Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK PEMBELAJARAN

KEPEDULIAN LINGKUNGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Andi Prasetiyo Wibowo


Prodi Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
e-mail: andiprasetiyo@staff.uajy.ac.id

Abstract
Environment is a part of human life. But it is undeniable that we are now faced with a condition
in which the environment continues to be damaged and threaten the lives of humans and other
living things. The rate of environmental damage can be reduced by maintaining and improving
the quality of the environment. It needs a movement to preserve the environment so that the
sustainability of human life is maintained. This movement must start from creating awareness in
man about the importance of the environment for life. School as a means of education can create
ideal conditions as a place of learning and awareness of the community early on. The activities
carried out in one of the primary schools in Gunungkidul have the purpose of providing learning
to students about the use of used goods associated with waste management and cultivation.
Waste management in that mention in this activity is the sorting of organic and inorganic waste
by utilizing used goods in the form of paint cans as trash cans. Utilization of used plastic bottles
that is converted into pots and then planted with vegetable crops, is expected to provide stimulus
for students to continue doing reforestation activities in the environment around them.
Keywords: garbage, cultivation, learning system, recycled goods, elementary students

Abstrak
Lingkungan merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun tidak dipungkiri
bahwa saat ini kita dihadapkan pada sebuah kondisi di mana lingkungan hidup terus mengalami
kerusakan dan mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Laju kerusakan
lingkungan dapat kita kurangi dengan cara menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan. Perlu
adanya suatu gerakan untuk menjaga kelestarian lingkungan agar keberlanjutan kehidupan
manusia terus terjaga. Gerakan ini harus dimulai dari menciptakan kesadaran dalam diri manusia
mengenai pentingnya lingkungan bagi kehidupan. Sekolah sebagai sarana edukasi mampu
menciptakan kondisi yang ideal sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran masyarakat
sejak dini. Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu SD di Gunungkidul mempunyai tujuan
memberi pembelajaran pada siswa mengenai pemanfaatan barang bekas yang dikaitkan dengan
pengelolaan sampah dan penghijauan. Pengelolaan sampah yang dimaksud yaitu pemilahan
sampah organik dan anorganik dengan memanfaatkan barang bekas berupa kaleng cat sebagai
tempat sampahnya. Pemanfaatan botol plastik bekas air kemasan yang diubah menjadi pot
kemudian ditanami dengan tanaman sayur, diharapkan mampu memberi stimulus bagi siswa
untuk terus melakukan kegiatan penghijauan di lingkungan sekitar mereka.
Kata kunci: sampah, penghijauan, pembelajaran, barang bekas, siswa sekolah dasar

Pendahuluan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
dengan semua benda, daya, keadaan, dan sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

127
PROSIDING SCAN#8: “EDUCATION...PUTTING ECO-DNA IN OUR KIDS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 19 Oktober 2017
ISBN: 978-602-8817-84-4

