30 3039 1 SM
30 3039 1 SM
Ni Komang Rika Damayanti, Made Sri Indriani, Ida Ayu Made Darmayanti
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Abstract
This study aimed to describe about (1) the technique of reading learning of first grade
students as beginner readers ( a case study in SD Negeri 1 Banjar Jawa), (2) the most
learning technique used by the teachers in beginning reading class of first grade students (a
case study in SD Negeri 1 Banjar Jawa), (3) the reasons why the teachers choosen the
technique of teaching beginning reading of first grade students (a case study in SD Negeri 1
Banjar Jawa). The subject of this study were the three teachers of first grade students in SD
Negeri 1 Banjar Jawa. The object of this study were the techniques used by the teachers in
teaching beginning reading. The data collection methods used in this study were the method
of observation, documentation, and interviews. The data were analyzed using descriptive
qualitative techniques. The result of this study are (1) the occurence of a variety of technique
beginning reading which is the techniques of reading learning namely technique read-repeate-
say, read-write, see-read, see-say, and introduce, (2) the most beginning reading technique
used by teachers is read-repeate-say technique, (3) the selection of teaching reading
technique used by the teachers is based on the characteristic of the students themselves.
Based of these results, other researchers are suggested to examine more deeply about the
technique of teaching beginning reading.
Keywords: teachers’ techniques, beginning reading learning, a case study.
1
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
3
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
mengajarkan membaca awal sudah tentu Menulis Permulaan pada Siswa Kelas 1 di
seorang guru harus memiliki teknik-teknik SD No. 4 Sudaji, Kecamatan Sawan,
yang tepat supaya pembelajaran Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran
membaca awal yang diajarkan dapat 2010/2011. Hasil penelitian ini
mengarahkan siswa terampil membaca menunjukkan penerapan metode IIN-AAN
untuk menghadapi kegiatan membaca berbantuan media kartu huruf dapat
lanjut di kelas berikutnya. meningkatkan hasil belajar membaca dan
Berkenaan dengan penelitian yang menulis permulaan pada siswa kelas 1 di
dirancang, peneliti menemukan beberapa SD No. 4 Sudaji tahun pelajaran
penelitian sejenis yang dijadikan referensi. 2011/2012 dari nilai awal 73 sedangkan
Pada tahun (2010) adalah skripsi I Kadek setelah dilakukan tindakan siklus
Sudiantara dengan judul Penggunaan meningkat menjadi 80,39.
Media Kartu Suku Kata dalam Penelitian yang akan dilaksanakan
Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk peneliti berbeda dengan penelitian yang
Meningkatkan Kemampuan Membaca telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
Permulaan pada Siswa Kelas 1 Semester sejenis di atas. Dari segi permasalahan
1 SD 3 Menanga, Kecamatan Rendang, yang dimunculkan juga sudah terlihat
Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran berbeda. Penelitian yang peneliti lakukan
2009/2010. Berdasarkan hasil analisis difokuskan untuk mendeskripsikan teknik
data pada siklus I presentase kemampuan guru dalam pembelajaran membaca
membaca permulaan siswa sebesar permulaan, teknik pembelajaran membaca
73,46% dengan kategori baik dan pada permulaan yang paling sering digunakan
siklus II mengalami peningkatan menjadi oleh guru, dan alasan guru memilih teknik
83,46% dengan kategori sangat baik. Ini pembelajaran membaca permulaan
menunjukkan kalau penggunaan media tersebut. Selain itu, dalam penelitian ini
kartu suku kata dalam pembelajaran tidak memperhitungkan adanya efek yang
Bahasa Indonesia dapat meningkatkan ditimbulkan akibat teknik pembelajaran
kemampuan membaca permulaan pada membaca permulaan yang digunakan oleh
Siswa kelas 1 semester 1 SD 3 Menanga guru. Jadi, peneliti hanya melihat teknik
Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian guru dalam pembelajaran membaca
selanjutnya adalah skripsi Ni Putu Fery permulaan. Untuk itu, penelitian yang
Rusmantini (2011) dengan judul berjudul teknik guru dalam pembelajaran
Penerapan Metode SAS Berbantuan Kartu membaca permulaan akan diteliti dari
Huruf untuk Meningkatkan Keterampilan kegiatan awal, inti, sampai dengan
Membaca Permulaan pada Siswa Kelas 1 kegiatan akhir.
