Kelas : X IPS 4
Kronologi peristiwa G30S PKI dimulai dengan kasus penculikan tujuh jenderal
oleh sekelompok pasukan. Tiga di dari tujuh jenderal yang di targetkan telah di
bunuh di rumah masing-masing, yakni Ahmad Yani, M.T Haryono, dan D. I
Panjaitan. Ketiga target lainnya, yakni Soeprapto, S. Parman, dan Sutoyo
ditangkap dalam keadaan hidup. Target utama lainnya, Abdul Harris Nasution,
berhasil meloloskan diri dari kejadian tersebut. Namun, sang putri, Ade Irma
Suryani Nasution dan ajudan A. H. Nasution, Pierre Tendean tewas tertembak
oleh PKI.Korban-korban tersebut kemudian dibuang ke sebuah lokasi di Pondok
Gede yang dikenal dengan Lubang Buaya. Korban tewas pun bertambah dalam
kejadian ini, di antaranya adalah Bripka Karel Sadsuit Tubun, Kolonel Katamso
Darmokusumo, dan Letkol Sugiyono Mangunwiyoto.
Pada 1 Oktober 1965, operasi penumpasan G30S PKI pun dilakukan. Operasi ini
dipimpin oleh Panglima Kostrad dengan menghimpun pasukan lainnya, seperti
Divisi Siliwangi, Kaveleri, dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat)
di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo.Tidak adanya dukungan dari
masyarakat dan angkatan bersenjata membuat tokoh pendukung G30S PKI,
termasuk ketua PKI D.N, Aidit melarikan diri. Dengan operasi penumpasan
tersebut, para pemimpin dan tokoh PKI berhasil ditangkap dan dihukum dengan
ditembak mati. Operasi ini juga berhasil melumpuhkan kekuatan PKI.Sementara
itu, jenazah ketujuh jenderal ditemukan pada 3 Oktober 1965 dan pengangkatan
jenazah dilakukan keesokan harinya. Pada 5 Oktober 1965, seluruh korban
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.