lain (UU No. 23 tahun 1997). Definisi di atas negatif pada masa depan bumi, khususnya
menjelaskan bahwa lingkungan merupakan keberlangsungan hidup manusia.
bagian tidak terpisahkan dari kehidupan Laju kerusakan lingkungan dapat kita
manusia. Udara dan air yang manusia butuhkan kurangi dengan cara menjaga dan memperbaiki
untuk menjalani kehidupannya, terdapat di kualitas lingkungan. Proses tersebut dapat
dalam lingkungan. Manusia mempunyai dimulai dari lingkungan terdekat yaitu hunian
peran dalam pengelolaan lingkungan hidup (rumah tinggal). Lingkungan rumah tidak
untuk menjamin keberlangsungan keberadaan hanya bagian dalam rumah itu sendiri,
manusia di bumi ini. Namun tidak dipungkiri namun juga termasuk di dalamnya selokan/
bahwa saat ini kita dihadapkan pada sebuah saluran air kotor lingkungan dan jalan sekitar
kondisi di mana lingkungan hidup terus rumah. Memastikan rumah dan lingungan
mengalami kerusakan dan mengancam sekitar dalam kondisi bersih dan bebas dari
kehidupan manusia dan makhluk hidup sampah merupakan sebuah tindakan minimal
lainnya. yang nantinya akan berdampak besar.
Kerusakan lingkungan hidup dapat Sampah di selokan dan kebiasaan membuang
disebabkan karena adanya peristiwa alam sampah sembarang seringkali menjadi biang/
yang merusak (bencana alam) dan ulah penyebab tersumbatnya saluran air sehingga
manusia yang kurang bertanggungjawab saat hujan lebat terjadi hal tersbut dalpat
dalam mengelola sumber daya alam. Sutu mengakibatkan air tergenang. Apabila curah
peristiwa yang dikategorikan bencana alam hujan cukup tinggi dan berlangsung lama,
antara lain gempa bumi, banjir, letusan gunug tidak menutup kemungkinan hal tersebut
berapi, tanah longsor. Bencana alam tersebut dapat mengakibatkan banjir. Sampah yang
sering terjadi di Indonesia, tidak hanya dihasilkan dari aktivitas manusia di rumah
membawa dampak rusaknya lingkungan dikategorikan sebagai sampah rumah tangga.
namun tidak jarang pula menimbulkan korban Sampah rumah tangga secara umum terdiri
jiwa dan kerugian material. Bencana alam dari dua jenis, yatu organik dan anorganik.
muncul tiba-tiba dan apabila diselidiki lebih Sampah organik merupakan jenis sampah
lanjut kejadian tersebut seringkali berkaitan yang dihasilkan dari za-zat organik dan
dengan ulah manusia juga. Sebagai contoh, dapat terurai (membusuk). Daun, sayur,
penebangan pohon secara ilegal dalam jumlah buah, dan sisa makanan digolongkan dalam
besar telah membuat kondisi hutan menjadi jenis sampah organik. Sedangkan sampah
gundul dan tidak mampu lagi menyerap air anorganik merupakan sampah yang tidak
sehingga dampaknya dapat menyebabkan dapat membusuk, dan membutuhkan waktu
tanah longsor atau banjir. Pemanfataan lama untuk terurai. Contoh sampah jenis
sumber daya alam yang seharusnya anorganik antara lain : kaleng, karet, plastik,
bisa dilakukan secara bertanggungjawab kaca dan sebagainya.
berubah menjadi keserakahan. Dalam hal Jumlah sampah yang terus meningkat
ini manusia menjadi aktor utama rusaknya akan menimbulkan berbagai permasalahan
lingkungan. Aktivitas manusia tersebut dan membawa dampak terhadap menurunnya
kemudian mempunya dampak yang lain kualitas lingkungan. Sampah yang tidak
yaitu menyebabkan munculnya pencemaran dikelola dengan baik dapat menimbulkan
udara, air, tanah. Kerusakan lingkungan pencemaran udara (bau tidak sedap). Selain
yang disebabkan manusia dampaknya itu sistem pembuangan sampah yang tidak
besar namun tidak terasa, karena kerusakan baik dapat mempengaruhi kualitas tanah
tersebut dilakukan secara terus menerus dan dan air di sekitarnya. Menyikapi hal tersebut,
cenderung meningkat. Manusia menjadi acuh perlu adanya perubahan pola pikir dari
dan merasa sudah terbiasa dengan kondisi yang semula membuang sampah menjadi
tersebut. Kondisi ini akan memberi dampak mengelola sampah. Metode pengelolaan