Semester II SD No 1 Penarukan, Berdasarkan latar belakang di atas,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng rumusan masalah dalam penelitian ini
Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan adalah sebagai berikut. (1) teknik
hasil analisis data pada siklus I pembelajaran apa sajakah yang muncul
presentase kemampuan membaca dalam membaca permulaan pada siswa
permulaan siswa sebesar 68,33% dan kelas 1 (Studi Kasus di SD Negeri 1
pada siklus II mengalami peningkatan Banjar Jawa)?, (2) teknik pembelajaran
menjadi 86,66%. Ini menunjukkan bahwa apakah yang sering digunakan oleh guru
penerapan metode SAS berbantuan kartu dalam membaca permulaan pada siswa
huruf dapat meningkatkan keterampilan kelas 1 (Studi Kasus di SD Negeri 1
membaca permulaan pada siswa kelas 1 Banjar Jawa)?, dan (3) apakah alasan
semester II SD No 1 Penarukan Tahun guru memilih teknik pembelajaran tersebut
Pelajaran 2011/2012. Pada tahun yang dalam membaca permulaan pada siswa
sama peneliti juga menemukan skripsi Ni kelas 1 (Studi Kasus di SD Negeri 1
Made Ayu Puspita Dewi (2011) yang Banjar Jawa)?
berjudul Penerapan Metode IIN-AAN
Berbantuan Media Kartu Huruf untuk METODE PENELITIAN
Meningkatkan Hasil Belajar Membaca dan
4
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penelitian ini tergolong penelitian yang Landasan teori dalam kajian kepustakaan
bersifat deskriptif. Best (dalam Sukardi, tidak dimaksudkan sebagai dasar yang
2008: 157) menyatakan bahwa penelitian mengikat gerak penelitian, juga tidak
deskriptif merupakan metode penelitian bermuara pada hipotesis alternatif tertentu
yang berusaha menggambarkan dan yang perlu diverifikasi dengan data
menginterpretasikan objek sesuai dengan empiris. Teori yang disajikan lebih
adanya. Dengan metode deskriptif, berfungsi sebagai dasar pijak dan bekal
memungkinkan peneliti untuk melakukan wawasan yang memandu peneliti dalam
hubungan antarvariabel, menguji menggeluti objek penelitiannya.
hipotesis, mengembangkan generalisasi, Peneliti akan mendeskripsikan teknik
dan mengembangkan teori yang memiliki guru dalam pembelajaran membaca
validitas universal. Selain itu, penelitian ini permulaan pada siswa kelas 1 (studi
juga menggunakan pendekatan kualitatif. kasus di SD Negeri 1 Banjar Jawa) dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono data yang didapat akan disajikan serta
(2007: 14) yang menyatakan bahwa diolah secara deskriptif kualitatif.
penelitian kualitatif adalah metode Dalam penelitian ini, subjek penelitian
penelitian yang dilakukan pada kondisi adalah guru yang mengajar di kelas 1 SD
yang alami (natural setting). Dalam hal ini, Negeri 1 Banjar Jawa sebanyak tiga orang
peneliti langsung mengamati sekaligus guru. Satu orang guru mengajar di kelas
berinteraksi dengan objek permasalahan 1A dan dua orang guru mengajar di kelas
dalam lingkungannya, berusaha 1B. Pemilihan guru kelas 1 SD sebagai
memahami, dan menafsirkannya. subjek penelitian mengingat bahwa guru
Dikatakan kualitatif karena penelitian ini kelas 1 mengajarkan anak yang masih
sesuai dengan beberapa ciri rancangan berumur 6-7 tahun. Hal ini, senada
kualitatif, yakni (a) dilakukan pada kondisi dengan yang dipaparkan Sunarto dan
yang alamiah, (b) bersifat deskriptif, (c) Hartono (2002: 137) dalam bukunya yang
lebih menekankan proses daripada menyatakan bahwa, belajar bahasa yang
produk, (d) analisis data secara induktif, sebenarnya baru dilakukan anak berusia
dan (e) menekankan makna (data di balik 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah.
