbulkan
dampak yang sangat besar mulai dari dunia perekonomian semakin lemah, hubungan sosial
semakin menurun yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama,
terutama pada dunia pendidikan. Angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia merupakan
angka kematian tertinggi di Asia Tenggara, akibatnya pemerintah mengeluarkan kebijakan
seperti isolasi mandiri, social and physical distancing hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) diberbagai kota. Keadaan seperti ini tentunya berdampak besar pada perkembangan
pendidikan anak, dimana anak dituntut untuk belajar mandiri dan belajar secara daring (dalam
jaringan).

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka secara
langsung antara guru dengan siswa, tetapi dilakukan secara online melalui jaringan internet
dengan aplikasi pembelajaran yang telah disediakan. Sistem pembelajaran daring ini bukan
hanya dilakukan di Indonesia saja, melainkan diseluruh belahan dunia. Hal ini menjadi
problematika yang sangat serius bagi para guru dan juga orang tua, karena dalam posisi seperti
ini guru dituntut untuk mengelola dan mendesign media pembelajaran dan orang tua dituntut
untuk mendampingi anaknya ketika melakukan pembelajaran, dengan adanya pembelajaran
online penyebaran Virus COVID-19 dapat mengurangi tingkat penyebaran COVID-19.
Pembelajaran daring ini dilakukan mulai dari sekolah Taman Kanak-kanak (TK) hingga
perguruan tinggi, tidak hanya guru yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring ini.
Siswa pun mengalami kesulitan, mulai dari faktor eksternal ataupun internal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa atau mahasiswa dalam pembelajaran online yaitu mulai dari siswa belum
memiliki gadget, jaringan internet kurang memadai, kurang interaksi antara siswa dan guru, serta
banyaknya tugas yang diberikan oleh guru.

Kemunculan virus COVID-19 mengharuskan semua kegiatan yang kita lakukan di luar
rumah terhenti dan harus dilakukan secara daring (dalam jaringan). Pembelajaran online (daring)
memang unggul dalam segi waktu dan tempat, karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Namun hal ini pun memiliki kelemahan seperti cepat lelah, kurang interaksi sosial dengan guru,
kurang induktif dan sulitnya untuk mencapai implementasi PPK (Penguatan Pendidikan
Karakter) bagi pembelajaran.

Anak-anak sudah cukup depresi menghadapi situasi keadaan seperti sekarang ini ketika
mereka dikurung di dalam rumah, dibatasi gerek dan tidak boleh pergi ke sekolah. Situasi
pembelajaran daring seperti sekarang tidak hanya menjadi tantangan besar bagi anak melainkan
juga bagi orang tua, karena orang tua yang dituntut untuk mendampingi anak dalam proses
pembelajaran daring (dalam jaringan).

Orang tua memiliki peranan penting dalam membimbing dan memotivasi anak, karena
orang tua merupakan pengajar pertama bagi anak sebelum anak memasuki dunia sekolah. Pada
situasi seperti sekarang ini peran orang tua selain membimbing dan memotivasi anak, mereka
juga harus membantu anak agar dapat belajar dengan efektif dan nyaman, baik belajar di sekolah
maupun di rumah.

Peranan orang tua dalam pembelajaran daring anak merupakan salah satu faktor eksternal
bagi anak, karena orang tua menjadi pengganti guru di rumah. Karena peranan orang tua sangat
menentukan keberhasilan pendidikan pada anak, peran orang tua selain menjadi ibu dan ayah
mereka juga berperan sebagai pendidik bagi anak, motivaror bagi anak, fasilitator bagi anak dan
pembimbing bagi anak.

Pendampingan yang harus dilakukan oleh orang tua ketika anak belajar daring (dalam
jaringan) misalnya mendampingi anak ketika belajar, memneri perhatian kepada anak, membantu
anak ketika mengalami kesulitan, memberikan dorongan dan motivasi kepada anak, memberi
pengawasan dan memberi fasilitas agar anak semangat dalam belajar.

Tidak hanya peranan orang tua yang menjadi faktor pendukung atau penghambat anak
dalam pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 ini, penggunaan media pembelajaran
dalam proses mengajar merupakan salah satu proses belajar mengajar yang bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran di masa pandemi COVID-19.

Handphone merupakan salah satu faktor pendukung dan penghambat bagi pembelajaran
daring anak, handphone dapat dikatakan sebagai faktor pendukung karena kegiatan belajar
mengajar melalui daring menggunakan handphone lebih mudah dibandingkan dengan laptop.
Namun faktor penghambatnya adalah salah satu siswa tidak memiliki handphone karena
perekonomian yang sulit, sehingga hal ini dapat menjadi penghambat dalam kegiatan belajar
mengajar secara online.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah dilakukan sekitar kurang lebih dua tahun. Apa usaha
yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani pendidikan di masa seperti sekarang ini?

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini
khususnya dalam bidang pendidikan adalah dengan cara membuat program belajar di Televisi
dan kurikulum darurat. Kementerian Komunikasi dan Informatika juga ikut turun tangan dalam
memberikan dukungan pembelajaran dari rumah melalui pembelajaran melalui program Televisi
hingga beragam aplikasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga
mengeluarkan pengalokasian dana BOS untuk pembelian pulsa, paket data dan layanan platform
online bagi guru ataupun siswa. Selain itu Kemendikbud juga mengeluarkan surat Edaran Nomor
4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran
COVID-19.

Selain itu Forum Anak Nasional melakukan survei pada akhir Maret 2020 yang
melibatkan ratusan anak diseluruh Indonesia hampir 60% anak merasa tidak terlalu senang dalam
pembelajaran daring (dalam jaringan). Karena materi yang disampaikan oleh guru sulit untuk
dipahami, keterbatasan jaringan internet dan sulitnya ekonomi. Dalam menghadapi situasi seperti
ini, diperlukan iklim positif di rumah dan kesehatan mental terjaga, agar anak belajar dengan
nyaman dan efektif.
Cara belajar di rumah agar tetap efektif dan lancar adalah dengan cara orang tua
menciptakan suasana yang membuat anak tidak mudah bosan, ritme belajar anak harus diatur
agar anak tidak tertekan, orang tua harus membatasi anaknya dalam penggunaan handphone atau
televisi karena kedua benda tersebut dapat menghilangkan fokus anak ketika sedang belajar, dan
jangan lupa refreshing. Refreshing disini adalah melakukan hal-hal yang kita sukai, karena
refresing penting untuk menjaga anak tetap fokus dan segar.

Orang tua juga harus lebih mengarahkan dan membimbing anak ketika pembelajan
daring, apabila orang tua sibuk maka titipkan anak kepada keluarga, agar ada orang yang
mendampingi anak ketika sedang kegiatan belajar.

Setahun lebih pandemi di Indonesia sudah membuat kehidupan masyarakat Indonesia


dibatasi dengan adanya PSBB, peristiwa ini memberikan suka duka kepada para anak-anak yang
belajar daring di rumah. Dengan adanya peraturan yang dibuat oleh pemerintah membuat virus
COVID-19 mulai mereda dan membuat sekolah-sekolah atau perguruan tinggi sudah bisa
melakukan pembelajaran secara luring (luar jaringan), meskipun tidak seperti dahulu. Namun hal
ini membuat anak-anak menjadi senang, karena akan bertemu teman-temannya kembali ataupun
suasana belajar di sekolah yang begitu asik.

Anda mungkin juga menyukai