128
PROSIDING SCAN#8: “EDUCATION...PUTTING ECO-DNA IN OUR KIDS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 19 Oktober 2017
ISBN: 978-602-8817-84-4

sampah yang dimaksud dapat berwujud bahan makanan bagi keluarga. Saat ini sudah
pengurangan sampah dan penanganan banyak dikembangkan metode penananman
sampah. Pengurangan sampah di sini bukan tanaman buah dan sayur dalam pot dalam
berarti tidak menghasilkan sampah sama rangka mendukung ketersediaan pangan.
sekali, namun mengurangi potensi timbulnya Manusia membutuhkan sumber daya
sampah. Sebagai contoh saat berbelanja dari lingkungan untuk tetap bertahan hidup.
dengan membawa tas/tempat belanja sendiri, Namun lingkungan memiliki kerterbatasan
dan menggabungkan beberapa barang dalam menyediakan sumber daya tersebut.
belanjaan yang sejenis dalam satu tempat/ Belum lagi saat ini tingkat kerusakan
wadah sehingga mengurangi jumlah sampah lingkungan hidup sudah sampai titik yang
plastik. Selain mengurangi jumlah sampah, memprihatinkan. Perlu adanya suatu gerakan
hal lain yang dapat dilakukan dengan daur untuk menjaga kelestarian lingkungan
ulang sampah dan pemanfaatan kembali agar keberlanjutan kehidupan manusia
barang bekas pakai. Diharapkan dengan terus terjaga. Gerakan ini harus dimulai
adanya perubahan pola pikir tersebut, dapat dari menciptakan kesadaran dalam diri
dikembangkan menjadi sebuah aktivitas manusia mengenai pentingnya lingkungan
warga yang dapat meningkatkan kualitas bagi k ehidupan. K es adaran ini dapa t
lingkungan dan taraf kehidupan masyarakat. dimunculkan melalui kegiatan pengarahan
D a m p a k d a r i ru sa kn ya l i n g k u n g a n dan pembinaan untuk menciptakan manusia
hidup lainnya yang sering kita jumpai yaitu yang mencintai lingkungan hidup. Sekolah
banjir dan kekeringan. Berbagai usaha sebagai institusi pendidikan dirasa sangat
sudah dilakukan untuk mencegah terjadinya tepat dalam mengembangkan gerakan ini.
banjir dan kekeringan lahan. Salah satu Sekolah sebagai sarana edukasi mampu
penyebab munculnya bencana tersebut menciptakan kondisi yang ideal sebagai tempat
yaitu menurunnya kemampuan tanah untuk pembelajaran dan penyadaran masyarakat
menyerap air. Menurunnya kemampuan sejak dini. Pembelajaran mengenai kecintaan
tanah dalam menyerap air dikarenakan lingkungan yang dilakukan secara intens dan
tidak cukup banyak biopori dalam tanah terus-menerus kepada anak didik, diharapkan
yang berfungsi seperti spon yang dapat mampu memberikan motivasi positif dalam
menyimpan air. Untuk memperbaiki kondisi rangka menciptakan generasi masa datang
tersebut, berbagai usaha sudah dilakukan yang makin mencintai lingkungan hidup.
oleh pemerintah melalui program penghijauan
kembali (reboisasi). Dalam rangka mendukung P E N DIDI K A N K A R A K TER P EDULI
program pemerintah dan menciptakan LINGKUNGAN
lingkungan yang asri, maka penanaman Dalam rangka menjaga kelestarian
pohon dapat dilakukan pula di area sekitar lingkungan agar keberlanjutan kehidupan
rumah, sekolah, kantor dan lain sebagainya. manusia terus terjaga, perlu adanya
Untuk menciptakan lingkungan yang asri sebuah sikap dalam diri manusia untuk
dan nyaman penanaman saja tidaklah cukup mewujudkannya. Pembentukan karakter
jika tidak dilanjutkan dengan pemeliharaan. manusia yang peduli lingkungan akan
Tanpa adanya pemeliharaan, maka kegiatan membantu terciptanya sikap seseorang
penghijauan yang sudah dilakukan akan sia- untuk memperbaiki dan mengelola lingkungan
sia. Prinsip penghijauan yang dimaksud di secara benar dan bermanfaat, sehingga dapat
sini tidak terbatas hanya pada penanaman dinikmati secara terus menerus tanpa merusak
pohon besar/pohon keras, namun dapat keadaannya. Sikap tersebut termasuk terus
pula berupa tanaman dalam pot. Menanam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
tanaman dalam pot selain mengantisipasi Dalam upaya menyelamatkan lingkungan
lahan/area yang terbatas, tanaman di area hidup, aplikasi pendidikan karakter yang
hunian dapat difungsikan sebagai penyedia