yang teramat) (Sugiyono, 2007: 22). Objek penelitian adalah masalah yang
Penggunaan rancangan deskriptif hendak dikaji (Wendra, 2009: 45). Sejalan
kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan dengan konsep tersebut, objek dalam
untuk menggambarkan secara nyata dan penelitian ini adalah teknik guru dalam
sesuai dengan teknik yang digunakan pembelajaran membaca permulaan pada
guru dalam pembelajaran membaca siswa kelas 1 (Studi Kasus di SD Negeri 1
permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri Banjar Jawa). Adapun masalah-masalah
1 Banjar Jawa. Penggunaan rancangan yang akan dibahas adalah (1) teknik
penelitian deskriptif kualitatif adalah pembelajaran yang muncul dalam
memberikan suatu gambaran secara membaca permulaan pada siswa kelas 1
sistematis, akurat, dan lebih menekankan (studi kasus di SD Negeri 1 Banjar Jawa),
pada data faktual. Di samping itu, teknik (2) teknik pembelajaran yang sering
yang digunakan guru dalam pembelajaran digunakan oleh guru dalam membaca
membaca permulaan sulit dinyatakan permulaan pada siswa kelas 1 (studi
dengan angka-angka. Jadi, peneliti kasus di SD Negeri 1 Banjar Jawa), dan
memutuskan untuk menggunakan (3) alasan guru memilih teknik tersebut
rancangan deskriptif kualitatif untuk dalam pembelajaran membaca permulaan
memberikan gambaran tentang kualitas pada siswa kelas 1 (studi kasus di SD
yang akan dihasilkan dalam penelitian ini. Negeri 1 Banjar Jawa). Penelitian
Selain itu, penelitian ini tidak deskriptif ini hanya mengandung satu
mempergunakan hipotesis sebagai data, yaitu data kualitatif. Data kualitatif
jawaban alternatif terhadap permasalahan berupa teknik pembelajaran yang muncul,
yang diajukan seperti yang lazim teknik pembelajaran yang sering
dilakukan dalam penelitian kuantitatif. digunakan oleh guru, serta alasan guru
5
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
6
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
memfokuskan pada hal-hal yang penting, (wali kelas 1A). Dari awal sampai dengan
mencari tema dan polanya, dan akhir pembelajaran membaca permulaan
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, terlihat berbagai teknik yang muncul.