129
PROSIDING SCAN#8: “EDUCATION...PUTTING ECO-DNA IN OUR KIDS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 19 Oktober 2017
ISBN: 978-602-8817-84-4

dapat diterapkan antara lain : keteladanan kontinyu sebagai wujud dari pelaksanaan
dan pembiasaan. pembangunan karakter. Beberapa hal yang
Membangun karakter peduli lingkungan perlu dilakukan pemantauan antara lain:
melalui keteladanan dalam diri seseorang kedisiplinan membuang sampah sesuai
tidak semudah membalikkan telapak tangan. dengan tempatnya, kebiasaan merawat
Keteladanan merupakan bentuk tidak langsung tanaman yang ada di sekolah maupun di
dari ajakan atau imbauan yang diharapkan rumah, dan kebiasaan menghemat kertas dan
mampu mempengaruhi pemikiran seseorang. listrik, serta kebiasaan lainnya.
Keteladanan ini akan memiliki dampak yang Keteladanan dan pembiasaan
besar apabila keteladanan tersebut dilakukan merupakan cara dalam menumbuhkan dan
oleh orang yang disegani atau dihormati. mengembangkan karakter peduli lingkungan
Orang tua menjadi tempat pendidikan awal di sekolah dan harus menjadi pijakan menuju
sebelum anak-anak mendapatkan pendidikan pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik.
di tempat lain. Orang tua harus menanamkan Keteladanan dan pembiasaan harus tercermin
kebiasaan peduli lingkungan dalam kehidupan dalam program-program yang dicanangkan
sehari-hari. Di sekolah peran guru amat sekolah dan akan terlihat perwujudannya
penting dan perilaku kepedulian guru terhadap dalam sikap dan kepedulian berprilaku sehari-
lingkungan akan menjadi ukuran keteladanan hari, baik di sekolah maupun di rumah. Jika
peserta didiknya. Kegiatan peduli lingkungan ada sinergi antara sekolah dan rumah dalam
yang dapat dicontohkan oleh guru dan orang membangun kepedulian terhadap lingkungan,
tua misalnya: memberikan contoh mengenai maka anak-anak akan mampu menjadi agen
cara membuang sampah yang baik, dan perubahan lingkungan yang berkualitas di
cara memisahkannya, mengajarkan cara masa datang. (Andriana, 2014)
menyiram tanaman namun tetap menghemat
air, bijaksana dalam penggunaan plastik METODE PEMBELAJARAN
kemasan, gerakan penanaman pohon dan
Pembelajaran di sekolah seringkali hanya
tanaman di sekitar rumah atau sekolah. Dalam
berhenti pada tatanan pengetahuan saja.
menanamkan karakter cinta lingkungan,
Sistem pendidikan di Indonesia cenderung
sinergi antara rumah dan sekolah sangat
membuat siswa hafal namun dalam
diperlukan untuk membangun kepedulian
menerapkannya kadang masih gagap.
lingkungan.
Terkait dengan pembelajaran mengenai
Membangun karakter peduli lingkungan cinta lingkungan, sering diajarkan untuk
dapat pula dilakukan melalui pembiasaan. tidak membuang sampah sembarangan,
Berbagai program di sekolah bisa dijadikan namun dalam kenyataannya masih banyak
program untuk membangun karakter siswa yang melakukan tindakan buang
peserta didik peduli lingkungan. Karena itu sampah sembarangan. Mereka paham
langkah-langkah pembentukan karakter bahwa ada beberapa lokasi yang kesulitan
bisa dilakukan semua warga sekolah dan air bersih, namun mereka tidak peduli dan
menjadi pembiasaan. Pembiasaan yang cenderung untuk boros dalam penggunaan
dapat dilakukan antara lain memasukkan air. Pengetahuan hanya dianggap sebagai
konsep karakter peduli lingkungan pada angin lalu dan tidak meresap dalam pikiran
setiap kegiatan pembelajaran, menumbuhkan dan hati. Sehingga seringkali mereka berbuat
kebiasaan baik dalam mengelola lingkungan bukan karena mereka paham, namun karena
hidup dalam segala tingkah laku masyarakat ada perintah atau takut terkena sanksi.
sekolah. misalnya kebiasaan memilah sampah,
Pembelajaran dengan sistem satu
menjaga kebersihan, mendaur ulang sampah,
arah oleh guru sebagai sumber informasi
dan menghemat kertas, air, listrik. Hal lainnya
dirasa kurang efektif dalam memberikan
yang bisa dilakukan yaitu pemantauan secara
pemahaman terhadap sebuah informasi yang

130
PROSIDING SCAN#8: “EDUCATION...PUTTING ECO-DNA IN OUR KIDS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 19 Oktober 2017
ISBN: 978-602-8817-84-4

membutuhkan aksi / tindakan seperti halnya kelas VI dengan maskud agar bisa mengajak
kecintaan terhadap lingkungan. Perlu adanya adik-adiknya untuk lebih sadar lingkungan.
cara-cara kreatif yang dapat dikembangkan Kegiatan ini mempunyai tujuan
untuk meningkatkan pemahaman siswa. memberi pembelajaran pada siswa
Salah satunya cara yang dirasa cukup mengenai pemanfaatan barang bekas yang
mampu meningkatkan pemahaman yaitu dikaitkan dengan pengelolaan sampah dan
melalui media permainan edukatif (Puteri, penghijauan. Pengelolaan sampah yang
2016). Melalui kegiatan demonstrasi/praktik dimaksud yaitu pemilahan sampah organik
langsung dan mengajarkan kembali pada dan anorganik dengan memanfaatkan barang
orang lain, tingkat pemahaman seseorang bekas berupa kaleng cat sebagai tempat
diyakini mampu mencapi 30-90% (Lopulalan, sampahnya. Pemanfaatan botol plastik
2012). Novita Tandry, M.Psi, seorang psikolog bekas air kemasan yang diubah menjadi
pendidikan anak mengatakan bahwa melalui pot kemudian ditanami dengan tanaman
perbuatan akan terbentuk ingatan pada sayur, diharapkan mampu memberi stimulus
anak sebesar 60%, hal ini jauh lebih baik bagi siswa untuk terus melakukan kegiatan
dinadingkan dengan teknik melihat (40%) penghijauan di lingkungan sekitar mereka.
dan mendengarkan yang hanya sekitar 30%
(Pramudiarja, 2012). Selain kegiatan praktik, Penyampaian Informasi di Kelas
suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan
Kegiatan dimulai dengan pemutaran
ternyata mampu membawa efek yang lebih
film animasi yang menceritakan mengenai
baik jika adanya kontinuitas / keberlanjutan
penanganan sampah. Pemutaran film ini bisa
(Mardiani, 2017).
dianggap sebagai penyampaian informasi
Dari hal-hal di atas dapat diketahui awal dan dilakukan dengan maksud agar
bahwa melibatkan siswa dalam kegiatan siswa mempunyai dasar pemahaman yang
yang bersifat psikomotorik akan lebih dapat benar mengenai pengelolaan sampah. Melalui
meningkatkan pemahaman siswa. Dengan film disampaikan pula apa dampak terhadap
kata lain perlu makin dikembangkan dan lingkungan jika tidak mengelola sampah
diterapkannya sistem pembelajaran aktif/ secara benar. Pemilihan film animasi dengan
active learning (Melvin L. Silberman, 2009) durasi sekitar 10 menit didasarkan pada
di sekolah atau institusi pendidikan lainnya. kesukaan anak-anak terhadap film animasi
(kartun) dan durasi yang tidak terlalu lama
P E M B A H A S A N / P EL A K S A N A A N agar siswa tdak bosan.
KEGIATAN
Kegiatan pembelajaran cinta lingkungan
hidup kali ini mengambil tempat di SDN
Karangnongko III Purwosari, Giripurwo,
Gunungkidul. Kegiatan ini dilakukan beberapa
relawan yang dibantu oleh guru wali kelas
dari kelas I hingga VI. Jumlah siswa yang
dilibatkan berjumlah sekitar 70 siswa.
Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu tanggal
5 Agustus 2017. Berdasar penelitian yang
dilakukan oleh Manurung (2018) persepsi
Gambar 1.
dan pertisipasi siswa kelas VI mengenai Pemutaran film animasi tentang pengelolaan sampah
pentingnya lingkungan sekolah bersih sehat
lebih baik dibandingkan siswa pada jenjang Selain pemutaran film, siswa diajak juga
kelas di bawahnya. Dengan dasar ini, maka untuk mengingat informasi yang disampaikan
kegiatan akan lebih mengutamakan siswa melalui lagu, dan dinyanyikan secara bersama