2007: 338). Reduksi data dapat Observasi kedua peneliti lakukan pada
membantu peneliti dalam memberikan Kamis, 13 Maret 2014 terhadap tiga
gambaran yang jelas tentang hasil informan, yakni informan I (wali kelas 1B),
pengamatan dan mempermudah peneliti informan II (guru bantu kelas 1B), dan
dalam pengumpulan data. Data yang ingin informan III (wali kelas 1A). Pada
peneliti kumpulkan adalah teknik guru observasi kedua yang peneliti lakukan,
dalam pembelajaran membaca ketiga guru yang peneliti observasi terlihat
permulaaan pada siswa kelas 1 (Studi memunculkan teknik membaca permulaan
Kasus di SD Negeri 1 Banjar Jawa). yang sama seperti pada observasi
Setelah data direduksi, data akan pertama, tetapi terdapat juga teknik
disajikan secara kualitatif. Dalam membaca permulaan baru yang
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dimunculkan. Observasi ketiga peneliti
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, lakukan pada Rabu, 19 Maret 2014
bagan, hubungan antarkategori, flowchart terhadap informan I (wali kelas IB) dan
dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 341). informan III (wali kelas 1A). Pada
Penyajian data dilakukan dengan observasi ketiga yang peneliti lakukan,
menguraikan hal-hal yang telah direduksi kedua guru yang peneliti observasi terlihat
ke dalam bentuk uraian sesuai dengan masih memunculkan teknik membaca
rumusan masalah. Data berupa teknik permulaan yang sama seperti pada
guru dalam pembelajaran membaca observasi sebelumnya, tetapi terdapat
permulaan pada siswa kelas 1 disajikan juga teknik membaca permulaan baru
secara jelas dan alamiah tanpa adanya yang dimunculkan. Observasi keempat
proses statistik. Tahap akhir yang akan peneliti lakukan pada Kamis, 26 Maret
dilakukan peneliti adalah penarikan 2014 terhadap dua informan, yakni
simpulan. Simpulan yang dibuat informan II (guru bantu di kelas 1A) dan
berdasarkan data yang telah disajikan informan III (wali kelas 1B). Pada
oleh peneliti tentang teknik guru dalam observasi keempat ini, informan II
pembelajaran membaca permulaan pada memunculkan teknik membaca permulaan
siswa kelas 1 SD Negeri 1 Banjar Jawa. dengan jenis teknik, yaitu teknik baca-
ulang-ucap dan baca-tulis. Sementara itu,
HASIL DAN PEMBAHASAN informan III juga memunculkan teknik
Penelitian ini dilakukan sebanyak membaca permulaan dengan jenis teknik,
empat kali, pada setiap pertemuan peneliti yaitu baca-ulang-ucap, dan baca-tulis.
meneliti dua sampai tiga orang guru. Melihat hasil observasi yang
Peneliti menemukan bahwa sebelum peneliti lakukan sebanyak empat kali,
memulai pembelajaran guru telah teknik membaca permulaan yang paling
mempersiapkan rencana pelaksanaan sering digunakan oleh ketiga informan
pembelajaran sesuai dengan silabus yang adalah teknik baca-ulang-ucap.
digunakan. Akan tetapi, pelaksanaan di Pemunculan teknik ini sangat disukai oleh
lapangan dapat berubah sesuai dengan siswa karena mereka dapat berinteraksi
situasi dan kondisi di dalam kelas. dan belajar bersama-sama dengan guru.
Berkaitan dengan teknik yang digunakan Siswa yang masih duduk di kelas rendah
guru dalam pembelajaran membaca tentunya sangat menyukai pembelajaran
permulaan pada siswa kelas 1 (studi dengan cara dituntun dan diarahkan
kasus di SD Negeri 1 Banjar Jawa), dibandingkan dengan pembelajaran
peneliti uraikan sebagai berikut. Observasi mandiri.
pertama peneliti lakukan pada Rabu, 06 Pada dasarnya, pemilihan teknik
Maret 2014 terhadap tiga orang informan. membaca permulaan tersebut disebabkan
Informan I (wali kelas 1B), informan II oleh teknik tersebut disukai dan lebih
(guru bantu di kelas 1B), dan informan III mudah pengaplikasiannya di dalam
7
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
8
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
holistik, bermakna, otentik, dan aktif. demikian guru dapat menentukan teknik
Melihat teori dan praktik di lapangan (di yang sesuai dengan karakter siswa. Untuk
kelas), guru tidaklah melepaskan itu, guru harus memiliki kreativitas di
pemikiran tentang karakteristik siswa yang dalam memberikan contoh supaya dapat
berada di kelas awal yang selalu ingin ditiru oleh peserta didik dengan baik.