131
PROSIDING SCAN#8: “EDUCATION...PUTTING ECO-DNA IN OUR KIDS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 19 Oktober 2017
ISBN: 978-602-8817-84-4

dengan menggunakan gerakan. Syair lagu


diciptakan menyesuaikan dengan informasi
tentang pengelolaan sampah dengan
menggunakan kata-kata yang sederhana dan
mundah dicerna, dinyanyikan dengan irama/
nada seperti lagu balonku ada lima.

Gambar 4.
Siswa memasukkan sampah organik (daun kering)

Praktik Pembuatan Pot Tanaman untuk


Penghijauan
Sebelum hari pelaksanaan kegiatan ini,
Gambar 2.
Dengan menyanyi siswa diharapkan lebih mampu para siswa telah diminta untuk membawa
menyerap informasi. botol bekas air kemasan untuk diubah menjadi
pot tanaman. Peralatan dan bibit tanaman
Praktik Pemilahan Sampah telah disiapkan oleh tim relawan. Kegiatan
Setelah kegiatan di kelas dirasa cukup, mula-mula mendengarkan instruksi mengenai
siswa diajak untuk ke lapangan sekolah untuk cara pembuatan pot, dimulai dari proses
mempraktikkan informasi mengenai jenis- menggunting/memotong botol bekas menjadi
jenis sampah yang telah mereka dapatkan di dua bagian kemudian melubangi bagian
dalam kelas. Siswa dikumpulkan di lapangan bawah botol plastik. Lubang pada bagian
sekolah dan selanjutnya dipersilahkan untuk bawah botol nantinya berfungsi sebagai
mencari sampah di sekitar sekolah. sampah saluran untuk mengeluarkan air yang berlebih
yang mereka dapatkan tersebut kemudian pada pot saat dilakukan penyiraman.
harus mereka buang ke dalam tong sampah Peralatan yang digunakan untuk
yang sesuai dengan jenis sampahnya. memotong botol bekas dapat berupa gunting
atau cutter. Namun berdasarkan pengalaman,
penggunaan gunting dirsa lebih aman
dibandingkan penggunaan cutter. Sedangkan
untuk melubangi botol digunakan paku yang
dipanaskan.

Gambar 3.
Siswa memasukkan sampah anorganik (plastik)

Gambar 5.
Siswa mendengarkan penjelasan tentang proses
pembuatan pot dari botol plastik

132
PROSIDING SCAN#8: “EDUCATION...PUTTING ECO-DNA IN OUR KIDS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 19 Oktober 2017
ISBN: 978-602-8817-84-4

Gambar 6. Gambar 10.