belajar disertai dengan permainan dan Alasan lain memilih teknik
tuntunan. Hal itulah yang menyebabkan membaca permulaan yang digunakan,
guru lebih sering menggunakan teknik yaitu teknik membaca permulaan
baca-ulang-ucap dicirikan dengan didasarkan atas pemikiran bahwa teknik
penggunaan contoh yang disertai dengan membaca permulaan tidak menyulitkan
bunyi yang jernih dan menarik. Siswa guru dan siswa dari segi waktu. Dari segi
sangat menikmati pembelajaran yang persiapan, teknik membaca permulaan
disertai dengan permainan karena pada yang digunakan oleh guru tidak diperlukan
usia yang masih kecil, mereka tidaklah sebuah persiapan yang matang karena
jenuh untuk terus bermain dan dituntun. teknik tersebut bukanlah dalam bentuk
Setelah dimunculkannya teknik baca- benda melainkan dalam bentuk lisan dan
ulang-ucap siswa terlihat lebih aktif juga teknik membaca yang digunakan
mengikuti pembelajaran membaca. tidak memerlukan banyak pengeluaran
Temuan ketiga, terkait dengan dalam pengaplikasiannya. Dengan begitu
alasan guru memilih teknik tersebut di guru dan siswa lebih dipermudah dengan
dalam pembelajaran membaca teknik membaca yang digunakan. Selain
permulaan. Berbagai teknik membaca melihat kemudahan yang ditimbulkan saat
permulaan yang digunakan oleh guru menggunakan teknik membaca tersebut,
dalam mengajarkan membaca permulaan guru juga beralasan bahwa teknik
di kelas 1 merupakan teknik yang membaca yang dipergunakan dapat
dimanfaatkan untuk menumbuhkan dimodifikasi dengan sebuah permainan.
antusias siswa dalam mengikuti Jadi, dengan adanya berbagai permainan
pembelajaran membaca dan agar siswa yang dimunculkan, guru memanfaatkan
memiliki kegemaran di dalam membaca dan menggabungkannya dengan teknik
sejak dini. Berbagai alasan muncul dalam membaca yang digunakan. Guru
memilih teknik membaca permulaan yang merasakan dengan menggunakan teknik
digunakan selama proses pembelajaran di dalam pembelajaran membaca
membaca. Memilih menggunakan teknik- membuat siswa lebih aktif dan terlihat ada
teknik tersebut oleh guru didasarkan atas kegemaran yang terpancar dari diri siswa
karakteristik siswa yang diajarkan. Siswa di dalam membaca. Apalagi siswa SD
kelas awal memiliki karakteristik yang kelas awal masih sangat memerlukan
selalu aktif, ingin tahu segalanya, selalu tuntunan dan pengarahan terlebih di
suka bermain, serta selalu suka dengan dalam kegiatan membaca. Minat,
pembelajaran yang disertai dengan kesenangan, dan karakteristik siswa
contoh. Jadi, yang disampaikan harus menjadi tolok ukur guru dalam
disertai dengan tuntunan dan dekat menggunakan teknik membaca yang
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal dimunculkan. Dengan demikian
itu senada dengan pendapat Indrawati diharapkan, pembelajaran membaca yang
(2009: 27) yang menyatakan bahwa selama ini diberikan dapat dipahami dan
pembelajaran di SD kelas rendah bermakna bagi kehidupan sehari-hari
hendaknya menapak pada hal-hal yang siswa karena siswa SD kelas awal adalah
berada dekat dengan lingkungan peserta siswa yang baru mulai belajar bahasa
didik. Selain itu, Harjono (2005:7 21) yang sesungguhnya sehingga materi yang
memiliki pendapat bahwa guru harus diajarkan haruslah dapat melekat di benak
mampu menjadi contoh (teladan) di dalam siswa dan dapat dipahami untuk
sebuah pembelajaran. Selain itu juga guru mempermudah pembelajaran di tingkatan
harus mampu memahami karakteristik kelas yang lebih tinggi.
siswa yang diajar sehingga dengan
9
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
10
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
11
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
12