Salah satu siswa mempraktikkan pembuatan pot dari botol Proses penanaman bibit tanaman sawi dan cabai pada pot
plastik botol bekas dilakukan secara mandiri oleh siswa

Gambar 11.
Pot yang telah ditanami dengan tanaman sawi dan cabai
hasil karya siswa
Gambar 7.
Salah satu siswa mencoba mengajarkan kepada siswa
yang lain KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Antusiasme siswa dalam menerima
mengikut proses pembelajaran ditunjang
dengan sistem pembelajaran yang aktif, tidak
membosankan, serta melibatkan siswa dalam
setiap aktivitas diyakini mampu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap informasi yang
disampaikan. Guru atau pengajar dituntut
untuk selalu kreatif dalam menciptakan
metode pembelajaran yang aktif, sehingga
penyampaian informasi khususnya gerakan
peduli lingkungan ini bisa terus dipelihara dan
Gambar 8.
diterapkan. Guru yang terlibat dalam kegiatan
Proses membuat lubang pada botol plastik
dapat memberikan teladan yang nantinya
akan dapat ditiru oleh para siswa.
Setelah dilakukan kegiatan sejenis
seperti di atas, selanjutnya diperlukan
pemantauan mengenai pemahaman siswa di
masa mendatang melalui kegiatan-kegiatan
lanjutan agar infromasi yang diberikan
tidak hilang begitu saja. Perlu pembiasaan-
pembiasaan agar hal yang telah dilakukan
menjadi kebiasaan dan tumbuh dalam alam
bawah sadar siswa. Pembelajaran mengenai
Gambar 9.
kepedulian terhadap lingkungan tidak hanya
Proses penanaman bibit tanaman pada pot botol bekas

133
PROSIDING SCAN#8: “EDUCATION...PUTTING ECO-DNA IN OUR KIDS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 19 Oktober 2017
ISBN: 978-602-8817-84-4

menjadi tanggung jawab guru di sekolah, Puteri, F. H., Astiningrum, M., & Kusbianto, D.
namun juga orang tua dan orang-orang di (2016). Rancang Bangun Permainan
sekitar siswa. Waktu yang dihabiskan siswa Edukatif “Stop Global Warming”
ketika berada di rumah/lingkungan jauh lebih Menggunakanmetode Fisher Yates
banyak daripada waktu yang dihabiskan Shuffle. Seminar Informatika Aplikatif
di sekolah. Maka pengaruh orang tua dan Polinema (Vol. 1, No. 1).
orang-orang di sekitar siswa dikhawatirkan Silberman, Mel. 2006. Active Learning :
akan memiliki efek yang lebih besar kepada 101 Cara Belajar Siswa Aktif / Melvin
siswa. Hal ini perlu kerjasama banyak pihak L. Silberman ; penerjemah Raisul
agar kepedulian terhadap lingkungan menjadi Muttaqien. Bandung, Nuansa
budaya dan kesadaran tiap orang.

DAFTAR PUSTAKA
_. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1997 : Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Pasal 1
Lopulalan, Dicky. 2012. Belajar Paling Baik,
Mempraktekkan dan Mengajarkan!,
h t t p : / / w w w. d i c k y l o p u l a l a n .
com/2012/06/belajar-paling-baik-
mempraktekkan.html. diakses tanggal
4 September 2017
Manurung, R. (2008). Persepsi Dan
Partisipasi Siswa Sekolah Dasar Dalam
Pengelolaan Sampah Di Lingkungan
Sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur,
1(10), 22-34.
Mardiani, W. (2017). Pelaksanaan Kegiatan
Penghijauan Untuk Meningkatkan
Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan
Di SDN 112 Pekanbaru. Suara Guru,
3(2), 289-298.
Marsianti, Andriana. 2014. Membangun
Karakter Peduli Lingkungan di
Sekolah (Upaya Penyelamatan
Lingkungan Hidup. http://www.
rakyatpos.com/membangun-karakter-
peduli-lingkungan-di-sekolah-upaya-
penyelematan-lingkungan-hidup.html .
diakses tanggal 4 September 2017
Pramudiarja, AN Uyung. 2012. Memori Anak
Berasal dari Tindakan 60%, Melihat
40%, Mendengar 30%. https://health.
detik.com/read/2012/05/01/132957/19
05949/1301/memori-anak-berasal-dari-
tindakan-60-melihat-40-mendengar-30.
diakses tanggal 4 September 2017

134

Anda mungkin juga menyukai